Anda di halaman 1dari 14

CONTOH PENERAPAN PERSAMAAN DIFERENSIAL,

FUNGSI FAKTORIAL,FUNGSI GAMMA DAN FUNGSI BETA


DALAM PERSOALAN FISIKA

NAMA

: RITA PERMATA SARI SITORUS

NIM

:4143121049

KELAS

:FISIKA DIK D 2014

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

Penerapan Persamaan Diferensial Orde I pada Fisika


1. Masalah Mekanika Klasik
Dalam bagian ini kita akan mendiskusikan masalah-masalah yang berkaitan dengan gerakan
partikel sepanjang garis lurus. Dengan menggunakan hukum Newton pertama dari gerakan,
bahwa benda diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap bergerak (akan tetap
mempertahankan kecepatannya) kecuali ada gaya luar yang mempengaruhinya. Dengan
hukum ke dua Newton, bahwa rata-rata perubahan dari momentum(momentum=massa x
kecepatan) suatu benda adalah berbanding lurus dengan gaya luar yang mempengaruhi benda
itu. Secara matematik, hukum kedua ini dapat dinyatakan sebagai :
dv
F=km
dt

dimana m adalah massa benda, v adalah kecepatan, dan k > 0 adalah konstanta pembanding
yang besarnya bergantung pada satuan yang digunakan. Jika digunakan satuan kaki untuk
jarak, pon untuk gaya, slug untuk mass(=1\32 pon), dandetik untuk waktu, maka k = 1 dan
(2.2.61) menjadi
F=m

dv
d2 s
=ma=m 2
dt
dt

dimana a adalah rata-rata perubahan kecepatan(biasanya disebut percepatan) dari benda, s


adalah jarak yang ditempuh dari benda dari titik tetap. Sebuah gaya 1 lb akan diberikan pada
benda dengan massa 1 slug maka percepatannya benda itu adalah 1 ft/det 2 . Ingat bahwa F,a,
dan v merupakan vektor artinya kecuali mempunyai besaran juga mempunyai arah. Sehingga
sangat penting tanda yang terdapat dalam vektor-vektor tersebut. Jika kita tulis
dv dv ds
=
dt ds dt
dan kita tahu bahwa v = ds/dt , maka persamaan (2.2.62) dapat ditulis sebagai

F=m

dv
ds

Newton juga memberikan ke kita hukum atraksi antara dua benda. Jika m1 dan m2 adalah dua
benda yang berjarak r, maka gaya atraksi antara kedua benda tersebut adalah
m1 m 2
F=k 2
r
dimana k adalah suatu konstanta pembanding. Sekarang kita akan mempelajari gerakan
vertikal. Misalkan, perhatikan gambar (2.4) dengan M= massa dari bumi, m= massa benda,
R= jari-jari bumi, dan y= jarak benda di atas permukaan bumi.
Dengan menggunakan rumus (2.2.63), maka gaya antara benda dan bumi, kita asumsikan
massa bumi dan benda terkonsentrasi pada pusatnya, menjadi
Mm
F=G
2
( R+ y )
dimana G adalah konstanta gravitasi. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya
resultannya ke bawah, ke pusat bumi. Jika jarak y dari benda di atas permukaan
bumi sangat kecil jika dibandingkan dengan jari-jari bumi R, maka kesalahan dari penulisan
gaya atraksinya menjadi
F=

GMm
R2

juga akan kecil. Jari-jari bumi R kira kira 4000 mil. Jika jarak benda kira-kira 1 mil masih
dianggap kecil karena (4000 5280)2 kaki dan (4001 5280)2 kaki akan sangat kecil
perbedaannya. Dengan mengganti s dengan y dalam persamaan (2.2.62) maka kita akan
peroleh
2
d y GMm
m 2=
dt
R2
Karena G,M,danR adalah konstan, kita bisa mengganti GM/R2 dengan konstanta baru,
misalkan dengan g. Oleh karena itu kita peroleh persamaan diferensial dari benda jatuh
karena gaya gravitasi bumi, yakni
d2 y
dv
m 2 =gm , m =gm
dt
dt
Dimana v=dy/dt. Dari persamaan(2.2.64)kita bisa dapatkan bahwa gaya atraksi dari bumi
kebawah adalah
dy
=g
dt 2
Jadi konstanta g merupakan suatu percepatan benda berkaitan dengan gaya atraksi bumi.
Gaya ini sering disebut dengan gaya gravitasi bumi. Biasanya di tempat berbeda dari bumi
akan memiliki gaya gravitasi yang berbeda karena perbedaan ketinggiannya. Gaya gravitasi
bumi rata rata 32 kaki/detik2. Jika kita integralkan persamaan (2.2.65) memberikan
persamaan kecepatan

