Anda di halaman 1dari 5

MODUL I – SESI 1 - 6

Pengujian Sifat Bahan Destruktif dan Non Destruktif

Ilmu logam adalah ilmu mengenai bahan-bahan logam dimana


ilmu ini berkembang bukan berdasarkan teori saja melainkan atas dasar
pengamatan, pengukuran dan pengujian.

Pengujian bahan logam saat ini semakin meluas baik dalam


konstruksi, permesinan, bangunan, maupun bidang lainnya. Hal ini
disebabkan karena sifat logam yang bisa diubah, sehingga pengetahuan
tentang metalurgi terus berkembang.

Untuk mengetahui kualitas suatu logam, pengujian sangat erat


kaitannya dengan pemilihan bahan yang akan dipergunakan dalam
konstruksi suatu alat, selain itu juga bisa untuk membuktikan suatu
teori yamg sudah ada ataupun penemuan baru dibidang metalurgi.
Dalam proses perencanaan, dapat juga ditentukan jenis bahan maupun
dimensinya, sehingga apabila tidak sesuai dapat dicari penggantinya
yang lebih tepat. Disamping tidak mengabaikan faktor biaya produksi
dan kualitasnya.
PENGUJIAN DAN SIFAT BAHAN

Pengujian berbeda dengan pemeriksaan.Pengujian atau percobaan atau testing


bahan adalah untuk mengetahui sifat-sifat mekanik bahan dengan angka-angka.
Pengujian atau percobaan bahan berkaitan dengan gaya-gaya yang mungkin akan
diterima oleh suatu bahan jika digunakan dalam suatu bangunan, atau konstruksi,
sehingga dalam pemasangannya nanti, bangunan atau konstruksi tersebut aman.
Jadi, pengujian bahan pada dasarnya adalah untuk atau berkaitan dengan
keselamatan.

Pemeriksaan bahan untuk mencari atau menyelidiki penyebab kesalahan bahan


seperti retak, patah, terjadinya gelembung gas, dan Iain-Iain.

A. JENIS-JENIS PENGUJIAN
1. Uji tarik (Tensile test), untuk mengetahui kekuatan tarik, kekuatan putus atau
patah, dan kekenyalan.
2. Uji tekan (Pressure test) untuk mengetahui kekuatan tekan dan kekenyalan,
namun berlawanan dengan uji tarik, bahan menerima gaya tekan.
3. Uji tekuk atau uji Ientur (Bending test), untuk mengetahui kelenturan atau
perubahan bentuk suatu bahan jika ditekuk atau dibengkokkan.
4. Uji kekerasan (Hardness test), untuk mengetahui kekerasan atau kekuatan
bahan terhadap gaya / beban yang dilakukan oleh bahan lain yang lebih keras
5. Uji pukul dan Takik (Hammer Test) untuk mengetahui keuletan bahan,
batasanya setelah menjalani pengolahan panas (heat treatment).

B. PENGUJIAN TARIK

Pada pengujian tarik, benda kerja disiapkan seperti gambar, dan ujung-
ujungnya diberi beban bertolak belakang, sehingga benda uji akan tertarik
kedua arah yang berlawanan. Benda uji menerima beban tegangan dan
panjangnya akan bertambah, sementara itu dibagian tengah, diametemya akan
mengecil.

Salah satu tujuan pengujian tarik adalah untuk mengetahui batas-batas regangan,
yang terjadi sebagai akibat gaya tarik. Dalam melakukan pengujian ini, gaya tarik
diberikansecara bertahap, dan diukur perpanjangan yang terjadi. Sewaktu gaya
tarik masihrelatif kecil, jika kemudian gaya dihentikan, maka panjang bahan
kembali ke panjangsemula. Dan ini terjadi sampai besar gaya tarik tertentu, yang
jika gaya tarik ditambah,maka perpanjangan bahan tidak bisa kembali ke panjang
semula. Sampai batas ini,regangan disebut regangan kenyal atau regangan
memegas. Tegangan pada batas inidisebut teganganbatas kenyal atau σε.

