LP - B - 06 - 13621048 - M. Naufal Yahya Ramadhan S.
LP - B - 06 - 13621048 - M. Naufal Yahya Ramadhan S.
Oleh:
Kelompok 06
13621056_Zevincent Queenata 13621083_Djoko Bayu Murtie
13621062_Evelio Christian Fresley
13621067_Dimas Yogastama Putra
13621069_Dimitri Viryan Nabil
13621081_Nigel Rafli Ardian
Data Praktikum
Specimen
1. Aluminium
2. Baja Kotak
Gambar 2. 1 Aluminium
Gambar 2. 2 Baja
Brinnel
No Specimen P (Kgf)
1 Baja Kotak 0.5
2 Aluminium 0.5
Tabel 2. 5 Data Percobaan Vickers
Hasil Indentasi
Aluminium Baja
d1 (µm) d2 (µm) HV d1 (µm) d2 (µm) HV
97.1 108.3 88 91.5 90.9 111
Tabel 2. 6 Hasil Uji Keras Vickers
Pengolahan Data
Brinell
• Aluminium
𝑃 = 187.5 𝐾𝑔𝑓
𝐷 = 2.5 𝑚𝑚
𝑑 = 1.24 𝑚𝑚
2𝑃
𝐵𝐻𝑁 =
𝜋𝐷(𝐷 − √𝐷2 − 𝑑 2 )
2 × 187.5
𝐵𝐻𝑁 =
𝜋2.5(2.5 − √2.52 − 1.242 )
375
𝐵𝐻𝑁 =
2.585
𝐵𝐻𝑁 = 145.068 𝐾𝑔/𝑚𝑚2
• Baja Kotak
𝑃 = 187.5 𝐾𝑔𝑓
𝐷 = 2.5 𝑚𝑚
𝑑 = 1.25 𝑚𝑚
2𝑃
𝐵𝐻𝑁 =
𝜋𝐷(𝐷 − √𝐷2 − 𝑑 2 )
2 × 187.5
𝐵𝐻𝑁 =
𝜋2.5(2.5 − √2.52 − 1.252 )
375
𝐵𝐻𝑁 =
2.631
𝐵𝐻𝑁 = 142.531 𝐾𝑔/𝑚𝑚2
Vickers
• Aluminium
𝑃 = 0.5 𝐾𝑔𝑓
97.1+108.3
𝑑= = 102.7 µm
2
1.854𝑃
𝐻𝑉 =
𝑑2
1.854 × 0.5
𝐻𝑉 =
(102.7 × 10−3 )2
𝐻𝑉 = 87.89
• Baja Kotak
𝑃 = 0.5 𝐾𝑔𝑓
91.5+90.9
𝑑= = 91.2 µm
2
1.854𝑃
𝐻𝑉 =
𝑑2
1.854 × 0.5
𝐻𝑉 =
(91.2 × 10−3 )2
𝐻𝑉 = 111.45
Analisis Data
Pengujian keras pada sebuah specimen sangat dipengaruhi oleh bagaiman kondisi
specimen tersebut terutama pada bidang yang di uji. Permukaan sebuah specimen
memegang peranan penting dalam menjamin validasi dari uji keras kali ini. Maka dari itu
dalam mempersiapkan specimen yang layak uji dilakukan penghalusan permukaan
specimen dengan cara di amplas. Selain sebagai cara memperhalus hal ini dilakukan agar
permukaan dari sebuah specimen tidak terdapat kotoran yang mengganggu pada uji keras
yang dapat menyebabkan perbedaan sifat mekanik. Persiapan ini dilakukan untuk
memastikan permukaan specimen rata dan memvalidasi hasil uji.
Dari setipa pengujian keras yang dilakukan memberikan hasil yang dapat diterima
dan valid. Pada setiap pengujian yang dilakukan tidak mendekati ujung dari specimen dan
seragam terutama untuk pengujian Brinell dan rockwell, untuk pengujian vickers tidak
ditemukan sebuah retakan, patahan atau pori-pori yang berarti bahwa pada uji keras dari
ketiga metode ini bernilai valid.
Sebenarnya dalam proses pengujian dari semua metode tidak ada yang benar-
benar sulit. Namun, karena kedua specimen memiliki jenis yang berbeda waktu yang
diperlukan untuk melakukan preparasi juga berbeda karena kedua specimen yaitu baja
dan aluminium memiliki tingkat kekerasan yang berbeda. Dimana baja memiliki tingkat
kekerasan yang lebih tinggi sehingga diperlukan waktu yang lebih lama untuk benar-
benar membuat permukaan dari baja menjadi halus dan bersih. Dari pengujian yang telah
dilakukan jenis pengujian rockwell merupakan yang paling sederhana, karena specimen
hanya perlu dikencangkan kepada alat hingga alat uji mengeluarkan suara dan dari alat
tersebut akan secara otomatis mengeluarkan nilai kekerasan pada layar. Selanjutnya,
untuk uji Brinell juga termasuk pada uji keras yang cukup sederhana, namun alat yang
digunakan pada uji Brinell masih 100% mekanis yang menyebabkan lebih sulit dalam
menentukan nilai kekerasan. Untuk uji Vickers merupakan yang paling sulit karena dalam
penggunaannya perlu dilakukan kalibrasi pada alat uji dan dalam prosesnya tersebut
terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan sesuai prosedur yang ada di lab. Dari
percobaan Vickers ini terjadi kesulitan dalam mengklabrasi alat.
Kesimpulan
1. Nilai kekerasan aluminium dengan menggunakan uji keras Rockwell, Brinell, dan
Vickers secara berturut-turut adalah 50.6 HRA, 145.068 BHN, dan 87.9 HV
2. Nilai kekerasan baja kotak dengan menggunakan uji keras Rockwell, Brinell, dan
Vickers secara berturut-turut adalah 19.3 HRD, 142.531 BHN, dan 111.45 HV
Daftar Pustaka
Calister, W. D., Rethwisch, D. G. Materials Science and Engineering An Introduction,
Tenth Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc., 2018
R.C. Hibbeler. Mechanics of Materials Ninth Edition. United States of America: Pearson
Prentice Hall, 2014.