Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

2.3 BAJA PROFIL KANAL U


2.3.1 Tujuan

Tujuan identifikasi adalah untuk mengetahui bentuk penampang, ukuran &


toleransi, persyaratan mutu dan metode pengujian, serta parameter lain baja profil
U-beam.

2.3.2 Dasar Teori


2.3.2.1 Pengertian

Baja profil kanal U (Bj P kanal U): adalah baja profil berbentuk U
dan pada salah satu sisi di kedua ujung sayapnya berbentuk bulat yang
dihasilkan melalui proses canai panas (Hot rolling mill).

2.3.2.2 Bentuk dan Ukuran Penampang

Bentuk penampang Baja profil kanal U, seperti Gambar 2.11


berikut:

Ukuran penampang Baja profil kanal U, notasi ukuran pada


seperti Gambar 2.11 dan jenis ukuran pada Tabel 2.14 berikut:

Gambar 2.11 Bentuk Baja profil kanal U

Keterangan gambar: Rumus:


H adalah tinggi badan; Momen inersia (l) adalah Ʃm.R²
B adalah lebar sayap; Radius girasi (i) adalah √ l / a
t1 adalah tebal badan; Modulus penampang (Z) adalah l / e
t2 adalah tebal sayap; Luas penampang (a) adalah H t + 2t (B - t ) + 0,349 (r -
r adalah radius sudut. r)

KELOMPOK 1-A
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

Tabel 2.16 Jenis ukuran penampang

Sumber : SNI 07-0052-2006 ,Halaman 7.

Tabel 2.17 Jenis ukuran penampang berdasarkan bagian profil


No Bagian Profil Batas Ukuran Toleransi
B < 50 ± 1,5
I Lebar sayap (B) 50 ≤ B ≤ 100 ± 2,0
B ≥ 100 ± 3,0
H ˂ 100˃ ± 1,5
II Tinggi badan (H) 100 ≤ H ˂ 200 ± 2,0
H ≥ 200 ± 3,0
t ˂ 6,3 ± 0,6
6,3 ≤ t ˂ 10 ± 0,7
H ˂ 130
10 ≤ t ˂ 16 ± 0,8
t ≥ 16 ± 1,0
III Tebal (t1 : t2)
t ˂ 6,3 ± 0,7
6,3 ≤ t ˂ 10 ± 0,8
H ≥ 130
10≤ t ˂ 16 ± 1,0
t ≥ 16 ± 1,2
Sumber : SNI 07-0052-2006 ,Halaman 8.

KELOMPOK 1-A
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

2.3.2.3 Sifat Mekanis (Mutu Baja)

Sifat mekanis dan mutu kelas baja profil kanal U sesuai SNI 07-0052-
2006 Halaman 9, digolongkan dalam beberapa jenis sesuai Tabel 2.18
berikut:
Tabel 2.18 Sifat Mekanis
Batas ulurminimum Ujilengkung
kgf/mm2(N/mm2) Kuattarik Ukuran Nomor Regangan
Kelas
kgf/mm2 tebalbaja batang minimum
baja Nomor
(N/mm2) (mm) uji (%) Sudut Diameter
batang
lengkung pelengkung
uji
t≤ 16 16<t≤ 20

t≤ 5 No.5 26
BjP34 21 20 34 -44
5 < t≤16 No. 1A 21 180° 0,5xt No. 1
(SS 34) (205) (195) (330 -430)
16 <t≤ 20 No. 1A 26

t≤ 5 No.5 21
BjP41 25 24 41 -52
5 < t≤16 No. 1A 17 180° 1,5xt No. 1
(SS 41) (245) (235) (400 -510)
16 <t≤ 20 No. 1A 21

t≤ 5 No.5 19
BjP50 29 28 50 -62
5 < t≤16 No. 1A 15 180° 2xt No. 1
(SS 50) (285) (275) (490 -610)
16 <t≤ 20 No. 1A 19

t≤ 5 No.5 16
BjP55 41 40 55min
5 < t≤16 No. 1A 13 180° 2xt No. 1
(SS 55) (400) (390) (540)
16 <t≤ 20 No. 1A 17

Sumber : SNI 07-0052-2006 , Halaman 9.

