Anda di halaman 1dari 24

MF025 : Maintenance & Repair Fixed Plant 1

Pengujian Bahan
Pengujian Bahan

Merupakan dasar penelitian dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat dari sebuah
bahan uji, sehingga penggunaan semaksimal dan seaman mungkin bisa dilakukan, dan
kerusakan yang mengakibatkan kerugian di dalam bidang teknologi dan ekonomi bisa
dihindarkan.
Jenis - Jenis Pengujian Bahan

 Pengujian mekanis (uji Tarik, uji kekerasan, uji takik/bengkok, dll).


 Pengujian fisika (uji muai panas, titik didih, berat jenis, sifat hantar listrik, dll).
 Pengujian kimia (analisa pengujian mampu korosi, mampu asam, dll)).
 Pengujian metallographie (pengujian mikro-struktur).
 Pengujian tidak merusak bahan (rontgen, medan magnit, dll).
Pengujian Tarik

 Untuk mengukur tegangan yang diperlukan untuk menarik benda uji (logam)
sampai putus dan mencatat perpanjangan benda uji.
 Tegangan tarik suatu material adalah tegangan yang diperlukan untuk memutuskan
benda uji dalam tarikan (tegangan tertinggi yang dapat diberikan sebagai tahanan
reaksi terhadap suatu bahan)
Pengujian Tarik
Mampu Tarik (Tensile Stress)

 Harga tegangan maksimal yang harganya sangat dipengaruhioleh gaya dan


diameter benda uji.
 Sebagai petunjuk dari sifat mekanik suatu benda uji.
Tegangan Elastisitas

 Apabila tegangan Tarik melampaui titik batas elastisitas, maka dengan


penambahan tegangan Tarik tiba-tiba akan mulur (0.5 …4%).
 Sebagai harga tegangan Tarik maksimal yang bisa diberikan dalam keadaan
elastis.
 Pada baja lunak, tegangan elastis dikenal dengan Rp 0.01, yaitu harga tegangan
Tarik dengan perpanjangan plastis 0.01 %.
 Materila tembaga paduan, aluminium paduan, baja yang telah mengalami
perlakuan panas, dan besi tuang, mempunyai kurva pengujian Tarik dengan
tegangan selalu meningkat (tidak terjadi penurunan tegangan dalam batas
elastisitas), maka harga elastisitasnya adalah Rp 0.02, yaitu harga tegangan Tarik
dengan perpanjangan plastis 0.2%.
Tegangan Elastisitas
Pengujian Tekan

 Tekanan merupakan kebalikan dari pada tarikan.


 Penggunaan pengujian tarikan atau tekanan sangat menentukan macam pekerjaan
yang akan dilakukan oleh bahan.
 Bahan-bahan rapuh, seperti : beton, bata dan keramik dimana tegangan tariknya
rendah, dibandingkan dengan kekuatan tekannya, dan pada prinsipnya
diperuntukkan menahan beban tekan; dalam hal ini pengujian tekan lebih berarti
dan lebih banyak digunakan.
Pengujian Kekerasan

 Sistim standarisasi pengukuran kekerasan digunakan skala kekerasan Mohs, yang


diambil dari spesifikasi 10 macam mineral standar, sesuai dengan kekerasannya.
Pengujian Kekerasan

 Dari masing-masing tingkatan mempunyai perbedaan kekerasan, yang masing-


masing tingkatan belum tentu mempunyai perbedaan kekerasan yang sama.
Misalnya perbedaan tingkat kekerasan antara tingkatan 9 dengan tingkatan 10,
besarnya 5 kali dari perbedaan tingkatan antara tingkatan 1 dengan tingkatan 9.
 Prinsip pengujian kekerasan, adalah mengukur ketahanan material terhadap
penetrasi, sehingga untuk mempermudah penggolongan kekerasan bahan.
Metode Pengujian Bahan : Uji Kekerasan

 Pengujian kekerasan dalam Brinell


 Semenjak tahun 1900 pengujian kekerasan sudah dikenal oleh masyarakat
Industri, pengujian dengan menggunakan bola baja berdiamater D yang telah
dikeraskan dan ditekan tegak lurus pada permukaan benda uji dengan gaya
penekanan F.
 Hasil permukaan penekanan pada benda kerja berdiameter d dengan ketelitian
pengukuran 0.01 mm. (hasil penekanan dengan penampang tidak bulat benar,
maka besarnya d ditentukan dengan nilai rata-ratanya).
 Keuntungan pengujian Brinell adalah bisa menghasilkan harga kekerasan yang
teliti untuk material (logam) dengan struktur heterogen, seperti besi tuang.
Metode Pengujian Bahan : Uji Kekerasan
Metode Pengujian Bahan : Uji Kekerasan

