Anda di halaman 1dari 6

Materi Teknik Pengelasan

Teknik Pengelasan merupakan salah satu Teknik penyambungan logam yang


mempunyai kekuatan lebih maksimal dibandingan dengan Teknik lain. Dalam melakukan
proses penyambungan logam dengan cara mengelas tidak dapat dilakukan jika Teknik
mengelas yang digunakan sembarangan atau asal asalan.
Cara mengelas yang baik harus diawali dengan persiapan yang baik juga, karena dalam
melakukan pengelasan diperlukan persiapan yang matang agar hasil lasan dapat mencapai
kekuatan sambungan sesuai dengan syarat keberterimaan dari standar yang diinginkan. Berikut
ini tahapan tahapan yang harus dilakukan sebelum mengelas.
A. Persiapan pengelasan
1. Persiapan Material:

 Pembersihan Material.

Material yang akan dilas pastikan terhindar dari pengotor seperti karat, oli, minyak, air
dan yang lainnya. Selain itu jika diperlukan lakukan penggerindaan pada bagian
permukaan material yang akan dilas, karena ada beberapa permukaan material terdapat
lapisan yang membuat material tersebut sulit dilakukan pengelasan.

 Pembuatan Groove.
Jika material yang akan dilas mempunyai ketebalan lebih dari 5 mm lebih baik
dilakukan pembuatan kampuh agar sambungan yang dihasilkan penetrasi atau
penembusannya lebih baik.

2. Kawat Las atau Elektroda:

 Pemilihan jenis Elektroda.


Dalam memilih elektroda pastikan sudah sesuai dengan komposisi material dan
minimum kekuatan Tarik yang diinginkan, jangan sampai kekuatan Tarik elektroda
yang digunakan dibawah minimum kekuatan Tarik dari material.
 Perlakuan Elektroda.
Sebelum elektroda digunakan pastikan jika elektroda dalam keadaan kering atau tidak
lembab, selain itu baca juga petunjuk pemakaian dari bungkusnya. Karena untuk tipe
elektroda yang jenis low hydrogen disarankan untuk dilakukan pengeringan dengan
suhu tertentu di dalam oven dalam beberapa jam.
Pastikan fluks atau selaput elektroda tidak terkelupas jika menggunakan pengelasan
SMAW, karena hal tersebut juga dapat menyebabkan cacat las jika digunakan untuk
mengelas.

3. Mesin Las

 Kalibrasi.
Mesin las yang digunakan pastikan dikalibrasi secara berkala, karena jika sudah
bertahun tahun tidak terkalibrasi maka sulit untuk memastikan bahwa arus yang
keluar saat kita gunakan sesuai atau tidak dengan yang ada di mesin.
 Polaritas.
Saat memasang kabel elektroda dan kabel massa pastikan sesuai dengan jenis
polaritas yang diinginkan. Karena polaritas ini akan mempengaruhi hasil penetrasi
atau penembusan, biasanya pemilihan polaritas ini dapat dilihat sesuai rekomendasi
yang ada di bungkus elektroda.
 Setting Ampere
Setting atau atur arus sesuai dengan yang Anda inginkan, karena setiap welder atau
tukang las mempunyai pengaturan yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan setiap
tukang las mempunyai karakteristik seperti kecepatan las, tinggi busur, jenis ayunan
dan Teknik berbeda dalam melakukan pengelasan. Namun setiap produsen elektroda
mempunyai range untuk besar ampere yang digunakan, rekomendasi ini dapat Anda
lihat dalam bungkus elektroda.

4. Alat pelindung diri

 Gunakan alat pelindung diri dengan lengkap dan benar, karena proses pengelasan
mempunyai resiko atau bahaya yang cukup tinggi. Bahaya tersebut meliputi tersengat
aliran listrik, kejatuhan benda kerja, panas, percikan las, cahaya tampak, sinar
ultraviolet dan juga asap las yang mengandung serbuk besi dan bahan kimia. Jika
anda tidak menggunakan dengan benar pasti akan mengganggu Anda saat proses
pengelasan berlangsung dan juga mengganggu kesehatan Anda.

