PEMBAHASAN MASALAH
MULAI
Persiapan Alat:
Pemasangan Dial Indicator
Peletakan Beban
Pengujian
Lendutan
Pengambilan data,
Menganalisa &
kesimpulan
SELESAI
57
58
Untuk pemasangan alat uji lendutan dengan 2 tumpuan, pemasangan alat ujinya
seperti gambar 3.15
59
3. Pengujian Lendutan
Pada tahap ini yaitu pengujian lendutan, untuk pengujian lendutan
ujung 1 tumpuan dengan meletakkan tempat beban pada ujung batang
bebas dan dial indicator diatasnya. (mengamati posisi awal dial dan
mencatatnya), lalu meletakkan pemberat pertama m1 dan mencatat
penurunan posisi pada dial, selanjutnya meletakkan pemberat m2
berikutnya dan mencatat penurunan posisi pada dial, pemberat terus
ditambah hingga jarum penujuk pada dial indicator sudah melebihi nilai 2.
Prosedur pengujian lendutan untuk ujung 2 tumpuan sama saja dengan
pengujian lendutan pada ujung 1 tumpuan.
4. Pengambilan data, analisa, dan kesimpulan
Tahap terakhir yaitu pengambilan data menganalisa,dan menarik
kesimpulan dari pengujian lendutan ini, untuk pengujian lendutan dengan
ujung 1 tumpuan yaitu menentukan defleksi antara pemberat yang satu
dengan pemberat berikutnya, membuat grafik antara pemberat (W) dan
60
Dimana :
l = jarak antara ujung jepit dan bebas
I = Momen Inersia untuk penampang lintang lingkaran
(batang berbentuk silinder)
l Lingkaran = ¼.πr4 , r = jari – jari lingkaran
Menghitung tegangan tekuk σb antara pemberat berbeda menggunakan hubungan :
Dimana :
L = jarak antara 2 tumpuan ujung
I = Momen inersia untuk penampang lintang lingkaran
l Lingkaran = ¼.πr4 , r = jari – jari lingkaran
Tabel 3.1 Penentuan tegangan tekuk dan modulus Young melalui percobaan
batang kantilever
1. 9,72
2. 8,9 0,82 133 1,3 0,3 0,16x107 2,4x102
3. 8,22 1,5 264 2,5 0,5 0,51x107 1,89x102
4. 7,4 2,32 387 3,7 0,8 1,26x107 1,80x102
5. 6,75 2,97 516 5,05 1,1 2,70x107 1,92x102
6. 6,1 3,62 643 6,3 1,4 3,44x107 1,973x102
7. 5,35 4,37 777 7,6 1,8 5,35x107 1,972x102
8. 4,55 5,17 910 8,9 2,1 7,38x107 1,952x102
9. 3,77 5,95 1051 10,2 2,4 9,71x107 1,942x102
10. 3,12 6,6 1193 11,6 2,7 12,12x107 1,993x102
62
Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk uji lendutan, dengan batang
ujung 2 tumpuan. :
Pemberat ( W ) =m.g
=(133 gr). 9,8m/s2= 1,3 N
MULAI
Persiapan Bahan
-Alumunium -baja
Pemotongan Specimen
Pengikiran
Pengamplasan
Pengujian
Pencatatan Data
SELESAI
dan steel ball untuk logam nonferro (alumunium dan tembaga), lalu peralatan
terakhir yang diperlukan yaitu sebuah stopwatch.
2. Pemotongan dan pengamplasan bahan uji
Di tahap ini, bahan uji di potong terlebih dahulu, dengan ukuran Alumuniun
dan tembaga adalah 50x10x5mm, besi cor dan baja adalah dengan tebal 5mm
dengan permukaaan rata, setelah itu semua permukaan bahan uji harus diamplas
dahulu, pengamplasan/perataan ini dilakukan agar saat benda uji di uji kekerasan,
praktikan mendapat data pengamatan yang akurat untuk nilai Rockwell material
logam yang diuji.
