Anda di halaman 1dari 14

MODUL 2.

UJI KEKERASAN

2.1 Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami
isi modul ini adalah sebagai berikut :
1) Mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness test) terhadap suatu
material dengan beberapa metoda.
2) Mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness test) terhadap suatu
material dengan metoda pengujian kekerasan Brinell.
3) Mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness test) terhadap suatu
material dengan metoda pengujian kekerasan Vickers.

2.2 Uraian Materi

Kekerasan suatu bahan adalah kemampuan sebuah material untuk menerima


beban tanpa mengalami deformasi plastis yaitu tahan terhadap identasi, tahan
terhadap penggoresan, tahan terhadap aus, dan tahan terhadap pengikisan
(abrasi). Kekerasan suatu bahan merupakan sifat mekanik yang paling
penting, karena kekerasan dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat
mekanik yang lain, yaitu strenght (kekuatan). Bahkan nilai kekuatan tarik
yang dimiliki suatu material dapat dikonversi dari kekerasannya. Seperti pada
Gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Sifat bahan yang berhubungan dengan kekerasan

MODUL PRAKTEK DT NDT 16


MODUL 2. UJI KEKERASAN

Ada beberapa metode pengujian kekerasan yang digunakan untuk


menguji kekerasan logam, yaitu :
1. Metode Pengujian Kekerasan Brinell
2. Metode Pengujian Kekerasan Vickers
3. Metode Pengujian Kekerasan Rockwell
Dari ketiga metode yang tersebut di atas, yang biasanya digunakan
hanya dua saja, yaitu Brinell dan Vickers.
2.2.1. Metode Pengujian Kekerasan Brinell
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pengujian kekerasan
brinell adalah sebagai berikut :
1. Spesimen harus memenuhi persyaratan
o Rata dan Halus.
o Ketebalan Minimal 6 mm.
o Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan uji harus horizontal.
2. Indentor yang digunakan adalah bola baja yang telah dikeraskan, namun
untuk bahan yang sangat keras (sampai 650 BHN) digunakan bola dari
karbida tungsten. Jarak antara titik pengujian minimal dua kali diameter
tapak identasi.
3. Pemakaian beban (P) dan diameter identor (D) harus memenuhi
persyaratan perbandingan P/D2 = C, harga C, 30 untuk baja, 10 untuk
tembaga dan paduannya, serta 5 untuk aluminium dan paduannya.
4. Pada pelaksanaannya, pengujian kekerasan ini dilakukan dengan menekan
identor pada permukaaan specimen selama 10-30 detik.
5. Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan BHN (Brinells
Hardness Number) yang dihitung berdasarkan diameter identasi dengan
persamaan sebagai berikut :
BHN :
2P

( D ) D D 2 d 2 (2.1)

Dimana :
P = Gaya tekan (kgf)

MODUL PRAKTEK DT NDT 17


MODUL 2. UJI KEKERASAN

D = Diameter identor bola baja (mm)


d = Diameter hasil identasi (mm)

Persamaan diatas diperoleh dari :

X2 = ( D)2 ( d)2 D
2 2
= (D d )
X = (D2 d2)1/2 X
h
h=DX h
2 2 1/2
= D (D d )
= {D (D2 d2)} d
A = .D.H
= (D) {D-(D2 d2)1/2}
HN= P/A
= 2P / (D) {D-(D2 d2)1/2} Gambar 2. 2 Penampang Pengujian Brinell

6. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut :


150 BH 2,5/150 10
Dimana : 150 = Nilai kekerasan.
BH = Metode Pengujian Brinell
2,5 = Diameter Identor
150 = Gaya pembebanan (N)
10 = Waktu pembebanan (detik)
7. Karena pengukuran dilakukan secara manual, maka terdapat peluang
untuk terjadinya kesalahan ukur. Kesalahan itu mungkin terjadi pada saat
pemfokusan objek pada layar, peletakan alat ukur pada objek dan
pembacaan pengukurannya.

