Anda di halaman 1dari 16

MODUL 8.

RADIOGRAFI TEST

8.1. Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini
adalah sebagai berikut :
1. Mampu mengetahui diskontinuity / incomplete pengisian yang tidak sempurna
atau incomplete penetration antara las-lasan dengan base metal.
2. Mampu memeriksa porosity pada cor-coran besi
3. Mampu mengetahui ketidak sempurnaan atau cacat yang ada dalam suatu
material.
8.2. Uraian Materi
Pengujian radiografi adalah salah satu metoda utama pengujian tanpa
merusak yang banyak dipakai saat ini. Uji radiografi adalah pengujian yang
menggunakan teknik penyinaran yang dilakukan terhadap suatu material berdasarkan
penyerapan yang tidak seimbang terhadap radiasi sinar atau sinar . Sinar dan
sinar adalah gelombang elektromagnetis. Kemampuannya untuk menembus
material uji tergantung dari jenis material, ketebalan material, dan panjang
gelombang. Karena kemampuan penembusan dan penyerapan radiasi sinar x dan
gamma, radiografi digunakan untuk menguji bermacam-macam produk seperti
sambungan las, cor-coran, benda tempa, dan hasil fabrikasi. Pada pengujian
radiografi disyaratkan adanya pengeksposan film pada sinar x atau gamma yang telah
menembus spesimen, pemrosesan film yang telah terekspos, dan interpretasi hasil
yang terekam pada film radiografi tersebut.
Keuntungan Radiografi Test (RT)
Keuntungan dari pengujian ini adalah :
1. Dapat diaplikasikan pada banyak material.
2. Menghasilkan rekaman citra permanen.
3. Memperlihatkan bagian dalam material.
4. Menunjukkan kesalahan fabrikasi.
5. Memperlihatkan diskontinuitas struktur.
Keterbatasan Radiografi Test (RT)
Kekurangan dari pengujian ini adalah :
1. Tidak bisa dipakai pada benda dengan bentuk yang kompleks.
2. Mengharuskan adanya akses dari kedua sisi spesimen.

MODUL PRAKTEK DT NDT 82


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

3. Diskontinuitas laminar seringkali tidak terdeteksi.


4. Pertimbangan keselamatan akibat bahaya radiasi sinar x dan gamma.
5. Metoda pengujian tanpa merusak yang relatip mahal
8.2.1 Metode Uji Radiografi
Metode pengujian radiografi terdiri dari :
1. Single wall single image (SWSI)
Teknik penyinaran dengan melewatkan radiasi pada suatu dinding
las benda uji dan pada film tergambar satu bagian dinding las untuk di
interpretasi. Teknik SWSI meliputi :
a) Internal source tehnique
Teknik ini dapat dilakukan dengan meletakkan sumber radiasi di
dalam benda uji dan film di luar benda uji, seperti ditunjukkan pada
Gambar 8.1.

Gambar 8.1 Internal source tehnique


b) Internal film tehnique
Film di dalam benda uji dan sumber radiasi di luar benda uji.
Biasanya teknik ini dilakukan ketika benda uji cukup besar dimana
diameter dalam benda uji minimal sama dengan SFD minimal dan ada
akses masuk ke dalam pipa, seperti yang ditunjukkan Gambar 8.2.

Gambar 8.2 Internal film tehnique


c) Teknik Panoramik

MODUL PRAKTEK DT NDT 83


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

Teknik ini dilakukan dengan menempatkan sumber di sumbu


benda uji untuk mendapatkan film hasil radiografi sekeliling benda uji
dengan sekali penyinaran, seperti yang di tunjukkan Gambar 8.3.

Gambar 8.3 Teknik panoramik


2. Double wall single smage (DWSI)
Metode DWSI ini diterapkan pada benda uji berupa Pipa dengan
diameter lebih dari 100 mm. Posisi sumber sedemikian rupa sehingga
radiasi melalui dua dinding las sedangkan pada film hanya tergambar satu
dinding las yang dekat dengan film untuk diinterpretasi. Teknik DWSI
meliputi :
a) Teknik kontak
Teknik ini dilakukan dengan melekatkan sumber ke permukaan
lasan benda uji. Diameter luar benda uji besarnya minimal sama atau
lebih besar dari SFD minimal untuk bisa dilakukan tehnik ini.seperti
yang ditukkan pada Gambar 8 .4.

