85
Oleh :
1. Haposan Yoga Pradika Napitupulu 062001600513
Teknik Tegangan Tinggi 2. Niko Rodo Torang 062001600518
3. Alfia Septiana Wilianti 062001600526
Prof. Syamsir Abduh 4. Teti Wijayanti 062001600539
5. Fitri Nur’aini Amatulloh 062001600543
Tegangan Tinggi merupakan tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh para teknisi listrik sehingga
diperlukan pengujian dan pengukuran dengan tegangan tinggi yang bersifat khusus dan
berdasarkan aspek subjektif dan objektif. (Artono Arismunandar, 1984)
• Pengoperasian singkat
à tidak ada masalah pendinginan trafo
• Sistem Isolasi Minyak
• Inti umumnya Core Type
• Lilitan berbentuk (50-60 kV)
• “Polylayer Polyline Wound Disc Winding”
Lilitan Primer digulung di Inti, sedangkan lilitan sekundernya digulung di luar lilitan
primernya. Distribusi tegangan tidak linier, jadi ditambahkan perisai statis)
Hasil ouput setengah gelombang dengan kapasitor. Pada rangkaian , pada waktu gelombang tegangan bernilai
Rangkaian penyearah setengah gelombang banyak positif (1/2 cycle yang pertama), diode D1 meneruskan arus,
dipakai pada power supply dengan frekuensi tinggi dan kapasitor C diberi muatan dan bila gelombang mencapai
seperti pada power supply SMPS dan keluaran nilai negatif ( 1/2 cycle kedua) diode D2 meneruskan D1
transformator Flyback Televisi. Sistem penyearah tidak mengalirkan dan kapasitor C diberi muatan.Besarnya
setengah gelombang kurang baik diaplikasikan pada ripple pada rangkaian ini lebih kecil daripada rangkaian 1/2
frekuensi rendah seperti jala-jala listrik rumah tangga gelombang. karena itu dV tergantung pada :
dengan frekuensi 50Hz karena membuang satu siklus
sinyal AC dan mempunyai riak (ripple) yang besar pada 1. Frekuensi tegangan
keluaran tegangan DC-nya sehingga membutuhkan 2. Konstanta waktu R1, C
kapasitor yang besar. 3. Reaktansi dari transformator
Gelombang eksponensial ganda seperti terlihat pada bentuk gelombang impulse yang dipakai pada pengujian, dapat
dihasilkan di Laboratorium dengan menggunakan kombinasi rangkaian seri R-L-C pada keadaan peredaman yang lebih
atau kombinasi rangkaian R-C seperti dibawah ini :
Dari rangkaian seri R-C ini, yang banyak dipakai adalah rangkaian (A) dan (B). Keuntungan dari rangkaian ini adalah,
bahwa bila kita ingin mengubah waktu yang diperlukan oleh gelombang penguji, bagian depan atau bagian belakang
yang terpisah, dengan begitu kita dapat mengubah-ubah nilai tahanan R1 dan R2 secara terpisah.
Kapasitor dimuati secara bersama-sama sehingga rangkaian seolah-olah disambung parallel, Karena rangkaian panjang maka
dapat terjadi induktansi. Karena itu rangkaian dianggap kurang memuaskan. Maka dibuat perubahan dengan menyatukan
rangkaian pembentuk gelombang dengan rangkaian generator impulse, sehingga mendapatkan breakdown yang tepat yaitu sela
bola S1 diletakan dibawah sela bola S2, dan seterusnya susunan bola diatur keatas.
Dalam praktek pencatuman daya (kapasitas) dari generator penguji ditentukan oleh kapasitas dari beban yang di uji. Semua nilai kapastas dari benda
yang dihubungkan dalam rangkaian pengujian seperti test-object, pembagi tegangan, kabel pengukur dan lainnya disatukan dan dinamakan kapasitansi
dari beban Cb.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik diperlukan Cs yang besar. Biasanya nilai Cs antara 5 s/d Cb, maka energy yang diperlukan generator
sebesar:
𝑉Q% 𝐶R
𝑊 = 𝑥 10./
2
W = energy keseluruhan dalan K joule
We = jumlah tegangan tegangan pemuatan (KV)
Cs = kapasitansi dari kapasitor impulse dari generator (pF)
Bila beban sangat induktif , maka untuk menghindari terjainya oscilasi pada gelombang ekor impulse nilai Cs sebesar :
8 . 𝑇%%
𝐶 =
𝐿
Cs = nilai minimum impulse kapasitor
T2 = waktu yang diperlukan untuk mencapai 50% tegangan gelombang
L = induktansi dari alat yang diuji (test-object)
Untuk menentukan pengaruh dari tahanan seri R1, dan tahanan paralel R2, dari rangkaian pembentuk gelombang, dapat
ditentukan secara praktis dan cukup teliti. seperti rangkaian berikut :
Misalkan bentuk gelombang yang akan dihasilkan adalah gelombang yang sesuai standar I.E.C, maka untuk menghitung
gelombang bagian depan, pendekatan rangkaian dapat diubah seperti berikut:
Surja hubung adalah suatu transient tegangan yang terjadi pada waktu yang singkat. Di mana ia berasal dari pemutusan atau
penyambungan dari suatu saklar tegangan tinggi atau pemutusan rangkaian, atau mungkin disebabkan gangguan pada rangkaian
yang bertegangan tinggi. Surja hubung ini mempunyai energy. Gambar berikut memperlihatkan suatu rangkaian impulse generator
diubah menjadi generator surja hubung. yang lebih besar dari impulse petir :
Bilamana terjadi sambaran petir pada transmisi atau jala-jala listrik maka terjadilah suatu tegangan
yang tinggi berupa irnpulse pada jaringan tersebut. Bersamaan dengan itu arus impulse mengalir.
