Anda di halaman 1dari 5

Modul 2

UJI PUNTIR

2.1 Tujuan Pratikum

1. Melakukan Pengujian puntir


2. Membaca torsi dan sudut puntir
3. Menghitung regangan geser
4. Meghitung tegangan geser
5. Menghitung modulus geser

2.2 Petunjuk K3

 Pakaian laboratorium
 Sepatu kerja

2.3 Dasar Teori

Bahan logam seperti : drill, poros, baut dll, harus memiliki ketahanan terhadap
tegangan geser dan regangan geser. Mekanisme terjadinya tegangan dan regangan
geser dapat dijelaskan Gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1 Batang menerima tegangan geser (2)

2.3.1 Momen Puntir ( MT )

Dihitung dengan persamaan


𝑟=1
MT = π . ∫𝑟=0 . 𝑑𝐴
𝜏 𝑎
= . ∫0 𝑟 2 𝑑𝐴
𝑟

∫ 𝑟 2 . 𝑑𝐴 = 𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝐼𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 = 𝜋𝐷4 /32

𝑀𝑇 = τ. J/r τ = [ 𝑀𝑇 .r ]/ J ; r = jari-jari spesimen (1/2.D)

τ = [ 𝑀𝑇 .D/2] / π 𝐷4 / 32

τ = [16𝑀𝑇 ]/ π𝐷3

2.3.2 Sudut Puntir ( φ )

Regangan geser ( γ ) = tan φ = [r.ϴ] / L

ϴ = dibaca pada alat ukur, L = diukur panjang spesimen, sehingga regangan geser
dapat dihitung.

Dengan menghitung regangan geser, dan hasil pembacaan torsimeter akan diperoleh
hubungan antara Momen Puntir ( 𝑀𝑇 ) dan Regangan Geser (γ) selanjutnya dibuat
kurva seperti pada Gambar 2.2 berikut ini.

Gambar 2.2 Torsi vs Sudut Puntir [2]

Dalam beberapa masalah analis menunjukkan bahwa “ Daya rencana “ menjadi faktor
utama dalam menentukan pemilihan bahan. Untuk menentukan Modulus Geser (G)
dihitung berdasarkan :

Τ = G.γ

G = ( 𝑀𝑇 .L ) / J. ϴ

Dalam uji puntir parameter yang akan didapat adalah :

1. Tegangan Geser ( τ )
2. Regangan Geser ( γ )
3. Modulus geser ( G )
Hubungan modulus geser ( G ) dan modulus elastisitas ( E ) bahan dinyatakan dalam
persamaan.

𝐸
G=
2 ( 1+𝑣 )

Dimana

Apabila diperhatikan persamaan ( 2.5 ) terlihat bahwa harga G lebih kecil dari angka
Modulus Elastisitas ( E ).

2.3.3 Data Spesimen

Spesimen untuk pengujian puntir menggunakan standar BS 1452 diameter 6 mm ;


Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Standar Spesimen BS 1452 [3]

Panjan daerah ukur dan diameter spesimen dilakukan dengan mengukur langsung
spesimen, hal ini disebabkan belum ada rujukan untuk BS 1452. Pada Gambar 2.4
diberikan informasi pengukuran yang dilakukan sebelum pratikum berlangsung.

Gambar 2.4 Standar Spesimen BS 1452 [3]

 Panjang daerah ukur ( L ) dalam ( mm ) dan r = radius ( mm )


 Diameter Spesimen ( datau r )
2.4 Alat yang Digunakan

1. Mesin uji puntir


2. Jangka sorang
3. Mal Radius
4. Torsi Meter
5. Spidol Permanen
6. Kunci Scock 13 in dua buah
7. Kelengkapan kalirasi
8. Kunci dan Obeng (-)

2.5 Bahan yang Diperlukan

Spesimen hexagon 2 buah

2.6 Langkah Kerja

Pelaksaan pengujian puntir dilakukan mengikuti langkah – langkah kerja sebagai


berikut ( lihat gambar 2.5 )

1. Lakukan pengukuran spesimen


2. Diameter spesimen ( d ) :.................mm
3. Panjang spesimen ( Lo ) = L – 2r
4. Pasang spesimen pada chuk ( No.2 ) dengan menggunakan kunci shock yang
disediakan.
5. Lakukan seting pengukur sudut puntir (ϴ) ( no.5) posisi null, dan kontrol putaran juga
null.
6. Lakukan seting dial indikator ( No.3 ) dan torsimeter null ( No. 4) dalam posisi on
7. Bila torsimeter tidak dalam posisi null lakukan kalibrasi null dengan mengatur knop
kalibrasi ( mintalah petunjuk instruktur )
8. Bila seluruh persiapan telah dilakukan, maka pengujian dapat dimulai dengan
memutar handwel No.1, searah dengan jarum jam untuk setiap putaran.
9. Harga sudut kompensasi dihitung berdasarkan ,

x
𝑇𝑎𝑛 Ψ =
102

Dimana x = Jarak perpindahan dial indikator, dan 102 : Jarak lengan terhadap titik ukur
dial indikator.
2.7 Lembar Pengisian
Tabel 5. Data Pengujian

Sudut puntir
Τ
Mp γ G
No Kompensasi Perhitungan
9
( N/mm) Derajat N/𝑚𝑚2
𝑜 𝑜 𝑜 n/𝑚𝑚2
𝜃 X ( mm ) Ψ 𝜃 = (𝜃. ψ) 𝜃 ( 𝑟𝑎𝑑 )

2.4 Ilustrasi Gambar

Gambar 2.5 Mesin Uji Puntir

2.9 Evaluasi

1. Gambar Kurva Tegangan geser vs regangan geser


2. Hitung modulus geser
3. Hitunglah tegangan geser untuk baut M16

Anda mungkin juga menyukai