Jika tegangan batas kenyal dilewati, maka bahan akan mendapat perpanjangan
tetap(panjangnya tidak bisa kembali ke panjang semula dan regangan yang terjadi
disebutregangan plastis atau regangan tetap (εpl). Baik batas regangan kenyal.

C. SIFAT-SIFAT MEKANIK BAHAN


1. Regangan adalah ukuran sifat untuk mengetahui apakah suatu benda mudah
dibentukatau tidak. Ukuran regangan yang besar berarti bahan tersebut Iebih
mudah dibentuk.
2. Batas Regangan untuk mengetahui kekokohan suatu bahan, artinya, Iebih tinggi
nilaibatasregangan,bahan akan lebih kokoh.
3. Kekuatan Tarik adalah ukuran kekuatan suatu bahan, lebih tinggi kekuatan
tariknya, bahan tersebut Iebih kuat.
4. ModuIus Kekenyalan adalah ukuran kekakuan suatu bahan, ini berarti jika
nilaimodulus kekenyatan lebih tinggi, bahan tersebut lebih kaku.

D. UJI TEKAN (PRESSURE TEST)

Tujuan uji tekan adalah untuk mengetahui kekuatan tekan dan kekenyalan, namun
berlawanan dengan uji tarik, bahan menerima gaya tekan. Uji tekan jarang
dilakukan karenanya hampir sama dengan uji tarik. Pengujian ini biasanya
dilakukan terhadap besi atau baja tuang karena memiiiki kekuatan yang jauh lebih
besar dibandingkandengan kekuatan tarik.

Bahan yang akan diuji juga berbeda, jika pada uji tarik perbandingan diameter
danpanjang adalah 1:10 atau 1:5, maka pada uji tekan hanya 1:2. Bahan uji akan
ditekan dengan suatu beban sehingga akan semakin pendek (menyusut) dan
akhirnya pecah. Beberapa hasil uji tekan adalah

1. Batas Tekan 0dR= Pda A (bandingkan dengan batas regang)


2. Kekuatan Tekan Gus: Fagl A0(bandingkan dengan kekuatan tafik)
3. Tgkan 8d atau Ad = (LO _ Lu) I LO X(bandingkan dengan regangan)

E. UJI TEKUK ATAU UJI LENTUR (BENDING TEST)

Pengujian tekuk atau lentur diperlukan untuk mengetahui kelenturan atau


perubahanbentuk suatu bahan jika ditekuk atau dibengkokkan. Batang uji ditekuk
antara dua buah rol dengan penekan yang ujungnya setengah bulat. Ada dua
macam pengujian tekuk, yang pertama adalah pengujian tekuk pengubahan bentuk
dan yang kedua pengujiantekuk dengan beban.

Dibawah ini adalah pengujian tekuk dengan pengubahan bentuk


F. UJI KEKERASAN (HARDNESS TEST)

Tes kekerasan dimaksudkan untuk mengetahui kekerasan atau kekuatan


bahanterhadap gaya / beban yang dilakukan oleh bahan lain yang Iebih keras. Ada
tiga jenispengujian, masing-masing disebut sesuai dengan nama-nama orang yang
menemukancara ini, yaitu Brinell, Rockwell dan Vickers.

a. Uji Kekerasan Brinell.

Brinell menggunakan peluru baja yang disepuh dengan garis tengah (D) yang
sudahditentukan dan ditekankan ke bahan uji pada besar gaya (F) tertentu selama
beberapawaktu (t) tertentu juga. Setelah pengujian dilakukan, bekas yang tetap
yang terjadipada bahan uji diukur.