2.2.2. Metode Pengujian Kekerasan Vickers

MODUL PRAKTEK DT NDT 18


MODUL 2. UJI KEKERASAN

Pada dasarnya metode pengujian kekerasan Vickers hampir sama


dengan Brinells hanya identornya saja yang berbeda. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada metode pengujian kekerasan Vickers adalah sebagai berikut
:
1. Spesimen harus memenuhi persyaratan:
o Permukaan harus rata dan Halus
o Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan horisontal
2. Identor yang digunakan adalah pyramid intan yang beralas bujur sangkar
dengan sudut puncak antara dua sisi yang berhadapan adalah 136o .
3. Pada dasarnya semua beban bisa digunakan, kecuali untuk pelat yang tipis
harus digunakan beban yang ringan.
4. Pada pelaksanaannya, pengujian kekerasan ini dilakukan dengan menekan
identor pada permukaan specimen selama 10 30 detik.
5. Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan DPH (Vickers
Diamond Pyramid Hardness) yang dihitung berdasarkan diagonal identasi
dengan persamaan sebagai berikut :

DPH = { 2P sin (/2) } / d2 (2.2)


= 1,854 P/d2
Untuk : = 136o
Dimana : P = Gaya tekan (kgf)
d = diagonal identasi (mm)
Persamaan ini didapatkan dari :

Gambar 2. 3 Hasil Tapak Tekan Pengujian Vickers


d = d1+d2
2

MODUL PRAKTEK DT NDT 19


MODUL 2. UJI KEKERASAN

X = d Cos 45o

=d 2
Y = X / Cos 22o

= ( d 2 ) / Cos 22o
L AOB = X.Y

= ( . d 2 . d 2 ) / Cos 22o
= (1/8 d2) / Cos 220
A = 4 L AOB
= 4 (1/8 d2) / Cos 220
= ( d2) / Cos 22o
HVN = P/A
= 1,854 P/d2 (2.3)
6. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut : 150 DPH 150/10
Dimana : 150 = Nilai Kekerasan
DPH = Metode Pengujian Vickers
150 = Gaya Pembebanan(kgf)
10 = Waktu Pembebanan(detik)
7. Sama dengan pengujian kekerasan dengan Brinells, karena pengukuran
dilakukan secara manual maka terdapat kemungkinan terjadinya
kesalahan ukur. Kesalahan itu mungkin terjadi pada saat pemfokusan
objek pada layar, peletakan alat ukur pada objek dan pembacaan
pengukurannya.

2.2.3. Metode Pengujian Pengerasan Rockwell


Berbeda dengan metode Brinell dan Vickers yang masih menggunakan
pengukuran manual,dengan metode Rockwell nilai kekerasan langsung dapat
dibaca pada skala yang terdapat pada mesin.Dengan metode ini nilai
kekerasan spesimen langsung dapat dibaca dari skala yang terdapat pada
mesin.Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada metode pengujian
kekerasan Rockwell adalah sebagai berikut:
1. Spesimen harus memenuhi persyaratan :

MODUL PRAKTEK DT NDT 20


MODUL 2. UJI KEKERASAN

1) Rata dan halus.


2) Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan uji harus horisontal.
2. Metode Rockwell mempunyai beberapa skala pengukuran, dimana
pemakaiannya tergantung pada kombinasi jenis indentor dan beban
utama yang digunakan. Ada tiga jenis indentor dengan tiga jenis
beban utama, sehingga terdapat sembilan kombinasi sebagaimana
ditunjukkan pada (Gambar 2.4) Sedangkan jenis skala dan kombinasi
jenis indentor dengan beban utama.

