Anda di halaman 1dari 43

II.

II. MATERIAL
MATERIALTESTING
TESTING
POKOK BAHASAN
UMUM

JENIS-JENIS PENGUJIAN :
1. PENGUJIAN BERSIFAT MERUSAK
(Destructive Test) DT
2. PENGUJIAN BERSIFAT TIDAK MERUSAK
(Non Destructive Test) NDT
1. PENGUJIAN BERSIFAT MERUSAK
(Destructive Test) DT

1. PENDAHULUAN
Sifat-sifat bahan yang umum: Fisis, Teknologi, dan Kimia
A.Sifat Fisis:
 Kekuatan (tarik, tekan,geser, bengkok,torsi, tekuk)
 Mulur
 Getas (liat, elastis)
 Plastis (ductilitas, kekerasan)
 Daya hantar panas (konduktivitas thermal) pemuaian
 Daya hantar panas (konductivitas electric)
 Massa jenis
 Titik cair
B. Sifat Teknologi

• Mampu Cor (casting)

• Mampu bentuk panas ( mampu tempa, mampu rol) hot working

• Mampu bentuk dingin (membengkok, cetak) Cold Working

• Mampu Las

• Mampu mesin (Machinebility)


Machinebility
• Mampu keras (Hardenibility)
Hardenibility

TEKNOLOGI BAHAN 2
Pengujian bersifat merusak yang
• Pengujian Tarik

• Pengujian Kekerasan

• Pengujian Impak

 Pengujian Torsi

TEKNOLOGI BAHAN 2
Pengujian Tarik
Tujuan : untuk mengetahui besaran-besara:
 Kekuatan (Kuat Tarik, Tensile Strenght ) σ (Mpa)
t

 Deformasi (perubahan bentuk, Regangan ) εt (%)

 Kekakuan/ Kekenyalan (Elastisitas) E (Mpa)

 Keliatan (Ductilitas) Ar (%)


TEKNOLOGI BAHAN 2
Mesin Uji Tarik

TEKNOLOGI BAHAN 2
Spesimen uji tarik


Ukuran perbandingan spesimen Lo/do=10 atau Lo/do= 5;

Untuk batang-batang yang tidak bulat dp = 10,
Lo =11,3(Ao)1/2 ; dan untuk batang-batang dp = 5,
Lo = 6,56(Ao)1/2.

Specimen persegi Specimen Silinder


TEKNOLOGI BAHAN 2
Perubahan bentuk spesimen uji tarik selama pengujian

TEKNOLOGI BAHAN 2
Contoh kurva tarik

TEKNOLOGI BAHAN 2
Garis Modulus pada kurva tarik

TEKNOLOGI BAHAN 2
Hasil uji tarik pada bahan tidak kaku dan kaku

TEKNOLOGI BAHAN 2
Batas keseimbangan, batas elastisitas

B
Batas elastis
akhir regangan elastis penuh
A
Batas
keseimbangan
akhir hukum Hooke

Gaya

Perpanjangan

TEKNOLOGI BAHAN 2
Batas lumer Re (dahulu v)
Gaya

Re

Perpanjangan

TEKNOLOGI BAHAN 2
Diagram tegangan-regangan

TEKNOLOGI BAHAN 2
Persamaan Hasil Uji Tarik
A. Tegangan/ Kekuatan ()
beban terendah pada pelumeran Fy
1. Tegangan lumer(Yield)   σy 
penampang asal AO

beban pada perpanjang an tetap 0,2%


2. Tengangan batas regangan 0,2 
penampang asal
F
p0,2
σ 
p0,2 A
O

beban maksimum F
3. Kekuatan tarik( σ t )   σt  m
penampang asal AO

B. Modulus Elastisitas (E)


tegangan elastis σ
Modulus elastisiti s  E 
regangan spesifik bahan ε
TEKNOLOGI BAHAN 2
C. Reduksi Penampang/ Reduction of Area (Ar)

Reduksi Penampang (A r )
penguranga n penampang terbesar setelah patah
 x100%
penampang asal
A O  AU
(A r ) x100%
AO

D. Regangan Patah (t)

perpanjang an setelah patah


Regangan patah( ε t )  x100%
penampang asal
Li  LO
εt  x100%
Li
TEKNOLOGI BAHAN 2
Contoh Soal Uji Tarik
Sebuah batang uji tarik dengan garis tengah d=12mm dan panjang ukur lo=120 mm.
Pada waktu percobaan batas proporsionalitas dicapai dengan gaya 22kN. Regangan
pada saat itu 0,28%. Batas regangan dicapai dengan gaya 25kN. Kekuatan tarik
dicapai dengan gaya 31.4kN. Batang percobaan putus pada gaya 23 kN. Batang
percobaan mempnyai garis tengah terkecil 9,5 mm dan panjang ukur =132 mm.