Gambar 8.4 Teknik DWSI kontak


b) Teknik non kontak
Jika diameter benda uji besarnya lebih kecil dari SFD minimal
maka penempatan sumber dapat diletakkan agak jauh dari permukaan

MODUL PRAKTEK DT NDT 84


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

tetapi diatur sedemikian rupa hingga dinding atas las tidak tergambar
pada film, seperti yang ditunjukkan Gambar 8.5.

Gambar 8.5 Teknik DWSI non Contact


3. Double Wall Double Image (DWDI)
Benda uji dengan diameter luar yang kecil tidak mungkin diterapkan
teknik SWSI maupun DWSI. Beberapa standar merekomendasikan
teknik DWDI diterapkan pada benda uji berupa Pipa dengan diameter
kurang dari 100 mm. Teknik DWDI merupakan teknik penyinaran dengan
posisi sumber radiasi sedemikian rupa sehingga radiasi menembus kedua
dinding benda uji dan pada film tergambar kedua dinding las tersebut
untuk di interpretasi. Teknik DWDI meliputi :
a) Teknik Elips
Teknik ini dilakukan dengan posisi sumber radiasi membentuk
sudut tertentu terhadap bidang normal las sehingga gambar kedua
bagian dinding benda uji berbentuk elips, seperti yang ditunjukkan
Gambar 8.6.

MODUL PRAKTEK DT NDT 85


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

Gambar 8.6 Teknik DWDI elips


b) Teknik Superimposed
Sebagai alternatif bila teknik elips tidak dapat diterapkan
maka teknik DWDI dilakukan dengan meletakkan sumber tegak
lurus terhadap benda uji sehingga gambar kedua dinding benda
uji bertumpuk, seperti yang di tunjukkan Gambar 8.7

Gambar 8.7 Teknik DWDI superimposed


8.2.2 Sumber radiografi
Ada dua sumber penyinaran pada pengujian radiografi yaitu menggunakan
sinar dan sinar .
a. Sinar ( - ray)

MODUL PRAKTEK DT NDT 86


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

Persyaratan pembangkitan sinar x yaitu:


1. Memiliki sumber elektron.
2. Memiliki cara untuk mempercepat electron hingga berkecepatan tinggi.
3. Memiliki sasaran untuk menerima tumbukan elektron.
Sinar x dihasilkan apabila elektron bebas berkecepatan tinggi
memberikan sejumlah energinya selama berinteraksi dengan elektron di orbit
atau inti atom. Makin tinggi kecepatan elektron-elektron bebas tersebut,
makin besar energi sinar x yang dihasilkannya. Sinar dapat dihasilkan
dengan menumbukkan elektron yang dilepaskan oleh katoda pada anoda di
dalam suatu tabung hampa udara. Sifat sifat sinar - yang dihasilkan sangat
tergantung pada tegangan dan arus dari tabung, makin tinggi tegangannya
makin besar daya tembus dari sinar yang dihasilkan. Sedangkan arus
tabung yang besar akan mempertinggi intensitas sinar .
b. Sinar - ( - ray)
Unsur unsur tidak stabil yang juga disebut radioisotop dalam proses
menuju kestabilanya akan memancarkan gelombang elektromagnet yang
dinamakan sinar . Karena pemancarannya ini maka radioisotop makin
lama makin lemah. Waktu yang dijalani sehingga kekuatan penyinarannya
menjadi setengahnya disebut waktu setengah umur. Untuk keperluan
pengujian tidak merusak dengan sendirinya harus menggunakan radioisotop
yang mempunyai waktu setengah umur beberapa hari. Dalam hal ini biasanya
digunakan isotop-isotop Cesium ( Cs ), Iridium ( Ir ) atau Tulium ( Tm ). Ada
dua macam isotop radioaktip yang umum digunakan dalam radiografi
industri.
1. Cobalt-60 merupakan isotop buatan dengan waktu paruh 5.3 tahun.
2. Iridium-192 merupakan isotop buatan dengan waktu paruh 75 hari.
Isotop-isotop lainnya yang kadangkala digunakan yaitu:
1. Radium-226 merupakan isotop alami dengan waktu paruh 1600 tahun.
2. Cesium-137 merupakan hasil proses fisi, memiliki waktu paruh 30
tahun.
3. Thulium-170 merupakan isotop buatan dengan waktu paruh 130 hari.

