Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

AE-2130 Material Pesawat dan Metode Manufaktur I


Modul B
Uji Keras

Oleh:

M. Naufal Yahya Ramadhan S.


13621048

Kelompok 06
13621056_Zevincent Queenata 13621083_Djoko Bayu Murtie
13621062_Evelio Christian Fresley
13621067_Dimas Yogastama Putra
13621069_Dimitri Viryan Nabil
13621081_Nigel Rafli Ardian

Tanggal Praktikum 12Oktober 2022


Tanggal Pengumpulan Laporan 24 Oktober 2022
Asisten (NIM) M. Rifky Wahyudi
(13719032)

LABORATORIUM TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


PROGRAM STUDI TEKNIK DIRGANTARA
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2022
Tujuan Praktikum
1. Menentukan kekerasan baja kotak dengan menggunakan uji keras Rockwell,
Brinell, dan Vickers.
2. Menentukan kekerasan aluminium dengan menggunakan uji keras Rockwell,
Brinell, dan Vickers.

Data Praktikum
Specimen

1. Aluminium
2. Baja Kotak

Gambar 2. 1 Aluminium

Gambar 2. 2 Baja
Brinnel

No Specimen P (Kgf) D (mm) d (mm)


1 Baja Kotak 187.5 2.5 1.25
2 Aluminium 187.5 2.5 1.24
Tabel 2. 1 Data Percobaan Brinell
Hasil Indentasi

No d (mm) Aluminium d (mm) Baja


1 1.12 1.24
2 1.34 1.25
3 1.26 1.25
Tabel 2. 2 Hasil Indentasi Brinell
Rockwell

No Specimen P (Kgf) Indentor


1 Baja Kotak 100 Intan
2 Aluminium 60 Intan
Tabel 2. 3 Data Percobaan Rockwell
Hasil Indentasi

No Aluminium (HRA) Baja (HRD)


1 50.6 19.3
Tabel 2. 4 Hasil Tes Kekerasan Rockwell
Vickers

No Specimen P (Kgf)
1 Baja Kotak 0.5
2 Aluminium 0.5
Tabel 2. 5 Data Percobaan Vickers
Hasil Indentasi

Aluminium Baja
d1 (µm) d2 (µm) HV d1 (µm) d2 (µm) HV
97.1 108.3 88 91.5 90.9 111
Tabel 2. 6 Hasil Uji Keras Vickers

Pengolahan Data
Brinell

• Aluminium
𝑃 = 187.5 𝐾𝑔𝑓
𝐷 = 2.5 𝑚𝑚
𝑑 = 1.24 𝑚𝑚
2𝑃
𝐵𝐻𝑁 =
𝜋𝐷(𝐷 − √𝐷2 − 𝑑 2 )
2 × 187.5
𝐵𝐻𝑁 =
𝜋2.5(2.5 − √2.52 − 1.242 )
375
𝐵𝐻𝑁 =
2.585
𝐵𝐻𝑁 = 145.068 𝐾𝑔/𝑚𝑚2
• Baja Kotak
𝑃 = 187.5 𝐾𝑔𝑓
𝐷 = 2.5 𝑚𝑚
𝑑 = 1.25 𝑚𝑚
2𝑃
𝐵𝐻𝑁 =
𝜋𝐷(𝐷 − √𝐷2 − 𝑑 2 )
2 × 187.5
𝐵𝐻𝑁 =
𝜋2.5(2.5 − √2.52 − 1.252 )
375
𝐵𝐻𝑁 =
2.631
𝐵𝐻𝑁 = 142.531 𝐾𝑔/𝑚𝑚2

Vickers

• Aluminium
𝑃 = 0.5 𝐾𝑔𝑓
97.1+108.3
𝑑= = 102.7 µm
2
1.854𝑃
𝐻𝑉 =
𝑑2
1.854 × 0.5
𝐻𝑉 =
(102.7 × 10−3 )2
𝐻𝑉 = 87.89
• Baja Kotak
𝑃 = 0.5 𝐾𝑔𝑓
91.5+90.9
𝑑= = 91.2 µm
2

1.854𝑃
𝐻𝑉 =
𝑑2
1.854 × 0.5
𝐻𝑉 =
(91.2 × 10−3 )2
𝐻𝑉 = 111.45

Specimen Metode P (Kgf) Dimensi Kekerasan Skala


Indentasi (d)
Aluminium Brinell 187.5 1.24 mm 145.068 BHN
Rockwell 60 - 50.6 HRA
Vickers 0.5 102.7 µm 87.89 HV
Baja Kotak Brinell 187.5 1.25 mm 142.531 BHN
Rockwell 100 - 19.3 HRD
Vickers 0.5 91.2 µm 111.45 HV
Tabel 3. 1 Hasil Pengolahan Data Spesimen