Ditanyakan:
a. Batas proporsionallitas p
b. Modulus elastisitas E
c. Kekuatan tarik t
d. Regangan patah atau 
e. Penggentingan Ar.
TEKNOLOGI BAHAN 2
Uji Kekerasan (Hardness Test)

DEFENISI:
Daya tahan material terhadap
penetrasi material lain hingga
batas plastis.
Uji kekerasan Metode Brinnel

150 HB 5/250/30
150 = nilai kekerasan (kgf/mm2).
HB = Simbol metode kekerasan Brinnel.
5 = diameter peluru (penetrasi)
250 = beban dalam kgf.
30 = lama pembebanan dalam detik.

Kerugian:
Keuntungan: 1. Untuk mendapatkan hasil yang teliti, sebaiknya
Karena ukuran pendesaknya besar, metode ini sangat memilih bola baja yang besar, tetapi Hasil
pendesakan menimbulkan kerusakan pada
cocok untuk mengukur bahan tidak homogen seperti komponen yang diukur.
besi tuang dan perunggu. Dengan ini diperoleh ”nilai 1. Tidak cocok mengukur kekerasan bahan keras.
2. Tidak dapat mengukur permukaan yang kecil
rata-rata” yang baik karena pendesaknya besar.
1. Metodenya terlalu rumit.
UJI KEKERASAN VICKERS
Prosedur
250 HV 30/10
250 = Nilai kekerasan (kgf/mm2).
HV = Simol metode kekerasan Vickers.
30 = beban dalam kgf.
10 = lama pembebanan dalam detik.
0,102.F F
HV  N/mm2  kgf/mm2
A A

Keuntungan : Kerugian:
1.Dengan pendesak yang sama, baik kekerasan 1.Tidak cocok untuk bahan tidak homogen,
bahan yang keras maupun yang lunak dapat seperti besi tuang dan perunggu.
ditentukan. 2.Dibandingkan dengan pengukuran kekerasan
2.Pendesakan yang kecil (kira-kira 0,5 mm) pada menurut Rockwell, metode ini cukup memakan
benda kerja yang harus diukur, hanya waktu lama karena adanya dua penanganan yang
menyebabkan kerusakan kecil. terpisah.
3.Penentuan kekerasan pada benda-benda kerja 3.Permukaannya harus dikerjakan licin,
tipis adalah mungkin dengan memilih gaya yang sehubungan dengan pendesakan yang kecil.
kecil.
Uji Kekerasanmetode ROCKWELL

Keuntungan dari Rockwell-C ialah:


1.Pengukurannya memerlukan waktu yang singkat oleh karena pengerjaannya yang sangat terbatas, sehingga
pengukuran kekekrasan dengan metode HRC sangat cocok untuk pengontrolan dalam proses produksi.
Kerugian dari metode ini adalah;
1.Pengukuran dengan metode HRC terbatas pada bahan-bahan yang keras atau bahan yang sudah dikeraskan.
2.HRC hanya cocok untuk bahan-bahan dengan susunan yang homogen.

Keuntungan dan kerugian dari Rockwell-B dalam garis besarnya adalah sama dengan keuntungan
dan kerugian dari pengukuran Rockwell-C. Dalam keilmuan metode ini hampir tidak pernah
dipergunakan karena tidak begitu teliti.
Uji Puklul (Impact Test)

Pengujian impact : “Adalah pengujian yang dilakukan dengan mengukur besar enegi yang diserap
oleh banda keja”.
Penggunaan baja untuk konstruksi besar sering terjadi gejala yang menghawatirkan. Jembatan-
jembatan, kapal, bejana-bejana tekan, dan Derek-derek pecah secara mendadak seolah-olah terbuat
dari kaca (patah getas). Yang aneh adalah bahwa tegangan-tegangan pada konstruksi itu tidak tinggi.
Selain dari itu bahan-bahan tersebut ternyata bersifat liat. Gejala patah getas ini ternyata dipengaruhi
gejala-gejala, diantaranya;

1.Suhu kontruksi pada waktu retak (gejala ini terutama terjadi pada musim dingin).
2.Kecepatan, dengan mana terjadinya keretakan atau perubahan bentuk.
3.Adanya takikan-takikan pada permukaan bahan, dalam bentuk ketidakrataan, korosi atau alur-alur.

