PRESSURE VESSELS

• STANDARD YANG DIACU : ASME VIII Div 1 DAN 2

• PENGERTIAN :
• PRESSURE VESSEL ADALAH BEJANA DENGAN BERBAGAI BENTUK DAN
UKURAN YANG :
a) BERVOLUME DIATAS 5 cu ft ( 0.14 m³ ) DENGAN TEKANAN DESAIN
INTERNAL LEBIH DARI 250 psi ( 1720 kPa )
b) BERVOLUME DIATAS 3 cu ft ( 0.08 m³ ) DENGAN TENAKAN INTERNAL
LEBIH DARI 350 psi ( 2410 kPa )
c) BERVOLUME DIATAS 1.5 cu ft ( 0.04 m³ ) DENGAN TEKANAN
INTERNAL LEBIH DARI 600 psi ( 4140 kPa )
d) BERTEKANAN EKSTERNAL
e) BERSUHU OPERASI TIDAK LEBIH DARI 650ºF ( 343ºC ) ATAU KURANG
DARI - 20ºF ( - 29ºC ) .
PRESSURE VESSEL DESIGN
BEJANA TEKAN DIFABRIKASI DENGAN LAS
TEBAL PELAT BADAN BEJANA DENGAN TEKANAN INTERNAL:
PR SEt
a) BADAN SILINDRIS t = ATAU P =
( TEGANGAN MELINGKAR ) SE – 0.6 P R + 0.6 t

PR 2S E t
b) BADAN SILINDRIS t= ATAU P =
( TEGANGAN MEMANJANG ) 2 S E + 0.4 P R – 0.4 t

PR 2SEt
C) BADAN BOLA t= ATAU P =
2 S E – 0.2 P R + 0.2 t

t = tebal minimu yang dikehendaki , inci S = nilai tegangan maksimum

P = tekanan desain internal , psi yang diijinkan , psi
R = jari jari dalam badan bejana . Inci E = efisiensi sambungan las
 PRESSURE VESSEL DESIGN
• BEJANA TEKAN DIFABRIKASI DENGAN LAS
• TEBAL TUTUP ( HEAD ) :
• P. D 2SEt

• a) TUTUP ELLIPSOIDAL t = ATAU P =

2 S E – 0.2 P D + 0.2 t

0.885 P L SEt
b ) TUTUP TORISPHERICAL t = ATAU P =
S E – 0.1 P 0.885 L + 0.1 t

PL 2SEt
c ) TUTUP HEMISPHERICAL t = ATAU P =
2 S E – 0.2 P L + 0.2 t

PD 2 S E t cos α
d ) TUTUP CONICAL t = ATAU P =
2 cos α (SE – 0.6P) D + 1.2 t cos α

L = panjang total bagian vessel antara dua penopang

PRESSURE VESSEL DESIGN
• BEJANA TEKAN YANG DIFABRIKASI DENGAN LAS
• TEBAL PELAT BEJANA YANG BERTEKANAN EKSTERNAL :
a) BEJANA SILINDRIS :
TEKANAN KERJA EKSTERNALMAKSIMUM 4B
YANG DIIJINKAN ( Do/ t ≥ 10 ) Pa =
3 ( Do / t )

TEKANAN KERJA EKSTERNALMAKSIMUM 2.167

YANG DIIJINKAN ( Do / t < 10 ) Pa1= - 0.0833 B
( Do / t )
P a = TEKANAN KERJA EKSTERNAL
MAKSIMUM YANG DIIJINKAN 2S 1
D o = DIAMETER LUAR Ro = RADIUS LUAR
Pa2= 1 -
B = FAKTOR PADA BAGAN SUB PART 3
Do / t Do/t
ASME II D

b ) BEJANA BOLA :
TEKANAN KERJA EKSTERNAL MAKSIMUM 0.0625 E
YANG DIIJINKAN Pa =
(Ro/t)²
 MATERIAL ( CARBON & LOW ALLOY ST. )
• MATERIAL BEJANA TEKAN DAN BAGIAN BAGIANNYA
SPESIFIKASI GRADASI SPESIFIKASI SPESIFIKASI
GRADASI GRADASI

ASTM ASTM ASTM

A 36 A 325 1 A 662 A, B, C

A 53 E/ A , E/B , S/ A , S/ B A 333 1, 3, 4, 6, 7, 9 A 675 45, 50, 55 , 60, 65

A 105 A 334 1, 3, 6, 7, 9 A 727
A 106 A , B, C A 335 P1, P2, P5, A 737 B, C
A 178 A,C A 372 A, B, C, D
A 182 FR , F1 , F2 F3V,F5 A 387 2, 5, 11, 12
A 192 A 414 A, B, C, D
A 193 B 5 ,B 7 , B 7M , B16 A 420 WPL3, WPL6
A 204 A,B,C A 487 1C1A&B
A 214 A 515 60, 65, 70
A 216 WCA , WCB , WCC A 516 55, 60, 65, 70
A 217 WC1 ,WC4 ,WC5 ,WC6 A 533 A C1.1 & 2
A 225 C A 540 B 23, B 24
A 234 WPB, WPC, WPR A 542 C
A 250 T1 , T1a , T1b A 556 A2 ,B2, C2
A 283 A,B,C,D A 557 A2, B2, C2
A 285 A,B,C A 587
A 320 L 7 , L 7A , L 7M L 43 A 620
 EFISIENSI SAMBUNGAN LAS
TIPE BENTUK LIMITASI KATEGORI % RADIOGRAFI
a) PENUH b) SPOT c) TANPA

(1) tidak ada A,B,C,D 1 0.85 0.70

(2) a. tidak ada A,B,C,D 0.9 0.8 0.65

b. las kampuh A,B,C 0.9 0.8 0.65
melingkar
(3) las kampuh me A,B,C - - 0.6
lingkar t ≤ 5/8”
< Ø 24 “
(4) a. las memanjang A - - 0.55

t < 3/8”
b. las melingkar B,C - - 0.55
t < 5/8”
a. las melingkar t< ½’ B - - 0.50
(5) < Ø 24”
b. las melingkar t < 5/8” C - - 0.50
jarak dgn. plug weld
> 1 ½ x Ø lubang plug

(6) a. las head ke shell t ≤ 5/8” A,B - - 0.45

b. las head ke shell < Ø 24” A,B - - 0.45
dan t < ¼” ( fiilet weld
diluar
KATEGORI SAMBUNGAN LAS

C
B
A
A
α
D C
B
A

B D

D
B A
B A
C D
C
 KONSTRUKSI BEJANA
JENIS SAMBUNGAN BUKAAN ( OPENING ) YANG DAPAT
DI X-RAY
RINCIAN SAMBUNGAN HEAD KE
SHELL