B. Proses Pengelasan
1. Penyalahan Busur

 Dalam menyalakan busur las ada beberapa Teknik yang dapat Anda gunakan yaitu
menggeser dan menempelkannya kemudian mengangkatnya setinggi 1,5 x diameter
elektroda. Setelah busur las nyala, maka jaga ketinggian busur agar stabil sehingga
hasil lasan juga akan bagus

2. Ayunan atau tidak diayun

 Jika bagian yang dilas lebar, maka diperlukan ayunan dalam proses pengelasannya.
Jika tidak ingin melakukan ayunan, Anda dapat menariknya saja dan melakukannya
secara berulang hingga daerah yang dilas penuh.

3. Pematian busur

 Jika elektroda sudah akan habis atau proses las selesai maka angkat elektroda secara
cepat, maka secara otomatis busur juga akan mati. Namun jika kurang benar untuk
mengangkat elektroda tersebut maka dapat menyebabkan cacat las pada bagian
ujungnya atau yang biasanya juga disebut cruter pipe.
C. Selesai Pengelasan
Pembersihan hasil lasan:

 Pembersihan Slag.
Jika proses pengelasan dilakukan dengan cara dan parameter yang benar maka slag
atau kerak las dapat terkelupas dengan sendirinya, sedangkan jika salah maka kita
perlu tenaga ekstra untuk membersihkannya. Untuk pembersihan Slag Anda dapat
menggunakan palu chipping yang ujungnya lancip, setelah itu sikat menggunakan
sikat baja.
 Spatter.
Spatter pada hasil lasan juga harus dibersihkan, karena jika dibiarkan maka
dimasukkan dalam kategori cacat las. Jika hasil lasan Anda terdapat banyak spatter,
berarti arus terlalu besar dan Teknik yang Anda gunakan masih kurang benar.

Hasil las lasan yang bagus secara visual:

 Tinggi tidak lebih dari 3 mm.


 Rigi rigi rata.
 Tidak terdapat cacat las pada permukaan seperti undercut, porosity, crack, underfill,
spatter.

Las listrik sendiri terdapat 2 macam, yaitu las tahanan listrik dan las busur nyala
listrik. Las tahanan listrik yaitu dengan mengalirkan arus listrik melalui bidang
suatu benda yang akan disambung, kemudian diberi tekanan sampai kedua bahan akan
menyatu. Las busur nyala listrik adalah teknik las dengan cara mengubah arus listrik
menjadi panas untuk melelehkan permukaan benda kerja dengan membangkitkan busur
nyala listrik melalui elektroda.
Peralatan Las Listrik

A. Mesin Las

Mesin las atau sering disebut pesawat mesin las dapat digunakan pada bermacam-
macam pengelasan busur listrik manual, bila ditinjau dari jenis arus terdapat 2 jenis
yaitu :

1. Mesin Las Arus Bolak-Balik (AC)

Arus bolak-balik terdiri dari beberapa macam pesawat mesin las, yaitu transformator
las, pembangkit listrik motor diesel. Pesawat mesin las yang sering digunakan
adala transformator las yang mempunyai kapasitas 200 sampai 500 Ampere.
Sehingga banyak digunakan karena harganya relatif murah, biaya operasinya yang
rendah dan Voltase yang keluar antara 36 sampai 70 Volt.

2. Mesin Las Searah (DC)

Pesawat las arus searah terdiri dari pesawat transformator pembangkit listrik motor
disel, rectifier, pesawat yang digerakkan oleh motor listrik.

B. Alat Bantu Las


1. Kabel Las

Kabel las atau Lead superfleksibel adalah alat untuk menghantar arus dari mesin
pengelasan ke benda kerja dan sebaliknya. Kabel las terdiri dari Lead dengan
lapisan karet, kain, dan penguat lapisan fabric holder elektroda atau Lead elektroda.
Lead dari benda kerja ke mesin dikenal sebagai Lead benda kerja. Tegangan pada
Lead bervariasi antara 14 dan 80 Volt. Lead memilikibeberapa ukuran, yang semakin
kecil nomornya, semakin
besar diameter Lead. Sebuah Lead harus fleksibel agar bisa mereduksi regangan pada
tangan welder dan untuk memudahkan instalasi kabel sehingga dapat digunakan 800
sampai 2500 kawat pada masing masing kabel. Lead elektroda maupun Lead benda
kerja harus menggunakan kabel listrik yang berdiameter sama karena panjang
Lead mempengaruhi ukuran kapasitas mesin las.