Alat pengaman seperti Surge - Diverter, atau Lighhring - Arrester harus dapat menyalurkan arus
impulse ini ke tanah dengan mudah, tanpa merusak alat-alat yang dipasang. Karena itu
pembangkitan arus impulse yang nilai puncaknva tinggi (1 100k.A) diperlukan untuk pengujian dan
penelitian dasar dari elemen-elemen ini, terutama elemen tahanan yang sifatnya tidak linear.
“Jika kondisi berbeda maka diperlukan faktor koreksi” Kerapatan Faktor Koreksi
Udara Relatif (d) (k)
0,70 0,72
𝑉𝑠 = 𝑘 . 𝑉𝑡 Vs = Tegangan sebenarnya
k = Faktor koreksi 0,75 0,77
Vt = Tegangan dari tabel 0,80 0,82
0,85 0,86
𝑏 273 + 20Z
0,289 . 𝑏 0,90 0,91
𝑑 = . =
1013 273 + 1 273 + 1 0,95 0,95
d = Kerapatan udara relatif 1,00 1,00
b = Tekanan udara (mbar) 1,05 1,00
t = Suhu udara (o C)
R1 𝑉def 𝑉def C1
𝑚 = 𝑚=
𝑉 𝑉
V 𝑅% 𝐶h V
𝑚= 𝑚=
𝑅h + 𝑅% 𝐶h + 𝐶%
R2 CRO C2 CRO
𝑅% 𝐶h
𝑉def = .𝑉 𝑉def = .𝑉
𝑅h + 𝑅% 𝐶h + 𝐶%
V Z
R2 V2 R4 V3 CRO
Tahanan seri (untuk proteksi) Z = delay cable dengan nilai sebesar impedansi surja
Half wave
𝐼h
𝑉s =
2𝑓𝐶
I1 I2
V(t)
Full wave
𝐼h
mA 𝑉s =
4𝑓𝐶
𝐶h + 𝐶%
𝑉s = . 𝑉x
C1
𝐶h
V1
V2 R2 C2 Cm Rm Vm
mA
Berdasarkan jenis tegangannya, pengujian alat-alat listrik terdapat empat macam pengujian:
1. Pengujian dengan tegangan bolak-balik.
2. Pengujian dengan tegangan searah.
3. Pengujian tegangan impulse petir.
4. Pengujian dengan tegangan tinggi surja hubung.
PT TV
TR
V
Tambahan :
• Cm dipakai untuk mengatur tegangan
bolak-balik.
TR
V V • Rm dipakai untuk mengukur tegangan
searah.
• Untuk mengubah polartias maka D (Diode)
dapat diubah letaknya.
D
A
Rm C
B
TR
V
Bila menggunakan rangkaian Greinacher Double Circuit, maka rangkaian menjadi seperti berikut :
C D
A
D Rm C
B
TR
2V
Deteksi pelepasan muatan sebagian teknik pengukuranya didasarkan pada pengamatan . Yang termasuk dalam
pengamatan adalah :
• Deteksi, menentukan pelepasan muatan dan tegangan pada saat terjadi
• Lokasi, pemelihan tempat terjadinya pelepasan muatan
• Evaluasi dan pentingnya real pelepasan muatans
Bentuk tiap detektor beraneka ragam berdasarkan paramater untuk perhitungan yaitu :
1. Perhitungan besar muatan yang dilepaskan dengan menggunakan input rangkaian yang dapat
diukur.
2. Perhitungan perbuhan tegangan
3. Perhitungan rugi/ energi yang dilepaskan karena banyak daerah pelepasan muatan
Rangkaian ekivalen dapat dipakai untuk mewakili atau memisalkan rongga dalam suatu dielektrik
Spark gap yang dipararel dengan Cc akan menjadi konduktif jika ada pelepasan muatan
Melalui rongga
Cc adalah kapasitansi rongga itu sendiri, Cb adalah kapasitansi dari sisa keseluruhan
Dielektrik yang diseri dengan rongga, dan Ca adalah kapasitansi dari keseluruhan
dielektrik.
Apabila yang bekerja adalah tegangan bolak-balik, maka impluse ini akan bangkit kembali bila tegangannya
berganti. Gejala ini menunjukan adanya pelepasan muatan di luar, biasanya dinamakan corona discharge.Pelepasan
muatan ini sering terjadi pada kawat transmisi tegangan tinggi. Sifat-sifat dari pelepasan muatan ini adalah :
1. Medan listrik tidak merata dan berbentuk tajam
2. Dapat terjadi radiasi magnetik sehingga menyebabkan gangguan radio.
3. Menyebabkan kerugian kawat transmisi
[3] [4] 53
Jurnal
Muhammad Ervan Dwi Setiaji. “Pengujian Tegangan Flashover dan Arus Bocor pada
Isolator 20kV Berbahan Resin Epoksi Silane Kondisi Basah dan Kering”. Jurnal Teknik
Elektro, Semarang, 2013.
Maka perlu dilakukan pengujian tegangan Flash Over dan Arus Bocor pada Isolator.
74,358 + 74,521
𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑎𝑘 = = 74,439Z
2
Pengujian Tegangan Flashover dan Arus Bocor pada
Isolator 20kV Berbahan Resin Epoksi Silane JURNAL TEKNIK ELEKTRO - UNDIP 63
Hasil pengujian Arus Bocor