i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
iii
--Halaman Ini Sengaja Dikosongkan--
iv
PERANCANGAN ENCLOSURE PADA MESIN VIBRATING TABLE DENGAN
VARIASI BAHAN PEREDAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PRODUKSI
BETON
RINGKASAN
Seiring dengan berkembangnya zaman, Pada Era Modern ini semakin meningkat
perkembangan teknologi, penggunaan mesin pada setiap lini industri pun semakin
meningkat. Tidak dapat dipungkiri, bahwa mesin menimbulkan dampak terhadap
lingkungan. Salah satunya adalah kebisingan. Apabila kebisingan melebihi Nilai
Ambang Batas kebisingan yang telah ditetapkan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan (PERMENAKER) No 5 Tahun 2018 tentang K3 di lingkungan
kerja yakni 85 dB, harus segera dilakukan tindakan lebih lanjut untuk mencegah
terjadiya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan kecelakaan kerja yang tidak diinginkan.
Pada Penelitian ini, Penulis meneliti tentang kebisingan pada Perusahaan
Manufaktur Produksi Beton. Dimana, kebisingan yang dihasilkan berasal dari
mesin vibrating table yang terdapat pada Jalur 1 Perluasan Unit Produksi Bantalan
Jalan Rel (BJR). Kebisingan yang dihasilkan sebesar 105 dB. Penulis merancang
Enclosure pada mesin vibrating table tersebut. Perancangan dilakukan dengan
disimulasikan terlebih dahulu menggunakan Software SoundFlow lalu
direalisasikan menggunakan beberapa bahan peredam yakni, Polyurethane foam,
Baja dan Plywood. Tujuan Perancangan tersebut yakni sebagai engineering control
untuk mengurangi tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin vibrating table.
iii
--Halaman Ini Sengaja Dikosongkan--
iv
DAFTAR ISI
v
2.15Presentase Error ............................................................................................ 18
BAB 3 METODE PENELITIAN ......................................................................... 19
3.1 Tahap Identifikasi Masalah ............................................................................ 19
3.2 Tahap Perumusan Masalah dan Tujuan .......................................................... 19
3.3 Tahap Pengumpulan Data............................................................................... 20
3.4 Pengolahan Data ............................................................................................. 20
3.4.2 Perhitungan Akustik ............................................................................... 20
3.4.3 Penentuan Material Barrier .................................................................... 21
3.4.4 Desain Enclosure .................................................................................... 21
3.4.5 Pengujian Transmission Loss Menggunakan Software SoundFlow ....... 21
3.5 Perancangan dan Pembuatan Alat .................................................................. 21
3.6 Analisa dan Pembahasan ................................................................................ 21
3.7 Kesimpulan dan Saran .................................................................................... 22
3.8 Flowchart ....................................................................................................... 22
3.9 Jadwal Kegiatan Penelitian............................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 32
LAMPIRAN ............................................................................................................ 1
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
--Halaman Ini Sengaja Dikosongkan--
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Mesin ini menimbulkan kebisingan hingga 105 dBA. Angka tersebut telah
melebihi standar dari NAB kebisingan. Oleh karena itu, diperlukan adanya
pengendalian dari kebisingan yang dihasilkan tersebut. Pada desain mesinnya,
mesin vibrating table ini terdapat dua buah vibrator pada ruang bagian
bawahnya. Dimana setelah diamati dan di analisa, dua vibrator tersebut
merupakan penghasil kebisingan dari mesin vibrating tabel ini. Selain itu,
ruang pada vibrator tersebut tidak terdapat penutup yang bisa mengurangi
dampak kebisingan yang dihasilkan agar tidak menyebar keluar. Oleh karena
itu, pada penelitian ini dilakukan perancangan barrier pada bagian ruang
terbuka mesin vibrating table yang terdapat vibrator tersebut saja dengan
menggunakan beberapa bahan peredam yang dapat mengurangi kebisingan
yakni, Polyurethane foam, Baja, dan Plywood.
Pada penilitian ini, dilakukan pengukuran besar kebisingan yang diterima
pekerja akibat mesin vibrating table menggunakan Sound Level Meter (SLM).
Selain itu, dilakukan noise mapping pada area produksi Bantalan Jalan Rel
(BJR) yakni pada Jalur 1 perluasan menggunakan Software Golden Surfer 16.
