Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Percobaan

4.1.2. Rockwell Hardness Test

Kekerasan
Material Test Piece Beban Indentor Skala
(HRc)
66.5
Pin Rantai 150 kp Intan Kerucut HITAM 68
67.5

4.1.3. Vickers Hardness Test

Material Test Diameter Kekerasan (HVN)


Beban Indentor
Piece d1 d2 drata2
0,5 0,5 0,5 222,48
Kepala Baut Diamond
30 kp 0,5 0,5 0,5 222,48
316L Piramid
0,5 0,5 0,5 222,48

4.1.1 Brinnel Hardness Test

Diameter
BHN
Material d1 d2 drata2 Kekerasan
Beban Indentor rata-
Test Piece (mm) (mm) (mm) (BHN)
rata
1,5 1,45 1,475 33,054
Bola Baja 1,45 1,4 1,425 35,69
Plat Yang 1,45 1,4 1,425 35,69
62,5 kp 34,81
Alumunium dikeraska
n

Spesimen Rockwell Hardness Test


Bahan : Pin Rantai
Gambar :

1
2
3

Spesimen Vickers Hardness Test


Bahan : Kepala Baut
Gambar :

1
2
3

Spesimen Brinnel Hardness Test


Bahan : Alumunium
Gambar :

1
2
3

4.2 Analisa Data

4.2.1. Contoh Perhitungan

4.2.1.1. Contoh perhitungan Kekerasan Brinell

D = 2,5 mm

d1=1,5 d2=1,45 drata2 = 1,475 mm

P = 62,5 kP
2p
HBN =
πD(D−√ D 2−d 2 )

2 . 62,5
=
π . 2,5 ¿ ¿

125
= = 34,81
2, 6365

4.2.1.2 Contoh Perhitungan Kekerasan Vickers

P = 30 kP

d1 = 0,5 mm

d2 = 0,5 mm

drata-rata = 0,5 mm

p
HVN = 1,8544 .

30
= 1,8544 .
(0,5)²

= 222,48
4.2.2 Tabel Perhitungan
Metode Material Beban Indentor Diameter/ diagonal Harga Harga
pengujian kekerasan Kekerasan
kekerasan Rata-rata
d1 d2 drata-
(mm) (mm) rata
Rockwell Pin 150 KP Kerucut - - - 66,5
rantai intan - - - 68 67,33
- - - 67,5
Vickers Kepala 30 KP Piramida 0,5 0,5 0,5 222,48
baut intan 0,5 0,5 0,5 222,48 222,48
0,5 0,5 0,5 222,48
Brinell Alumuni 62,5 Bola baja 1,5 1,45 1,475 33,054
um KP yang 1,45 1,4 1,425 35,69 34,81
dikeraskan 1,45 1,4 1,425 35,69

4.3 Pembahasan Grafik


4.3.1 Pembahasan Rockwell Hardness Test

Uji Kekerasan Rockwell


68.5

68
68

67.5
67.5
HRc

67 Rockwell

66.5
66.5
66

65.5
1 2 3

Posisi

Gambar 4.1 Grafik Uji Kekerasan Rockwell


Pengujian kekerasan Rockwell dilakukan dengan menggunakan indentor kerucut intan
120 o dan beban 150 kp. Spesimen yang digunakan adalah pin rantai. Indentasi dilakukan 3 kali
pada tiga titik yang segaris Dengan titik 2 berjarak 3 mm dari titik 1 dan titik 3 berjarak 3 mm
dari titik 2 (masing masing berjarak 3 mm) Pada grafik kekerasan Vs posisi indentasi
menunjukkan bahwa garis grafik titk1 terjadi peurunan sampai titik 2. Kemudian titik 2 terjadi
kenaikan sampai ke titik 3. Titik 1 terdapat di tengah spesimen dan titik ke 3 terletak paling dekat
dengan permukaan.
Berdasarkan grafik di atas , Hasil yang didapatkan dari pengujian rockwell ini adalah
pada titik 1 didapatkan angka kekerasan rockwell (HRC) bernilai 66,5 HRC, titik ke 2 dengan
nilai 68 HRC dan titik ke 3 yang bernilai 67,5 HRC.
Berdasarkan pengujian Rockwell yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tren grafik
tidak sesuai dengan teori yang telah dipelajari. Hal ini disebabkan karena jarak yang terlalu dekat
antara titik-titik indentasi. Berdasaran teori, grafik seharusnya mengalami kenaikan pada tiap
titik, karena material umumnya dibuat dengan tingkat kekerasan yang apabila semakin keluar
dari penampang, maka akan semakin keras. Hal tersebut dikarenakan pada saat proses
pengerjaan, bahan spesimen pada umunya dikerjakan di bagian tepinya. Efek dari pengerjaan
tersebut membuat grain pada benda saling bertumpukan atau sering disebut dengan dislokasi
susunan kristal benda. Pada daerah dislokasi tersebut tersimpan tegangan oleh benda yang
membuat benda tersebut menjadi keras. Oleh karena itu bagian tepi specimen cenderung lebih
keras. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesalahan data yang didapat dari pengujian ini
adalah kurang telitinya praktikan dalam mengukur kedalaman indentasi, adanya getaran dari
lingkungan, dan lain-lain.
4.3.2 Pembahasan Vickers Hardness Test