DP 1/16 1/8
150
100
60
a. 3 jenis indentor b. 3 jenis beban
utama

150 150 150


100 100 100
60 60 60

DP DP DP 1/16 1/16 1/16 1/8 1/8 1/8

c. 9 kombinasi jenis indentor dengan jenis beban


utama

Gambar 2. 4 Jenis indentor dan jenis beban utama serta kombinasinya


pada metode Rockwell

Tabel 2. 1 Jenis jenis skala pada pengujian kekerasan Rockwell

Skala Rockwell Indentor Beban (kg) Satuan


C Kerucut Intan (DP) 150 RC
D Kerucut Intan (DP) 100 RD
A Kerucut Intan (DP) 60 RA
G bola 1/16 150 RG
B bola 1/16 100 RB
F bola 1/16 60 RF
K bola 1/8 150 RK
E bola 1/8 100 RE
H bola 1/8 60 RH

MODUL PRAKTEK DT NDT 21


MODUL 2. UJI KEKERASAN

3. Pada pelaksanaan metode ini, mula-mula spesimen diberi indentasi


awal dengan beban minor 10 kg, setelah itu baru diberi beban utama
(60 kg, 100 kg atau 150 kg) selama 10 30 detik.
4. Setelah spesimen dibebaskan dari kedua beban tersebut maka jarum
skala akan menunjukkan berapa nilai kekerasan dari spesimen
tersebut.
5. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut : 73 R c, dimana 73
nilai kekerasannya,sedangkan Rc adalah skala yang digunakan.

150 150

150 150
DP DP

DP DP

b. Indentasi beban minor c. Indentasi


beban mayor
a. Sebelum d. Setelah indentasi
indentasi

Gambar 2. 5 Metode pengujian Rockwell skala C

6. Selain tergantung kombinasi jenis indentor dan jenis beban, maka


pemakaian skala dalamRockwell juga tergantung pada jenis material
yang akan diuji. Sebagai contoh, Rockwell Buntuk logam secara
umum, Rockwell C untuk logam yang keras dan Rockwell A untuk
logam yang sangat keras. Kesalahan pemakaian kombinasi indentor
dan beban dengan jenis material yang diuji akan menyebabkan tidak
akuratnya hasil pengujian.

2.3 Rangkuman
Kekerasan adalah ketahanan suatu benda terhadap desakan benda lain yang
lebih keras, atau ketahanan material terhadap goresan, aus, ataupun tahan terhadap
pengikisan (abrasi).Kekerasan suatu bahan merupakan sifat mekanik yang paling
penting,

MODUL PRAKTEK DT NDT 22


MODUL 2. UJI KEKERASAN

Ada beberapa metode pengujian kekerasan yang digunakan untuk menguji


kekerasan logam, tersebut hanya tiga saja yang paling sering digunakan, yaitu
Brinell, Rockwell, dan Vickers. yaitu :
a. Metode pengujian kekerasan Brinell
Identor : Bola Baja
Diameter identor : 2,5 mm
Pembebanan : P/D2 = 30 untuk baja, 10 untuk tembaga, 5 untuk alumunium
Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan BHN (Brinells
Hardness Number) yang dihitung berdasarkan diameter indentasi dengan persamaan
sebagai berikut :
P
BHN
.
D
2
D D 2
d2

Dengan : P = Gaya tekan (kgf)


D = Diameter indentor bola baja (mm)
d = Diameter hasil indentasi (mm)

b. Metode pengujian kekerasan Vickers


Identor : pyramid intan
Sudut identor :136o
Pembebanan : 10 kgf
Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan DPH (Diamond
Pyramid Hardness) yang dihitung berdasarkan diagonal indentasi dengan persamaan
sebagai berikut :
P
HVN 1,854 .
d2

Dengan : P = Gaya tekan (kgf)


d = diagonal indentasi (mm)

c. Metode pengujian Rockwell

MODUL PRAKTEK DT NDT 23


MODUL 2. UJI KEKERASAN

Terdapat beberapa jenis rockwell, yaitu Rockwell A, Rockwell B, dan Rockwell C.


