Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PEMERIKSAAN KUALITAS AIR MINUM

Nama : Gede Wiswa Fahardisa Satria Wiyasa


NIM : 2005561054
Kelas :2
Sesi / Kelompok : C / 6
Tanggal : 9 April 2021
Asisten Dosen : Ni Ketut Febri Antini

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ditengah kehidupan masyarakat modern saat ini,
perkembangan teknologi telah mencapai titik yang lebih tinggi. Hadirnya
berbagai macam transportasi baru, berkembangnya teknologi komunikasi,
hingga industri yang semakin banyak.
Namun, dibalik pencapaian besar tersebut terdapat pula
dampak buruk dari adanya pencapaian itu. Salah satu yang paling berdampak
adalah lingkungan tempat kita hidup. Dampak pencapaian tersebut bagi
lingkungan kita disebut sebagai pencemaran lingkungan. Salah satu hal yang
tercemar akibat dampak pencapaian itu merupakan air. Air adalah salah satu
sumber daya alam yang sangat berperan bagi makhluk hidup. Karena air
merupakan sumber daya alam yang berperan penting bagi kehidupan kita, oleh
karena itulah praktikum pemeriksaan kualitas air minum ini saya laksanakan
sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan air.
Salah satu yang mencemari air merupakan mikroorganisme
yang diketahui merupakan sebab utama dari banyak penyakit. Air memiliki
karakteristiknya yang dapat berfungsi sebagai media pengantar
mikroorganisme dan kebanyakan mikroorganisme pathogen terbawa melalui
air (WHO, 2011). Pada air minum, mikroorganisme yang paling sering
dijumpai dalam mencemari air minum merupakan bakteri coliform dan fecal
coliform. Jenis bakteri ini dapat bersumber dari feses hewan berdarah panas
yang dapat menyebabkan penyakit pada sistem pencernaan (Stephen T.
Odonkor, 2013).

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui kualitas air minum dari sampel air minum yang
disediakan.
2. Menghitung nilai MPN coliform dan E. coli dari sampel air minum.
3. Untuk mengetahui apakah sampel air minum yang digunakan
memenuhi batas pencemaran coliform dan E. coli.
II. MATERI DAN METODE