Perancangan barrier ini selanjutnya di validasi menggunakan Software
SoundFlow sebagai perangkat lunak simulasi untuk menghitung penyerapan,
refleksi, dan transmisi suara oleh struktur multilapisan pada rancangan barrier
dan juga untuk membantu membuktikan bahwa rancangan yang kita lakukan
itu sudah benar dan dapat diterima (Elena A, 2016). Software SoundFlow
mengacu pada ISO 12354. Setelah itu, baru mengaplikasikan desain dan
rancangan tersebut langsung pada mesin vibrating table, untuk mengetahui
besar nilai pengurangan redaman bahan-bahan yang telah dipilih setelah
diaplikasikan. Dari penelitian ini, diharapkan dapat menjadi salah satu upaya
engineering control pada masalah kebisingan yang timbul pada PT.X sehingga
dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman serta mengurangi
adanya Penyakit Akibat Kerja (PAK).
2
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana intensitas kebisingan dan pemetaan kebisingan sebelum
dipasang Barrier di Jalur 1 Perluasan Perusahaan Manufaktur Produksi
Beton yang disebabkan oleh mesin vibrating table menggunakan Software
Golden Surfer?
2. Bagaimana rancangan desain barrier yang akan dibuat untuk mengurangi
intensitas kebisingan Jalur 1 Perluasan Perusahaan Manufaktur Produksi
Beton?
3. Bagaimana Intensitas kebisingan di Jalur 1 Perluasan Perusahaan
Manufaktur Produksi Beton setelah dipasang barrier berdasarkan Software
Soundflow dan berdasarkan percobaan?
4. Apa Rekomendasi Bahan Peredam yang paling cocok dan efektif
mengurangi kebisingan?
3
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut
1. Bagi peneliti yaitu menerapkan ilmu pengetahuan tentang hygiene industri
dan Lingkungan Kerja khususnya studi tentang kebisingan.
2. Bagi perusahaan yaitu Sebagai upaya engineering control, untuk mereduksi
dampak kebisingan yang dihasilkan mesin vibrating table.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
dinyatakan dalam satuan desibel disingkat dB dan kebisingan memiliki baku
tingkat kebisingan dimana adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
6
untuk kebisingan di tempat kerja ditetapkan 85 dB (A) (“Permenaker RI NO 5,
2018”). Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 5
Tahun 2018, Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan dapat dilihat pada tabel
2.1.
Tabel 2. 1. Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan Menurut Permenaker RI No 5 Tahun 2018
7
3. Gangguan komunikasi yaitu gangguan yang dapat menyebabkan
terganggunya pekerjaan, bahkan mungkin terjadi kesalahan, terutama bagi
pekerja yang belum berpengalaman.
4. Gangguan keseimbangan yaitu gangguan yang dapat mengakibatkan
gangguan fisiologis seperti kepala pusing, mual dan lain – lain.
5. Gangguan terhadap pendengaran (ketulian) yaitu ketulian yang dapat
bersifat progresif atau awalnya sementara, namun dikarenakan terpapar
bising terus – menerus maka dapat menyebabkan ketulian yang menetap.
8
5. Mengganti bagian – bagian logam (yang dapat menimbulkan
intensitas suara tinggi) dengan “dynamic dampers”, karet atau
“plastic bumbers”, “fiber glass” dan lain sebagainya.
6. Memasang “muffler” pada katup penghisap, pada cerobong dan
sistem ventilasi.
7. Memperbaiki pondasi mesin, menjaga agar baut dan sambungan
tidak ada yang goyang.
8. Pemeliharaan dan servis secara teratur.
9
atau pemilihan alat proteksi telinga, pengukuran tidak perlu selengkap
sebagaimana diperlukan dalam rangka lokalisasi sumber-sumber kebisingan
secara tepat dari suatu mesin dengan maksud modifikasi perencanaan dan
konstruksi suatu bentuk dengan kebisingan yang kurang.
Sound level meter adalah alat pengukur tekanan suara. Mekanisme
kerja SLM yaitu apabila terdapat benda bergetar, maka akan menimbulkan
terjadinya perubahan tekanan udara yang dapat ditangkap oleh alat tersebut,
selanjutnya perubahan tekanan udara tersebut diubah menjadi energi yang
akan menggerakan meter petunjuk pada skala yang telah dikalibrasi dalam
desibel (Soeripto, 2008).
10
2.8 Kebisingan Kombinasi
Kebisingan kombinasi adalah kebisingan total yang diterima oleh pekerja
yang disebabkan karena dua atau lebih peralatan yang menimbulkan suara yang
tidak dikehendaki.Ketika dua sumber suara, misalnya dua mesin yang
berdekatan berada pada suatu area kerja yang sama, di ruang tersebut timbul
efek additive untuk level kebisingan kombinasi dua suara yang lebih besar
daripada satu suara sumber suara. Efek kombinasi dua level kebisingan
ditentukan dengan tabel 2.6. Perbedaan dua level kebisingan menentukan
penjumlahan desibel untuk ditambahkan ke dua sumber bising yang lebih
tinggi
Kadang akan ada lebih dari dua perbedaan sumber bising di area kerja.