MODUL PRAKTEK DT NDT 87


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

Karena radioisotop selalu memancarkan sinar - maka apabila tidak


dipakai harus di simpan dalam tabung pelindung yang terbuat dari timbal
dan paduan wolfarm.
Pemancaran sinar - dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu
pemancaran satu arah yang dilakukan dengan membuka tutup tabung
pelindung, pemancaran silinder yang dilakukan dengan membuka
pelindung dinding tabung, dan pancaran ke segala arah dengan meletakkan
radioisotop pada tempat yang telah dipilih tanpa memakai tabung
pelindung, seperti yang di tunjukkan pada Gambar 8.8.

Gambar 8.8 Penyinaran film


8.2.3 Film
Salah satu alat yang digunakan dalam pengujian radiografi adalah film.
Film berfungsi untuk merekam gambar benda uji yang diperiksa. Bahan dasar
film terbuat dari bahan sejenis plastik transparan yaitu Cellulosa Acetat , yang
mempunyai sifat fleksibel, ringan, tidak mudah pecah, dan tembus cahaya.
Kedua permukaannya dilapisi suatu emulsi yang mengandung persenyawaan
AgBr ( Perak Bromida ), untuk melindungi lapisan emulsi agar tidak cepat
rusak maka di atasnya dilapisi lagi dengan gelatin, Gambar 8.9 menunjukkan
penyinaran menggunakan film.

MODUL PRAKTEK DT NDT 88


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

Gambar 8.9 Radiografi menggunakan film

Berikut ini adalah penyusun film yang di gunakan untuk merekam benda
uji yang di periksa :
Keterangan:

Gambar 8.10 Penyusun film


Proses Kerja Film :
Radiasi mengenai film dan mengionisasi AgBr menjadi Ag+ dan Br-
sehingga terbentuk bayangan laten kemudian di developer bayangan laten
dimunculkan dengan mereduksi Ag+ menjadi Ag, sedangkan Br- larut.
Kemudian di fixer, sehingga senyawa AgBr yang belum diionisasi akan larut.
Persyaratan Film :
1. Tidak ada cacat fisik
2. Density terang / gelap diukur dengan densitometer. Densitas harus
mempunyai syarat (0,8-4) untuk x-ray, sedangkan gama-ray harus
memiliki (2,0-4)
3. Validasi densitas (-15% Vd+30%). Dapat dihitung dengan rumus :
terang
esensial
gelap
Validasidensitas= x 100
esensial

4. Sensitivity (kawat yang harus muncul pada hasil radiography)


5. Tidak ada back scarter

MODUL PRAKTEK DT NDT 89


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

8.2.4 Penetrameter (Image quality indikator)


Pemilihan parameter dan penempatannya harus sesuai dengan standar
yang digunakan. Digunakan standart IQI ASTM/ASME yang terdiri atas 21
kawat, disusun menjadi 4 set dimana setiap set berisi 6 kawat, seperti yang
ditunjukkan Gambar 8.11.

Gambar 8.11 Wire IQI Tipe Kawat ASTM


Sketsa pemasangan IQI tipe kawat ASTM seperti ditunjukkan pada
Gambar 8.12

Gambar 8.12 Sketsa IQI tipe kawat ASTM/ASME

Fungsi dari IQI antara lain :