=+ c
( dy
dt )

v=

Dan jika kita integrasikan sekali lagi kita akan peroleh persamaan jaraknya, yakni
2
y= +c 1 t +c 2
2
2. Masalah perubahan Suhu
Sebuah benda dengan suhu 1800 dimasukkan dalam suatu cairan yang mempunyai
suhu konstan 600. Dalam satu menit, suhu benda yang dimasukkan menjadi 120 0
Berapa lama waktu yang diperlukan sehingga suhu benda itu menjadi?
Jawab:
Misalkan T menyatakan suhu benda pada sembarang waktu t. Dalam hal ini kita
mempunyai TM = 60. Jadi kita punyai persamaan diferensial
dT
dT
=k ( T 60 )
=kdt
dt
T 60
Dimana tanda negatif menunjukkan penurunan suhu T. Kita integralkan sekaligus kita
gunakan kondisi kondisi awalnya, kita dapatkan
120
1
=k dt
T dT
60
T180
t =0
Kita peroleh

2
(
)
ln 0.5 =k ,atau k=ln )

Sekarang,
90
1
dT
=2 dt

T180 T 60
t =0
Jadi
ln ( 0.25 )=ln ( 2 ) t

t=0

Jadi akan diperlukan waktu 2 menit agar suhu benda itu akan menjadi 900.
3. Masalah GLBB
Sebuah partikel bergerak lurus dengan persamaan gerak
2
x ( t )=mt +nt + p
Maka:
1. Saat t = 0, maka posisi terletak di x0 = x (t=0) = p
dx
v = =2 mt +n
2. Laju partikel adalah
dt
3. Laju partikel saat t = 0 adalah v0 = n
dv
a= =2 m
4. Percepatan partikel adalah
dt
Karena itu dari persamaan laju dan percepatan partikel diperoleh

v =v 0 +at
Sementara itu dari posisi partikel diperoleh
1 2
x=x 0+ v 0 t+ at
2

Hubungan antara

v , v 0 , t , x dan x 0

dapat dituliskan sebagai

v 2=v 02 +2 a( xx 0 )

Sementara itu hubungan antara

v , v 0 , t , x dan x 0

Ditulis dalam bentuk

1
x=x 0+ t(v+ v 0 )
2
Selanjutnya dibahas penerapan turunan untuk menentukan maksimum atau minimum pada
luasan tertentu. Ditinjau sebuah tali yang panjangnya l. Tali tersebut dipotong menjadi dua
bagian, satu bagian dibuat lingkaran dan satu bagian dibuat bujursangkar. Ingin dicari
panjang potongan tali masing masing agar jumlah kedua luas tersebut bernilai minimum.
Misalkan panjang tali lingkaran dan bujursangkar berturut turut x dan l x .Maka
x 2 x2
Luas lingkaran=
=
2
4

( )

Sedangkan
Luas bujursangkar=

1x 2
16

Jumlah kedua luas tersebut:


L=

1 1 2 lx l 2
+
x +
4 16
8 16

Dengan menurunkan L ke x diperoleh


dL
1 1
1
=
+ x =0
dx 2 8
8

Atau

x=

l
4 +1

Dengan menurunkan L sekali lagi ke x diperoleh


d2 L 1 1
= + >0
dx 2 2 8
Yang menunjukkan bahwa x yang diperoleh adalah titik minimum. Jadi agar jumlah luas
keduanya minimum :
panjang taliuntuk lingkaran=

l
4 +1

Sedangkan
panjang taliuntuk lingkaran=

4 l
4 +1

Penerapan Persamaan Diferensial Orde II pada Fisika


Suatu ayunan dengan panjang l dan massa m bergantung di titik P (lihat gambar 3.5).
Dengan mengabaikan semua gaya kecuali gaya gravitasi, temukan persamaan geraknya.
Jawab:
Misalkan titik massa C akan bergerak melingkar dengan jari-jari l dan berpusat di P.
Misalkan adalah sudut dalam arah positif yang dibuat oleh tali dengan garis vertikal
pada saat t. Maka komponen sepanjang garis singgung menjadi mg sin . Jika s
merupakan panjang busur C0C, maka akan dipunyai s = l
busur menjadi:

dan percepatan sepanjang

d2 s d2
=t 2
dt 2
dt
Sehingga kita akan mempunyai relasi
d2
ml 2 =mg sin
dt

Atau
d2
l
=g sin
dt 2

( )

Dengan mengalikan persamaan diatas kita kalikan dengan 2

d
dt

dan kita integrasikan, kita

peroleh
l

d 2
=2 gcos +C 1
dt

( )

Atau
d
dt
=
2 gcos +C 1 l
Integral tersebut tidak dapat dinyatakan dalam fungsi sederhana. Dalam hal kecil maka kita
bisa aproksimasi sin sehingga persamaan pendulumnya menjadi
2

d g
+ =0
2
l
dt
yang dengan mudah diselesaikan, yakni

=C 1 cos g<+ C2 sin g<


Hasil ini merupakan contoh gerak harmonik sederhana dengan amplitudo

C +C
2
1

2
2

dan

l
period 2 g
2. Suatu bola dengan massa m dilempar ke atas tegak lurus dari titik O dengan kecwpatan
awal v0. Carilah tinggi maksimum yang dicapai , dengan menggadaikan bahwa tekanan udara
sebanding dengan kecepatan.
Jawab :
Perhatikan gambar berikut ini. Misalkan arah bola ke atas dari titik O adalah

Positif. Dan misalkan x adalah jarak massa dari O pada saat t. Pada massa ada dua gaya yang
bekerja, yakni gaya gravitasi yang besarnya mg dan gaya tahan yang besarnya berbanding
dengan kecepatan yakni

Kv=K

dx
dt

, yang semua gaya mempunyai arah ke bawah karena

bola dilempar ke atas. Menurut hukum Newton bahwa m v = jumlah gaya, maka:
2

d x
dx
m
=mgk ,
dt
dt
Atau kita tuliskan
2

d x
dx
+ k =g
dt
dt
Dimana

K=mk . Dengan mudah dapat kita dapatkan solusi dari persamaan diferensial

orde dua homogen, yakni

9
x=C 1+C 2 ekt t
k
v0 q
Dengan kondisi awal t = 0 , x(0) = 0, dan v(0) = v0 , kita peroleh C1= C2= k + k 2 ,
sehingga kita peroleh
x=

1
g
kt
g+ k v 0 ) ( 1e ) t
2(
k
k

1 g+k v 0
Tinggi maksimum dicapai bila v=0, dan diperoleh t = k ln g
. Sehingga tinggi
maksimumnya:
1
g g+ k v 0
x ( t )= (v 0 ln
)
k
k
g
3. Suatu massa m bergerak bebas sepanjang sumbu x ,itarik menuju titik asal dengan gaya
sebanding dengan jaraknya dari titik asal. Temukan persamaan geraknya
(a) jika gerakan tersebut mulai dari diam di x = x0
(b) bila gerakan tersebut mulai di x = x0 dengan kecepatan awal

v0

yang bergerak dari

titik asal.
Jawab :
Misalkan x adalah jarak dari massa dan titik asal pada saat t. Maka
m

d2 x
=Kx
dt

Atau
2

d x 2
+ k x=0
dt
Dengan

K=mk

. Kita selesaikan persamaan diferensial tersebut dan mendapatkan

kt + c 2 cos kt
x=c1 sin
Bila kita turunkan terhadap t, kita dapatkan

kt kc 2 sin kt
dx
v = =kc cos
dt
1
(a) Bila t = 0, x = x0 dan v =0 , maka didapat c1=0 dan c2 = x0. Solusinya menjadi x =
x0 cos kt. Ini merupakan gerakan harmonik dengan amplitudo x0 dan periode 2 /k
v0
v =v 0
(b) Bila t =0, x = x0 dan
, maka c2 = x0, c1= k . Jadi solusinya menjadi
x=

v0
cos ktx 0 sinkt
k

Ini merupakan gerakan harmonik juga dengan amplitudo


v 02+k 2 x 02
k
Dan periodenya

2
k .

