Anda di halaman 1dari 12

1.

Koefisien daya sinkronisasi


Dalam contoh 14.3 titik kerja pada sinusioda lengkung Pe dalam gambar 14.6 didapatkan
pada δ0 sama dengan 28,44º di mana masukan daya mekanis Pm sama dengan keluaran
daya listrik Pe. Pada gambar yang sama terlihat juga bahwa Pe sama dengan Pm pada δ =
151,56º, dan ini mungkin kelihatan sebagai suatu titik kerja yang juga dapat diterima.
Tetapi sekarang akan diperlihatkan bahwa hal ini tidaklah demikian keadaannya.
Suatu persyaratan yang masuk akal untuk titik kerja yang dapat diterima ialah
bahwa generator tidak akan kehilangan keserempakannya bila terjadi perubahan kecil yang
sifatnya sementara pada keluaran daya listrik dari mesin itu. Untuk mempelajari
persyaratan ini untuk daya maskan mekanis Pm yang tetap, tinjaulah perubahan yang
sangat kecil pada parameter titik kerja dengan meninjau
δ = δ0 + δΔ Pe = Pe0 + PeΔ (14.40)
di mana subskrip nol menyatakan nilai titik kerja keadaan-tetap dan subskrip Δ menyatakan
perubahan kecil terhadap nilai tersebut. Dengan memasukan Persamaan (14.40) ke dalam
persamaan (14.37), kita peroleh persamaan sudut-daya untuk sistem dua mesin yang umum
dalam bentuk
Pe0 + PeΔ = Pmaks sin (δ0 + δΔ)
= Pmaks ( sin δ0 cos δΔ + cos δ0 sin δΔ)
Karena δ adalah pergeseran yang sangat kecil dari δ0.
Sin δΔ ≈ δΔ dan cos δΔ ≈ 1 (14.41)
Dan persamaan yang terdahulu menjadi
Pe0 + PeΔ = Pmaks sin δ0 + (Pmaks cos δ0 ) δΔ (14.42)
Di mana kesamaan yang ketat sekarang digunakan. Pada titik-kerja awal δ0.
Pm = Pe0 = Pmaks sin δ0 (14.43)
Dan dari kedua persamaan terakhir diperoleh
Pm - (Pe0 + PeΔ) = - ( Pmaks cos δ0 ) δΔ (14.44)
Dengan masukan variabel-variabel kecil dari persamaan (14.40) ke dalam persamaan
ayunan dasar, persamaan (14.42) kita peroleh
2𝐻 𝑑2 (𝛿0 +𝛿∆ )
= 𝑃𝑚 − (𝑃𝑒0 + 𝑃𝑒∆ ) (14.45)
𝜔𝑠 𝑑𝑡 2

Dengan menggantikan sisi sebelah kanan persamaan ini dengan persamaan (14.44) dan
memindahkan suku-sukunya, kita peroleh
2𝐻 𝑑2 𝛿∆
+ (𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝛿0 )𝛿∆ = 0 (14.46)
𝜔𝑠 𝑑𝑡 2
Karena δ0 adalah suatu nilai yang konstan. Melihat bahwa Pmaks cos δ0 adalah kemiringan
(slope) dari lengkung sudut-daya pada sudut δ0 , kita nyatakan kemiringan ini sebagai Sp
dan mendifinisikannya sebagai
𝑑𝑃𝑒
𝑆𝑝 = | 𝛿 = 𝛿0 = 𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝛿0 (14.47)
𝑑𝛿

Di mana Sp dinamakan koefisien daya sinkronisasi (sycvhronizing power coefficient). Bila


SP digunakan dalam persamaan (14.46), persamaan ayunan yang mengatur perubahan-
perubahan kecil sudut-rotor dapat dituliskan dalam bentuk
𝑑2 𝛿∆ 𝜔𝑆 𝑆𝑃
+ 𝛿∆ = 0 (14.48)
𝑑𝑡 2 2𝐻

