ULTRASONIK
MODUL 9. ULTRASONIK
Pantulan/Gema
probe
Pada teknik ini, probe secara bergantian mengeluarkan dan
menerima getaran. Tebal bahan dan letak cacat ditentukan dari letak
Benda uji
getaran/gema pada layar osiloskop, sedangkan besarnya ditentukan dari
simpangan tinggi getaran yang diterima kembali.
Dapat dilihat pada gambar berikut :
fisis seperti pada suara yakni panjang gelombang ( ), kecepatan rambat (v),
waktu getar (T), amplitudo (A), frekuensi (f), fasa ( ) dan sebagainya.
Formula yang berlaku bagi gelombang suara berlaku pula pada gelombang
ultrasonic, misal :
v
f (9.1)
sin v1
sin v2 (snellius) (9.2)
I1 r22
I 2 r12 (least aquare law) (9.3)
If I 0 e t
= (attenuation) (9.4)
s v.t (9.5)
2. Mode Transversal
Mode transversal terjadi bila gelombang ultrasonic merambat pada suatu
arah tegak lurus pada arah gerakan atom yang di getarkan , misal atom
3. Mode Permukaan.
Mode transversal terjadi bila gelombang transversal merambat pada
permukaan. Gerakan atom yang bergetar berbentuk elips.
Sesuai dengan namanya gelombang pada permukaan padat dengan
kedalaman maksimum satu panjang gelombang.
Dapat dilihat pada Gambar 9.3 berikut :
4. Mode Plat.
Mode pelat terjadi pada bila gelombang transversal merambat pada bahan
pelat tipis yang tebalnya kurang dari setengah panjang gelombang.
Gerakan atom yang bergetar berbentuk elips. Gelombang pelat merambat
pada seluruh benda uji tipis tersebut, baik dalam bentuk gelombang
simetris atau gelombang asimetris.
5. Perubahan Mode.
Gelombang ultrasonic yang merambat dalam suatu bahan dapat merubah
mode dari satu mode ke mode lainnya. Perubahan mode ini terjadi
misalnya karena pantulan atau pembiasan. Bila mode berubah maka
kecepatan rambatnya berubah, sedangkan frekuensinya tetap, akibatnya
panjang gelombangnya juga akan berubah, seperti ditunjukkan pada
Gambar 9.4 berikut:
dimana :
R = koefisien refleksi
D = koefisien transmisi
W = impedansi akustik
= massa jenis
V = kecepatan rambat.
9.3 Rangkuman
Gelombang Ultrasonic adalah gelombang mekanik seperti gelombang suara
yang frekuensinya lebih besar dari 20 kHz. Gelombang ini dapat dihasilkan dari
probe yang berdasarkan perubahan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya
probe juga dapat mengubah energi mekanik menjdi energi listrik. Selama
perambatannya di dalam material, gelombang ini dipengaruhi oleh sifat-sifat bahan
yang dilaluinya missal masa jenis, homogenitas, besar butiran, kekerasan dan
sebagainya. Sehingga gelombang ini dapat dipakai untuk mengetahui jenis bahan,
tebal dan ada tidaknya cacat di dalam bahan tersebut.
Gelombang Ultrasonic dapat dipantulkan dan dibiaskan oleh permukaan batas
antara dua bahan yang berbeda. Berdasarkan sifat pantulan tersebut dapat ditentukan
tebal bahan, lokasi cacat serta ukuran cacat. Pemeriksaan tebal bahan atau adanya
cacat dalam bahan dengan gelombang ultrasonic dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu : teknik resonansi, teknik tranmisi dan teknik gema. Dari ketiga teknik tersebut,
teknik gema kontak langsung paling sering digunakan terutama pada pemeriksaan di
lapangan.
9.4 Referensi
a) Daniel, A. Brandt. 1985. Metallurgy Fundamental, The Goodheart
Willcox. Inc,USA
9.5 Tugas
1. Sebutka 3 sifat gelombang UT?
2. Jika suatu bahan dengan ketebalan 70 mm diuji dengan range 125,
tentukan jumlah indikasi yang muncul beserta letaknya!
3. Sebutkan 3 keunggulan pengujian menggunakan UT!
9.6Prosedur Kerja
9.6.1. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktek uji ultrasonic adalah:
1. Alat pemancar sekaligus penerima gelombang ultrasonic
2. Alat kalibrasi awal
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Specimen 1 berbentuk balok baja
2. Spesimen dengan cacat buatan
9.6.2. Prosedur Keselamatan
Prosedur keselamatan kerja yang dilakukan adalah:
1. Pakaian dan Celana Bengkel
2. Safety Shoes
3. Safety Gloves
9.6.3. Langkah Kerja
Langkah-langkah melakukan pengujian ultrasonic, adalah sebagai berikut :
ULTRASONIC TEST
(STRAIGHT-BEAM PROBE)
Date :
Material :
Equipment : .. SN .
: .. SN
Reference :
Operator :
Range :
Display read A=
C
B=
C=
Result A= mm
A B B= mm
C= mm
Spesimen No :
Operator :
Range :
Display read A=
C
B=
C=
Result A= mm
A B B= mm
C= mm
Spesimen No :
Operator :
Range :
Display read A=
C
B=
C=
Result A= mm
A B B= mm
C= mm
Spesimen No :
LAMINASI
Nama / Nrp :
Kode Test Piece/Tanggal :
Range :
Probe :
Db :