3. Pengujian Rockwell
Pengujian Rockwell untuk bahan uji menggunakan Rockwell Hardness
tester, khusus untuk logam ferro (besi dan baja) menggunakan indentor kerucut
intan, setelah indentor dipasang pada alat uji kekerasan, bahan uji diletakkan di
dudukan alat uji, lalu kekuatan penekanan di atur dengan ukuran tekanan ukuran
masing – masing bahan uji berikut dengan indetornya pun harus sesuai
4. Pengamatan, pengambilan data dan kesimpulan
Ditahap yang terakhir, setelah semua material logam diuji Rockwell, seluruh
data dimasukkan kedalam data pengamatan, dan membuat analisa, seperti
membuat perbandingan data nilai Rockwell antara bahan uji satu dengan yang
lainnya, lalu membuat diagram masing - masing nilai Rockwell dari bahan uji dan
membuat kesimpulan dari semua percobaan uji Rockwell yang telah dilakukan.
66
ROCKWELL A
SPECIMEN : BESI COR (Fe)
Indentor : Diamond, <120o Load : 60 KPressure
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Rata –rata
48,1 40,3 41,4 44,1 44,5 43,68
ROCKWELL B
SPECIMEN : KUNINGAN
Indentor : Steel ball ∅1/16” Load : 100 KPressure
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Rata –rata
40,3 46,4 45,8 46,6 47,4 45,3
ROCKWELL C
SPECIMEN : ALUMUNIUM
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Rata –rata
13,8 11,8 14 20,5 13,2 14,66
ROCKWELL D
SPECIMEN : BAJA (FeC)
Indentor : Diamond,<120o Load : 150 KPressure
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Rata –rata
13,5 11,7 5,8 7,7 7,4 9,22
67
MULAI
Persiapan Bahan
Pemotongan Specimen
Penyalutan (Mounting)
Pengamplasan (100-1500)
Pengetsaan (etching)
Pengujian Tertutup
No
Pengambilan Gambar
Yes
yes
Analisa & Kesimpulan
SELESAI
(a) (b)
71
(c) (d)
Gambar 3.5 Struktur Logam Bahan Uji Metalografi
(a) Stang Piston, (b) Piston, (c) Kampas Rem, (d) Gear
Hasil dari percobaan uji metalografi ini dapat dianalisa dan disimpulkan
bahwa bentuk struktur mikro pada Pistonyaitu butir-butirannya besar, kasar dan
terlihat jelas. Distribusi dan arah struktur mikro beraturan dan terlihat jelas.
Unsur-unsur yang terkandung dalam spesimen yaitu fasa α dan eutektik. Eutektik
merupakan struktur campuran. Fasa eutektik, fase inti telah dicampur dengan
bahan lain seperti silikon dan magnesium. Sedangkan fasa merupakan fasa inti
yang menyusun spesimen tersebut, yaitu besi.
MULAI
Persiapan Bahan
Alumunium AC4C
Pemotongan Specimen
Pembuatan Takikan
Pengujian
Pencatatan Data
SELESAI
3. Pengujian impact
Tahap selanjutnya, benda uji AC4C yang sudah dipotong dan dibuat
takik tadi, siap diujikan pada alat uji impact charpy. Untuk benda
pertama AC4C yang akan diuji disimpan pada tempat / dudukan alat uji,
dengan takik pada benda disejajarkan terhadap pisau pemotong pada
pendulum alat uji impact, lalu pendulum /godam ditarik dengan sudut
awal pendulum 80o, lalu pendulum dilepaskan hingga memotong benda
uji (AC4C).
BAHAN
Nama Bahan Uji : Alumunium
Spesifikasi : AC4C
DATA PENGUJIAN
Besarnya usaha (W) yang diperlukan untuk memukul patah benda uji
dapat diketahui :
G = 16 kg
γ = 1,2 m
Cos α =60o
Cos β =25o
77
W1 = G x γ (1 - Cos α) g W2 = G x γ (1 - Cos β) g
= 16kg x 1,2 m ( 1 - Cos60o) 9,81m/s2 = 16kg x 1,2m(1 – Cos25o) 9,81m/s2
= 16kg x 1,2 (1 – 0,5) x9,81m/s2 = 19,2 kg.m(0,1) x 9,81 m/s2
= 19,2kg.m x (10,5) x 9,8m/s2 = 18,835 Joule
= 94,176 Joule
W = W1 – W2
= 94,176 Joule – 18,835 Joule
= 75,341 Joule
b. Permukaan patahan pada logam bahan uji pada praktikum uji impact ini
terdapat 2 jenis patahan, yaitu patahan ulet, dan patahan getas.
78