1. Digunakan sebagai media pengukur tingkat kualitas radiografi (sensitivity)
2. Menentukan kualitas gambar radiografi

MODUL PRAKTEK DT NDT 90


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

Sensitivitas adalah kemampuan untuk memunculkan cacat terkecil yang


dapat terdeteksi melalui diameter wire,
Jika tingkat kegelapan film sinar X terlalu pekat, maka cacat-cacat kecil
akan sulit terdeteksi.Demikian juga sebaliknya jika terlalu terang, cacat-cacat
juga sulit terdeteksi.
8.3. Rangkuman
Metode Radiografi mempunyai daya penetrasi dari radiasi sinar x dan sinar
, maka radiogarfi dapat digunakan untuk memeriksa berbagai macam produk antara
lain sambungan las, pengecoran, penempaan dan fabrikasi. Metode pengujian las
memanfaatkan sinar-X, yang dihasilkan oleh tabung sinar-X, atau sinar gamma, yang
dihasilkan oleh isotop radioaktif.
Prinsip dasar radiografi untuk inspeksi pengelasan adalah sama dengan
radiografi medis, radiasi menembus yang dilewatkan melalui benda padat, dalam hal
ini bagian lasan yang di inspeksi akan dipantulkan ke film fotografi, menghasilkan
gambar struktur internal objek yang disimpan pada film. Jumlah energi yang diserap
oleh objek tergantung pada ketebalan dan kepadatan material. Energi yang tidak
diserap oleh objek akan menyebabkan paparan dari film radiografi. Daerah ini akan
gelap apabila film ini dikembangkan. Oleh karena itu, benda yang ada
diskontinuitasnya, seperti porositas atau retak, akan muncul sebagai garis gelap pada
film inklusi. Kepadatan rendah, seperti retak akan muncul sebagai daerah gelap pada
film seperti inklusi. sedangkan kepadatan tinggi, sebagai tungsten, akan muncul
sebagai daerah berwarna lebih terang. Semua diskontinuitas dideteksi dengan melihat
bentuk dan variasi kepadatan film setelah diproses
Untuk keselamatan kerja, Personil yang melaksanakan pemeriksaan
radiografi sangat perlu memperhatikan dan diingatkan secara terus menerus akan
bahaya radiasi dan harus mengenal peraturan keselamatan kerja radiasi. Radiasi tidak
dapat dideteksi dengan panca indera kita maka dibutuhkan peraturan pelaksanaan
yang ketat sesuai dengan peraturan keselamatan kerja radiasi. Jika berkerja dengan
radiasi, kita patut memperhitungkan jarak saat pengujian. Semakin jauh dari radiasi
saat pengujian maka semakin aman. Apabila pengujian harus dengan jarak yang
dekat, wajib menggunakan waktu sesingkat mungkin. Dan apabila pengujian harus
pada jarak dekat dengan waktu yang lama, maka harus diberi pelindung seperti
tembok yang dilapisi timbal (Pb).

MODUL PRAKTEK DT NDT 91


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

8.4. Referensi
a) Munir M.M.,[2000], Modul praktek Uji Bahan, Vol.1,Jurusan Teknik
Bangunan Kapal, PPNS.
b) www.ndt-ed.org/educationrecource/communitycollage/radiography

8.5. Tugas
1. Sebutkan tujuan radiografi secara umum dengan menggunakan sinar-x !
2. Bagaimana metode pengujian radiografi ?
3. Bagaimana prinsip kerja radiografi untuk mendeteksi cacat ?
4.
8.6. Prosedur Kerja
8.6.1. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktek Radiografi test adalah:
1. Densitometer
2. Film viewer
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Film yaitu AGFA Type D7 dengan dimensi 4 x 10 in
8.6.2. Prosedur Keselamatan
Prosedur keselamatan kerja yang dilakukan adalah:
Pertimbangan Keselamatan
Karena radiasi tidak dapat dideteksi oleh kelima indera kita, maka
disyaratkan peraturan keselamatan yang ketat. Radiasi dapat
menyebabkan kerusakan pada selsel makhluk hidup. Adalah penting bagi
personil uji radiografi untuk menyadari bahaya radiasi dan pentingnya
menaati peraturan keselamatan. Dalam penggunaan radiasi untuk
berbagai keperluan ada ketentuan yang harus dipatuhi untuk mencegah
penerimaan dosis yang tidak seharusnya terhadap seseorang.
Faktor-faktor safety yang harus diperhatikan :
1. Jarak harus diatur sejauh mungkin
2. Penggunaan waktu seefektif mungkin
3. Menggunakan shielding atauperisai
4. Penggunaan APD yang sesuai

MODUL PRAKTEK DT NDT 92


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

5. Penggunaan rambu-rambu
Peralatan safety yang digunakan :
1. Shielding
Berfungsi untuk menghindari pancaran langsung dari radiasi saat
melakukan pengujian.
2. Rambu-rambu
Berfungsi untuk membatasi daerah pengujian agar tidak ada pekerja
lain yang masuk ke area tersebut.dan agar pekerja lain tidak terkena pancaran
radiasi.
Contoh : police line & tanda bahaya
3. Alat detector radiasi
Berfungsi untuk mendeteksi besarnya pancaran radiasi yang ada di
sekitar area pengujian yang mungkin dapat membahayakan pekerja.

