Anda di halaman 1dari 10

MODUL 9.

ULTRASONIK

9.1 Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami
isi modul ini adalah sebagai berikut :
1) Dapat melakukan pengujian ultrasonic terhadap suatu material dengan
menggunakan prosedur yang benar.
2) Dapat menggunakan pesawat ultrasonic dalam memeriksa ketebalan
suatu bahan ataupun cacat pada suatu bahan atau material yang tidak
dapat dilihat secara visual/langsung..

9.2 Uraian Materi


Gelombang Ultrasonic adalah gelombang mekanik seperti gelombang
suara yang frekuensinya lebih besar dari 20kHz. Gelombang ini dapat
dihasilkan dari probe yang berdasarkan perubahan energi listrik menjadi energi
mekanik. Sebaliknya probe juga dapat mengubah energi mekanik menjdi
energi listrik. Selama perambatannya di dalam material, gelombang ini
dipengaruhi oleh sifat-sifat bahan yang dilaluinya missal masa jenis,
homogenitas, besar butiran, kekerasan dan sebagainya. Sehingga gelombang
ini dapat dipakai untuk mengetahui jenis bahan, tebal dan ada tidaknya cacat di
dalam bahan tersebut. Gelombang ultrasonic dapat dipantulkan dan dibiaskan
oleh permukaan batas antara dua bahan yang berbeda. Berdasarkan sifat
pantulan tersebut dapat ditentukan tebal bahan, lokasi cacat serta ukuran cacat.
9.2.1 Prinsip Dasar Ultrasonic
Pemeriksaan tebal bahan atau adanya cacat dalam bahan dengan
gelombang ultrasonic dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : teknik
resonansi, teknik tranmisi dan teknik gema. Dari ketiga teknik tersebut, teknik
gema kontak langsung paling sering digunakan terutama pada pemeriksaan di
lapangan.

MODUL PRAKTEK DT NDT 98


osiloskop

MODUL 9. ULTRASONIK

Pantulan/Gema
probe
Pada teknik ini, probe secara bergantian mengeluarkan dan
menerima getaran. Tebal bahan dan letak cacat ditentukan dari letak
Benda uji
getaran/gema pada layar osiloskop, sedangkan besarnya ditentukan dari
simpangan tinggi getaran yang diterima kembali.
Dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 9 1 Skema sistem pengujian

9.2.2 Gelombang Ultrasonic.


Gelombang ultrasonic adalah gelombang mekanik seperti suara, yang
frekuensinya lebih besar dari pada 20 kHz. Gelombang ini mempunyai besaran

fisis seperti pada suara yakni panjang gelombang ( ), kecepatan rambat (v),

waktu getar (T), amplitudo (A), frekuensi (f), fasa ( ) dan sebagainya.
Formula yang berlaku bagi gelombang suara berlaku pula pada gelombang
ultrasonic, misal :
v

f (9.1)

MODUL PRAKTEK DT NDT 99


MODUL 9. ULTRASONIK

sin v1

sin v2 (snellius) (9.2)
I1 r22

I 2 r12 (least aquare law) (9.3)
If I 0 e t
= (attenuation) (9.4)
s v.t (9.5)

Hukum seperti hamburan, difraksi, disfersi, disperse dan hukum


gelombang ultrasonic. Tetapi dalam bahasan selanjutnya diutamakan
perhitungan tentang jarak, panjang gelombang, pantulan dan pembiasan.
Dalam perambatannya pada bahan yang sama, kecepatan dan frekuensi
dianggap tetap. Dalam perambatannya dalam berbagai bahan, frekuensi
gelombang selalu dianggap tetap, sedangkan kecepatan rambat bergantung
pada jenis bahan dan mode gelombang. Frekuensi yang sering digunakan untuk
uji tanpa rusak umumnya antara 250 kHz-15 MHz, sedangkan pada
pemeriksaan las digunakan frekuensi 2 MHz-6MHz.