Uji Kekerasan Vickers


250

222.48 222.48 222.48


200

150
HVN

100

50

0
1 2 3

Posisi

Gambar 4.2 Grafik Uji Kekerasan Vickers


Pada pengujian Vickers digunakan indentor kerucut intan. Spesimen yang digunakan
yaitu kepala baut. Pada grafik di atas menunjukkan bahwa garis grafik naik dari titik pertama
yang berada di tengah spesimen ke titik ke dua. Jarak antar titik tersebut yaitu 3mm. Kemudian
grafik terus naik hingga titik percobaan ketiga yang berjarak 3 mm dari titik kedua.
Berdasarkan grafik di atas, pada pengujian Vickers menunjukkan bahwa pada spesimen
kepala baut memiliki kekerasan rata-rata sebesar 222,48. Pada titik pertama pengujian
menunjukan nilai kekerasan sebesar 222,48. Kemudian pada titik kedua nilai kekerasannya
sebesar 222,48. Dan pada titik ketiga nilai kekerasannya yaitu 222,48.
Berdasarkan pengujian Vickers yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tren grafik
tidak sesuai dengan teori yang telah dipelajari. Hal ini disebabkan karena jarak yang terlalu dekat
antara titik-titik indentasi. Berdasaran teori, grafik seharusnya mengalami kenaikan pada tiap
titik, karena material umumnya dibuat dengan tingkat kekerasan yang apabila semakin keluar
dari penampang, maka akan semakin keras. Hal tersebut dikarenakan pada saat proses
pengerjaan, bahan spesimen pada umunya dikerjakan di bagian tepinya. Efek dari pengerjaan
tersebut membuat grain pada benda saling bertumpukan atau sering disebut dengan dislokasi
susunan kristal benda. Pada daerah dislokasi tersebut tersimpan tegangan oleh benda yang
membuat benda tersebut menjadi keras. Oleh karena itu bagian tepi specimen cenderung lebih
keras. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesalahan data yang didapat dari pengujian ini
adalah kurang telitinya praktikan dalam mengukur kedalaman indentasi, adanya getaran dari
lingkungan, dan lain-lain.
4.3.3 Pembahasan Brinell Hardness Test

Uji Kekerasan Brinell


36
35.5 35.69 35.69
35
34.5
34
BHN

33.5 Brinell

33
33.05
32.5
32
31.5
1 2 3

Posisi

Gambar 4.3 Grafik Uji Kekerasan Brinell


Pada pengujian Brinell digunakan indentor bola baja. Spesimen yang digunakan yaitu
aluminium. Pada grafik diatas menunjukkan bahwa tren grafik naik dari titik pertama (berada di
tengah specimen) ke titik ke dua. Kemudian grafik terus naik hingga titik percobaan ketiga. Jarak
antar titik tersebut adalah 3 mm.
Berdasarkan grafik di atas, pada pengujian Brinell menunjukkan bahwa pada specimen
Alumunium memiliki kekerasan rata-rata sebesar 34,81 BHN . Pada titik pertama pengujian
menunjukan nilai kekerasan sebesar 33,054 BHN. Kemudian pada titik kedua dan ketiga nilai
kekerasannya sebesar 35,69.
Berdasarkan pengujian brinnel yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tren grafik
tidak sesuai dengan teori yang telah dipelajari. Hal ini disebabkan karena jarak yang terlalu dekat
antara titik-titik indentasi. Berdasaran teori, grafik seharusnya mengalami kenaikan pada tiap
titik, karena material umumnya dibuat dengan tingkat kekerasan yang apabila semakin keluar
dari penampang, maka akan semakin keras. Hal tersebut dikarenakan pada saat proses
pengerjaan, bahan spesimen pada umunya dikerjakan di bagian tepinya. Efek dari pengerjaan
tersebut membuat grain pada benda saling bertumpukan atau sering disebut dengan dislokasi
susunan kristal benda. Pada daerah dislokasi tersebut tersimpan tegangan oleh benda yang
membuat benda tersebut menjadi keras. Oleh karena itu bagian tepi specimen cenderung lebih
keras. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesalahan data yang didapat dari pengujian ini
adalah kurang telitinya praktikan dalam mengukur kedalaman indentasi, adanya getaran dari
lingkungan, dan lain-lain.

