PENGUJIAN KEKERASAN
Tu j u a n d a r i p e n g u j i a n k e k e r a s a n i n i a d a l a h u n t u k m e n g e t a h u i
a n g k a kekerasan dari suatu bahan, hal ini merupakan salah satu sifat
mekanik yang penting.
B.DASAR TEORI
Kekerasan adalah ketahanan suatu bahan terhadap deformasi permanen oleh
penetrasi dari benda lain yang lebih keras. Kekerasan adalah suatu sifat bahan yang
sebagian besar dipengaruhi oleh unsur – unsur paduannya. Kekerasan suatu bahan
merupakan sifat yang penting, karena kekerasan bahanlah yang menentukan kemudahan
penggarapannya dan menentukan ketahanan ausnya.
Karbon didalam besi secara pasti mempengaruhi kualitas baja, dan kekerasan yang
dibutuhkan dapat dicapai dengan perlakuan panas. Dari beberapa riset yang dilakukan,
bahwa bahan akan berubah kekerasannya bila dikerjakan dengan Cold Worked.
Bentuk yang paling umum dalam pengujian kekerasan bahan adalah menggunakan
pembuat jejak (Indentor) standar yang ditekan pada permukaan benda uji. Hasil lekukan
yang terjadi memberikan harga kekerasan.
Harga Kekerasan tidak mempunyai standar atau skala yang mutlak, oleh karena harga
kekerasan dari suatu jenis pengujian memiliki skala tersendiri, walaupun terdapat
beberapa hubungan dari skala yang satu dengan skala yang lainnya.
Untuk mengetahui kekerasan suatu bahan dapatlah dilakukan dengan beberapa metode
yaitu :
Pengujian Brinnell.
Pengujian Vickers.
Pengujian Rockwell.
Pengujian Rockwell adalah pengujian yang paling sering digunakan karena dengan
metode ini harga kekerasan dapat langsung dibaca.
1. Metode Brinell.
Dasar pengujian ini adalah pengujian terdiri dari pemberian beban dari sebuah bola baja
yang berdiameter D, dengan beban F terhadap benda kerja dan dengan mengukur
diameter rata-rata dari beban indentasi pada permukaan benda setelah beban dilepaskan
atau dihilangkan. Kekerasan Brinell (HB) merupakan hasil bagi yang di dapat dari
pembagian beban F (Kg) dengan kurva luas permukaan indentasi (mm 2), di mana kurva
permukaan tersebut dianggap sebagai suatu bagian dari bola yang berdiameter tadi.
Dari pernyataan diatas maka dapatlah dirumuskan beberapa simbol seperti tersebut di
bawah ini.
5 t mm
Kedalaman indentasi
F
2
D 1
5
3 d
Gambar 1. Penekanan penetrator pada benda kerja.
Rumus di dalam tabel dapat di buktikan sebagai berikut:
Dalam segitiga AOZ
R2 = AZ2 + X2
X2 = R2 – AZ2 0
R X
X= √R 2
− AZ 2 Z
AZ = 0,5 d. A d B t
R = 0,5 D. D
t=R–X
t = 0,5.D – 0,5 √( D2 − d 2 )
dimana:
A=2Rt
gaya F
Kekerasan Brinell = luas tembereng bola atau HB = A
F
Sehingga HB = A
F
1
πD ( D−√ D2 −d 2 )
HB = 2
2F
HB = πD ( D−√ D −d )
2 2
2. Metode Rockwell
Dasar pengujian ini adalah dimana penetrator di tekankan kedalam benda kerja dengan
pembebanan.
Cara-cara pengujian kekerasan Rockwell bervariasi, yaitu yang ditunjukkan dengan huruf
C atau B, yang juga menunjukkan skala Rockwell yang digunakan.
a. Rockwell C
Pengujian Rockwell C adalah pengujian dengan penetrator permata berbentuk kerucut.
Dasar perhitungannya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini :
3 F0 Beban awal 10 Kg
9 HRC -
Dari tabel 3 di atas dapatlah dijelaskan pada gambar 3 dan gambar 4 di bawah ini :
F1
F 4 5
Fo Fo Fo
3 3
1
2
100 6 7 8
9
0
Skala kekerasan
Gambar 3. Penekanan penetrator pada benda kerja.