2.3.2.4 Syarat Penandaan

 Setiap batang Bj P WF-beam harus diberi tanda (marking) yang tidak


mudah hilang dan mencantumkan: nama (inisial) pabrik pembuat, ukuran
produk, kelas baja nomor leburan (nomor heat), tanggal produksi

 Setiap batang Bj P WF-beam harus diberi tanda pada salah satu ujung
penampangnya dengan warna (cat) yang tidak mudah hilang sesuai kelas
baja seperti Tabel 2.19 berikut :

Tabel 2.19 Tanda kelas baja profil WF-beam

Kelas Baja KodeWarna

KELOMPOK 1-A
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

BJ P 34 (SS.34) Hijau
BJ P 41 (SS.41) Kuning
BJ P 50 (SS.50) Biru
BJ P 55 (SS.55) Abu- Abu
Sumber : SNI 07-0052-2006 ,Halaman 12.

2.3.2.5 Istilah dan Definisi

 Baja profil kanal U (Bj P kanal U): baja profil berupa batang bentuk
penampang U dihasilkan dari proses canai panas (Hot rolling mill).

 Dimensi Bj P kanal U: tinggi badan (H), tebal badan (t 1), lebar sayap (B),
tebal sayap (t2), dan radius sudut (r).

 Ukuran nominal: ukuran sesuai yang ditetapkan dalam standar

 Toleransi ukuran: besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran


nominal

 Karat ringan: karat yang apabila digosok secara manual (sikat kawat)
tidak menimbulkan cacat pada permukaan.

 Bj P adalah singkatan baja profil.

2.3.3 Syarat Mutu


2.3.3.1 Sifat tampak
Syarat mutu : Permukaan Bj P WF-beam tidak boleh ada serpihan,
lipatan, gelombang, cerna yang dalam dan hanya boleh berkarat ringan
atau cacat-cacat lainnya yang tidak merugikan pada penggunaan akhir.

2.3.3.2 Bentuk penampang


a. Kesikuan (Out of square)

Besarnya penyimpangan kesikuan T pada Gambar 2.12 maksimum


adalah 2,5% dari b.

KELOMPOK 1-A
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

Gambar 2.12 Penampang kesikuan


Tabel 2.20 Penyimpangan kesikuan yang diizinkan
Tinggi nominal Nilai Kelendutan izin (W)
No.
(H) (mm)
1 H <100 0,5

2 100≤ H <200 1,0

3 200 ≤ H ≥ 600 1,5


Sumber : SNI 07-0052-2006 ,Halaman 3.

b. Kelendutan W (Concavity of web)

Bentuk kelendutan adalah seperti pada keterangan Gambar 2.13 dan


besarnya seperti pada Tabel 2.19 berikut :

Gambar 2.13 Penampang kelendutan

Tabel 2.21 Besar kelendutan W yang diizinkan

KELOMPOK 1-A
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

No. Tinggi nominal (H) Nilai ( q ) izin (mm)

1 H ≤ 65 0,40% x L
2 65 <H ≤80 0,30% x L
3 H > 80 0,20% x L
Sumber : SNI 07-0052-2006 ,Halaman 4.

c. Kelurusan
Penyimpangan kelurusan atau kelengkungan yang diizinkan pada
Gambar 2.14 adalah “q”,besarnya seperti pada Tabel 2.20 berikut :

Gambar 2.14 Penyimpangan kelurusan

Tabel 2.22 Besar penyimpangan kelurusan q yang diizinkan

No Ukuran Panjang Toleransi

1 s/d 6 m 0, + 40 mm

Setiap Pertambahan Panjang 1 m maka dari


2 Di atas 6 m
toleransi nilai Positif tersebut ditambah 5 mm
Sumber : SNI 07-0052-2006 ,Halaman 4.

KELOMPOK 1-A
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

b. Berat

Toleransi berat per kelompok Bj P WF-beam seperti Tabel 2.23 berikut:

Tabel 2.23 Toleransi berat per kelompok

Sumber : SNI 07-0052-2006 ,Halaman 4.