4.4 Pembahasan Soal


1. Terlampir
2. Bagaimana sinking dan ridging bisa terjadi? Beri penjelasan sinking dan ridging
Sinking adalah kegagalan pada pengujian kekerasan yang disebabkan oleh spesimen uji
terlalu lunak sehingga membuat daerah spesimen yang diindentasi akan menjadi lebih besar.
Pelebaran ini disebabkan karena menurunnnya permukaan spesimen pada daerah disekitar
indentor saat pengujian.
Ridging adalah kegagalan pada pengujian kekerasan yang disebabkan oleh spesimen uji
yang terlalu keras sehingga daerah spesimen yang diindentasi akan timbul tonjolan dan seolah-
olah diameternya lebih kecil dari normalnya. Mengecilnya diameter ini disebabkan karena
naiknya permukaan spesimen pada daerah sekitar indentor saat pengujian karena tegangan yang
terlalu tinggi.

SINKING RIDGING
Ini loh RIDGING,
gambarnya lebih
jelas.. tapi ga usah
dikasih

Maksudnya ga usah
di kasih apaanya
mba?

P
Sinking dan ridging terjadi apabila tidak konstan dimana P adalah beban dan D adalah
D
diameter indentor. Pada benda uji brinell ini pembebanan sudah ditetapkan sebesar 62,5 kP dan
diameter indentor sebesar 0,2 ≤ d ≤ 0,7. Kemungkinan sinking dapat terjadi disebabkan oleh
diameter indentor lebih besar dari 0,7 dan kemungkinan ridging dapat terjadi disebabkan oleh
diameter indentor kurang dari 0,2.

3. Pengujian kekerasan apakah yang paling sering dilakukan ? Berikan alasan


Vickers test karena Vickers test bisa menguji hampir semua jenis spesimen, mulai dari yang
lunak sampai yang paling keras

4. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pengujian


Jenis Pengujian Kelebihan Kekurangan
Brinell  Permukaan spesimen tidak  Manual dan
harus dibuat datar dan halus pengujiannya
 Harga indentor murah (jika membutuhkan waktu
dibandingkan dengan yang cukup lama
pengujian lain)  Hanya bisa dilakukan
 Tidak begitu dipengaruhi pada spesimen yang
oleh goresan dan kekerasan lunak, karena
permukaan jangkauannya tidak
terlalu luas
 Jejak yang
ditimbulkan indentor
besar, sehingga
pengujian ini tidak
bisa dilakukan untuk
benda uji yang kecil /
pada bagian yang
kritis terhadap
tekanan
Rockwell  Nilai kekerasan langsung  Harga indentor mahal
didapat dari mesin,  Permukaan spesimen
sehingga data yang didapat harus datar, halus,
akurat kering, bebas.
 Pengujiannya cepat dan  Spesimen harus tegak
mampu membedakan lurus dengan
kekerasan yang selisihnya penumbuk
kecil pada baja yang
dikeraskan
 Ukuran lekukannya kecil
sehingga bagian yang
mendapat perlakuan panas
yang lengkap dapat diuji
kekerasannya tanpa
menimbulkan kerusakan
Vickers  Jangkauan spesimen yang  Indentornya mahal
diuji luas, mulai dari yang  Permukaan spesimen
paling lunak hingga yang harus rata dan halus
paling keras  Data yang didapat
 Memberikan hasil berupa tidak akurat jika
skala kekerasan yang terjadi human error
kontinu pada penentuan
panjang diagonal

5. Apakah ada pengujian yang lainnya selain pengujian diatas?


Ada, yaitu:
1. Dynamic test
Ialah pengujian kekerasan dengan mengukur tinggi pantulan dari bola baja atau intan
yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Indikasi pantulan memberikan indentasi
kekerasan bahan tersebut, dimana semakin tinggi pantulan artinya bahan ini memiliki
kekerasan yang tinggi.