8.6.3. Langkah Kerja


Langkah langkah dalam praktikum uji radiografi meliputi :
1. Pengukuran
Prosedur percobaan yang pertama kali dilakukan adalah melakukan
pengukuran pada material uji, yaitu pengukuran tf, tr dan tm, yang
kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari tw. Seperti yang
ditunjukkan Gambar 8.13

Gambar 8.13 Pengukuran material uji


2. Menentukan SFD ( source to film distance )
Untuk menentukan SFD minimum, terlebih dahulu ditentukan nilai Ug
dan focus sizenya. Nilai Ug dapat dilihat dari Tabel 8.1 Berdasarkan
thickness atau ketebalan material yang digunakan.
Tabel 8.1 Menentukan nilai Ug

MODUL PRAKTEK DT NDT 93


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

untuk focus size dari mesin adalah 2,5 x 2,5,maka focus size diambil
yang terbesar yaitu :

F 2,5 2 2,5 2 3,53


mm..........................................................( 8.1 )
Sehingga untuk pengukuran SFD minimum maka dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan dibawah ini :
F x tw

Ug = SOD

F x tw

= SFD tw ................................................................
( 8.2 )

F x tw
tw
SFD = Ug ...............................................................( 8.3 )
3. Pemilihan IQI ( Image quality indicator )
Untuk menentukan nilai IQI maka dapat kita lihat pada Tabel 8.2
Tabel 8.2 Menentukan nilai IQI

.
Setelah didapatkan nilai tw, maka untuk mengetahui nilai wire-type
essential wire dari material uji dapat dilihat pada bagian nominal single-
wall material thickness range, dimana nilai tw yang berada pada tabel
tersebut kemudian ditarik garis lurus ke kanan untuk mengetahui nilai

MODUL PRAKTEK DT NDT 94


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

wire-type essential wirenya. Karena pada pengujian ini digunakan material


uji berupa Pipa, maka dilihat pada kolom Film Side.

Tabel 8.3 wire IQI designation, wire diameter, and wire identity

Kemudian kita lihat Tabel 8.3 diatas untuk menentukan diameter


wire,identitas wire,penunjukkan IQI wire.
4. Penentuan exposure time
Sebelum dilakukan penembakan, dilakukan penentuan tegangan yang
akan digunakan atau perhitungan tw untuk mendapatkan waktu yang akan
digunakan pada saat penembakan.seperti yang ditunjukkan pada Gambar
8.14

Gambar 8.14 Grafik menentukan exposure time


Apabila material uji yang kami gunakan adalah berupa pipa besar,
maka untuk menentukan exposure time dilakukan perhitungan tw lagi
dengan digunakan persamaan rumus pada Tabel 8.4 berikut :

MODUL PRAKTEK DT NDT 95


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

Tabel 8.4 Rumus perhitungan tw


Plate Pipe < 3,5'' OD Pipe > 3,5'' OD
Ug tw = tm+tf+tr tw = OD+2tf tw = tm+tf+tr
IQI tw = tm+tf+tr tw = tm+tf+tr tw = tm+tf+tr
Exposure Time tw = tm+tf+tr tw = 2(tm+tf+tr) tw = 2(tm+tf+tr)

Exposure time diperoleh dari hasil tw. kita lihat Gambar 8.12. Maka
dari grafik tersebut, setelah ditarik garis tegangan terhadap waktu,
didapatkan exposure time. Sehingga penentuan waktu tembaknya dapat
dihitung :
SFDaktual
2

SFDgrafik 2
T2 = x T1 .............................................................................. ( 8.4 )
5. Evaluasi
Evaluasi Untuk menganalisa film ada persyaratan yang harus
diperhatikan supaya cacat dalam film itu bisa diterima atau tidak. Adapun
persyaratannya adalah : persyaratan fisik, densitas, dan sensitivity.

MODUL PRAKTEK DT NDT 96


MODUL 8. RADIOGRAFI TEST

8.6.4. Lembar Kerja/Job Sheet

DESCRIPTION OF THE SPECIMEN FOR PRACTICAL OF RADIOGRAPHY

1. Film Indentification : ..
2. Material : ..
3. Weld Thickness : mm; Matl Thickness :
4. Source : -ray / X-ray : ..
5. Source Size / Focal Spot : ..
6. Film Type and Size : ..
7. Screen : : Front :

Back :

8. Filter :. : Front :

Back :
9. IQI Wire / HOLE : No. : ..
10. Technique : ..
11. SOD (Source to Object : ..
Distance)
12. Density : IQI : ..
Left Side : ..
Right Side : ..
13. Unsharpness Geometric : ..
14. Exposure Time : ..
15. Sensitivity : ..
16. Remark : ..
..
17. Sketch Set
..,.,20.
Made by,

MODUL PRAKTEK DT NDT 97

Anda mungkin juga menyukai