Hardness Scale
Surface of Test Piece
6 Octum Line
8=e
7
0,2 mm 9 = HRC
2 F0 Beban awal 10 Kg
3 F1 Beban tambahan 90 Kg
HRB
8 -
Dari tabel 4 di atas dapatlah dijelaskan pada gambar 5 dan gambar 6 di bawah ini:
Fo
F1
D 1 2 4 Fo
Fo
F 5 3
3
6 7 8 9
130
30
0,2 mm
6 8=e
130 Datum
Line
30 7
9 = HRB
Untuk mengetahui kedua metode Rockwell tersebut maka dapatlah digunakan tabel 5 di bawah
ini, dimana didalam tabel 5 ini dapat kita ketahui jenis metode yang kita gunakan, penetrator,
dan besarnya beban yang digunakan.
Tabel 5. Daftar jenis metode, penetrator dan beban untuk pengujian kekerasan.
Keterangan :
Kekerasan Rockwell dinotasikan dengan simbol HR yang didahului dengan harga
kekerasannya dan dilengkapi dengan huruf yang menunjukkan skalanya/satuan.
Contoh :
60 HRC berarti : - kekerasan Rockwell = 60
- dengan skala =C
3. Metode Vickers.
Pada metode Vickers ini dasar pengujiannya adalah digunakan indentor dari permata
yang berbentuk piramida dengan bidang alas bujur sangkar dan sudut puncaknya yang
khusus. Dengan memberikan beban pada logam (benda kerja) beban F dan diagonal
bekas penekanan diukur setelah beban diangkat. Kekerasan vickers adalah suatu hasil
bagi yang didapatkan dengan membagi beban yang dikenakan F dengan luasan
bentangan pada permukaan indentasi dari benda kerja, dengan memperhatikan bentuk
piramid dengan alas bujur sangkar dengan diagonal D danmempunyai sudut puncak yang
sama dengan indentor dari permata. Dasar perhitungan kekerasan vickers dapat diketahui
melalui keterangan-keterangan pada tabel di bawah ini:
piramid = 136o
3. d diagonal d1 dan d2
Kekerasan vickers
F
G H E
Y 1360
D
A O B
C
d
F 2
di 3 dii
1 136°
between opposite
faces
C.PERLENGKAPAN PRAKTEK
D.PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun prosedur percobaan dalam melakukan praktikum uji kekerasan adalah:
1.Metode Brinell
a.Letakan benda kerja pada landasan
b.Putar handle hingga penetrator bersentuhan dengan benda kerja
c.Tutup katup hidrolik
d.Gerakan tuas hidrolik hingga jarum pada nanometer tepat pada beban yang di berikan yaitu
500
e.Tahan hingga 10 detik
f.Buka katup hidroliknya
g.Turunkan benda kerjanya
h.lakukan pengukuran dengan mikroskop
2.Metode Rockwell
a.Lettakan benda kerja pada landasan
b.putar handle hingga bersentuhan
c.Berikan beban minor dengan cara memutar handle jarum jam kecil hingga ke titik merah.
d.Lakukan seting zero pada dayl dengan memutar pegangan dayl ke arah nol.
e.Gerakan tuas atas ke depan hingga jarum tidak bergerak pada dayl.
f.Lalu kembalikan tuas ke posisi awal.
g.lalu catat hasilnya
3.Metode Vickers
a.Tekan tombol ON pada belakang mesin
b.Letakan benda kerja pada landasan
c.Tekan tombol arah jarum jam pada display
d.Putar handle hingga benda kerja mendekati indikator
e.Tekan tombil start pada display sehingga indikator akan turun dengan sendirinya tunggu
hinnga alarm kedua berbunyi
f.Turunkan benda kerja dengan memutar handle
g.Tekan tombol berlawanan jarum jam agar mikroskop berada di atas benda kerja
h.Lakukan pengamatan dengan memutar handle hingga di dapat hasil penekanan tadi
i.Putar skrup sebelah kanan hingga garis yang berhimpitan bisa berhimpitan dengan garis
diaogonal sebelah kiri
j.Tekan tombol zero
k.Putar skrup sebelah kanan hingga garis berpindah ke diagonal sebelah kanan
l.Tekan tombol read hingga D1 berpindah ke D2 pada display
m.Putar mikroskop hingga tegak lurus
n.Putar skrup sebalah atas hingga berhimpitan dengan garis yang bawah
o.Tekan tobol Zero dan putar skrup ke atas
1.Uji Brinell
Data yang di dapat dari hasil pengamatan yaitu:
-Almunium =
-Kuningan =
-Baja=
-Tembaga
2.Uji Rockwell
Data yang di dapat dari hasil pengamatan yaitu:
-Almunium=95
-Kuningan=89
-Baja=87
-Tembaga=86
3.Uji Vickers
Data yang di dapat dari hasil pengamatan yaitu:
- ST.37 sebelum di panaskan
D1= 412,49 mm
D2= 451,92 mm
HV=99,2 judge
D2= 188,91 mm
HV=498,0 judge