2.3.4 Pengujian Sifat Tampak, Bentuk dan Ukuran


2.3.4.1 Cara pengambilan contoh

a. Pengambilan contoh dilakukan oleh petugas yang berwenang.

b. Petugas pengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak


produsen atau penjual untuk melakukan tugasnya.

c. Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random).

d. Setiap kelompok yang terdiri dari nomor leburan dan ukuran yang
sama diambil satu contoh uji.

KELOMPOK 1-A
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

e. Set Kelompok yang terdiri dari nomor leburan yang berbeda tetapi
dengan ukuran dan kelas baja yang sama, setiap 50 (lima puluh) ton
minimal diambil 1 (satu) contoh uji dan sebanyak-banyaknya 5
contoh.

f. Contoh Posisi pengambilan bagian yang akan diuji tarik dan uji
lengkung dari contoh uji diambil sesuai dengan Peraturan umum
pemeriksaan baja.

2.3.4.2 Peralatan

a. Alat ukur panjang: Jangka sorong

Gambar 2.15 Jenis Alat Ukur Panjang

b. Alat ukur berat: Neraca Ohaus dan Timbangan Elektrik

a. Neraca Ohaus

KELOMPOK 1-A
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

b. Timbangan Elektrik

Gambar 2.16 Jenis Alat Ukur Berat

2.3.4.3 Cara Melakukan

a. Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa bantuan alat untuk
memeriksa adanya kecacatan alat atau tidak layak pakai.

b. Uji bentuk penampang: kesikuan (T), kelendutan (W),


penyimpangan pusat sumbu badan (S) dan kelurusan (q) dilakukan
dengan alat ukur: Rol meter baja, jangka sorong, mistar baja siku,
waterpass dan alat ukur yang sesuai.

c. Pengukuran panjang batang (L): dilakukan dengan rol meter.

d. Pengukuran penampang: tinggi badan (H), lebar sayap (B), tebal


badan (t1), tebal sayap (t2) : dilakukan dengan alat ukur yang sesuai.

e. Pengukuran berat: dilakukan dengan alat timbangan yang sesuai.

2.3.4.4 Hasil Pemeriksaan/ Pengukuran


Sampel baja profil Bj P Canal U yang akan diperiksa, berdasarkan
label adalah:
Data: Bj P U-200 x 90; Bj P 50 dan panjang 6 meter, diperoleh
ukuran penampang (lihat Tabel 2.16):
Tinggi badan (H) = 300 mm
Lebar sayap (B) = 90 mm

KELOMPOK 1-A
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

Tebal badan (t1) = 9 mm


Tebal sayap (t2) = 13 mm

2.3.4.5 Sifat Tampak


Hasil pengamatan visual, tidak terdapat serpihan, lipatan, retakan,
gelombang, cerna, kecuali berkarat ringan.
Berdasarkan hasil pengamatan, sifat tampak baja tersebut memenuhi (SNI
07-0052-2006), Halaman 4 karena baja kanal U tidak boleh ada serpihan,
lipatan, cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada
permukaan.

2.3.4.6 Bentuk Penampang


a. Kesikuan “T” (Out of square)
Hasil pengukuran kesikuan baja, diperoleh:
Penyimpangan kesikuan : T1 = 3,2 mm; T2 = 3,6 mm; T3 = 3,4 mm
3,2+ 3,6+3,4
Rata-rata : TAv = = 3,4 mm
3
Penyimpangan kesikuan maksimum yang diizinkan untuk H di atas
300, ialah 1,2 % B mm
Tmaks = 1,2 % B = 0,012 x 90 = 1,08 mm
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, penyimpangan
kesikuan memenuhi (SNI 07-2054-2006) ,Halaman 2 karena tidak
melewati toleransi batas penyimpangan yang diizinkan yaitu 4,5
mm.
b. badan “W” (Concavity of web)
Hasil pengukuran kelendutan, diperoleh:
Kelendutan : W1 = 2,1 mm; W2 = 2,2 mm; W3 = 2,0 mm
2,1+ 2,2+ 2,0
Rata-rata : WAv = = 2,1 mm
3
Penyimpangan kelendutan maksimum yang diizinkan untuk 200 ≤ H≤
600 yaitu Wmaks = 1,5 mm (lihat Tabel 2.20).