Ini adalah persamaan diferensial linear orde-kedua, yang penyelesainnya tergantung pada
tanfa aljabar dari SP. Bila SP positif, penyelesaian δ (t) bersesuaian dengan penyelesaian
untuk gerakan harmonis yang sederhana; gerakan semacam itu dilukiskan oleh osilasi
bandul (pendulum) yang berayun tanpa redaman. 1Bila SP negatif, penyelesaian δ (t)
bertambah besar secara eksponensial dengan tanpa batas. Jadi, dalam gamar 14.6 titik kerja
δ = 28,44º adalah titik dengan keseimbangan yang stabil, dalam arti bahwa ayunan sudut
rotor adalah terbatas besarnya setelah terjadinya gangguan kecil. Dalam keadaan fisik yang
sesungguhnya, redaman akan mengembalikkan sudut rotor pada δ0 = 28,44º setelah
timbulnya gangguan listrik yang sifatnya sementara. Sebaliknya, titik δ = 151,56º adalah
suatu titik dengan keseimbangan yang tidak stabil karena di sana SP adalh negative. Maka
titik ini bukanlah suatu titik kerja yang besar.
Posisi rotor generator yang berubah-ubah yang berayun terhadap rel tak terhingga dapat
dibayangkan dengan suatu perbandingan. Kita tinjau bandul yang berayun dari suatu pasak
pada kerangka yang tidak bergerak, seperti ditunjukkan dalam gambar 14.7a. Titik a dan c
adalah titik maksimum dari osilasi bandul itu terhadap keseimbangan b. Peredaman
akhirnya akan membawa banful ke keadaan diam ada b. Sekarang bayangkanlah suatu
piringan yang berputar menurut arah jarum jam pada pasak bandul tersebut seperti
ditunjukkan dalam Gambar 14.7b, dan letakkanlah gerakan bandul itu diatas gerakan
piringan. Bila bandul tersebut bergerak dari a ke c, kecepatan sudut gabungan akan lebih
lambat daripada kecepatan piringan. Bila bandul bergerak dari c ke a , kecepatan sudut
gabungan adalah lebih cepat dari pada kecepatan piringan.

1
Persamaan untuk gerakan harmonis sederhana adalah d2x / dt2 + ωn2 x = 0, yang mempunyai penyelesaian umum A
cos ωn t + B sin ωn t dengan konstanta A dan B yang ditentukan oleh keadaan-keadaan awal. Bila dibuat grafiknya
penyelesaiannya itu akan berupa suatu sinusioda tanpa redaman dengan frekuensi sudut ω n .
Gambar 14.7.
Bandul dan piringan
yang berputar untuk
melukiskan suatu
rotor yang berayun
terhadap suatu rel
tak terhingga. c. Bandulan b. Bandulan pada piringan

Pada titik a dan c, kecepatan sudut bandul itu sendiri adalah nol dan kecepatan sudut
gabungan sama denga kecepatan sudut piringan. Bila kecepatan sudut piringan sesuai
dengan kecepatan serempak motor, dan bila gerakan badul itu sendiri melukiskan ayunan
rotor terhadap rel tak terhingga, gerakan gabungan (superimposed) dari banful dan piringan
itu dapat mewakili gerakan yang sebenarnya dari rotor.
Dari pembicaraan di atas, kita menarik kesimpulan bahwa pnyelesaian unutk
persamaan (14.48) akan merupakan osilasi sinusoidal asal saja koefisien daya sinkronisasi
SP adalah positif. Frekuensi sudut osilasi tana-redaman diberikan oleh

𝜔𝑠 𝑆𝑝
𝜔𝑛 = √ 𝑟𝑎𝑑 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 (14.49)
2𝐻

Yang sesuai dengan frekuensi osilasi yang diberikan oleh

1 𝜔𝑠 𝑆𝑝
𝑓𝑛 = √ 𝐻𝑧 (14.50)
2𝜋 2𝐻

Contoh 14.6. Mesin pada contoh 14.3 bekerja pada δ = 28.44º ketika mesin tersebut
terkena gangguan ringan sementara pada sistem kelirstrikannya. Tentukanlah frekuensi
dari pada perioda osilasi dari rotor mesin bila gangguan tersebut berhasil dihilangkan
sebelum penggerak-mulanya emberikan reaksi. H = 5 MJ/MVA.
JAWABAN: Persamaan ayunan yang berlaku ialah persamaan (14.48) dan koefisien daya
sinkronisasi pada titik kerja adalah
𝑆𝑃 = 2,10 cos 28,44° = 1,8466
Oleh karena itu, frekuensi sudut osilasi adalah

𝜔𝑠 𝑆𝑝 377 × 1,8466
𝜔𝑛 = √ = √ = 8,343 𝑟𝑎𝑑 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
2𝐻 2 ×5

Frekuensi osilasi yang bersesuaian adalah


8,343
𝑓𝑛 = = 1,33 𝐻𝑧
2𝜋
Dan perioda osilasinya adalah
1
𝑇= = 0,753 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑓𝑛
Contoh ini adalah contoh penting dilihat dari sudut praktek karena menunjukkan ketentuan
ukuran besaran (order of magnitude) frekuensi yang dapat ditumpangkan di atas
(superimposed) frekuensi nominal 60 Hz dalam sistem daya yang besar yang mempunyai
banyak mesin yang saling dihubungkan. Sementara beban pada sistem berubah-berubah
dengan sembarang sepanjang har. Osilasi antar mesin yang menyangkut frekuensi dengan
ketentuan ukuran sebesar 1 Hz dapat timbul, tetapi ini akan diredam dengan cepat oleh
bermacam-macam pengaruh peredam yang disebabkan oleh penggerak-mula, beban
sistem, dan mesin itu sendiri. Penting untuk dicatat bahwa kendatipun sistem transmisi
pada contoh kita mengandung resistansi, tidak urung ayunan rotor tadi adalah harmonis
dan tak teredam.

