Anda di halaman 1dari 7

MODUL 7 TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH

Muh. Aji Kuncoro Prihambodo (18015033)


Asisten: Bagus Prabangkoro (13213125)
Tanggal Percobaan: 17/04/2017
EL2205-Praktikum Elektronika
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak
Pada praktikum ini dilakukan percobaan mengenai transistor
switch. Percobaan ini dilakukan dengan mengguanan tiga jenis
Transistor yaitu BJT, n-MOS, dan inverter CMOS. Ketiga
percobaan masing-masing dilakukan dengan dua buah metode
yaitu dengan metode pengukuran menggunakan multimeter
dan dengan pengamatan menggunakan osikoskop.
Kata kunci: BJT, MOSFET, mode saturasi, mode cut-
off.

1. PENDAHULUAN
Modul ini memiliki tujuan sebagai berikut. Gambar 2-1 Titik kerja saturasi sebagai switch

 Mengetahui dan mempelajari fungsi Dalam percobaan ini perpindahan titik kerja
transistor sebagai switch. dilakukan dengan mengubah-ubah pra-tegangan
(bias) dari emitter-base.
 Mengetahui dan mempelajari karakteristik
kerja Bipolar Junction Transistor ketika 2.3 MOSFET SEBAGAI SWITCH
beroperasi sebagai switch.
Selain BJT, MOSFET juga dapat berfungsi sebagai
 Mengetahui dan mempelajari karakteristik switch. Dibandingkan dengan BJT, sifat switch dari
kerja MOS Field-Effect Transistor baik tipe MOSFET juga lebih unggul karena membutuhkan
n-MOS maupun CMOS ketika beroperasi arus yang sangat kecil untuk operasinya.
sebagai switch.
Ada dua tipe MOSFET menurut tegangan kerjanya
Percobaan yang dilakukan adalah melihat perilaku yaitu n-Channel MOSFET (n-MOS) dan p-Channel
atau karakteristik hubungan tegangan-arus atau MOSFET (p-MOS). Dimana n-MOS bekerja dengan
tegangan-tegangan pada setiap jenis switch. Jenis memberikan tegangan positif pada gate, dan
switch yang dimaksud adalah BJT, n-MOS, serta sebaliknya, p-MOS bekerja dengan memberikan
Inverter CMOS. tegangan negatif di gate. n-MOS berlaku sebagai
switch dengan membuatnya bekerja di sekitar
2. STUDI PUSTAKA daerah saturasinya. Daerah kerja dari n-MOS dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
2.1 SWITCH IDEAL
Sebuah switch ideal harus mempunyai
karakteristik pada keadaan “off” ia tidak dapat
dilalui arus sama sekali dan pada keadaan “on” ia
tidak mempunyai tegangan drop.

2.2 TRANSISTOR BJT SEBAGAI SWITCH


Komponen transistor dapat berfungsi sebagai
switch, walaupun bukan sebagai switch ideal.
Untuk dapat berfungsi sebagai switch, maka titik
kerja transistor harus dapat berpindah-pindah dari Gambar 2-2 Titik kerja n-MOS
daerah saturasi (switch dalam keadaan “on”) ke
daerah cut-off (switch dalam keadaan “off”). Untuk
jelasnya lihat gambar di bawah ini.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1


2.4 RANGKAIAN CMOS
Susun rangkaian Posisikan Rvar pada
Jika n-MOS dan p-MOS digabungkan, akan seperti pada gambar nilai minimum
dihasilkan rangkaian CMOS (Complementary 3-1 dengan VCC = 12 (VBE=0). Catat harga
MOS) yang ditunjukkan oleh gambar berikut ini. Vdc. VCE awal.
Untuk memperlakukan CMOS supaya bekerja
sebagai switch, kita harus mengubah-ubah daerah
kerjanya antara cut-off dan saturasi.
Naikan tegangan di Base Tepat pada saat
(dengan memutar Rvar)
lampu menyala, catat
perlahan-lahan hingga
terlihat lampu menyala harga: IB, IC, VBE dan
(relay bekerja). VCE.

Naikkan tegangan di Base Kemudian turunkan


(dengan memutar Rvar), tegangan catu perlahan-
catat IB dan IC. Tentukan lahan hingga lampu padam
tiga nilai pengukuran antara kembali. Catat harga-harga
saat lampu menyala sampai IB, IC, VBE dan VCE yang
potensiometer Rvar menyebabkan lampu
Gambar 2-3 Kurva karakteristik CMOS maksimum. padam.

3. METODOLOGI
Gambarkan kurva yang
Ulangi langkah 3 menunjukkan VBE minimum
3.1 ALAT DAN KOMPONEN YANG sampai 7 dengan yang menyebabkan Saturasi,
VBE maksimum yang
DIGUNAKAN beberapa VCC lain menyebabkan Cut-Off, dan
(11, 10, 9 VDC, dll). beberapa nilai VCC & VCE yang
1. Sumber tegangan DC berbeda-beda dalam satu grafik.