 Pengujian kekerasan dalam Vickers


 Dengan adanya kesulitan didalam pemeriksaan kekerasan diatas 400 HB,
maka pada tahun 1925 Smith dan Sandland ari Inggris, membuat system
pengujian kekerasan yang dikenal dengan pengujian Vickers.
 Pengujian kekerasan ini menggunakan pyramid bujur sangkar dari Intan
dengan sudut kemiringan 136o.
 Prinsip pengujian ini menyerupai prinsip pengujian kekerasan Brinell, yaitu
gaya tekan tegak lurus terhadap benda uji dengan panjang diagonal tekan (d)
pada benda kerja dengan ketelitian 0.002 mm.
Metode Pengujian Bahan : Uji Kekerasan

 Keuntungan pengujian ini :


 Penggunaan intan penguji berbentuk pyramid, maka ketelitian pemeriksaan
tidak dipengaruhi oleh kedalaman penekanan.
 Bisa digunakan pada benda uji yang sangat tipis.
 Bisa untuk memeriksa kekerasan yang tinggi.
Metode Pengujian Bahan : Uji Kekerasan

 Pengujian kekerasan dalam Rockwell


 Pengujian kekerasan dengan membaca langsung kedalaman yang ditimbulkan oleh
penekanan alat uji, merupakan pengujian yang sangat praktis dan mudah, sehingga
sejak tahun 1913 pengujian kekerasan ini sangat banyak dikenal dalam kalangan
industry.
 Keuntungan dari system pengujian Rockwell, adalah pembacaan langsung terhadap
kedalaman penekanan yang bisa dibaca pada skala dial indicator, sehingga
pengukuran penampang bekas penekanan dan pembacaan tabel yang
membutuhkan waktu tidak perlu dilakukan.
 Kerugian disbanding dengan system pengujian Vickers, adalha ketebalan benda uji
minimal 10 kali kedalaman penekanan membuat pengujian bisa digunakan material
sangat tipis.
Metode Pengujian Bahan : Uji Kekerasan

 Pengujian kekerasan system Rockwell – C : dipergunakan Intan tirus 120o dengan


radius 0.2 mm, dengan 2 kali penekanan.
 Harga kekerasan Rockwell (HRC) : 0 – 100 HRC
 Kedalaman penekanan : 0 – 0.2 mm

 Pengujian kekerasan system Rockwell – B : menggunakan bola baja berdiameter1/16”


= 1.59 mm, dan gaya tekan yang dipergunakan 98.1 + 882.9 N. Hasil pembacaan
pengujian langsung pada skala dial indicator.
 Harga kekerasan Rockwell - B (HRB) : 0 – 130 HRB
 Kedalaman penekanan : 0 – 0.26 mm
Persamaan harga kekerasan material
Skala lurus untuk mendapatkan kekerasan Rockwell yang
benar pada batang bulat
Metode Pengujian Bahan : Uji Kekerasan

 Pengujian Impact
 Pengujian impact dengan memukul tiba-tiba benda
uji.
 Penyebab bahan dapat mengalami patah apabila
dibebani pukul tiba-tiba adalah, karena sifta rapuh
material, konsentrasi tegangan, kecepatan tegangan
yang tinggi, dan suhu yang rendah.
 Bertujuan untuk mengetahui sifat rapuh material uji
dan mengetahui apakah benda uji telah mengalami
heat-treatment dengan baik.
Metode Pengujian Bahan : Uji Kekerasan

 Pengujian Lelah
 Adanya tegangan berulang sering
mengakibatkan bahan lebih cepat rusak
(patah) walaupun pembebanan masih
dibawah batas elastis, yang disebabkan
oleh fatique failure (karena lelah).
 Bahan yang mengalami patah karena
lelah, biasanya bisa diperhatikan pada
penampang patahannya.
Detection of Internal Defect (menyelidiki kerusakan di
dalam)

 Metode sinar X
 Sinar X akan menembus daerah tuangan
yang berisi rongga dengan lebih mudah,
dan menghasilkan gambaran yang lebih
gelap pada film.
Detection of Internal Defect (menyelidiki kerusakan di
dalam)

 Metode sinar ƴ
 Sinar ƴ lebih tajam dari pada
sinar x, sehingga mampu
menembus baja yang sangat
tebal.

 Metode ultrasonic
 Pengujian ultrasonic
mempergunakan system echo
(pantulan) dari gelombang suara
yang dihasilkan oleh Yodel
dengan frekuensi sangat tinggi.
Terima Kasih

Referensi :
 ISTC- Modul Teori, Ilmu Pengetahuan Bahan 2, Akademi Teknik Soroako

Anda mungkin juga menyukai