DILARANG

SAMBUNGAN YANG DILARANG

 KETENTUAN PERBEDAAN TEBAL
a. HUBUNGAN ANTARA HEAD DAN SHELL
th th th th
BAGIAN PELAT
TIPIS y TANGENT
L ≥3y L≥3y
L≥3y BAIAN PELAT
y y TIPIS
≤½(th–ts) ≤ ½(th–ts) L≥3y ≤ ½ (t h – t s )

ts ts ts ts

b . HUBUNGAN ANTARA NOZZLE DENGAN PIPA MAX. 3 0º

MAX. 3 0 º
14 – 18. 5 º
14 – 18. 5 º
tn tn trn t1
trn
t1
14 – 18.5 º
MAX. 3 0º
 HUBUNGAN BAGIAN BERTEKANAN
DENGAN PELAT DATAR DAN
MEMBENTUK SAMBUNGAN SUDUT
fixed tube sheet dengan bolting flange
c c c c

sambungan flange sambungan sudut yang dilarang

BEBAN PADA LASAN
NOZZLE

2 2
= A1
1 1 1 1
= A2
2 2
= A5
= A 41
W = JUMLAH BEBAN LAS = A 42
= ( A – A1 ) S v
W 1-1 = BEBAN LAS UNTUK JALUR KEKUATAN 1 - 1
= ( A2 + A5 + A 41 + A 42 ) S v
W 2-2 = BEBAN LAS UNTUK JALUR KEKUATAN 2 – 2
= ( A2 + A 41 ) S v
S v = TEGANGAN YANG DIIJINKAN DIDALAM BEJANA TEKAN NOZZLE
f r = FAKTOR PENGURANG KEKAUATAN ≤ 1 DENGAN
A 41 = ( KAKI FILLET ) ² X f r 3 , A 42 = ( KAKI FILLET ) ² X f r 4 PENGUAT
 BUKAAN ( OPENING )
OPENING BERGANDA BATAS PENGUAT
BATAS PENGUAT

DUA BUAH OPENING YANG

BERJARAK KURANG DARI
2 X DIAMETER RATA RATANYA.

LEBIH DARI DUA OPENING YANG BERJA

RAK KURANG DARI 2 X DIAMETER RATA
RATANYA .
 PENGUAT / STIFFENER
PENGUAT UNTUK VESSEL DENGAN TEKANAN EKSTERNAL
BAGIAN INI HARUS ME LAS KAMPUH & GAP
MILIKI MOMEN
KELEMBAMAN

PENGUAT
SHELL

SHELL TANPA
PENOPANG

LAS KAMPUH

BEJANA TANPA
PENGUAT

CELAH LEBIH
BESAR DARI
BUSUR MINIMUM 120 º

PENOPANG
 INSPEKSI ( LINGKUP TANGGUNG JAWAB )

1. PLANT INSPECTION : BERTANGGUNG JAWAB ATAS KONISI DAN FUNGSI SE LURUH

PERALATAN STASIONER YANG BERADA DIDALAM KAWASAN PRODUKSI , PENGOLAHAN , FABRI
KASI DAN MANUFACTURING , SEPERTI : BEJANA TEKAN , ALAT PENUKAR KALORI , FILTER ,
TANUR ( COLUMN ) , REAKTOR , DRUM , DLL.

2. ROTATING EQUIPMENT INSPECTOR : BERTANGGUNG JAWA ATAS

KONDISI DAN FUNGSI PERALATAN BERPUSINGAN SEPERTI : POMPA CENTRIFUGAL , POMPA
TORAK , POMPA PLUNJER , KOMPRESOR CENTRIFUGAL , KOMPRESSOR RESIPROCATING ,
AGITATOR , FIN FAN COOLER , ROATING DISC CONTACTOR , ROTATING FILTER , EXPANDER ,
FAN , AIR PREHEATER , DLL.
3. STATUTORY INSPECTOR : BERTANGGUNG JAWAB ATAS SELURUH PERALATAN
YANG DIAWASI OLEH DEPNAKER SEPERTI : BOILER ( KETEL UAP ) , LIFTING EQUIPMENT ( ALAT
PENGANGKAT ) , RANTAI , SLING , PERALATAN LISTRIK , BEJANA UDARA DAN UAP BERTEKANAN
, KATUP KESELAMATAN UNTUK UAP , BOTOL GAS BERTEKANAN , DLL.
4. OFFSITE INSPECTOR : BERTANGGUNG JAWAB ATAS SELURUH FASILITAS DILUAR
KAWASAN PRODUKSI ( BATTERY LIMIT ) SEPERTI : TANGKI TIMBUN , INSTALASI PENYARINGAN
AIR , JEMBATAN ( JETTIES ) , UNIT INSTALLASI PENDUKUNG ( OXYGEN PLANT , DRUM FACTORY ,
PABRUIK BATU MERAH , LABORATORIUM , DLL ) , FIRE FIGHTING STATION DLL.

5. WELDING INSPECTOR : BERTANGGUNG JAWAB ATAS SELURUH JENIS PENYAM

BUNGAN SEPERTI : LAS , SOLDER , SOLDER KERAS , BAUT/MUR , COLD WELDING , KELINGAN ,
DLL.
 LINGKUP TANGGUNG JAWAB - 1
6. PIPING INSPECTOR : TANGGUNG JAWAB ATAS KONDISI , FUNGSI / KINERJA PIPA
TUBING DAN TUBE YANG BUKAN MENJADI BAGIAN YANG LANGSUNG TERINTEGRASI DENGAN
SUATU PERALATAN SEPERTI TUBE BUNDLE , BOILER TUBE , CONDENSER TUBE DLL.

7. CIVIL INSPECTOR : BERTANGGUNG JAWAB ATAS KONDISI DAN KINERJA BANGUNAN

SIVIL , KOMPONEN SIVIL , DAN PRODUK SIVIL LAINNYA , SEPERTI : BANGUNAN , PENGECORAN ,
PENDASI , CULVERT , JEMBATAN , BAJA STRUKTUR , TIANG PANCANG , PIPA LAPIS SEMEN ,
PENGECATAN , INSULASI , DLL.

8. N.D.T INSPECTOR : BERKUALIFIKASI DAN BERSERTIFIKASI UNTUK MEMERIKSA ,

MENGUJI DAN MENGEVAKUASI HASIL PENGUJIAN N.D.T SEPERTI PENETRANT TEST , MAGNETIC
TARTICLE TEST , ULTRASONIC TEST , ACCOUSTIC EMISION TEST , EDDY CURRENT TEST , ULTRA
SONIC LEAK DETECTION TEST , HOLIDY TEST , DLL.

9. CORROSION ENGINEER : BERTANGGUNG JAWAB ATAS MONITORING PROSES

PENGKARATAN PADA PERALATAN , MENGEMBANGKAN SISTIM PENCEGAHAN KARAT , MENGEVA
LUASI DAN MENYELIDIKI SEBAB SERANGAN KARAT , MENGADAKAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN TENTANG KARAT .