KELOMPOK 1-A
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, penyimpangan


kelendutan memenuhi (SNI 07-2054-2006) ,Halaman 3, karena tidak
melewati toleransi batas penyimpangan yang diizinkan yaitu 1,5
mm.
c. Kelurusan / Kelengkungan “q”
Hasil pengukuran kelurusan batang baja, diperoleh:
Penyimpangan kelurusan : q1 = 22,3 mm; q2 = 22,4 mm; q3 = 22,5 mm
22,3+22,4+22,5
Rata-rata : qAv = = 22,4 mm
3
Penyimpangan kelurusan maksimum yang diizinkan untuk H > 80 (lihat
Tabel 2.21), qmaks = 0,20%x L = 0,20 % x 12000 mm = 24 mm
 Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, penyimpangan
kelurusan baja memenuhi (SNI 07-2054-2006),Halaman 4, karena
tidak melewati toleransi batas penyimpangan yang diizinkan yaitu
24 mm.

2.3.4.7 Ukuran Panjang, Berat dan Penampang

a. Panjang batang (l)


Hasil pengukuran panjang batang baja, diperoleh:
l1 = 12,021 m; l2 = 12,022 m; l3 = 12,029 m
12,021+12,022+12,020
Panjang rata-rata : lAv = = 12,020 m
3
Penyimpangan panjang = ( l Av−l ❑ ) = (12,024 m – 12 m) = 0,24 m = 24 mm.
Toleransi panjang untuk 4 m yaitu + 40 mm (lihat Tabel 2.22).
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, penyimpangan panjang
memenuhi (SNI 07-2054-2006), Halaman 4, karena tidak melewati
toleransi batas penyimpangan panjang baja yang diizinkan yaitu + 40
mm.

b. Berat batang (g)


Hasil penimbangan berat batang baja, diperoleh:
Berat per batang:g1 = 457 kg; g2 = 457,10 kg; g3 = 456,98 kg
457+ 457,10+456,98
Berat rata-rata : gAv = = 457,03 kg/m
3

KELOMPOK 1-A
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

Berat per batang Bj P U-200 x 90 dengan panjang 1 m yaitu 38,1 kg/m


dapat dilihat pada Tabel 2.16.
Berat ideal per batang baja : g = 38,1 kg/m x 12 m/batang= 181,8
kg/batang
Penyimpangan berat maksimum:
( g Av−g ) ( 457,03−457,20 )
x 100 % = -0,04%
= x 100 % =
g 457,20
Batas toleransi berat (perbatang) ± 5% (lihat Tabel 2.23).
Berdasarkan hasil penimbangan dan perhitungan, penyimpangan
beratmemenuhi (SNI 07-2054-2006), Halaman 4 karena tidak melewati
toleransi batas penyimpanganberat baja yang diizinkan yaitu ± 5%.

c. Ukuran Penampang
Hasil pengukuran penampang, diperoleh:
 Tinggi badan: H1 = 302,3 mm; H2 = 302,5 mm; H3 = 302,4 mm
302,3+302,5+302,4
Rata-rata: HAv = = 302,4 mm;
3
Selisih: = ( H Av −H❑ ) = (302,4 – 300) = 2,40 mm
(untuk H ≥ 200, toleransinya ±3,0 mm dari tinggi badan standar U 300
(lihat Tabel 2.17).
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, toleransi
penyimpangan tinggi badan baja memenuhi (SNI 07-2054-
2006),Halaman 8, karena tidak melewati toleransi batas
penyimpangan tinggi badan baja yang diizinkan yaitu ± 3 mm.

 Lebar sayap: B1 = 91,1 mm; B2 = 91,2 mm; B3 = 91,0 mm


91,1+91,2+91,0
Rata-rata: HAv = = 91,33 mm
3

KELOMPOK 1-A
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

Selisih= ( H Av −H ❑ ) = (91,1 – 90) = 1,1 mm


Batas toleransi lebar sayap untuk 50 ≤ B ≤ 100 = ± 2,0 mm (lihat Tabel
2.17).
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, toleransi
penyimpanganlebar sayap baja memenuhi (SNI 07-2054-
2006),Halaman 8 ,karena tidak melewati toleransi batas
penyimpangan lebar sayap baja yang diizinkan yaitu ± 2,0 mm.

