UJI PUNTIR
2.2 Petunjuk K3
Pakaian laboratorium
Sepatu kerja
Bahan logam seperti : drill, poros, baut dll, harus memiliki ketahanan terhadap
tegangan geser dan regangan geser. Mekanisme terjadinya tegangan dan regangan
geser dapat dijelaskan Gambar 2.1 berikut :
τ = [ 𝑀𝑇 .D/2] / π 𝐷4 / 32
τ = [16𝑀𝑇 ]/ π𝐷3
ϴ = dibaca pada alat ukur, L = diukur panjang spesimen, sehingga regangan geser
dapat dihitung.
Dengan menghitung regangan geser, dan hasil pembacaan torsimeter akan diperoleh
hubungan antara Momen Puntir ( 𝑀𝑇 ) dan Regangan Geser (γ) selanjutnya dibuat
kurva seperti pada Gambar 2.2 berikut ini.
Dalam beberapa masalah analis menunjukkan bahwa “ Daya rencana “ menjadi faktor
utama dalam menentukan pemilihan bahan. Untuk menentukan Modulus Geser (G)
dihitung berdasarkan :
Τ = G.γ
G = ( 𝑀𝑇 .L ) / J. ϴ
1. Tegangan Geser ( τ )
2. Regangan Geser ( γ )
3. Modulus geser ( G )
Hubungan modulus geser ( G ) dan modulus elastisitas ( E ) bahan dinyatakan dalam
persamaan.
𝐸
G=
2 ( 1+𝑣 )
Dimana
Apabila diperhatikan persamaan ( 2.5 ) terlihat bahwa harga G lebih kecil dari angka
Modulus Elastisitas ( E ).
Panjan daerah ukur dan diameter spesimen dilakukan dengan mengukur langsung
spesimen, hal ini disebabkan belum ada rujukan untuk BS 1452. Pada Gambar 2.4
diberikan informasi pengukuran yang dilakukan sebelum pratikum berlangsung.
x
𝑇𝑎𝑛 Ψ =
102
Dimana x = Jarak perpindahan dial indikator, dan 102 : Jarak lengan terhadap titik ukur
dial indikator.
2.7 Lembar Pengisian
Tabel 5. Data Pengujian
Sudut puntir
Τ
Mp γ G
No Kompensasi Perhitungan
9
( N/mm) Derajat N/𝑚𝑚2
𝑜 𝑜 𝑜 n/𝑚𝑚2
𝜃 X ( mm ) Ψ 𝜃 = (𝜃. ψ) 𝜃 ( 𝑟𝑎𝑑 )
2.9 Evaluasi