10. WORK SHOP INSPECTOR : BERTANGGUNG JAWAB ATAS PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN MUTU SELURUH PELAKSANAAN PEKERJAAN DIDALAM BENGKEL FABRIKASI ,
BENGKEL LAS , BENGKEL MESIN , DLL
LINGKUP TANGGUNG JAWAB - 2
11 UNDER WATER INSPECTION : BERTANGGUNG JAWAB UNTUK
MEMANTAU , MENDETEKSI , MENYELIDIKI KERUSAKAN , PENYEBAB DAN
AKIBATNYA DARI INSTALASI PIPA BAWAH LAUT , ANJUNGAN , KAPAL ,
JEMBATAN DAN KONSTRUKSI MARINE LAINNYA . SELANJUTNYA
MENYARANKAN LANGKAH PENAGGULANGAN SERTA PENCEGAHAN TERHADAP
TERULANGNYA JENIS KERUSAKAN YANG SAMA DIKEMUDIAN HARI.

12 MARINE SURVEYOR : BERTANGGUNG JAWAB ATAS KONDISI FISIK

KAPAL BERSERTA KELENGKAPAN DAN SARANANYA TERMASUK MESIN , ALAT
PENGANGKAT , KETEL UAP , TURBINE , TANGKI PENYIMPAN PRODUK ,
KONSTRUKSI SAMBUNGAN ( LAS ) , DLL. DALAM RANGKA MEMENUHI
PERSYARATAN STANDARD INTERNASIONAL DIBIDANG PERKAPALAN .

13 LOGISTIC INSPECTOR : BERTANGGUNG JAWAB ATAS KONDISI

FISIK , JUMLAH , DOKUMEN PENDUKUNG BARANG BANRANG YANG BARU
TIBA DASI PENGAPALAN ATAU TRANSPORTASI LAINNYA , MELAPORKAN NON
KONFORMASINYA UNTUK DITINDAK LANJUTI CLAIM KEPIHAK SUPPLIER .
INSPEKSI BERTANGGUNG JAWAB JUGA ATAS KONDISI FISIK BARANG
YANG TERSIMPAN DIDALAM GUDANG , PERLETAKAN , SERTA BARANG
YANG AKAN DIDISTRIBUSIKAN ATAU DIKIRIM KEPIHAK PENGGUNA .
 LINGKUP TANGGUNG JAWAB
14. METAL LABORATORY : BERTANGGUNG JAWAB ATAS PENYELIDIDIKAN
ATAS KONDISI STRUKTURAL MATERIAL MELALUI ANALISA L
ABORATORIUM , PENGUJIAN MERUSAK ( DESTRUCTIVE TEST ) MUAPUN UJI TANPA
MERUSAK ( NON DESTRUCTIVE TEST ) , PENYELIDIKAN SUSUNAN BAHAN
KIMIA MELALUI SPECTRO FOTOGRAPHY , X – RAY REFRACTION
TECHNIQUE ( TEXAS INSTRUMENT ) , POST MATERIAL IDENTIFICATION , SUMP
MICRO ANALYZER , DLL. MEMBUAT LAPORAN DAN FOTOGRAPHY ATAS TEMUAN
YANG DIPEROLEH GUNA LANGKAH PENANGGULANGAN LEBIH LANJUT.
15. SAFETY INSPECTOR / OFFICER : BERTANGGUNG JAWAB ATAS
DITERAPKANNYA LANGKAH LANGKAH PENCEGAHAN ATAS TERJADINYA
KECELAKAAN KERJA , KEBAKARAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN
BERDASARKAN PERSYARATAN PERATURAN PEMERINTAH YANG BERLAKU SERTA
STANDARD INTERNASIONAL YANG DIACU , SEPERTI PENGGUNAAN PERALATAN
KESELAMATAN PERSONIL , LAMPU PENERANGAN KERJA , KETERSEDIAAN SARANA
PEMADAM KEBAKARAN , MENGKODISIKAN LINGKUNGAN KERJA YANG AMAN ,
RAMBU RAMBU KESELAMATAN KERJA , PELATIHAN PELATIHAN PEMADAMAN
KEBAKARAN ( FIRE DRILL ) , P3K , EVAKUASI KORBAN , MELOKALISIR PENYEBARAN
POLUSI / GAS BERACUN / API , DAN LAPORAN KECELAKAAN KERJA . PEMBINAAN
TERUS MENERUS PERSONIL AKAN KESADARAN KESELAMATAN , KESEHATAN DAN
L\KELESTARIAN LINGKUNGAN .
 SIFAT , SIKAP & PERILAKU
INSPECTOR PROFESIONAL
• SIFAT : JUJUR , BERTANGGUNG JAWAB , MANDIRI , HANDAL , DISIPLIN
TELITI , HATI HATI , RAJIN , BERINISIATIF / ENOVATIF / KREATIF,
HANDAL , PERCAYA DIRI , TEGAS & BIJAKSANA , PEKA , CEPAT
TANGGAP , FAIR , RENDAH HATI , RINGAN TANGAN .

• SIKAP : - MENYADARI TUGAS , TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

SESUAI LINGKUP KERJANYA DALAM KONTRAK.
- MENGUASAI BIDANG KERJANYA BERDASARKAN ILMU PENGE
TAHUAN ( KNOWLEDGE ) , PENGALAMAN ( EXPERIANCE ) , DAN
PANDUAN REFERENSI .
- MENGADAKAN CEK DAN RECEK ATAS OBYEK DAN HASIL INS
PEKSINYA SECARA TELITI DAN HATI HATI .
- MENDENGARKAN SARAN , TETAPI TIDAK PERCAYA PADA KA
BAR BURUNG ( KATA ORANG/ HEAR SAY ) .
- SELALU MENDOKUMENTASIKAN SELURUH HASIL KERJANYA.
- TENANG DALAM MENGHADAPI KRISIS / BAHAYA .
 JENIS PELAKSANAAN
INSPEKSI
• ON STREAM INSPECTION : INSPEKSI PADA PERALATAN YANG
SEDANG BEROPERASI DENGAN TUJUAN UNTUK MEMANTAU KINERJA
PERALATAN DAN MENEMUKAN GEJALA DINI KERUSAKAN ATAU KEGAGALAN
PERALATAN DEMI PENCEGAHAN TERJADINYA KERUSAKAN ( BREAK DOWN )
DALAM RANGKA PREVENTIVE MAINTENANCE.
• OFF STREAM INSPECTION : INSPEKSI PADA PERALATAN YANG
SEDANG TIDAK DIOPERASIKAN ( OFF ) ATAU SEDANG RUSAK ( BREAK DOWN )
DENGAN MAKSUD UNTUK MENCARI SEBAB SEBAB KERUSAKAN DAN KELAINAN
UNTUK KEMUDIAN SEGERA DIPERBAIKI ATAU DIGANTI BARU ( JIKA
MEMUNGKINKAN ) DALAM RANGKA REPRESSIVE / CURATIVE MAINTENANCE.
• RISK BASE INSPECTION : ADALAH INSPECTION YANG
DILAKSANAKAN PADA WAKTU PERALATAN SEDANG ON ATAU OFF STREAM GUNA
MEMANTAU KONDISI FISIK DAN KINERJA PERALATAN UNTUK MENENTUKAN
USIA PAKAI PERALATAN YANG PALING OPTIMAL BERDASARKAN PERHITUNGAN
,SEHINGGA DAPAT DIPERBAIKI ATAU DIGANTI TEPAT WAKTU TANPA
TERJADI BREAK DOWN DALAM RANGKA PREDICTIVE MAINTENANCE .
PELAKSANAAN INSPEKSI
REVIEW DOKUMEN PERSIAPAN INSP. VISUAL INSPECTION TEMUAN :
SPESIFIKASI PERSONIL BERKUA PADA OBYEK CACAT FISIK
STANDARD , MANU LIFIKASI , PERALA INSPEKSI LIMBAH /SISA
AL , GAMBAR TEH TAN , SARANA ANG PRODUKSI /KON
NIK , P.O , DLL KUTAN PENGUKURAN STRUKSI , FABRI
BESARAN , KORDINAT, SI , PENGOLAHAN
ORIENTASI
REPORT RECORD

