PLUID (40oC)
Ud :=
( 2)
g ϕd ( ρc - ρd )
18 μc
-3
Ud = 1.641 10
C. Panjang decanter, ft
syarat, L/Di = 5
L := 5 Di
L = 10
D. Penentuan interface outlet
syarat ; interface dijaga pada jarak 15% dibawah puncak pipa
ji := 0.15 Di
ji = 0.3
maka :
- jari-jari lingkaran, r
r := 0.5 Di
r=1
- jarak dari suatu titik dalam lingkaran, h
h := r - ji
h = 0.7
a. lebar interface, ft
AH := π r ( 2) - AL
AH = 2.846
jika P, ft
P := 2 r acos
h
r
P = 1.591
d. Luas interface, ft2
AI := I L
AI = 14.283
E. Diameter hidraulik, ft
a. fase ringan
4 AL
DL :=
I P
DL = 0.52
b. fase berat
4 AH
DH :=
I + ( 2 π r) + P
DH = 1.224
c. Secondary settling
periksa ukuran droplet fase kontinyu,fl, dan syaratnya harus lebih besar dari
ukuran droplet fase disperse (0.0005 ft dia.)
18 μc
Q
ϕl :=
AI
g ( ρc - ρd )
-7
ϕl = 3.2 10 (dengan asumsi bahwa fase berat selalu menjadi fase kontinyu
maka hal ini bisa diterima)
F. Coalescence Time, sec
diasumsikan bahwa ketinggian pita dispersi adalah 10 % Di, dan {(0.5.Hd.AI)/Q] > 120 - 300 sec
Hd := 0.1 Di
Hd = 0.2
maka waktu yang dibutuhkan untuk melewati pita dispersi adalah, sec
0.5 Hd AI
Tc :=
q
3
Tc = 1.19 10
G. Periksa turbulensi
a. fase ringan
q -3
VL := VL = 4.061 10
AL
VL DL ρd
ReL :=
μd
b. fase berat
Q
VH := VH = 0.011
AH
VH DH ρc
ReH :=
μc
3
ReH = 1.208 10 good
VH
= 2.596 > 2 not so good but OK !
VL
Qtot = 0.031
0.45 0.13
Diopt := 3.9 Qtot ρrata Diopt = 1.406
Flow Area, A , ft
Diround
Dft := Dft = 0.083
12
2
1 π ( Dft) -3
A := A = 5.454 10
4
Velocity Head, hv , lb . ft / s2
2
vh := ρrata vf 3
vh = 2.081 10
Velocity Head melebihi batasan 250 lb.ft/s2, sehingga perlu diturunkan dengan menambahkan tee
sebagai inlet nozle, dicoba tee berukuran 2 inch sehingga
Qtot
vfn :=
2 A vfn = 2.86
2
vhn := ρrata vfn vhn = 520.155
GOOD !!!
b. Diffuser
1 2
Ad := π ( Di) Ad = 3.142
4
Untuk menjaga agar ReH tidak melebihi 10.000, maka dipasang diffuser 2 element sebagai
distributor
1. Distributor
12 Di - tb
baffle dengan tinggi tb := 0.4 Di 12 dengan tinggi h :=
2
maka luas baffle , ft2 :
0.5
Abi := 2 h ( tb) + ( tb) asin
2
- h
2 h
( tb)
Abi
Ab := ft2
Abi = 207.554 in2 144
0.0417
Distributor diberi lubang dengan diameter , Dd := ft (0,25 inchi) yang disusun
2
0.083
secara triangular pitch, dengan pitch spasing sebesar, Ps := ft (0.5 inch). Maka
2
Open Area dari baffle menjadi, ft :
2
OAb 100
π 3
1 Dd
OAb := Ab OAb = 1.143 = 36.382
3 Ps Ad
Open Arean dari baffle sebesar 40 % luas decanter (masih dalam batas yang diizinkan
(3%<40%>50%).
Distributor kedua memiliki dimensi yang sama tetapi dipasang pada jarak 1 inchi dari
distributor pertama dengan penempatan lubang yang dibuat sedemikian rupa sehingga
aliran keluar dari distributor pertama menabrak bagian yang tak erlubang pada distributor
kedua. Untuk mencegah aliran by pass maka kedua distributor ini ditutup pada
sisi-sisinya.
I. Geometri Outlet
Ukuran ini terlalu besar untuk suatu outlet nozle, oleh karena itu perlu diberi internal baffle
Dicoba untuk menempatkan suatu pelat dengan jarak Hph := 0.1 Di di dasar decanter
dengan kedua ujung terbuka
0.5
Di 2
2
2
2
Onh := 0.5 π - Hpa - Hpa
Di -
Di Hpa
asin
2 2 2 0.5 Di
Onh = 0.164
Nozle memiliki luas penampang sebesar 10 % dari opening area pada kedua ujung
baffle , maka diameter baffle menjadi :
Onh
Dnh := 4 2 Dnh = 0.204 Dnh 12 = 2.449
π 10
Ukuran ini terlalu besar untuk suatu outlet nozle, oleh karena itu perlu diberi internal baffle
Dicoba untuk menempatkan suatu pelat dengan jarak Hpl := 0.033 Di di dasar decanter
dengan kedua ujung terbuka
0.5
Di 2
2 2
Onl := 0.5 π - Hpo - Hpo
Di Di asin Hpo
2
-
2 2 2 0.5 Di
Onl = 0.032
Nozle memiliki luas penampang sebesar 10 % dari opening area pada kedua ujung
baffle , maka diameter baffle menjadi :
Onl
Dnl := 4 2 Dnl = 0.09 Dnl 12 = 1.077
π 10