2. Kriteria sama-luas pada kestabilan


Mencari sudut pemutusan kritis dan waktu pemutusan krits
Rumus menghitung sudut pemutusan kritis:

Rumus mencari waktu pemutusan kritis

Contoh . hitunglah sudut dan waktu pemutusan kritis untuk sistem dibawah ini

Bila sistem tersebut dikenakan suatu gangguan tiga-fasa pada titik P pada saluran transmisi
yang pendek. Keadaan keadaan permulaan sama seperti contoh 14.3 dan H sama dengan
5MJ/MVA.
Jawaban :
Persamaan sudut daya : Pe = P maks sin δ = 2,10 sin δ
Sudut rotor awal :
Daya masukan mekanis Pm adalah 1,0 per satuan

Sudut pemutusan kritis

Nilai ini adalah ekuivalen dengan suatu waktu pemutusan kritis, sebesar 13,3 putaran
didasarkan pada frekuensi 60 Hz.

3. Penerapan lebih lanjut sama-luas

Gambar 14.11
Kriteria sama-luas yang diterapkan pada pemutusan gangguan bila daya dipancarkan
selama gangguan luas A1 dan A2 adalah sama
Penyeleasaian waktu ktritis berdasarkan gambar tersebut

Beberapa jenis gangguan dapat digolongkan menjadi :


a. Gangguan tunggal dari saluran ke tanah
b. Gangguan antar-saluran
c. Gangguan ganda dari saluran ke tanah
d. Gangguan tiga fasa
Contoh tentukanlah sudut pemutusan kritis untuk gangguan tiga-fasa seperti yang
diuraikan dalam contoh 14.4 dan 14.5 bila konfiguraasi sistem awal dan keadaan keadaan
kerja pragangguan adalah speerti dilukiskan dalam contoh 14.3
Jawaban :
Persamaan sudut-daya yang diperoleh dari contoh terdahulu adalah
Sebelum gangguan : Pmaks sinδ = 2,100 sinδ
Selama gangguan : r1 Pmaks sinδ = 0,808 sinδ
Setelah gangguan : r2 Pmaks sinδ = 1,500 sinδ
Jadi

Untuk menentukan waktu pemutusan kritis, kita harus mendapatkan lengkungan ayunan δ
versus t untuk contoh kasus ini.

4. Studi (telaah) kestabilan mesin-majemuk : representasi klasik


Model kestabilan klasik:
a. Masukan daya mekanis ke masing-masing meisn adalah tetap konstan selama
keseluruhan perioda perhitungan lengkung ayunan.
b. Daya peredaman dapat diabaikan
c. Setiap mesin diwakili oleh suatu reaktansi peralihan yang konstan yang tehubung seri
dengan suatu tegangan dalam peralihan yang konstan pula
d. Sudut rotor mekanis dari setiap mesin adalah bersamaan dengan δ yaitu sudut fasa
listrik dari tegangan dalam peralihan
e. Semua beban boleh dianggap sebagai impedansi shunt ke tanah dengan nilai yang
ditentukan oleh keadaan yang berlangsung tepat sebelum keadaan peralihan.
Dua langkah pendahuluan :
1. Nilai untuk daya, daya reaktif, dan tegangan terminal dan rel beban dengan semua
sudutnya yang diukur terhadap rel berayun. Rumus mencari tegangan dalam peralihan

Daya yang keluar dari generator

Persamaan sudut daya merupakan bagian dari persamaan ayunan

Contoh suatu saluran transmisi 230kV 60 Hz mempunyai dua generator dan sbeuah rel
tak terhingga seperti ditujukan dalam gambar dibawah ini
Data saluran seperti tabel dibawah ini

Gangguan tiga fasa terjadi pada saluran 4-5 dekat rel 4. Dengan menggunakan
penyelesaian aliran beban gangguan yang diberika tabel berikut

Tentukan persamaan ayunan masing masing mesin selama perioda gangguan. Dengan
nilai reaktansi dan H yang dinyatakan menurut dasar 100MVA seperti berikut

Jawaban :
Arus yang mengalir
Jadi

Pada rel tak terhingga

Dan karena itu

Beban pada rel 4 dan 5 diwakili oleh admitansi

Jadi

Selama gangguan bekerja rel 4 dihubungkan dengan tanah


Matriks admitansi
Persamaan sudut daya per satuan

Persamaan ayunan yang dikehendaki

Contoh
Gangguan tiga-fasa yang telah diuraikan dalam contoh diatas diputuskan dengan jalan
membuka secara secerentk pemutus rangkaian pada ujung saluran yang terganggu.
Tentukanlah persamaan ayunan untuk perioda setelah terjadinya gangguan.
Persamaan sudut daya per ssatuan

Dan
Perioda selanjutnya , persamaan ayunan yang berlaku

Dan

Persamaan ayunan resultan pada setiap keadaan akhirnya membentuk

Anda mungkin juga menyukai