DISKUSI --”-- ANALISA LABORA

DENGAN PIHAK: TORIUM
PENANGGU OPERASI / PROD.
LANGAN TEK., LOG , LK3 -- “ -- NON DESTRUCTIVE
TEST ( RT, UT , MT/PT

INSPEKSI & DITOLAK --”-- PHOTOGRAFI

TEST
VERIFIKASI
MUTU & WORK ACC OBYEK INSPEKSI
MANSHIP DISERAHKAN
INSPECTION & TEST
SPOT RADIOGRAPHY DINDING TANGKI
TIDAK PERLU RADIOGRAFI MIN. 75 mm TIDAK PELU RADIOGRAFI
TAMBAHAN TAMBAHAN

TIDAK PERLU RADIOGRAFI TIDAK PERLU RADIOGRAFI

TAMBAHAN TAMBAHAN

MINIMUM 75 mm

TIDAK PERLU RADIOGRAFI TIDAK PELU RADIOGRAFI

TAMBAHAN TAMBAHAN

MIN. 75 mm
 N.D.T. ( LANJUTAN – 1 )

RADIOGRAFI PERSILANGAN LAS

MINIMUM
50 mm
TAMPAK JELAS

RADIOGRAFI TITIK MINIMUM 75 mm

SILANG VERTIKAL TAMPAK JELAS
/ HORISONTAL
 N.D.T ( LANJUTAN – 2 )
SPOT RADIOGRAFI SAMBUNGAN LAS HORISONTAL

RADIOGRAFI TITIK DITERUSKAN RADIOGRAFI TITIK DITERUSKAN

2A 1 2B

RADIOGRAFI TITIK DITERUSKAN RADIOGRAFI TITIK DITERUSKAN

3A 2A 1 2B 3B
SELAMA MASIH D IKETEMUKAN CACAT YANG DITOLAK DALAM HASIL RADIOGAFI TITIK , MAKA
RADIOGRAFI TERSEBUT DITERUSKAN SAMPAI MENCAPAI TITIK DIMANA CACAT TERSEBUT TELAH
TIDAK ADA LAGI ATAU MENJARANG SESUAI KETENTUAN . NAMUN JIKA PELAKSANA LAS ADALAH
JURU LAS YANG SAMA , MAKA SEBAIKNYA SELURUH SAMBUNGAN LAS DIBONGKAR TANPA
RADIOGRAFI TITIK LEBIH LANJUT KARENA DIASUMSIKAN MUTU LASNYA AKAN SELALU SAMA.
 N.D.T ( LANJUTAN – 3 )
KELEMAHAN RADIOGRAFI

= INDIKASI MAKS.

= INDIKASI
JELAS

= INDIKASI MINIMUM
A = INCOMPLETE FUSION ( I.F )

PADA POSISI 30 - 35° ATAU = INDIKASI NOL

325 - 330° ( DAERAH INDIKASI A
MINIMUM , DIMANA KADANG
KADANG TAMPAK KADANG
TIDAK . BB C
B = INTERNAL COLD LAP ( I.C.L.)
PADA POSISI 0° ( DAERAH
TANPA INDIKASI )
C = UNDERBEAD CRACK ( A.B.C )
PADA POSISI SAMA DENGAN
A.
PENENTUAN KUALITAS LAS REPAIR
• a) DITENTUKAN DULU APAKAH REPAIR BERSIFAT SEMENTARA
• ( DARURAT ) ATAU BERSIFAT PERMANEN.
• b) PENYELIDIKAN SEBAB KERUSAKAN / CACAT DAN KEGAGALAN
• ( ROOT CAUSE ATAU FAILURE ANALYSIS )
• c) PENYUSUNAN PROSEDUR LAS REPAIR YANG TEPAT
 d) PENGGAMBARAN DESAIN DAN KONFIGURASI LAS DAN ATAU
 RAKITAN KONSTRUKSI LAS REPAIR SETELAH DIPERHITUNG
 DENGAN CERMAT DAN AKURAT
 e ) MEREKRUT JURU LAS AKHLI DAN PEMILIHAN SARANA DAN
 PRASARANA PENGELASAN UJI
 f) MELAKSANAKAN PENGELASAN UJI UNTUK KUALIFIKASI PROSE
 DUR LAS REPAIR TERSEBUT DIATAS ( PQR ).
 g) MEREKRUT JURU LAS YANG BERDIPLOMA PROSES LAS TERTENTU
 h) MENGUJI KINERJA JURU LAS ( WPQT )
 i) LAS PRODUKSI REPAIR .
 j) PENGUJIAN LAS REPAIR DENGAN UJI NDT , MACROETCH , HYDRO
 TEST , DLL.
 CARA MEMBACA SPESIFIKASI
A.W.S
A W S E-7018

X X X X X X MISALNYA E 7018- A1
MENUJUKKAN KOMPOSISI KIMIA BAHAN LAS SEPERTI
MISALNYA : A1 ,B1 , B21 , B31 , B41 C1, C2 , C21 , D1 , D2 , D3 , G

1) MENUNJUKKAN JENIS ARUS DENGAN POLARI TASNYA : 0 , 1 ,

2,3.4.8.
2) JENIS BAHAN PEMBUAT SALUT ( COATING ) : 0 , 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 ,
7,8