Metode Uji impact:


1.Metode Charpy
2.Metode Izod
1. Metode Charpy : Yaitu benda uji diletakkan secara harisontal
dan kedua ujungnya ditahan oleh landasan dan pisau pemukul
dipukulkan tepat di tengah benda uji yang telah diberi takikan

spescimen
Metode Izot : Yaitu benda uji diletakkan secara vertial salah satu
ujungnya ditahan oleh landasan dan pisau pemukul dipukulkan
tepat di tengah benda uji yang telah diberi takikan
Bentuk speciment impact :

45o
8

To 10
Uji Pukul (Impact Test)

Mesin Uji impact :


Uji Puklul (Impact Test)

Bentuk speciment impact :


Usaha yang dilakukan untuk mematahkan spesimen :

W  Fg .(h1  h2 )
Dengan:
W = kerja pukulan dalam N.m = Joule
Fg = massa palu dalam N.
h1 = tinggi kedudukan awal pemukul dalam m.
h2 = tinggi kedudukan akhir pemukul setelah patah dalam m.
Jika usaha yang dilakukan untuk mematahkan batang uji dibagi
dengan luas batang di bawah takikan, maka diperoleh kerja patah
persatuan luas yang disebut Nilai Pukulan Takik , yang besarnya
dalah:
W
K
AO
K = Nilai pukulan takik dalam Joule/mm2.
W = kerja pukulan dalam N.m = Joule
AO = luas takikan dalam mm2.
Pengujian Torsi.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kelelahan material (fatik),
fatique. Fatik terjadi karena beban dinamis dapat berupa putaran,
atau beban yang berulang, dalam kurun waktu tertentu komponen
seperti pegas, poros engkol, poros kam, atau poros transmisi yang
lainnya dapat pecah/ patah.
Proses pengujian dilakukan dengan memasang specimen pada motor
dan ujung yang lainnya bebas dan diputar pada sumbu memanjang.
Setelah putaran tertinggi dicapai poros yang bebas dibebani hingga
poros putus, sementara jumlah putaran dicatat.

n = rpm
100,5
Untuk menghitung kekuatan bengkok :

σ bw 
Mb Mb  F. L
Wb
π . d3
F.L Wb 
σ bw  32
π . d3
32
400
Diagram Wöhler
300

200

10
0
Jumlah putaran sampai putus (n rpm) 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10.106
PERCOBAAN RANGKAK ( CREEP TEST )
Creep adalah deformasi parmanen dari suatu bahan
karena pembebanan yang relatip lama, dapat diakibatkan
karena massa bahan itu sendiri dan perubahan
temperatur, creep akan nampak pada 0,4 TM
(temperature cair).
Cara pengujian yaitu pemberian tegangan konstan
bahan pada temperature tertentu hingga terjadi
deformasi pada material hingga material mengalami
perpatahan. Data pengamatan yang didapatkan yaitu
regangan dan waktu perpatahan, dan kecepatan
regangan.
Grafik Hasil Uji Creep
Perpatahan

Tegangan tinggi atau suhu tinggi

Tahap 3 (creep tetap)

Tahap 2 (creep tetap)

Tegangan rendah atau suhu


Tahap 1 rendah

Waktu, t →

Tahap 1 : Deformasi elastic berlangsung sangat singkat.


Tahap 2 : Deformasi teta (plastis)/ ceerp tetap (creep steady)
berlangsungcukup lama hingga terjadi pengecilan penampang
setempat.
Tahap 3 : Percepatan deformasi dan berhenti saat bahan putus/patah.
Pengujian Bersifat Tidak Merusak
Non Destructive Test (NDT)

Metode penyelidikan cacat permukaan


A. Penyelidikan magnetis
B. Penyelidikan tembus

Metode penyelidikan cacat bagian dalam


1. Penyelidikan ultrason
2. Penyelidikan rontgen
3. Penyelidikan isotop
4. Penyelidikan emisi akustik
1. Penyelidikan Magnetis
Bendanya dimagnetisasikan dengan bantuan arus listrik sehingga terjadilah medan
magnet didalam benda itu. Pada tempat berlainan permukaan, misalnya suatu
retakan, medan ini terganggu dan terjadilah apa yang disebut medan bocor. Pada
benda yang dimagnetisasikan itu, disemprotkan minyak dengan di dalamya bagian-
bagian oksida besi besi yang halus. Pada tempatnya medan bocor, bagian-bagian
oksida besi tiu diikat dan terbentuklah suatu garis hitam sebesar kesalahannya
seperti pada gambar
Penyelidikan tembus

TEKNOLOGI BAHAN 2
Penyelidikan ultrason

TEKNOLOGI BAHAN 2
Alat uji ultrason dan aplikasi
Penyelidikan rontgen

TEKNOLOGI BAHAN 2
Penyelidikan isotop
• Metode ini pada garis besarnya sama dengan
metode rontgen, dengan perbedaan bahwa
pada penyelidikan isotop kita
mempergunakan sinar gamma yang
diperoleh dari isotop-isotop radioaktif,
seperti kobalt 60 atau iridium 192. dalam
penembusannya jauh lebih besar,
umpamanya untuk baja 200 mm. selain dari
tiu peralatannya lebih sederhana.
TEKNOLOGI BAHAN 2
Penyelidikan emisi akustik

TEKNOLOGI BAHAN 2
Terima Kasih atas Perhatiannya
dan
Selamat mengerjakan tugas

TEKNOLOGI BAHAN 2

Anda mungkin juga menyukai