2. Palu Las

Palu las digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada jalur las dengan
cara memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.
3. Pemegang Kawat Las (Holder Electrode)

pemegang kawat las atau holder elektroda adalah peralatan las busur yang
dipegang oleh welder ketika mengelas. Holder ini digunakan untuk menahan elektroda
logam atau karbon. Handle pemegang terbuat dari bahan pelapis yang mempunyai
tahanan panas tinggi dan tahanan listrik yang rendahdan dibuat
untuk menyeimbangkan pegangan tangan. Ada sejumlah metode yang digunakan untuk
menjepit elektroda dalam holder yang salah satunya adalah konstruksi pincer dan pegas
untuk menghasilkan tekanan sehinnga diperoleh sambungan yang
baik. Membersihkan daerah kontak dengan menggunakan sikat kawat agar daerah
kontak antara elektroda dengan holder elektroda bersih. Rahang holder elektroda juga
harus dibersihkan dengan menggunakan ampelas atau alat lain yang sesuai. Holder
elektroda bagusnya dilengkapi dengan shield (plat kecil tahan panas) untuk mencegah
panas radiasi dari las ke tangan welder.

4. Sikat Kawat

Sikat kawat yang digunakan untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas
dan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

5. Klem Massa

Klem massa sebagai alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja yang
terbuat dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Sebuah klem masa
dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik.

6. Penjepit

Penjepit dapat digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang
masih panas seetelah pengelasan.

C. Kawat Las (Elektroda)

Kawat Las perlu disiapkan sesuai metode las, bahan sambungan. Kawat las memiliki
berbagai macam bahan dan ukuran. Jika terjadi kesalahan pemilihan kawat las, dapat
menyebabkan cacat las.
Cara pengelasan :

1. Bersihkan bahan yang akan dilas. Gunakan palu untuk membersihkan kerak pada
permukaan area yang akan dilas. Gunakan sikat baja untuk hasil yang maksimal.
2. Letakkan bahan yang akan dilas pada tempat yang telah disediakan. Baik itu
menggunakan meja kerja atau hanya meletakkannya di lantai. Atur kerapatan antara
dua bahan. Gunakan klem jika diperlukan.
3. Letakkan masa mesin las pada salah satu bagian bahan yang akan dilas. Masukkan
elektroda pada panel penjepit elektroda di mesin las. Pasang kemiringan elektroda
menyesuaikan dengan posisi bahan. Biasanya sudah ada tempat khusus kemiringan
elektroda pada tang penjepit elektroda. Baik itu tegak lurus 90 derajat, 30 atau 40
derajat.
4. Setelah bahan siap untuk di las, perlahan dekatkan ujung elektroda pada bahan yang
akan dilas.
5. Jarak antara ujung elektroda dengan bahan yang akan dilas sangat mempengaruhi
kualitas pengelasan. Jika jarak terlalu jauh, akan timbul percikan seperti hujan
bintik-bintik api. Proses pengelasanpun akan tidak sempurna. Jika jarak terlalu
dekat, api tidak menyala dengan sempurna. Dan tidak ada cukup jarak untuk tempat
lelehan elektroda. Jarak yang baik adalah seperdelapan dari tebal elektroda.
6. Dengan menggunakan masker pelindung atau kacamata las, anda dapat
memperhatikan bagian elektroda yang sudah mencair yang menyatukan antara dua
bahan yang dilas tersebut. Perlahan gerakkan elektroda ke sepanjang area yang dilas.
7. Hasil yang baik saat proses pengelasan dapat dilihat saat permukaan yang dilas
berbentuk seperti gelombang rapat dan teratur menutup sempurna bagian yang dilas.
8. Setelah selesai, bersihkan kerak yang menutupi bagian yang dilas dengan
menggunakan palu. Periksa kembali apakah terdapat bagian yang belum sempurna.
Jika belum sempurna, ulangilah bagian yang belum tersatukan dengan baik tersebut.
Pada beberapa kasus, bahan yang sudah dilas harus di gerinda lagi jika pengelasan
tidak sempurna. Namun jika tidak terlalu fatal, kita cukup mengelas bagian yang
belum terlas secara sempurna tersebut.

Anda mungkin juga menyukai