MENUNJUKKAN POSISI PENGELASAN

MENUNJUKKAN KUAT TARIK BAHAN LAS DALAM RIBUAN psi

MISALNYA : 60 , 70 , 80 , 90 , 100 , 110 , 120

MENUNJUUKAN SINGKATAN JENIS BAHAN LAS / PENGISI ,

R = ROD ER = ELECTRODE & ROD
E = ELECTRODE EC = ELECTRODE COMPOSIT
B = BRAZING RB = ROD BRAZING
RG = ROD GAS ( OAW )
 CARA MEMBACA SPESIFIKASI A W
S.
X X X E R - Cu Sn - 1 A

JENIS BAHAN PEMBALUT : 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8

JENIS LOGAM BAHAN LAS BERUPA PADUAN BERBA

GAI LOGAM YANG TERCERMIN PADA SIMBUL KIMIA
WINYA SEPERTI : Cr = CHROME , Ni = NICKEL , Mo =
MOLYBDENUM , Fe = FERRUM

E = ELECTRODE ER = ELECTRODE ROD

R = ROD ( BATANG LAS )
 CARA MEMBACA SPESIFIKASI
AWS.
( RINCIAN ARTI SIMBUL SPESIFIKASI AWS UNTUK ELEKTRODA FERROUS )
DIGIT SIMBUL ARTI
1. E ELECTRODE
R ROD
ER ELECTRODE ROD
EC ELECTRODE COMPOSIT
B BRAZING
RB ROD BRAZING
RG ROD GAS
F FLUX

2 60 60.000 psi
70 70.000 psi
80 80.000 psi
90 90.000 psi
100 100.000 psi
110 110.000 psi
120 120.000 psi

3 1 UNTUK POSISI PENGELASAN : 1 G = DATAR , 2 G = HORIZONTAL

3 G = VERTICAL , 4 G = ATAS KEPALA
2 UNTUK POSISI PENGELASAN : 1 G DAN 2 G
3 UNTUK POSISI PENGELASAN : 1 G
 CARA MEMBACA SPESIFIKASI AWS
( LANJUTAN RINCIAN ARTI SIMBUL AWS UNTUK ELEKTRODA FERROUS )
DIGIT SIMBUL ARTI

4 A) ARUS LISTRIK DAN POLARIIAS

0 D.C.R.P = ARUS SEARAH POLARITAS TERBALIK

1 AC = ARUS BOLAK BALIK DAN D . C . R . P
2 D. C.S. P = ARUS SEARAH POLARITAS LURUS
3 A . C ATAU D.C
4 A . C ATAU D.C.S.P
5 A . C ATAU D.C.R.P

4 B) BAHAN COATING ( LAPIS PELINDUNG )

0 HIGH CELLULOSE SODIUM / HIGH IRON OXIDE

1 HIGH CELLULOSE POTASSIUM
2 HIGH TITANIA SODIUM
3 HIGH TITANIA POTASSIUM
4 IRON POWDER TITANIA
5 LOW HYDROGEN SODIUM
6 LOW HYDROGEN POTASSIUM
8 IRON POWDER LOW HYDROGEN
A1 C = 0.12% , M n = 0.6% , S i = 0.4 % , P = 0.03 % , S = 0.04 % , Mo = 0.4~0.65 %
5 B1 C = 0.05 & ~0.12% , M n = 0.90 % , P = 0.03 % , Cr = 0.4 % , S i = 0.6 ~0.8 % .
C Mn Si P S Mo Cr
B2 0.05 0.9 0.8 0.03 0.04 0.65 1 ~ 1.5
B2L 0.05 0.9 1.0 0.03 0.04 0.65 1 ~ 1.5
B3 0.05 0.9 0.8 0.03 0.04 1.2 2 ~ 2.5
B3L 0.05 0.9 0.8 0.03 0.04 1.2 2 ~ 2.5
B4L 0.05 0.9 1.0 0.03 0.04 0.6 2 ~ 2.5
B5 0.07 0.7 0.6 0.03 0.04 1.25 0.6
 CARA MEMBACA SPESIFIKASI A W S.
( ARTI SIMBUL AWS PADA ELEKTRODA NON FERROUS )
DIGIT SIMBUL ARTI CONTOH

1 E ELECTRODE
ER ELECTRODE / ROD

2 Mo MOLYBDENUM E 310 Mo – 15
Cu CUPROM ( TEMBAGA ) E Cu , ER Cu Sn
Ni NICKEL ER Ni – 1
Si SILICON ECuSi
Sn STANIUM ECuSn -A
Mn MANGANESE E C u M n N i – AL
AL ALUMINUM E C u M n N i - AL
Zn ZINC RCuZn–A
Zr ZIRCONIUM ER Z r – 1
Ti TITANIUM ER T i 0.2 Pd
Pd PALADIUM ER T I 0.2 Pd
V VANADIUM ER T i 3 AL-0.2V
Cr CHROMIUM E N i Cr – A
Co COBALT E Co C r - C

CATATAN
. UNTUK MENGETAHUI DENGAN TEPAT SYARAT PENGERINGAN ELEKTRODA PRODUKSINYA SETELAH KEMASAN DIBUKA
. E 6010 , KANDUNGAN AIR PADA COATING YANG DISARANKAN = 3 – 5 % , KELEMBABAN 20 – 60 %
. E 6011 , KANDUNGAN AIR PADA COATING YANG DISARANKAN = 2 – 4 % , KELEMBABAN 20 – 60 %
. E 6012 , 6013 , 6020 , 6022 -------- “ -------- < 1% , KELEMBABAN MAX . 60 %
. E 7015 , E 7016 -------- “ -------- < 0.4 % , KELEMBABAN MAX . 50 %
. E 7018 , 7028 , 7048 -------- “ -------- < 0.4 % , KELEMBABAN MAX . 50 % .
KEMASAN DAN ELEKTRODA YANG
DIAPKIR
SANGAT PEYOT

LABEL RUSAK &

TIDAK TERBACA TIDAK ADA IDENTIFIKASI
SAMASEKALI
BERLUBANG

KEMASAN
DINDING BERKARAT
BERKARAT
MERATA
MERATA

KONDISI BAIK

SALUT BERBERCAK BERCAK

SALUT RETAK RETAK

SALUT TERKELUPAS

KAWAT ELEKTRODA BERKARAT

Penanganan pelat tebal
CARA MENYUSUN PELAT TEBAL
DISTOCK YARD
KLEM PELAT
( EAGLE CLAW )

PENYIMPANAN DAN
PENGANGKATAN PELAT
TEBAL SEBAIKNYA DA
LAM POSISI MIRING
 Cacat las
VISUAL ( SURFACE ) :

SPATTERS , POROSITY , PIN HOLE , CRACK PIN HOLE

( LONGITUDINAL , TRABSVERSAL ) , COLD
LAP , CONCAVITY , EXCESSIVE REINFORCE-
MENT , WIDE BEAD , HIGH LOW , UNDERCUT
( LOW STRESS , HIGH STRESS / UNDERFILL ) ,
STOP- START , START CRACK

