Dengan menggantikan sisi sebelah kanan persamaan ini dengan persamaan (14.44) dan
memindahkan suku-sukunya, kita peroleh
2𝐻 𝑑2 𝛿∆
+ (𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝛿0 )𝛿∆ = 0 (14.46)
𝜔𝑠 𝑑𝑡 2
Karena δ0 adalah suatu nilai yang konstan. Melihat bahwa Pmaks cos δ0 adalah kemiringan
(slope) dari lengkung sudut-daya pada sudut δ0 , kita nyatakan kemiringan ini sebagai Sp
dan mendifinisikannya sebagai
𝑑𝑃𝑒
𝑆𝑝 = | 𝛿 = 𝛿0 = 𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝛿0 (14.47)
𝑑𝛿
Ini adalah persamaan diferensial linear orde-kedua, yang penyelesainnya tergantung pada
tanfa aljabar dari SP. Bila SP positif, penyelesaian δ (t) bersesuaian dengan penyelesaian
untuk gerakan harmonis yang sederhana; gerakan semacam itu dilukiskan oleh osilasi
bandul (pendulum) yang berayun tanpa redaman. 1Bila SP negatif, penyelesaian δ (t)
bertambah besar secara eksponensial dengan tanpa batas. Jadi, dalam gamar 14.6 titik kerja
δ = 28,44º adalah titik dengan keseimbangan yang stabil, dalam arti bahwa ayunan sudut
rotor adalah terbatas besarnya setelah terjadinya gangguan kecil. Dalam keadaan fisik yang
sesungguhnya, redaman akan mengembalikkan sudut rotor pada δ0 = 28,44º setelah
timbulnya gangguan listrik yang sifatnya sementara. Sebaliknya, titik δ = 151,56º adalah
suatu titik dengan keseimbangan yang tidak stabil karena di sana SP adalh negative. Maka
titik ini bukanlah suatu titik kerja yang besar.
Posisi rotor generator yang berubah-ubah yang berayun terhadap rel tak terhingga dapat
dibayangkan dengan suatu perbandingan. Kita tinjau bandul yang berayun dari suatu pasak
pada kerangka yang tidak bergerak, seperti ditunjukkan dalam gambar 14.7a. Titik a dan c
adalah titik maksimum dari osilasi bandul itu terhadap keseimbangan b. Peredaman
akhirnya akan membawa banful ke keadaan diam ada b. Sekarang bayangkanlah suatu
piringan yang berputar menurut arah jarum jam pada pasak bandul tersebut seperti
ditunjukkan dalam Gambar 14.7b, dan letakkanlah gerakan bandul itu diatas gerakan
piringan. Bila bandul tersebut bergerak dari a ke c, kecepatan sudut gabungan akan lebih
lambat daripada kecepatan piringan. Bila bandul bergerak dari c ke a , kecepatan sudut
gabungan adalah lebih cepat dari pada kecepatan piringan.
1
Persamaan untuk gerakan harmonis sederhana adalah d2x / dt2 + ωn2 x = 0, yang mempunyai penyelesaian umum A
cos ωn t + B sin ωn t dengan konstanta A dan B yang ditentukan oleh keadaan-keadaan awal. Bila dibuat grafiknya
penyelesaiannya itu akan berupa suatu sinusioda tanpa redaman dengan frekuensi sudut ω n .
Gambar 14.7.
Bandul dan piringan
yang berputar untuk
melukiskan suatu
rotor yang berayun
terhadap suatu rel
tak terhingga. c. Bandulan b. Bandulan pada piringan
Pada titik a dan c, kecepatan sudut bandul itu sendiri adalah nol dan kecepatan sudut
gabungan sama denga kecepatan sudut piringan. Bila kecepatan sudut piringan sesuai
dengan kecepatan serempak motor, dan bila gerakan badul itu sendiri melukiskan ayunan
rotor terhadap rel tak terhingga, gerakan gabungan (superimposed) dari banful dan piringan
itu dapat mewakili gerakan yang sebenarnya dari rotor.
Dari pembicaraan di atas, kita menarik kesimpulan bahwa pnyelesaian unutk
persamaan (14.48) akan merupakan osilasi sinusoidal asal saja koefisien daya sinkronisasi
SP adalah positif. Frekuensi sudut osilasi tana-redaman diberikan oleh
𝜔𝑠 𝑆𝑝
𝜔𝑛 = √ 𝑟𝑎𝑑 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 (14.49)
2𝐻
1 𝜔𝑠 𝑆𝑝
𝑓𝑛 = √ 𝐻𝑧 (14.50)
2𝜋 2𝐻
Contoh 14.6. Mesin pada contoh 14.3 bekerja pada δ = 28.44º ketika mesin tersebut
terkena gangguan ringan sementara pada sistem kelirstrikannya. Tentukanlah frekuensi
dari pada perioda osilasi dari rotor mesin bila gangguan tersebut berhasil dihilangkan
sebelum penggerak-mulanya emberikan reaksi. H = 5 MJ/MVA.
JAWABAN: Persamaan ayunan yang berlaku ialah persamaan (14.48) dan koefisien daya
sinkronisasi pada titik kerja adalah
𝑆𝑃 = 2,10 cos 28,44° = 1,8466
Oleh karena itu, frekuensi sudut osilasi adalah
𝜔𝑠 𝑆𝑝 377 × 1,8466
𝜔𝑛 = √ = √ = 8,343 𝑟𝑎𝑑 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
2𝐻 2 ×5
Contoh . hitunglah sudut dan waktu pemutusan kritis untuk sistem dibawah ini
Bila sistem tersebut dikenakan suatu gangguan tiga-fasa pada titik P pada saluran transmisi
yang pendek. Keadaan keadaan permulaan sama seperti contoh 14.3 dan H sama dengan
5MJ/MVA.
Jawaban :
Persamaan sudut daya : Pe = P maks sin δ = 2,10 sin δ
Sudut rotor awal :
Daya masukan mekanis Pm adalah 1,0 per satuan
Nilai ini adalah ekuivalen dengan suatu waktu pemutusan kritis, sebesar 13,3 putaran
didasarkan pada frekuensi 60 Hz.
Gambar 14.11
Kriteria sama-luas yang diterapkan pada pemutusan gangguan bila daya dipancarkan
selama gangguan luas A1 dan A2 adalah sama
Penyeleasaian waktu ktritis berdasarkan gambar tersebut
Untuk menentukan waktu pemutusan kritis, kita harus mendapatkan lengkungan ayunan δ
versus t untuk contoh kasus ini.
Contoh suatu saluran transmisi 230kV 60 Hz mempunyai dua generator dan sbeuah rel
tak terhingga seperti ditujukan dalam gambar dibawah ini
Data saluran seperti tabel dibawah ini
Gangguan tiga fasa terjadi pada saluran 4-5 dekat rel 4. Dengan menggunakan
penyelesaian aliran beban gangguan yang diberika tabel berikut
Tentukan persamaan ayunan masing masing mesin selama perioda gangguan. Dengan
nilai reaktansi dan H yang dinyatakan menurut dasar 100MVA seperti berikut
Jawaban :
Arus yang mengalir
Jadi
Jadi
Contoh
Gangguan tiga-fasa yang telah diuraikan dalam contoh diatas diputuskan dengan jalan
membuka secara secerentk pemutus rangkaian pada ujung saluran yang terganggu.
Tentukanlah persamaan ayunan untuk perioda setelah terjadinya gangguan.
Persamaan sudut daya per ssatuan
Dan
Perioda selanjutnya , persamaan ayunan yang berlaku
Dan