Namun yang sering digunakan adalah Rockwell B dan Rockwell C.
1. Rockwell B
Identor : Bola Baja
Diameter Identor : 1/16 inchi
Pembebanan : 100 kgf
Skala dalam dial indicator berwarna merah
2. Rockwell C
Identor : Kerucut Intan
Sudut identor : 120o
Pembebanan : 150 kgf
Skala dalam dial indicator berwarna hitam

2.4 Referensi
a) Daniel, A. Brandt. 1985. Metallurgy Fundamental, The Goodheart
Willcox. Inc,USA
b) Dosen Metallurgi. 1986. Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik
Mesin FTI. ITS
c) M.M. Munir. 2000. Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik
Bangunan Kapal. PPNS
d) Suherman Wachid, Ir .1987. Diktat pengetahuan Bahan. Jurusan Teknik
Mesin FTI. ITS

2.5 Tugas
1 Jelaskan segala sesuatu yang terkait dengan metode pengujian Brinell!
2 Jelaskan segala sesuatu yang terkait dengan metode pengujian Vikers!
3 Jelaskan segala sesuatu yang terkait dengan metode pengujian Rockwell

2.6 Prosedur Kerja


2.6.1. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktek uji kekerasan adalah:
1. Mesin uji Kekerasan

MODUL PRAKTEK DT NDT 24


MODUL 2. UJI KEKERASAN

2. Identor Bola Baja


3. Identor Piramid Intan
4. Indentor Kerucut Intan
5. Obeng
6. Stop Watch
7. Polishing Machine
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Spesimen Uji Kekerasan
2. Kertas Gosok
3. Tissue.

2.6.2. Prosedur Keselamatan


Prosedur keselamatan kerja yang dilakukan adalah:
1) Pakaian dan Celana Bengkel
2) Safety Shoes
3) Safety Gloves

2.6.3. Langkah Kerja


Langkah-langkah kerja dalam pengujian kekerasan ini adalah:
A. Metode Brinells
1. Persiapan material uji yang meliputi :
a. Material uji dihaluskan permukaannya yang akan diamati dengan
menggunakan Polishing Machine dengan grid 320.
b. Apabila material uji dirasa belum halus dapat dihaluskan kembali dengan
menggunakan grid 320 atau 400 dengan arah yang berbeda 900 dari arah
semula.
c. Jika sudah selesai, material dikeringkan dengan menggunakan tissue
2. Buat beberapa titik dengan menggunakan pensil untuk tiap-tiap daerah
alumunium yang akan diamati.
3. Tentukan beban indentor yang akan digunakan berdasarkan jenis dan 1 mm
diameter indentor.
4. Atur handle Hardness Test Machine pada posisi Brinells.
5. Letakkan bola baja pada tempat indentasinya.

MODUL PRAKTEK DT NDT 25


MODUL 2. UJI KEKERASAN

6. Letakkan indentor bola baja pada tempatnya di Hardness Test Machine dengan
menggunakan obeng.
7. Letakkan pen sesuai dengan beban indentasi yang telah ditentukan berdasarkan
jenis dan diameter indentor.
8. Letakkan specimen dan atur dengan tepat pada titik penetrasi yang telah
ditentukan.
9. Geser handle beban dengan tangan kanan pada posisi siap untuk penetrasi.
10. Putar hand whell dengan tangan kiri sehingga permukaan specimen tepat
menyentuh ujung indentor.
11. Setelah 20 detik tarik handle beban dan kunci pada tempatnya.
12. Nyalakan lampu dan atur posisi specimen serta focus lensa sehingga bekas
indentasi tampak pada layar.
13. Ukur diameter indentasi dan catat pada worksheet yang ada.
14. Dilakukan prosedur no.8 sampai dengan no.13 untuk masing-masing titik yang
telah ditentukan.