NON VISUAL ( ROOT )

POROSITY , CONCAVITY ( SUCT UP ) , CRACK INCOMPLETE
BLOW HOLE , EXCESSIVE PENETRATION ,
INCOMPLETE PENETRATION , UNDERCUT & PENETRATION
UNDERFILL , EXCESS WIRE

INTERNAL
SLAG INCLUSION , POROSITY , CRACK , WORM
HOLE , ALIGNED POROSITY ,
INCOMPLETE-
FUSION , UNDERBEAD CRACK , HOLLOW
BEAD
HEAVY METAL INCLUSION . COLD LAP , SLAG-
LINES
UNDERCUT UNDERBEAD
CRACK
FAKTOR KEGAGALAN LAS LAIN
1) FAKTOR MEKANIS
- EROSI / ABRASI , IMPINGEMENT ( TUMBUKAN PARTIKEL ) , AUS.
2) FAKTOR PENGKARATAN
- KARAT BIMETAL , KARAT BAKTERI , KARAT PELARUTAN SELEKTIF,
GRAFITISASI , KARAT AIR RAKSA , KARAT CAIRAN METAL
3) FAKTOR FISIK
- FATIGUE , CREEP , CATASTHROPIS , TERBAKAR ( OKSIDASI BERLEBIHAN )
4) FAKTOR STRUKTURAL
- PENGGETASAN ( PENDINGINAN UDARA , PENDINGINAN AIR )
- RETAK DINGIN PADA ± 300°C ( RETAK LAMBAT – NOTCH , UNDERBEAD
CRACK / LAMELAR )
- RETAK PANAS PADA 500 ~ 900°C ( STRESS RELIEF CRACK , SHRINKAGE ,
PERTUMBUHAN KRISTAL , LIQUATION , REHEAT CRACK
- RETAK TEGANGAN ( STRESS CORROSION ) : HYDROGEN , SULFUR ,
CHLORIDE , CAUSTIC
- KETIDAK COCOKAN ( INCOMPATIBILITY )
PENENTUAN KUALITAS LAS
REPAIR
• a) DITENTUKAN DULU APAKAH REPAIR BERSIFAT SEMENTARA
• ( DARURAT ) ATAU BERSIFAT PERMANEN.
• b) PENYELIDIKAN SEBAB KERUSAKAN / CACAT DAN KEGAGALAN
• ( ROOT CAUSE ATAU FAILURE ANALYSIS )
• c) PENYUSUNAN PROSEDUR LAS REPAIR YANG TEPAT
 d) PENGGAMBARAN DESAIN DAN KONFIGURASI LAS DAN ATAU
 RAKITAN KONSTRUKSI LAS REPAIR SETELAH DIPERHITUNG
 DENGAN CERMAT DAN AKURAT
 e) MEREKRUT JURU LAS AKHLI DAN PEMILIHAN SARANA DAN
 PRASARANA PENGELASAN UJI
 f) MELAKSANAKAN PENGELASAN UJI UNTUK KUALIFIKASI PROSE
 DUR LAS REPAIR TERSEBUT DIATAS ( PQR ).
 g) MEREKRUT JURU LAS YANG BERDIPLOMA PROSES LAS TERTENTU
 h) MENGUJI KINERJA JURU LAS ( WPQT )
 i) LAS PRODUKSI REPAIR .
 j) PENGUJIAN LAS REPAIR DENGAN UJI NDT , MACROETCH , HYDRO
 TEST , DLL.
 CARA MEMBUANG TACK
WELD
CARA PALING KIRI TENGAH DAN PALING KANAN
DILARANG YANG PALING BAIK

1 2
PENJEPITAN KOMPONEN
YANG BENAR

CARA PENJEPITAN CARA PENJEPITAN

YANG KURANG BAIK YANG BENAR

BENDA KERJA
KLEM SIRIP
KLEM MEKANIS

TACK TACK WELD

WELD DALAM KAMPUH
PENYETELAN & PENGIKATAN
PENYETELAN & PENGIKATAN
DINDING TANGKI
PENYETELAN PELAT
PENYETELAN PELAT TANGKI
BOTTOM TANGKI
STRONG BACK

PASAK KUPINGAN
DILASKAN PASAK
BENGKOK
KEDASAR
PENEKAN

SPACER

KLEM MEKANIS

METAL CLIPS

PENYETELAN PIPA PENYAMBUNGAN PELAT DINDING

DENGAN DASAR TANGKI

PENYETELAN DINDING DAN BOTTOM

TANGKI
GOUGING 100%
JIKA DESAIN LAS BERUPA LAS KAMPUH BERGANDA , GOUGING TIDAK
MEMILIKI KELEMAHAN.

NAMUN JIKA SAMBUNGAN KAMPUH TUNGGAL , GOUGING

HARUS DILAKSANAKAN SEBAGAIMANA SKETSA INI AGAR
ROOT GAPNYA UNIFORM .

DIGOUGING GERINDA POTONG

C
B

1/16 “
DISISAKAN
KONSTRUKSI ( LANJUTAN )
KETENTUAN POSISI NOZZLE DAN PENGUATNYA TERHADAP
SAMBUNGAN LAS MELINGKAR DAN MEMANJANG NOZZLE

3 t ( 2 “ ) min.

3 t min
5 t ( 2 “ ) min.

t ketentuan ini sebaiknya dipe

t
nuhi , kecuali kondisi sangat
terpaksa
COPPER BURNT

COPPER BURNT ADALAH SUATU PROSES MENCAIRNYA

TEMBAGA INTI KABEL KEDALAM BAHAN INDUK DAN
MENYEBABKAN RETAK BERAPAPUN TEBALNYA BAHAN
INDUK TERSEBUT.
HAL INI DISEBABKAN KARENA TUKANG LAS MALAS MENGGANTI
CLAMP GEOUNDING YANG TELAH PUTUS KABELNYA . SEBAGAI
GANTINYA KABEL GROUNDING DIKUPAS DAN TEMBAGANYA
DICLAMPKAN KEBAHAN INDUK , DAN SELAMA PENGELASAN
TERJADILAH BUSUR MIKRO YANG MAMPU MENCAIRKAN
TEMBAGA DAN MERASUK KEDALAM BAJA .
PENGELASAN SUPPORT

PENGELASN TERPUTUS
PUTUS DILARANG
 KETENTUAN PAD
NOZZLE

SMAW
70°

SMAW

WEEP HOLE

WEEP HOLE BERFUNGSI SEBAGAI PENUNJUK AWAL KEBOCORAN , KARENANYA TIDAK BOLEH
TERTUTUP . UNTUK MENCEGAH KARAT LUBANG DIISI GEMUK ( FAT )
KETENTUAN FLANGE
SERRATION ( ALUR MUKA FLANGE )