Analisis Data
Pengujian keras pada sebuah specimen sangat dipengaruhi oleh bagaiman kondisi
specimen tersebut terutama pada bidang yang di uji. Permukaan sebuah specimen
memegang peranan penting dalam menjamin validasi dari uji keras kali ini. Maka dari itu
dalam mempersiapkan specimen yang layak uji dilakukan penghalusan permukaan
specimen dengan cara di amplas. Selain sebagai cara memperhalus hal ini dilakukan agar
permukaan dari sebuah specimen tidak terdapat kotoran yang mengganggu pada uji keras
yang dapat menyebabkan perbedaan sifat mekanik. Persiapan ini dilakukan untuk
memastikan permukaan specimen rata dan memvalidasi hasil uji.
Dari setipa pengujian keras yang dilakukan memberikan hasil yang dapat diterima
dan valid. Pada setiap pengujian yang dilakukan tidak mendekati ujung dari specimen dan
seragam terutama untuk pengujian Brinell dan rockwell, untuk pengujian vickers tidak
ditemukan sebuah retakan, patahan atau pori-pori yang berarti bahwa pada uji keras dari
ketiga metode ini bernilai valid.

Sebenarnya dalam proses pengujian dari semua metode tidak ada yang benar-
benar sulit. Namun, karena kedua specimen memiliki jenis yang berbeda waktu yang
diperlukan untuk melakukan preparasi juga berbeda karena kedua specimen yaitu baja
dan aluminium memiliki tingkat kekerasan yang berbeda. Dimana baja memiliki tingkat
kekerasan yang lebih tinggi sehingga diperlukan waktu yang lebih lama untuk benar-
benar membuat permukaan dari baja menjadi halus dan bersih. Dari pengujian yang telah
dilakukan jenis pengujian rockwell merupakan yang paling sederhana, karena specimen
hanya perlu dikencangkan kepada alat hingga alat uji mengeluarkan suara dan dari alat
tersebut akan secara otomatis mengeluarkan nilai kekerasan pada layar. Selanjutnya,
untuk uji Brinell juga termasuk pada uji keras yang cukup sederhana, namun alat yang
digunakan pada uji Brinell masih 100% mekanis yang menyebabkan lebih sulit dalam
menentukan nilai kekerasan. Untuk uji Vickers merupakan yang paling sulit karena dalam
penggunaannya perlu dilakukan kalibrasi pada alat uji dan dalam prosesnya tersebut
terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan sesuai prosedur yang ada di lab. Dari
percobaan Vickers ini terjadi kesulitan dalam mengklabrasi alat.

Berdasarkan komposisi kimianya dapat diketahui bahwa aluminium memiliki


berat atomic yang lebih ringan dari pada besi yang merupakan penyusun dasar dari baja.
Dari situ dapat diketahui bahwa aluminium membutuhkan usaha yang lebih rendah untuk
terjadinya deformasi. Berdasarkan struktur kristalnya aluminium memiliki struktur FCC
dan baja memiliki struktur BCC. Dari kedua struktur ini dapat diketahui bahwa nilai APF
dari FCC lebih besar dari pada BCC, yang berarti kepekatan yang lebih tinggi
mengakibatkan kekuatan yang lebih tinggi pula. Namun, struktur FCC memiliki slip
system yang lebih banyak dari pada BCC yang menyebabkan potensi untuk terjadinya
geser menjadi lebih besar, akibat susunan atom pada kristal FCC, sehingga hal ini
menyebabkan struktur ini makin mudah untuk terjaadinya deformasi. Berdasarkan
struktur mikro didapatkan bahwa baja memiliki karbon intersitial yang berada di antara
atom besi. Dengan adanya atom tersebut, maka akan menghasilkan reganangan dalam
atom lattice yang menyebabkan diperlukan usaha lebih untuk melakukan deformasi pada
sebuah besi.

Kesimpulan
1. Nilai kekerasan aluminium dengan menggunakan uji keras Rockwell, Brinell, dan
Vickers secara berturut-turut adalah 50.6 HRA, 145.068 BHN, dan 87.9 HV
2. Nilai kekerasan baja kotak dengan menggunakan uji keras Rockwell, Brinell, dan
Vickers secara berturut-turut adalah 19.3 HRD, 142.531 BHN, dan 111.45 HV
Daftar Pustaka
Calister, W. D., Rethwisch, D. G. Materials Science and Engineering An Introduction,
Tenth Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc., 2018

"Aluminium - Strength - Hardness - Elasticity - Crystal Structure." https://material-


properties.org/Aluminium-mechanical-properties-strength-hardness-crystal-structure/.

R.C. Hibbeler. Mechanics of Materials Ninth Edition. United States of America: Pearson
Prentice Hall, 2014.

Anda mungkin juga menyukai