Ketika kejadian ini terjadi, efek tiga suara atau lebih dikombinasikan
seharusnya juga dihitung dengan bantuan tabel penambahan desibel untuk level
tekanan suara dari sumber beragam. Pertama, pada tempat tersebut semua
sumber bising diurutkan desibelnya dari yang terkecil sampai yang terbesar.
Kemudian, kombinasikan dua sumber desibel terendah, lalu kombinasikan
hasilnya dengan sumber desibel yang lebih tinggi. Lanjutkan level desibel
sampai semua sumber telah dikombinasikan sampai level kombinasi terakhir.
Tabel 2. 2 Penambahan Decibel untuk Level Tekanan Suara dari Sumber Beragam
11
2.9 Kebisingan Latar Belakang (Background Noise)
Pengukuran kebisingan pada sumber bising di suatu sistem, efek lain yang
berpengaruh pada sumber bising adalah background. Prosedur untuk mengukur
tingkat bunyi sebuah mesin yang berada dalam kondisi tingkat kebisingan latar
belakang adalah sebagai berikut:
a. Hitung tingkat kebisingan total dengan mesin hidup
b. Hitung tingkat background noise dengan mesin mati
𝑳𝟏 𝑳𝟐
L3 = 10 log(𝟏𝟎 𝟏𝟎 – 𝟏𝟎 𝟏𝟎 ) (2.1)
12
Lp2 = Lp1 + 10 log (𝑨𝑺 ) – TL
TL= (Lp1 - Lp2) + 10 log (𝑨𝑺 )
TL= NR + (-10 log (𝑨𝑺 ) )
TL= NR – 10 log 𝑨𝑺 (2.2)
Keterangan :
L1 = tingkat tekanan bunyi rata-rata dalam ruang sumber (dBA)
L2 = background noise rata-rata dalam ruang penerima (dBA)
S = Luasan percobaan ( m² )
A = Penyerapan total ruang penerima ( m² )
Gambar 2. 3 Variasi Umum Transmission Loss Dengan Frekuensi untuk dinding atau panel
homogen
(Barron, 2003)
13
TL = 10 log W + 20 log f – C (2.3)
Keterangan:
TL= transmission loss (dBA)
W = surface density (kg/ )
f = frekuensi (Hz)
C = koefisien (33) jika W lb/ft2/in
C = koefisien (47) jika W kg/m2/cm
Dimana :
𝝆
W= (2.4)
𝒕
Keterangan :
𝝆 = massa jenis (g/cm3)
t = tebal material (cm)
14
2.11 Noise Reduction
Noise Reduction atau reduksi bising adalah istilah untuk menyatakan
insulasi bunyi antara ruang-ruang dengan penghambat. Dinding akustik sering
digunakan untuk memisahkan kebisingan mesin yang berlebihan dari sebagian
besar pekerja atau pemukiman di sekitar area kerja. Noise Reduction dari
dinding dapat diperoleh dengan rumus :
NR = Lp1– Lp2 dBA (2.5)
Dimana:
NR = Noise Reduction
Lp1– Lp2= Level tekanan suara di ruang 1 dan 2 (dBA)
Pengukuran Lp1 dan Lp2 untuk memastikan bahwa nilai yang di dapatkan
dapat mewakili. Hal ini biasanya dapat berhasil dengan menggunakan resign
of interest dan mencatat nilai rata-rata. Sebagai catatan bahwa untuk konstruksi
dinding, tembok di desain, Lp1 dan Lp2 dihitung. Untuk mengasumsikan
sumber bising berada di ruang 1 dimana sumber bising dihasilkan dari gema
murni yang berada di dekat partisi. Hal ini akan mencapai keberhasilan jika
level tekanan suara di dekat partisi di ruang 1 dapat dideskripsikan dengan
persamaan:
Dimana:
A = Konnstanta ruangan di ruang 1
Diasumsikan bahwa untuk mengetahui nilai yang diinginkan dari Lp2, dimana
untuk mengatur ulang persamaan dengan menentukan Transmission Loss (TL)
yang diperlukan:
15
S = luas area dinding atau luasan enclosure (m2)
A = absorbtion atau konstanta ruangan di ruang 2
16
2.12.2 Interval Kelas
Dimana :
i = interval kelas
m = Jumlah kelas
R = jarak (range) yakni perbedaan nilai tertinggi dan terendah.