SERRATION TIDAK BOLEH

LUKA TERGORES DALAM
TERBENTUR / TERPUKUL ,
TIDAK BOLEH BERKARAT
BERAT , TIDAK BOLEH TER

KENA PERCIKAN LAS ATAU

TERTOREH ELEKTRODA BER
MUATAN ( ARC STRIKE )
LUKA SEDEMIKIAN DAPAT MENYEBABKAN KEBOCORAN BETAPAPUN KENCANGNYA IKATAN
JIKA TERLANJUR CACAT , SERRATION HARUS DIBUBUT ULANG UNTUK MEMBUAT ALUR
BARU . KARENANYA SEWAKTU PENYIMPANAN DAN PENGANGKUTAN SERAATION HARUS
DILINDUNGI BAIK DENGAN GASKET , PELAT , TRIPLEKS DLL.
KETENTUAN PENGELASAN

KAMPUH S.A.W DIPERPANJANG PADA

PELAT DENGAN MENGELASKAN TAM
BAHAN PELAT EKSTRA UNTUK KEMU
DIAN DIPOTONG SETELAH DILAS
AGAR JALUR LAS SELESAI DENGAN BAIK.
 PENGUKURAN
• PERALATAN PENGUKUR KEBUNDARAN BEJANA
• TATAKAN KAYU RINGAN

• KAKI JANGKAR

•
• KAKI JANGKA KEBUNDARAN
• ( TUNGGAL )

• BAUT KUPU KUPU

 PENGUKURAN - 1
• MENGUKUR PELENGKUNGAN SETELAH DIROL
PENGUKURAN HARUS DILAKSANAKAN SECARA BERTUMPU
( SUPERIMPOSE / OVERLAP ) UNTUK MEYAKINKAN BAHWA SELURUH
PERMUKAAN TERUKUR . JIKA ADA BERKAS SINAR DIBAWAH MISTAR
ARTINYA PELENGKUNGAN MASIH BELUM
SEMPURNA DAN HARUS DIULANG.
pengukuran kelurusan
untuk pengukuran kelurusan bejana langsing dan panjang digunakansitim
dawai piano ( piano wire )
atau sinar laser yang menghubungkan dua titik pusat head

piano wire

support
TOLERANSI KONSTRUKSI
RING DASAR : KEDATARAN ± 1/8 “

b
CLIPS / BRACKET : JARAK KEGARIS
a REFERENSI ± 1/4 “ . DEVIASI KELILING DIUKUR PADA
SAMBUNGAN STRUKTUR ± 1 / 4 “. JARAK
ANTARA DUA CLIP YANG BERDEKATAN ± 1 / 8 “

MAN HOLE :
c JARAK DARI MUKA FLANGE ATAU SUMBU
c
d MAN HOLE KEGARIS REFERENSI , SUPPORT LUG, DA
SAR SADEL , SUMBU BEJANA , MANASAJA YANG BER
LAKU ± 1/2 “ . DEVIASI KELILING DIUKUR PADA PER
MUKAAN LUAR BEJANA TEKAN ± 1 / 2 “. PROYEKSI ,
f JARAK TERDEKAT DARI PERMUKAAN LUAR BEJANA
e TEKAN KE MUKA FLANGE MANHOLE ± 1 / 2 “ . DEVIASI
e DARI HORISONTAL , VERTIKAL , ATAU POSISI YANG
g DIKEHENDAKI KESEGALA ARAH ± 1 “
 toleransi konstruksi
e
e
f
DEVIASI LUBANG BAUT KESEGALA ARAH ±1 / 4 “
e
e DEVIASI NOZZLE , COUPLING YANG TIDAK DIHUBUNGKAN
DENGAN PERPIPAAN DIBERLAKUKAN TOLERANSI MANHOLE .
i NOZZLE COUPLING YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERPI
PAAN : JARAK DARI MUKA FLANGE ATAU SUMBU BUKAAN (
OPENING ) KEGARIS REFERENSI , KUPING PENYANGGA BEJA
h NA , DASAR SADEL , SUMBU BEJANA , MANASAJA YANG BER
LAKU ± 1 / 4 “ . DEVIASI YANG DIUKUR KELILING
PERMUKAAN LUAR BEJANA TEKAN ± 1 / 4 “ , PROYEKSI
JARAK TERDE
KAT DARI PERMUKAAN SEBELAH LUAR BEJANA KEMUKA
FLANGE BUKAAN ± 1 / 4 “
DEVIASI DARI HRISONAL, VERTIKAL, ATAU ARAH LAIN
n m ± 1 / 2 “. DEVIASI LUBANG BAUT KESEGA;A ARAH
l
k k ± 1 / 8 “ . NOZZ;E COUPLING YANG DIGUNAKAN UNTUK LEVEL
GAGE , DLL. JARAK ANTARA SUMBU BUKAAN ± 1 / 8 “
SADEL : JARAK SUMBU LUBANG BAUT KEGARIS REFERENSI
± 1 / 8 “ . JARAK SUMBU LUBANG BAUT KESUMBU BEJANA TE
KAN ± 1 / 8” . JARAK ANTARA LUBANG BAUT PADA PELAT
DASAR ATAU ANTARA LUBANG BAUT ATAU SLOT DARI DUA
SADEL ±1 / 8 “. KEMIRINGAN MELINTANG PELAT DASAR ± 1 /32”
PER KAKI .

0
 TOLERANSI KONSTRUKSI
D MINIMUM KEMIRINGAN MEMANJANG : PELAT DASAR ± 1 / 8 “
BADAN ( SHELL ) : DEVIASI DARI VERTIKAL BEJANA HINGGA PAN
JANG KESELURUHAN 30 KAKI ± 1 / 2 “ . BEJANA UNTUK TEKA
NAN INTERNAL , SELISIH ANTARA DIAMETER DALAM MAKSIMUM
D MAXIMUM DAN MINIMUM PADA PENAMPANG MANA SAJA , TIDAK BOLEH
P = D MAX. -- D MIN.
MELEBIHI 1 % DARI DIAMETER NOMINAL PADA PENAMPANG ± 1%
DEVIASI DARI DIAMETER DALAM NOMINAL DIDASARKAN ATAS
r
PENGUKURAN MELINGKAR ± 1 / 32 “ PER KAKI .
KETIDAK BUNDARAN ( ASME VIII UG-80 )’ BEJANA TEKANAN
t EKSTERNAL ( UG – 81 )
v INSTALASI PIRINGAN ( TRAY ) : KE TIDAK LEVEL –AN KESEGALA
s ARAH ± 1 / 32 “ . PER KAKI .
TRAY SUPPORT ( LIHAT r ) : JARAK ANTARA DUDUKAN TRAY YANG
BERDEKATAN ± 1 / 8 “ . JARAK KEGARIS REFERENSI ± 1 / 4 “ .
JARAK KE SEAL PAN ± 1 / 8 “ . JARAK KEDUDUKAN DOWN COMER
w
± 1 / 8 “ . KEMIRINGAN UNTUK LEBAR APAPUN RING DUDUKAN
± 1 / 16 “ . PELAT WEIR : KETIDAK LEVELAN ± 1 / 16 “ , KETINGGIAN
x
± 1 / 8 “ . JARAK KEPERMUKAAN DINDING SEBELAH DALAM ± 1 / 4 “
y