 Tebal badan: t1-1 = 8,9 mm; t1-2 = 8,8 mm; t1-3 = 9 mm


8,9+8,8+9
Rata-rata: t1-Av = =¿8,9 mm
3
Selisih= ( t 1− Av−t 1 ) = (8,9 – 9) = -0,1 mm
Batas toleransi tebal badan untuk H ≥ 130 dan 6,3 ≤ t < 10 = ±0,8 mm
(lihat Tabel 2.17).
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, toleransi
penyimpangan tebal badan (t1) baja memenuhi (SNI 07-2054-
2006),Halaman 8 karena tidak melewati toleransi batas penyimpangan
tebal badan baja (t1) yang diizinkan yaitu ± 0,8 mm.

 Tebal badan: t2-1 = 12,5 mm; t2-2 = 12,4 mm; t2-3 = 12,6 mm
12,5+12,4+12,6
Rata-rata: t2-Av = = 12,5 mm
3
Selisih = ( t 2− Av −t 2 ) = (12,5 – 12) = -0,5 mm
Batas toleransi tebal sayap untuk H ≥ 130 dan 10 ≤ t < 16 = ±1,0 mm
(lihat tabel 2.17).
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, toleransi
penyimpangan tebal badan (t2) baja memenuhi (SNI 07-2054-
2006),Halaman 8, karena tidak melewati batas penyimpangan tebal
badan (t2) baja yang diizinkan yaitu ± 1,0 mm.

KELOMPOK 1-A
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

2.3.5 Kesimpulan
Hasil pengujian/pemeriksaan terhadap sampel baja profil U-200x90; Bj P 50
dan panjang 6 meter, sebagai berikut:
1) Sifat tampak: tidak terdapat serpihan, lipatan, retakan, gelombang dan cerna
yang dalam, kecuali berkarat ringan (memenuhi sifat tampak).
2) Bentuk Penampang:
a. Kesikuan: penyimpangan kesikuan rata-rata (TAv) = 3,4 mm, toleransi
penyimpangan maksimum Tmaks = 1,09 mm (memenuhi toleransi
penyimpangan kesikuan yang diizinkan).
b. Kelendutan: penyimpangan kelendutan rata-rata (WAv) = 2,1 mm, toleransi
penyimpangan maksimum Wmaks = 1,5 mm(memenuhi toleransi
penyimpangan kelendutan yang diizinkan).

KELOMPOK 1-A
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BAJA

c. Kelurusan:penyimpangan kelurusan rata-rata (qAv) = 22,4 mm, toleransi


penyimpangan maksimum 0,20% x L atau q maks = 24,04 mm (memenuhi
toleransi penyimpangan kelurusan yang diizinkan).
3) Ukuran Panjang, Berat dan Penampang:
a. Panjang batang: penyimpangan panjang rata-rata 12,020 m, penyimpangan
panjang batang baja + 24 mm, batas toleransi + 40 mm (memenuhi
toleransi penyimpangan panjang yang diizinkan).
b. Berat batang: penyimpangan berat rata-rata 457,20 kg/batang,
penyimpangan berat -0,04%, batas toleransi maksimum ±5% (memenuhi
toleransi penyimpangan berat yang diizinkan).
c. Penampang:
 Tinggi badan (H): selisih tinggi badan rata-rata 2,40 mm, batas
toleransi ± 3,0 mm (memenuhi toleransi tinggi badan baja yang
diizinkan).
 Lebar sayap (B): selisih lebar sayap rata-rata 1,1 mm,batas toleransi
± 2,0 mm (memenuhi standar toleransi lebar sayap baja yang
diizinkan).
 Tebal badan (t1): selisih tebal badan rata-rata -0,1 mm, batas toleransi
± 0,8 mm (memenuhi toleransi tebal badan baja yang diizinkan).
 Tebal badan (t2): selisih tebal badan rata-rata -0,5 mm, batas toleransi
± 0,8 mm (memenuhi toleransi tebal badan baja yang diizinkan).

88

KELOMPOK 1-A

Anda mungkin juga menyukai