2. Osiloskop Gambar 3-2 Switch BJT

3. Kit transistor sebagai switch 3.3 MOSFET SEBAGAI SWITCH


4. Multimeter
3.3.1 N-MOS
5. Kabel
3.3.1.1 CARA MULTIMETER
3.2 TRANSISTOR BJT SEBAGAI SWITCH

Gambar 3-1 Rangkaian switch BJT

Gambar 3-3 Rangkaian switch n-MOS metode multimeter

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2


Buat rangkaian Posisikan Rvar pada Buat rangkaian
seperti pada gambar nilai minimum seperti pada gambar Gunakan generator
3-3 dengan VDD = 5 (Va=0). Catat harga 3-5 dengan VDD = 5 sinyal sebagai Vin
Vdc. VDS dan ID awal. VDC.

Naikan tegangan di Gate Atur bentuk gelombang fungsi Hubungkan keluaran


Tepat pada saat ada
(dengan memutar Rvar) generator segitiga dengan (Vout) channel 2,
arus di Drain (ID), amplitude 0 – 5 V (atur offset
perlahan-lahan hingga fungsi generator) dan kemudian gunakan mode xy
terlihat ada arus di Drain catat harga: IG, ID,
hubungkan ke osiloskop channel untuk melihat kurva
(ID). VGS dan VDS 1.
Vin– Vout.

Ulangi langkah 11
sampai 13 dengan Amati dan gambar
Gambarkan kurva Tentukan tegangan
beberapa VDD lain: 6, kurva tersebut pada
7.5, 9, VDC (jangan
hubungan VGS – ID. buku log praktikum.
Threshold (Vth).
melebihi 12V).

Gambar 3-4 Switch n-MOS metode multimeter Gambar 3-6 Switch n-MOS metode osiloskop

3.3.1.2 CARA OSILOSKOP 3.3.2 INVERTER CMOS

3.3.2.1 CARA MULTIMETER

Gambar 3-5 Rangkaian switch n-MOS metode osiloskop

Gambar 3-7 Rangkaian inverter CMOS metode multimeter

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


Buat rangkaian Posisikan Rvar pada Buat rangkaian
seperti pada gambar nilai minimum seperti pada gambar Gunakan generator
3-7 dengan VDD = 5 (Va=0). Catat harga 3-9 dengan VDD = 5 sinyal sebagai Vin.
VDC. Vout, IS dan ID awal. VDC.

Atur bentuk gelombang


fungsi generator segitiga Hubungkan Vout1 ke
Naikan tegangan di Gate Tepat pada saat ada
(dengan memutar Rvar) dengan amplitude 0 – 5 V channel 2 osiloskop,
arus di Drain (ID), (atur offset fungsi gunakan mode xy
perlahan-lahan hingga
terlihat ada arus di Drain catat harga: IG, IS, ID, generator) dan kemudian untuk melihat kurva
VGS dan VDS. hubungkan ke osiloskop
(ID). channel 1. Vin – Vout1.

Naikkan terus Va (=VGS)


untuk beberapa nilai, Ulangi langkah 23 Amati dan gambar
kemudian catat IG, IS, Tentukan tegangan
sampai 26 untuk kurva tersebut pada
ID, VGS dan VDS dan buku log praktikum.
Threshold (Vth).
gambarkan kurva Va- VCC = 10 VDC.
Vout.

Gambar 3-8 Inverter CMOS metode multimeter


Lepaskan hubungan Vout1
3.3.2.2 CARA OSILOSKOP dari osiloskop, kemudian Amati dan gambar
hubungkan Vout2 ke
channel 2 osiloskop, kurva tersebut pada
gunakan mode xy untuk buku log praktikum.
melihat kurva Vin – Vout2.

Gambar 3-10 Inverter CMOS cara Osiloskop

4. HASIL DAN ANALISIS

4.1 TRANSISTOR BJT SEBAGAI SWITCH

Tabel 4-1 Karakteristik saat Vcc = 12 V

IB (A) IC (A) VBE VCE (V) Keadaan


(V)

0,259 12,23 RVAR = 0

-58,6 μ 21,74 μ 0,66 4,6 Mulai


menyala
-73,6 μ 25,3 m 0,68 2,72
Gambar 3-9 Rangkaian inverter CMOS metode osiloskop
-140,3 μ 27 m 0,4 1,96

-5,3 m 32,1 m 0,8 59 m

0 1,26 μ 12,29 359 m Mulai


mati

Tabel 4-2 Karakteristik saat Vcc = 10 V

IB (A) IC VBE VCE (V) Keadaan


(mA) (V)

0 0 0,213 10 RVAR = 0

-59,86 μ 19,6 0,69 2,85

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


4.2 MOSFET SEBAGAI SWITCH
-73,3 μ 21,3 0,75 1,71 Mulai
menyala
4.2.1 N-MOS
-80 μ 24,3 0,78 1
Tabel 4-4 Karakteristik n-MOS
-3 m 26,3 3,08 55 m
IG (A) ID (μA) VGS VDS (V) VCC
-16,2 μ 5,6 0,65 8,2 Mulai (V)
mati
0 0 0,103 4,96 5
Tabel 4-3 Karakteristik saat Vcc = 14 V
14,25 0,7 4,93
IB (A) IC VBE VCE (V) Keadaan
(mA) (V) 0,6 0,128 6,02 6