Penerapan Fungsi Faktorial


Fungsi faktorial merupakan fungsi rekursif. Fungsi ini biasanya digunakan dalam program
menyelesaikan deret dan fungsi fungsi lainnya. Fungsi ini juga biasanya digunakan dalam
pembuatan sebuah program.
Penerapan Fungsi Gamma Dalam Perhitungan Fisika
Contoh:
Sebuah partikel ditarik menuju ke titik O yang tetap dengan sebuah gaya yang berbanding
terbalik dengan jarak sesaatnya dari O. Jika partikel tersebut dilepaskan dari kedudukan diam,
carilah waktu yang diperlukan oleh partikel tersebut untuk mencapai O.
Jawab:
Pada waktu t=0 misalkan partikel tersebut diletakkan pada sumbu x di x=a >0 dan misalkan
O adalah titik asal. Maka menurut hukum Newton
2

d x k
=
x
dt 2

Di mana m adalah massa partikel dan k>0 adalah konstanta kesebandingan.


dx
=v
dt

, yakni kecepatan partikel tersebut. Maka

persamaan (1) menjadi


mv

dv k
mv 2
=
atau
=k ln x +c
dx x
2

Misalkan

d x dv dv dx
dv
= = =v
2
dt dx dt
dx , maka
dt

Setelah mengintegralkannya. Karena v=0 di x=a, maka kita mendapatkan c=k ln a. Maka :

mv2
a
dx
2k
a
=k ln atau v= =
ln
2
x
dt
m
x
Dimana di pilih tanda negatif karena x berkurang jika t bertambah. Jadi kita mendapatkan
bahwa waktu T yang diperlukan oleh partikel untuk bergerak dari x=a ke x=0 akan diberikan
oleh

T =a

m
u1/ 2 e u du=a 2mk 12 =a m
2k 0
2k

()

Penerapan Fungsi Beta dalam Perhitungan Fisika (Pendulum)

Suatu pendulum sederhana dengan panjang l dan massa m. Telah pernah dibahas bahwa
energi kinetik sistem tersebut dapat dinyatakan
1 2 1
2
T = mv = m(l )
2
2
Sedangkan energi potensialnya
V =mgl cos
Lagrangian sistem tersebut adalah
1
2
L=T V = m ( l ) +mgl cos
2

Dan persamaan Langrangenya adalah

g
m l +mgl
sin =0 =
l

dt
2

Biasanya dianalisa untuk gerak dengan sudur simpangan yang kecil yang memberikan solusi
berupa gerak harmonik sederhana. Namun untuk sudut simpangan yang tidak kecil,
penggunaan fungsi Beta akan dapat membantu. Jika persamaan differensial diatas dikalikan
dengan ddt maka akan diperoleh
g sin d =
g sin d 1 2= g cos +
=
const
l
l
2
l

Misalkan untuk gerak dengan dari / 2 sampai + /2 untuk keadaan ini =0


pada =90 sehingga const=0 maka diperoleh
1 2 g
= cos
2
l

d
2g
=
cos
dt
l

d
2g
=
dt
l
cos
Untuk sampai /2 dapat dinyatakan

2g T
.
l 4
T/4
d
2g
=

l 0
cos
dt=

/2

Atau periodanya adalah

/2

l
d
T =4

2 g 0 cos
Integral tersebut dapat dinyatakan sebagai fungsi Beta:
/2
2

(cos) d= ( sin)

(12 )1

( cos)

/2

( 14 )1

1 1
d=B( , )
2 4

Anda mungkin juga menyukai