17
Steel
𝑺𝒐𝒇𝒕𝒘𝒂𝒓𝒆 – 𝑷𝒆𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏
Persen error (%) = X 100 % (2.12)
𝑺𝒐𝒇𝒕𝒘𝒂𝒓𝒆
18
BAB 3
METODE PENELITIAN
Bab ini membahas langkah - langkah dalam penelitian dan flow chart metode
penelitian untuk memecahkan permasalahan beserta penjelasan singkat pada setiap
tahapannya.
1. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah tahapan observasi di Jalur 1 Perluasan pada
Perusahaan manufaktur produksi beton, Pengamatan dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui kondisi nyata dilapangan. Dalam proses ini
dilakukan pengamatan kebisingan yang disebabkan oleh mesin vibrating
table pada Unit Produksi Bantalan Jalan Rel (BJR).
2. Studi Literatur
Studi literatur adalah tahapan peneliti menggali referensi untuk
memperoleh teori – teori yang berhubungan dengan masalah yang
ditemukan pada saat melakukan studi lapangan. Selanjutnya
mempelajari dan mengacu pada referensi serta jurnal ilmiah. Setelah
mempelajari literatur yang ada, maka dilakukan percobaan untuk
mengatasi masalah diatas dengan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
khususnya pada bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
19
3.3 Tahap Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan terdiri dari:
1. Data primer
Data yang diperoleh langsung dari proses pengukuran dan pengamatan yang
dilakukan yaitu, data kebisingan pada Jalur 1 Perluasan, nilai kebisngan
latar belakang
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur- literatur dan
referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, data yang
diperoleh dari perusahaan, yaitu data kebisingan awal, Layout Jalur 1
Perluasan dan Spesifikasi mesin vibrating table.
20
table yang akan dikendalikan kebisingannya. Variabel yang digunakan
dalam menghitung Background Noise yakni nilai kebisingan saat mesin
beroperasi dan nilai kebisingan saat mesin tidak beroperasi.
21
bagaimana kemampuan redam dari bahan dan desain yang telah dipilih sampai
dapat menurunkan kebisingan sampai di bawah Nilai Ambang Batas (NAB).
Serta memperhatikan nilai persentase errornya.
3.8 Flowchart
Mulai
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
22
A
Pengolahan Data
Memenuhi Standar
NAB kebisingan
Ya
Selesai
23
3.9 Jadwal Kegiatan Penelitian
Jadwal kegiatan penelitian ini dimulai dari tahap persiapan pelaksanaan
penelitian sampai dengan tahap penyusunan Tugas akhir. Kegiatan tersebut
tertera pada tabel 3.1 sebagai berikut :
24
BAB IV
PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
4.1 Pengumpulan Data
25
4.2.1 Peta Kebisingan Jalur 1 Perluasan
Untuk menggambarkan pola persebaran kebisingan pada Jalur 1
Perluasan, dibuat peta kebisingan (Noise Mapping) dengan bantuan
Software Surfer. Titik kebisingan diambil pada rentang 1 oktaf.
Jumlah titik pengambilan data kebisingan adalah 169 titik dapat
dilihat pada Lampiran 2. Dari data pengukuran kebisingan tersebut,
tinggi tekanan bunyi tertinggi pada frekuensi 8000 Hz adalah 110,2
dB pada titik 28. Nilai kebisingan tertinggi selalu muncul pada
frekuensi 8000 Hz, hal ini menunjukkan bahwa sumber kebisingan
memang berasal dai mesin vibrating table. Kebisingan yang timbul
mendekati suara mesin. Jika terjadi di frekuensi rendah, kebisingan
dapat terjadi karena getaran dari mesin tersebut. Untuk pembuatan
peta kebisingan, langkah pertam yaitu penentuan jumlah kelas yang
dapat ditentukan berdasarkan persamaan 2.10
m = 1 + 3,3 (log n)
m = 1 + 3,3 (log 169)
m = 1 + 7,35
m = 8,35 ≈ 8
dimana : m = jumlah kelas
n = jumlah observasi
Jadi, banyak kelas (m) yaitu 8 kelas. Langkah selanjutnya
yaitu penentuan interval kelas yang dapat ditentukan berdasarkan
persamaan 2.11 dimana m adalah jumlah kelas dan R adalah jarak
(range) yakni perbedaan nilai tertinggi dan terendah perbedaan nilai
tertinggi dan terendah.