2. Scractch Test (pengujian dengan cara goresan)


Ialah pengujian kekerasan terhadap logam dimana dalam penentuan kekerasan dilakukan
dengan mencari kesebandingan dari bahan yang dijadikan standard pengujian yakni
bahan-bahan yang teruji dan memenuhi syarat pengujian, yang disusun dalam skala
kekerasan yang disebut sebagai skala Mohs, yaitu susunan dari 10 macam bahan mineral
disusun dari skala 1 sampai 10. Mulai dari yang terlunak sampai terkeras. Pada skala
mana dari 10 jenis bahan ini yang dianggap sebanding goresannya maka itulah angka
kekerasan logam tersebut.
10 bahan tersebut, yaitu:
 Talk
 Gipsum
 Kalsit
 Flourit
 Apasit
 Feldsparoktoklas
 Kwarsa
 Topas
 Karundum
 Intan

6. Jelaskan penurunan rumus


Penurunan rumus Brinell
7. Jelaskan pengujian kekerasan Meyer
Pengujian meyer merupakan pengujian yang lebih fundamental bila dibandingkan
dengan pengujia yang lain, dimana didasarkan pada luas proyeksi tapak tekan yang
berbentuk lingkaran. Pada pengujan meyer kurang sensitive terhadap beban yang
dikenakan terutama bila dibandingkan dengan pengujian brinell.
Untuk material dalam keadaan dingin, nilai kekerasan meyer relatif konstant
terhadap penambahan beban sedangkan untuk brinnel menurun seiring bertambahnya
beban yang diberikan. Untuk annealed material, nilai kekerasan hardness meningkat
secara kontinyu sebanding dengan pembebanan pada strain hardening.
Keuntungan metode ini yaitu lebih stabil, harga kekerasan tidak tergantung pada
besar beban. Sedangkan kerugiannya yaitu jika beban yang diberikan terlalu kecil, maka
deformasi material daerah sekitar penekanan tidak sepenuhnya plastis, sehingga hasil
pengukuran kurang valid.
8. Bagaimana hubungan antara kekerasan dan kekuatan ? Jelaskan

Berdasarkan teori, kekerasan berbanding lurus terhadap kekuatan suatu material. Jika
kekerasan material besar, maka kekuatannya juga besar. Pada baja telah didapatkan hubungan
kekerasan dan kekuatan sebagai berikut :

-untuk baja karbon

UTS = 0.36 BHN (kg/mm2) atau UTS = 500 BHN (psi)

-untuk baja paduan

UTS = 0,34 BHN (kg/mm2)


3.3 Flowchart Percobaan
3.3.1 Pengujian Brinnell

START

 Mesin uji kekerasan  Aluminium


 Penggaris
 Lup pengukur
 Indentor Bola baja

titik pengujian diberi tanda dengan spidol

Indentor dipasang

Beban sebesar 62,5 kP dipasang pada mesin

spesimen diletakkan pada landasan

Beban minor diberikan hingga jarum skala


i=i+1
menunjuk angka 3 selama 10 detik

Beban mayor diberikan (pemutaran handle)


hingga handle berhenti bergerak
Handle dikembalikan ke posisi awal

NO

YES

Diameter vertical dan horizontal diukur dengan lup

nilai kekerasan dihitung

Harga HBN

END

Gambar 3.1 Flowchart Percobaan Brinell


3.3.2 Pengujian Rockwell

START

 Mesin uji kekerasan  Pin Rantai


 Penggaris
 Indentor kerucut
intan

titik pengujian diberi tanda dengan spidol

Indentor dipasang

Beban sebesar 150 kP dipasang pada mesin

spesimen diletakkan pada landasan

Beban minor diberikan hingga jarum skala


i=i+1
menunjuk angka 3 selama 10 detik

Beban mayor diberikan (pemutaran handle)


hingga handle berhenti bergerak

Handle dikembalikan ke posisi awal

NO
i=3

YES

A
A

Harga HRc

END

Gambar 3.2 Flowchart percobaan Rockwell


3.3.3 Pengujian Vickers

START

 Mesin uji kekerasan  Kepala Baut


 Penggaris
 Lup pengukur
 Indentor pyramid
intan

titik pengujian diberi tanda dengan spidol

Indentor dipasang

Beban sebesar 30 kP dipasang pada mesin

spesimen diletakkan pada landasan

Beban minor diberikan hingga jarum skala


i=i+1
menunjuk angka 3 selama 10 detik

Beban mayor diberikan (pemutaran handle)


hingga handle berhenti bergerak

Handle dikembalikan ke posisi awal

NO
i=3

YES

A
A

Diagonal vertical dan horizontal diukur dengan lup

nilai kekerasan dihitung

Harga HVN

END

Gambar 3.3 Flowchart Percobaan Vickers

Anda mungkin juga menyukai