Uji Kekerasan Rockwell

Pada uji kekerasan Rockwell, benda yang digunakan adalah peluru baja yang
disepuhkeras atau kerucut intan dangan ukuran yang telah ditetapkan. Benda
penekanpartama-tama ditekankan dengangaya awal Fo ka bahan uji. Pada sistim
uji ini dilengkapi dangan alat pengukur yang menggunakanjarum penunjuk, dan
biasanyapada awal penekanan jarum diatur pada skala 130 untuk penekan
baja,dan angka 100jika manggunakan lntan. Jarum akan bergarak memutar
manunjukkan angka yang naik dan turun pada waktu beban utama ditekankan, dan
akan kembali jika penekandilepaskan. Parbedaan penunjukan pada jarum
manunjukkan angka kekarasan Rockwell
G. PENGUJIAN PUKUL DAN TAKIK (HAMMER TEST)

Pengujian ini dimaksudkan, disamping untuk mengatahui sifat liatatau keuletan


bahan,(biasanya setelah menjalani pengolahan panas atau heat treatment), karena
dalam banyak hal, bahan yang digunakan dalam konstruksi tidak selalu halus.
Saperti diketahui, bahan yang diuji selalu dikerjakan dulu dan dihaluskan
parmukaannya,padahal bahan konstruksi tidak selalu halus dan banyak takik-
takik.

Contoh pengujian pukul dan takik adalah yang dilakukan Charpy, dimana bahan
uji dinormalisasikan dengan takik dibagian tengah, yaitu bagian yang akan
menerimapukulan dan tekanan, yang akhirnya patah dengan satu pukulan. Laju
pukulan patah iniyang diukur sebagai standar pengujian. Jadi nilai pukulan takik

I. PEMERIKSAAN KHUSUS

Yang dimaksud dengan pemeriksaan khusus adalah, pengujian atau pemeriksaan


yangdilakukan untuk mengetahui adanya kesalahan dalam bahan, termasuk retak,
yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pemeriksaan ini dibagi menjadi 3,
yaitu:

 Pemeriksaan magnetis
 Pemeriksaan penyusupan
 Pemeriksaan Ultrasonik
 Pemariksaan rontgen

a. Pemeriksaan magnetis adalah pemeriksaan dimana kedalam benda


kerjadibangkitkan medan magnit, dimana garis-garis medannya akan membelok
ataumelengkung jika didalam bahan terdapat retak. Untuk keperluan ini, terutama
padapermukaan, benda kerja dituangi minyak encer yang dibubuhi serbuk besi.

b. Pemeriksaan penyusupan, yang biasa dikenal dengan dye-check, diatas benda


kerjadituangkan atau disemprotkan cairan berwama merah. Setelah beberapa
lama, cairandihapus dengan kain, dan kemudian ditaburi serbuk yang akan
menyerap minyak yang ketinggalan didalam keretakan, dan akan muncul ke
permukaan dengan wama merah.
c. Pemeriksaan Ultrasonik adalah pemeriksaan dengan gelombang suara ultra atau
yang mempunyai frekuensi tinggi. Gelombang suara ini akan dipantulkan
kembali olehpermukaan dasar benda kerja, dimana gema dasarnya dapat terbaca
pada Iayarnya.Apabila terdapat retak didalam atau dibawah permukaan,
kesalahannya akan terbacadalam Iayar monitor. Alat ultrasonik ini juga sering
digunakan untuk mengukurketebalan benda kerja, misalnya tebal pelat lambung
kapal.
d. Pemeriksaan Rontgen, menggunakan alat khusus yang dapat memancarkan
sinarrontgen menembus benda kerja. Sinar rontgen adalah getaran magnit Iistrik
dengangelombang pendek dan hasilnya dapat dilihat pada pelat fotografi. Jika
terdapatkesalahan, sinarnya lebih mudah menembus benda kerja dan terlihat
dalam pelat fotografi. Pemeriksaan ini juga berguna untuk memeriksa dibawah
permukaan benda kerja.

Catatan. W E

Pemeriksaan bahan biasanya dibagi menjadi dua, yaitu


pemeriksaandestructive dan non-destructive. Semua pemeriksaan yang
dibahasdiatastermasuk pemeriksaan non-destructive, sedangkan
pemeriksaan destructive dilakukan terhadap benda-benda kerja yang dapat
dirusak atau yang tidak akan digunakan lagi. Semua jenis pengujian
sebagaimana dibahas diatas adalahpameriksaan destructive.

Anda mungkin juga menyukai