z
 HYDROTEST
PROSEDUR PRESSURE ( HYDRO ) TEST BEJANA TEKAN
- AIR HYDROTEST HARUS BER Ph ≥ 7
VENTILASI KANDUNGAN CHLORINE ≤ 50 ppm
- SUHU PENGUJIAN > 10º C DAN < 50º C
- PERGUNAKAN PRESSURE TIME CHART
- TUTUP SELURUH OPENING , ISI BEJANA
DENGAN AIR HINGGA KELUAR DARI
VENTILASI , KEMUDIAN TUTUP VENT
VALVE TERSEBUT .
- BUKA VALVE DISCHARGE POMPA HY
DROTEST ( A ) , INLET KE VESSEL ( B )
DAN KEMANOMETER ( C )
- LAKSANAKAN PENGEMPAAN HINGGA
TEKANAN MENCAPAI 80% TEKANAN
UJI KEMUDIAN DITAHA DAN DIPERIKSA
VISUAL . SETELAH OK TEKANAN DINA
IKKAN KE 100% TEKANAN UJI , YAKNI
A 1.5 X DESIGN PRESSURE ( BARU ) ATAU
C B 1.5 X MAWP ( VESSEL LAMA ) , TAHAN
TEKANAN HINGGA MAKIMUM 2 JAM.
UNTUK PEMERIKSAAN VISUAL .
- SETELAH OK BUKA VENT VALVE DAN
DRAIN BUKA DRAIN ( C ) PERLAHAN LAHAN
UNTUK MEMBUANG TEKANAN DAN DI
LANJUT KAN DENGAN PENGOSONGAN
 INSPECTION & TEST
( LANJUTAN )
PNEUMATIC TEST PELAT PENGUAT ( REINFORCING PAD )

Gas
bertekanan
( udara , N2,
helium ) TEKANAN PNEUMATIS
YANG DIPERLUKAN SE
BESAR 100 kPa
LUBANG TELTALE SE
TELAH PENGUJIAN TI
DAK BOLEH DITUTUP
UNTUK MENGETAHUI
Lubang teltale JIKA ADA KEBOCORAN
UNTUK MENCEGAH MA
SUKNYA AIR HUJAN CU
KUP DITUTUP DENGAN
GEMUK ( GREASE )
SAJA .
VESSEL GROUNDING
SISTIM GROUNDING YANG BENAR
CAD WELD
ELECTERODE ( HARUS MENCAPAI AIR TANAH )
SEMUA PERALATAN PRODUKSI HARUS DI
LENGKAPI DENGAN GROUNDING UNTUK
MENCEGAH TERKANDUNGNYA LISTRIK
STATIS YANG SANGAT BERBAHAYA KA
RENA DAPAT MEMANCARKAN BUSUR
LISTRIK ( SPARK ) YANG DAPAT MENYE
BABKAN KEBAKARAN / PELEDAKAN .
HUBUNGAN GROUNDING DENGAN
PERALATAN SEBAIKKNYA MENGGUNA
KAN CAD WELD ( EXPLOSION WELD )
UNTUK MENCEGAH KOROSI CELAH YANG
DAPAT MENGISOLASI HUBUNGAN SEHI
GGA GROUNDING TIDAK EFEKTIF LAGI
WATER TABLE ( BATAS ERMUKA
AN AIR TANAH ).
BEJANA PANAS
BEJANA PANAS HARUS BEBAS MEMUAI KEARAH YANG MEMUNG
KINAN ( BAGIAN YANG PERPIPAANNYA JARANG / RINGAN )

TATAKAN PENDASI DIBAGIAN YANG

MENGANDUNG KONSTRUKSI PERPI
PAAN YANG BERAT , DIBAUT TETAP
( FIXED ) , SEDANGKAN TATAKAN
PENDASI DIBAGIAN YANG PERPIPA
ANNYA RINGAN , DIBUAT MENGA
PUNG FLOATI NG ) DAN DIBERI SE
PATU GESER ( SLIDING SHOE ) TER
BUAT DARI TEFLON . PADA TATAKAN
DIBUAT LUBANG SLOT.
TEFLON IKATAN LONGGAR
DIKUNCI DENGAN
MUR PENJAMIN

LUBANG SLOT
 KELENGKAPAN VESSEL
• KELENGKAPAN BEJANA TEKAN :
1) MAN HOLE
2) VALVE VENTILASI
3) VALVE DRAIN
4) KATUP PENGAMAN ( SAFETY VALVE )
5) GELAS DUGA ( LEVEL GAGE )
6) PELAT NAMA LENGKAP DENGAN TAHUN PEMBUATAN & TEK. UJI / MAWP
7) GROUNDING
8) FLOATING SHOE
9) WEEP HOLE PADA REINFORCING PAD
10) PRESSURE GAGE ( MANOMETER )
11) LADDER DAN PLATFORM
12) UNTUK BEJANA PANAS ( CAT ABU ABU DAN ISOLASI PANAS )
13) UNTUK BEJANA SANGAT DINGIN ( ISOLASI DINGIN ) .
14) DAVIT UNTUK TUTUP MAN HOLE
15) OPSIONAL – COLOUR CODE UNTUK MEDIA DIDALAMNYA .
16) UNTUK REAKTOR - LAPIS TAHAN PANAS INTERNAL ATAU REFRACTORY .
 SERANGAN KARAT PADA
VESSEL
JENIS SERANGAN KARAT SEBELAH LUAR BEJANA
DIATAS TANAH :
1) KARAT ATMOSFERIS 6) KARAT CELAH
2) KARAT AIR LAUT 7) KARAT ASAM
3) KARAT LIQUID METAL
4) KARAT ISOLASI BASAH
5) KARAT POULTICE

JENIS SERANGAN KARAT SEBELAH DALAM BEJANA

ATAS TANAH :
1) KARAT AIR LAUT 6) CO2 ATAU O2 LARUT
2) KARAT SUMURAN ( PITTING ) 7) KARAT BAKTERI
3) KARAT HYDROGEN ATTACK 8) KARAT BIMETAL
4) KARAT HYDROGEN BLISTER 9) KARAT AIR RASA
5) KARAT ASAM ( H2SO4 , H2S , 10) RETAK KARAT TEGANGAN
Ph < 5 , NAPHTHANIC ACID,DLL.) 11) KARAT ALKALINITAS , DLL .