9.2.3 Mode Perambatan Gelombang Ultrasonic


Dari cara bergetar dan perambatannya maka gelombang ultrasonic dapat
menjalar di dalam bahan dalam berbagai mode :
1. Mode Longitudinal.
Mode longitudinal terjadi bila gelombang ultrasonic merambat pada
suatu arah sejajar dengan arah gerakan atom yang digetarkan, misal atom
digerakkan kekanan dan kekiri sedangkan gelombang bergerak merambat
kearah kekiri atau kekanan. Gelombang longitudinal dapat merambat
pada semua bahan, baik gas, cair maupun padat.

2. Mode Transversal
Mode transversal terjadi bila gelombang ultrasonic merambat pada suatu
arah tegak lurus pada arah gerakan atom yang di getarkan , misal atom

MODUL PRAKTEK DT NDT 100


MODUL 9. ULTRASONIK

digetarkan ke atas dan ke bawah, sedangkan gelombang merambat ke


arah kanan dan kiri .
Gelombang transversal hanya bisa merambat pada benda padat .
Gambar 9.2 dan Gambar 9.3 di bawah ini menunjukkan perbedaan kedua
gelombang :

Gambar 9 2 Gelombang Transversal dan Longitudinal

3. Mode Permukaan.
Mode transversal terjadi bila gelombang transversal merambat pada
permukaan. Gerakan atom yang bergetar berbentuk elips.
Sesuai dengan namanya gelombang pada permukaan padat dengan
kedalaman maksimum satu panjang gelombang.
Dapat dilihat pada Gambar 9.3 berikut :

Gambar 9 3 Mode permukaan

4. Mode Plat.

MODUL PRAKTEK DT NDT 101


MODUL 9. ULTRASONIK

Mode pelat terjadi pada bila gelombang transversal merambat pada bahan
pelat tipis yang tebalnya kurang dari setengah panjang gelombang.
Gerakan atom yang bergetar berbentuk elips. Gelombang pelat merambat
pada seluruh benda uji tipis tersebut, baik dalam bentuk gelombang
simetris atau gelombang asimetris.

5. Perubahan Mode.
Gelombang ultrasonic yang merambat dalam suatu bahan dapat merubah
mode dari satu mode ke mode lainnya. Perubahan mode ini terjadi
misalnya karena pantulan atau pembiasan. Bila mode berubah maka
kecepatan rambatnya berubah, sedangkan frekuensinya tetap, akibatnya
panjang gelombangnya juga akan berubah, seperti ditunjukkan pada
Gambar 9.4 berikut:

Gambar 9 4 Mode Plat


6. Kemampuan deteksi.
Cacat kecil dapat memantulkan kembali gelombang ultrasonic bila
permukaannya cukup luas. Cacat terkecil yang dapat dideteksi oleh
gelombang ultrasonic adalah bila :
1
minimum = 2

7. Kecepatan rambat dan panjang gelombang.


Kecepatan rambat (v) gelombang ultrasonic dalam suatu bahan
tergantung pada jenis bahan yang dilalui oleh mode gelombang tersebut.
8. Transmisi.
Bila gelombang ultrasonic menjalar dari bahan yang satu ke bahan dua
tegak lurus pada permukaan batas pada kedua bahan tersebut, maka
sebagian bahan akan diteruskan sedangkan sebagian lagi dipantulkan.