𝑅
i= 𝑚
26
110,2-70. 9
i=
8
i = 4,91 ≈ 5
Dari perhtiungan diatas, maka dapat digambarkan peta kebisingan
berdasarkan jumlah kelas dan intervalnya dapat dilihat pada gambar
4.1 berikut ini,
27
Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran Kebisingan pada titik 28
Titik 43
Frekuensi
1 2 3 Max
20
31.5 33.2 36.3 35.5 36.3
63 51.9 53.7 51.5 53.7
125 67.8 67.8 66.9 67.8
250 86.0 85.5 86.4 86.4
500 89.1 89.0 89.9 89.9
1000 95.2 95.9 95.6 95.9
2000 96.6 96.2 96.0 96.6
4000 98.7 98.1 97.8 98.7
8000 110.2 110.0 109.8 110.2
(Sumber : Hasil Pengukuran, 2019)
28
16 100,2
17 96,1
18 101,2
19 104,2
20 106,3
21 107,6
22 102,5
23 106,5
24 108,6
25 108,1
26 105,8
27 108
28 94,2
30 105,7
31 106
33 100,3
34 101,3
35 102,1
36 104,2
37 106,3
38 107,6
39 102,5
40 107,2
41 108,6
42 108,1
43 110,2
44 98,3
(Sumber : Hasil Pengukuran, 2019)
29
100,2 96,1 101,2 104,2 106,3 107,6
10 10 +10 10 +10 10 +10 10 +10 10 10 10 +
102,5 106,5 108,6 108,1 105,8 108
10 10 +10 10 +10 10 +10 10 +10 10 10 10 +
94,2 105,7 106 100,3 101,3 102,1
Lp = 10 log 10 10 +10 10 +10 10 +10 10 +10 10 10 10 +
104,2 106,3 107,6 102,5 107,2 108,6
10 10 +10 10 +10 10 +10 10 +10 10 10 10 +
108,1 110,2 98,3
10 10 +10 10 +10 10
( )
Lp = 120,08 dB(A)
30
2000 96.6 96.2 96.0 96.6
4000 98.7 98.1 97.8 98.7
8000 110.2 110.0 109.8 110.2
(Sumber : Hasil Pengukuran, 2017)
31
DAFTAR PUSTAKA
32
LAMPIRAN 1
1.LAYOUT DEKAT MESIN (PER 1 METER)
1
2. LAYOUT KESELURUHAN JALUR 1 PERLUASAN
2
LAMPIRAN 4 : NOISE BACKGROUND
3 63 27.6 29.7 26.1 27.8 23.8 25.7 24.1 25.2 22.9 24.4 23.4 23.8 26.1 25.7 24.1 27.2 29.3 26.0 27.3 23.1 25.4 24.0 25.2 22.2 24.3 23.7 23.0
4 41.9 43.7 49.3 46.7 43.8 60.8 49.5 46.4 43.7 47.7 43.7 43.8 49.4 60.8 49.1 41.4 43.2 49.4 46.1 43.3 60.2 49.2 46.3 43.2 47.5 43.0 43.5
125
5 250 62.0 53.6 53.6 61.3 55.7 55.1 58.7 58.9 60.8 61.5 53.2 55.7 63.2 62.4 58.7 62.4 53.0 53.5 61.0 55.1 55.3 58.5 58.7 60.5 61.2 53.1 55.9
6 500 63.8 58.5 58.5 65.9 64.5 67.6 65.4 61.8 62.0 68.1 63.4 64,2 63.8 65.5 62.7 63.5 58.1 58.2 65.4 64.4 67.5 65.2 61.2 62.7 68.0 63.5 64,0
7 1000 71.5 64.8 64.8 74.5 65.2 68.2 66.1 66.4 665 70.3 64.3 67.7 67.6 67.3 66.1 71.2 64.5 64.1 74.2 65.6 68.1 66.0 66.6 66,9 70.4 64.8 67.1
8 2000 73.2 65.7 657 75.2 71.3 70.3 70.3 67.8 69.3 72.5 65.7 68.3 68.2 68.1 67.8 73.0 65.6 65,8 75.1 71.1 70.2 70.6 67.9 69.6 72.7 65.2 68.4
9 4000 74.1 71.2 71.4 75.6 72.4 71.7 71.4 70.3 72.3 73.2 67.2 70.6 73.5 70.1 70.3 74.2 71.0 71.2 75.0 72.0 71.5 71.9 70.4 72.1 73.9 67.7 70.6
10 8000 74.4 72.6 74.5 77.1 74.3 72.1 71.7 70.7 74.2 75.1 72.3 73.1 74.2 72.7 71.2 72,1 72.3 74.2 70.1 72.3 71.1 71.9 74.7 75.2 75.0 71.3 73.0