B. Metode Vickers
1. Persiapan material uji yang meliputi :
a. Material uji dihaluskan permukaannya yang akan diamati dengan
menggunakan Polishing Machine dengan grid 320.
b. Apabila material uji dirasa belum halus dapat dihaluskan kembali dengan
menggunakan grid 320 atau 400 dengan arah yang berbeda 90 0 dari arah
semula.
c. Jika sudah selesai, material dikeringkan dengan menggunakan tissue
d. Benda uji di Etsa

2. Dibuat beberapa titik dengan menggunakan pensil untuk tiap-tiap daerah


(sambungan T joint ) yang akan diamati.
3. Ditentukan beban indentor yang akan digunakan berdasarkan jenis dan
diameter indentor.
4. Atur handle Hardness Test Machine pada posisi Vickers.
5. Letakkan Pyramid intan pada tempat indentasinya.

MODUL PRAKTEK DT NDT 26


MODUL 2. UJI KEKERASAN

6. Letakkan indentor pyramid intan pada tempatnya di Hardness Test


Machine dengan menggunakan obeng.
7. Letakkan pen sesuai dengan beban indentasi yang telah ditentukan
berdasarkan jenis dan diameter indentor.
8. Letakkan specimen dan atur dengan tepat pada titik penetrasi yang telah
ditentukan.
9. Geser handle beban dengan tangan kanan pada posisi siap untuk
penetrasi.
10. Putar hand whell dengan tangan kiri sehingga permukaan specimen tepat
menyentuh ujung indentor.
11. Setelah 20 detik tarik handle beban dan kunci pada tempatnya.
12. Nyalakan lampu dan atur posisi specimen serta focus lensa sehingga
bekas indentasi tampak pada layar.
13. Ukur diameter indentasi dan catat pada worksheet yang ada.
14. Dilakukan prosedur no.8 sampai dengan no.13 untuk masing-masing titik
yang telah ditentukan..

C. Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell C


Setelah melakukan pengujian Vickers serta memperoleh nilai kekerasan
spesimen, kemudian menggunakan pengujian metode Rockwell C.
a. Mengatur handle pada posisi Rockwell.
b. Mengambil indentor untuk Rockwell C (Kerucut Intan), dan
memasang indentor pada tempatnya dengan obeng min.
c. Menekan pen beban 150 Kg, mencatat pada lembar kerja
d. Meletakkan spesimen pada anvile dan mengatur tepat pada titik
penetrasi
e. Memutar handwheel sehingga permukaan spesimen menyentuh
ujung indentor dan melanjutkan memutar handwheel untuk
pembebanan minor hingga jarum kecil menunjuk angka 3.
f. Mengatur skala Rockwell pada mesin uji hardness sehingga jarum
penunjuk tepat pada angka nol

MODUL PRAKTEK DT NDT 27


MODUL 2. UJI KEKERASAN

g. Mengambil stopwatch dengan tangan kiri dan menyalakan ketika


tangan kanan melepaskan handle beban
h. Setelah 20 detik, menarik handle beban dan mengunci pada
tempatnya
i. Mencatat pada lembar kerja nilai kekerasan yang ditunjukkan
jarum
j. Mengulangi lagi untuk titik kedua, ketiga sampai kesembilan
k. Apabila sudah selesai, melepas kembali indentor dan meletakkan
pada tempatnya

MODUL PRAKTEK DT NDT 28


MODUL 2. UJI KEKERASAN

2.6.4. Lembar Kerja/Job Sheet

HARDNESS TEST
Date :
Material :
Welding Process / Position :
Reference :

Method and Result


Brinell Vickers Rockwell
Load (P) : Load (P) :
Load (P) :
Indentor : Indentor :
Indentor :
Time : Time :
Stamp of Time :
No. ball : Type :
Material
BM HAZ WM BM HAZ WM
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) BM HAZ

1
2
3
4
5
6
7
8
9
Note: - WM = Weld Metal - BM = Base Metal - HAZ = Heat Affected Zone

Reviewed by, Examined by,


Name NRP Signature
1.
2.
3.
( ) 4.
NIP: 5.

MODUL PRAKTEK DT NDT 29

Anda mungkin juga menyukai