MODUL PRAKTEK DT NDT 102


MODUL 9. ULTRASONIK

Intensitas yang diteruskan atau dipantulkan tergantung pada koefisien


transmisi atau reflex inya.
W2 W1
R
W2 W1
D = 1-R (9.6)
W1 1V1

dimana :
R = koefisien refleksi
D = koefisien transmisi
W = impedansi akustik
= massa jenis
V = kecepatan rambat.
9.3 Rangkuman
Gelombang Ultrasonic adalah gelombang mekanik seperti gelombang suara
yang frekuensinya lebih besar dari 20 kHz. Gelombang ini dapat dihasilkan dari
probe yang berdasarkan perubahan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya
probe juga dapat mengubah energi mekanik menjdi energi listrik. Selama
perambatannya di dalam material, gelombang ini dipengaruhi oleh sifat-sifat bahan
yang dilaluinya missal masa jenis, homogenitas, besar butiran, kekerasan dan
sebagainya. Sehingga gelombang ini dapat dipakai untuk mengetahui jenis bahan,
tebal dan ada tidaknya cacat di dalam bahan tersebut.
Gelombang Ultrasonic dapat dipantulkan dan dibiaskan oleh permukaan batas
antara dua bahan yang berbeda. Berdasarkan sifat pantulan tersebut dapat ditentukan
tebal bahan, lokasi cacat serta ukuran cacat. Pemeriksaan tebal bahan atau adanya
cacat dalam bahan dengan gelombang ultrasonic dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu : teknik resonansi, teknik tranmisi dan teknik gema. Dari ketiga teknik tersebut,
teknik gema kontak langsung paling sering digunakan terutama pada pemeriksaan di
lapangan.

9.4 Referensi
a) Daniel, A. Brandt. 1985. Metallurgy Fundamental, The Goodheart
Willcox. Inc,USA

MODUL PRAKTEK DT NDT 103


MODUL 9. ULTRASONIK

b) Dosen Metallurgi. 1986. Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik


Mesin FTI. ITS
c) M.M. Munir. 2000. Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik
Bangunan Kapal. PPNS
d) Suherman Wachid, Ir .1987. Diktat pengetahuan Bahan. Jurusan Teknik
Mesin FTI. ITS

9.5 Tugas
1. Sebutka 3 sifat gelombang UT?
2. Jika suatu bahan dengan ketebalan 70 mm diuji dengan range 125,
tentukan jumlah indikasi yang muncul beserta letaknya!
3. Sebutkan 3 keunggulan pengujian menggunakan UT!

9.6Prosedur Kerja
9.6.1. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktek uji ultrasonic adalah:
1. Alat pemancar sekaligus penerima gelombang ultrasonic
2. Alat kalibrasi awal
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Specimen 1 berbentuk balok baja
2. Spesimen dengan cacat buatan
9.6.2. Prosedur Keselamatan
Prosedur keselamatan kerja yang dilakukan adalah:
1. Pakaian dan Celana Bengkel
2. Safety Shoes
3. Safety Gloves
9.6.3. Langkah Kerja
Langkah-langkah melakukan pengujian ultrasonic, adalah sebagai berikut :

1. Persiapan alat (memasang, menyalakan alat)


2. Menentukan besar range yang akan digunakan,range > dari pada benda
yang diukur. Pada percobaan ini menggunakan range = 50 (2 titik
indikasi).

MODUL PRAKTEK DT NDT 104


MODUL 9. ULTRASONIK

3. Kalibrasi awal, yaitu dengan menekan tombol on call dan meletakkan


probe di atas suatu material (tebal = 25 mm) yang khusus digunakan
untuk kalibrasi. Kemudian mengatur tombol pada alat sehingga muncul 2
garis sebagai indikasi , dimulai dari skala paling kanan display.
4. Jika garis sudah tarbentuk dan tebal material kalibrasi telah ditemukan,
tekan tombol call lagi agar kalibrasi tidak berubah.
5. Letakan probe di atas material yang akan diuji. Cari angka yang paling stabil
Catat data laporan sementara.

MODUL PRAKTEK DT NDT 105


MODUL 9. ULTRASONIK

9.6.4. Lembar Kerja/Job Sheet

ULTRASONIC TEST
(STRAIGHT-BEAM PROBE)

Date :
Material :
Equipment : .. SN .
: .. SN
Reference :

Operator :
Range :
Display read A=
C

B=
C=
Result A= mm
A B B= mm
C= mm
Spesimen No :
Operator :
Range :
Display read A=
C

B=
C=
Result A= mm
A B B= mm
C= mm
Spesimen No :
Operator :
Range :
Display read A=
C

B=
C=
Result A= mm
A B B= mm
C= mm
Spesimen No :

MODUL PRAKTEK DT NDT 106


MODUL 9. ULTRASONIK

LAMINASI

Nama / Nrp :
Kode Test Piece/Tanggal :
Range :
Probe :
Db :

MODUL PRAKTEK DT NDT 107

Anda mungkin juga menyukai