0 0 0,205 14 RVAR = 0 10 1,66 6

-66,9 μ 24,6 0,7 5,5 Mulai 0,8 0,17 8,01 8


menyala
-94 μ 31,2 0,75 2 7,3 1,64 8

-120 μ 33,7 0,8 1

-4,3 m 34 4,4 0,06

-6,7 μ 2,3 0,6 13 Mulai


mati

Gambar 4-2 Grafik VGS-ID metode multimeter

Gambar 4-1 Grafik VBE-VCE

Dari data yang diperoleh, BJT bekerja sebagai


saklar bila transistor berada di daerah saturasi
yaitu saat VCE mendekati 0 dan IC besar, dan VBE Gambar 4-3 Grafik VGS-ID metode osiloskop
besar. Nilai VCE berbanding terbalik dengan nilai N-MOS sebagai saklar bekerja di dua daerah, yaitu
VBE dan IC. Dari hubungan ini dapat disimpulkan saturasi (ON) dan cut-off (OFF). Dari data di atas,
bahwa saklar ini adalah jenis inverter. terlihat bahwa saklar OFF pada saat ID mendekati 0,
Pengaruh perubahan VCC adalah semakin besar dan baru ON pada saat nilai ID lebih besar yaitu
nilainya, semakin curam grafik yang ditimbulkan. pada orde mA. Naiknya nilai ID dapat dilakukan
Yang berarti semakin cepat perubahan mode ON dengan cara menaikkan VDS. Hal ini sesuai dengan
ke OFF. grafik VDS-ID referensi. Selain itu, terlihat dari
grafik osiloskop bahwa saklar mulai ON setelah
melewati tegangan treshold(VT) yang biasanya
bernilai 1 V dan sebaliknya. Nilai VGS berbanding
lurus dengan ID. Semakin kecil nilai VCC maka akan
membuat grafik semakin curam.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5


Adapun dari osiloskop terlihat bahwa nilai VDD didapat kecil karena tidak menggunakan offset DC
adalah 1,6 V. Sehingga VT = VDD/2 = 0,8 V. Hasil ini pada generator sinyal.
sudah mendekati dengan referensi yaitu 1 V.
Dari gambar 4-5, terlihat VTH bernilai 2,5 V.Dari
gambar Namun VTH yang diperoleh tergolong
4.2.2 INVERTER CMOS
kecil, ini disebabkan kerena praktikan tidak
Tabel 4-5 Karakteristik Inverter CMOS menggunakan fungsi Offset DC pada generator
sinyal.
ID (A) VDS (V) VGS (V) VCC Dengan melakukan pembandingan gambar 4-3 dan
4-4, dapat disimpulkan bahwa CMOS lebih baik
0 0,108 5,13 5 digunakan sebagai saklar, karena rentang waktu
perubahan dari posisi ON ke posisi OFF dan OFF
4,8 μ 1,6 ke ON lebih cepat dibandingkan dengan transistor
CMOS. Kelebihan NMOS dibanding CMOS adalah
30 μ 1,8 ruang yang lebih kecil untuk implementasi
rangkaian, serta harga yang lebih murah.
270 m 2,28
5. KESIMPULAN
0,9 μ 0,211 9,96
10 Transistor sebagai saklar apda umumnya ON pada
1,2 μ 1,5 keadaan saturasi dan OFF pada keadaan saturasi.
Transistor BJT ON pada saat IC mendekati nilai
105 μ 2 saturasi dan VCE mendekati 0, dan OFF pada saat
VCE mendekati VCC.
0,523 m 2,5
Pada MOSFET, akan ON pada saat VGS lebih dari
VT, dan akan OFF pada saat ID mendekati 0.
Kelebihan MOSFET dibanding BJT adalah arus
yang lebih kecil untuk melakukan switch dari OFF
ke ON atau sebaliknya.
CMOS lebih baik dibandingkan n-MOS sebagai
saklar karena lebih cepat switch dari OFF ke ON
atau sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA
Gambar 4-4 Grafik VIN-VO1 metode osiloskop [1] Mervin T. Hutabarat, Petunjuk Praktikum
Elektronika, Sekolah Teknik Elektro dan
Informatika, Institut Teknologi Bandung, 2017

Gambar 4-5 Grafik VIN-VO2 metode osiloskop

Dari kurva VIN-VO1 yang diperoleh diketahui


bahwa transistor CMOS yang digunakan adalah
inverter, yaitu VO1 bernilai maksimum saat nilai VIN
minimum dan VO1 minimum saat nilai VIN
maksimum. Berdasarkan gambar 4-4, VDD adalah
1V. Sehingga diperoleh VTH = VDD/2 = 0.5V. Hasil
ini sesuai dengan data pada tabel 4-5. VTH yang

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6


Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7

Anda mungkin juga menyukai