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan


kualitas air minum ini adalah medium lactose broth, medium BGBB (Brilliant
Green Bile 2% Broth), medium EMBA, tabung reaksi, tabung Durham, jarum
Ose, cawan Petri, mikropipet, lampu Bunsen. Dalam menentukan nilai MPN
dilakukan 3 uji, yaitu uji dugaan (presumptive test), uji penetapan (confirmed
test), dan uji pelengkap (completed test).
Uji dugaan (presumptive test) digunakan medium lactose broth
sebagai media untuk perkembangan bakteri yang ada pada sampel air minum
isi ulang. Jika hasilnya positif, maka akan dilanjutkan ke uji penetapan
(confirmed test). Pada uji penetapan (confirmed test) ini sampel air minum isi
ulang yang ada pada medium lactose broth akan dipindahkan ke mediun
BGBB. Hasil positif dari kedua uji sebelumnya ditandai dengan adanya gas
dalam tabung Durham. Jika pada medium BGBB hasilnya positif maka
sampel tersebut akan dipindahkan ke medium EMBA. Hasil positif terdapat
bakteri E. coli pada medium EMBA ditandai dengan munculnya koloni
bakteri yang bewarna hijau metalik.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
(Terlampir).
3.2 Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan kualitas air minum dengan
sampel air minum isi ulang ini masing – masing kelompok menggunakan
sampel air yang berbeda. Sampel air minum isi ulang yang berbeda ini
menghasilkan data yang bervariasi. Perlu diketahui bahwa depot air minum
yang menyediakan air minum isi ulang di Indonesia pernah dicap
menghasilkan air minum yang tidak berkualitas (Fathoni, 2014).
Jika ditinjau dari Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Batas Maksimal Cemaran Mikroba
dalam Pangan Olahan. Diketahui bahwa batas coliform yang dapat diterima
dalam air minum adalah 0/250 ml. Nilai tersebut menandakan bahwa coliform
bahwasannya tidak boleh ada dalam air minum.
Mengacu pada batas coliform yang dapat diterima, setiap
kelompok memiliki data yang membedakan nilainya terhadap batas coliform
yang dapat diterima. Kelompok 1 dengan sampel air minum teja MPN
coliform bernilai >1100 MPN/100 ml. Kelompok 2 dengan sampel air minum
ovit 1 nilai MPN bernilai 35 MPN/100 ml. Kelompok 3 dengan sampel air
minum ovit 2 dengan nilai MPN 290 MPN/100 ml. Kelompok 4 dengan
sampel air minum grisela dengan nilai 43 MPN/10 ml. Kelompok 5 dengan
sampel air minum hosea bernilai >1100 MPN/100 ml. Kelompok 6 dengan
sampel air minum amy dengan nilai MPN coliform 1100 MPN/100 ml.
Dari uji yang telah dilakukan sebanyak 2 kali yaitu uji dugaan
(presumptive test) dan uji penetapan (confirmed test) hasil yang didapat
adalah seluruh nilai MPN coliform dari masing – masing kelompok melewati
ambang batas dari peraturan yang ditetapkan BPOM RI. Sedangkan untuk
nilai MPN E. coli bernilai 0, karena dari pengamatan seluruh kelompok
setelah inkubasi selama 24 jam. Tidak ditemukan adanya koloni berwarna
hijau metalik yang merupakan tanda dari kehadiran bakteri E. coli. Sehingga
uji terakhir yaitu uji pelengkap (completed test) tidak dapat dilakukan.
Dari uji yang dilaksanakan, dapat dikatakan bahwa air minum
isi ulang yang beredar di masyarakat saat ini memiliki kualitas yang kurang
baik. Hal itu dibuktikan melalui pencarian nilai MPN coliform yang ada pada
air minum is ulang tersebut. Hal yang paling mungkin terjadi akibat peredaran
air minum isi ulang yang terkontaminasi oleh bakteri coliform adalah penyakit
terutama penyakit pencernaan seperti diare.
Oleh karena itu pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama
dalam meningkatkan kualitas air yang ada pada daerahnya. Pemerintah
menerapkan peraturan dan pembangunan infrastruktur sedangkan masyarakat
akan mematuhi peraturan tersebut dan menggunakan infrastruktur dengan
baik. Sehingga kualitas air minum terutama air minum isi ulang dapat
meningkat.
IV. KESIMPULAN
1. Kualitas air minum yang diuji dalam praktikum pemeriksaan kualitas
air minum ini tidak baik. Karena melebihi ambang batas dari peraturan
yang ditetapkan BPOM RI.
2. Nilai MPN coliform dari masing masing kelompok 1 hingga 6 adalah
>1100 MPN/100 ml, 35 MPN/100 ml, 290 MPN/100 ml, 43 MPN/100
ml, >1100 MPN/100ml, dan 1100 MPN/100 ml. Dan nilai MPN E. coli
seluruh kelompok adalah 0 karena tidak ditemukan keberadaan E. coli.

DAFTAR PUSTAKA

WHO. 2011. Guidelines for Drinking-water Quality Fourth Edition. Geneva:


WHO Press.

P. S. Cabral, João. 2010. Water Microbiology. Bacterial Pathogens and Water.


Environmental Research and Public Health. 7: 3657-3703.

T. Odonkor, Stephen, Joseph K. Ampofo. 2013. Escherichia coli as an indicator of


bacteriological quality of water: an overview. Microbiology Research.
4:e2: 5-11.

Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 13/PerBPOM/2019


Tentang Batas Maksimal Cemaran Mikroba dalam Pangan Olahan.

Afif, Fathoni, Erly, Endrinaldi. 2014. Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada
Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di
Kecamatan Padang Selatan. Jurnal Kesehatan Andalas. 4(2): 376-380.

Ummah, Muhimatul, Retno Adriyani. 2019. Higiene Sanitasi Depot Air Minum
dan Kualitas Mikrobiologi Air Minum di Wiyalah Kerja Puskesmas
Ngasem Kabupaten Kediri Jawa Timur. Jurnal Kesehatan Lingkungan.
Vol. 11 No. 4: 286-292.

LAMPIRAN

Foto alat dan bahan

Sampel air minum

Tabung reaksi

Medium Lactose Broth

Lampu Bunsen

Mikropipet
Medium EMBA

Cawan Petri

Jarum Ose
Medium BGBB

Foto before after

Gambar 1 Sampel air minum isi ulang pada media LB+ sebelum diinkubasi selama 24 jam

Gambar 2 Sampel air minum isi ulang pada media LB+ sesudah diinkubasi selama 24 jam
Gambar 3 Sampel air minum isi ulang pada media BGBB sebelum diinkubasi selama 24 jam

Gambar 4 Sampel air minum isi ulang pada media BGBB sesudah diinkubasi selama 24 jam
Gambar 5 Sampel air minum isi ulang pada media EMBA sebelum diinkubasi selama 24 jam

Gambar 6 Sampel air minum isi ulang pada media EMBA sesudah diinkubasi selama 24 jam

Anda mungkin juga menyukai