A. JENIS-JENIS PENGUJIAN
1. Uji tarik (Tensile test), untuk mengetahui kekuatan tarik, kekuatan putus atau
patah, dan kekenyalan.
2. Uji tekan (Pressure test) untuk mengetahui kekuatan tekan dan kekenyalan,
namun berlawanan dengan uji tarik, bahan menerima gaya tekan.
3. Uji tekuk atau uji Ientur (Bending test), untuk mengetahui kelenturan atau
perubahan bentuk suatu bahan jika ditekuk atau dibengkokkan.
4. Uji kekerasan (Hardness test), untuk mengetahui kekerasan atau kekuatan
bahan terhadap gaya / beban yang dilakukan oleh bahan lain yang lebih keras
5. Uji pukul dan Takik (Hammer Test) untuk mengetahui keuletan bahan,
batasanya setelah menjalani pengolahan panas (heat treatment).
B. PENGUJIAN TARIK
Pada pengujian tarik, benda kerja disiapkan seperti gambar, dan ujung-
ujungnya diberi beban bertolak belakang, sehingga benda uji akan tertarik
kedua arah yang berlawanan. Benda uji menerima beban tegangan dan
panjangnya akan bertambah, sementara itu dibagian tengah, diametemya akan
mengecil.
Salah satu tujuan pengujian tarik adalah untuk mengetahui batas-batas regangan,
yang terjadi sebagai akibat gaya tarik. Dalam melakukan pengujian ini, gaya tarik
diberikansecara bertahap, dan diukur perpanjangan yang terjadi. Sewaktu gaya
tarik masihrelatif kecil, jika kemudian gaya dihentikan, maka panjang bahan
kembali ke panjangsemula. Dan ini terjadi sampai besar gaya tarik tertentu, yang
jika gaya tarik ditambah,maka perpanjangan bahan tidak bisa kembali ke panjang
semula. Sampai batas ini,regangan disebut regangan kenyal atau regangan
memegas. Tegangan pada batas inidisebut teganganbatas kenyal atau σε.
Jika tegangan batas kenyal dilewati, maka bahan akan mendapat perpanjangan
tetap(panjangnya tidak bisa kembali ke panjang semula dan regangan yang terjadi
disebutregangan plastis atau regangan tetap (εpl). Baik batas regangan kenyal.
Tujuan uji tekan adalah untuk mengetahui kekuatan tekan dan kekenyalan, namun
berlawanan dengan uji tarik, bahan menerima gaya tekan. Uji tekan jarang
dilakukan karenanya hampir sama dengan uji tarik. Pengujian ini biasanya
dilakukan terhadap besi atau baja tuang karena memiiiki kekuatan yang jauh lebih
besar dibandingkandengan kekuatan tarik.
Bahan yang akan diuji juga berbeda, jika pada uji tarik perbandingan diameter
danpanjang adalah 1:10 atau 1:5, maka pada uji tekan hanya 1:2. Bahan uji akan
ditekan dengan suatu beban sehingga akan semakin pendek (menyusut) dan
akhirnya pecah. Beberapa hasil uji tekan adalah
Brinell menggunakan peluru baja yang disepuh dengan garis tengah (D) yang
sudahditentukan dan ditekankan ke bahan uji pada besar gaya (F) tertentu selama
beberapawaktu (t) tertentu juga. Setelah pengujian dilakukan, bekas yang tetap
yang terjadipada bahan uji diukur.
Pada uji kekerasan Rockwell, benda yang digunakan adalah peluru baja yang
disepuhkeras atau kerucut intan dangan ukuran yang telah ditetapkan. Benda
penekanpartama-tama ditekankan dengangaya awal Fo ka bahan uji. Pada sistim
uji ini dilengkapi dangan alat pengukur yang menggunakanjarum penunjuk, dan
biasanyapada awal penekanan jarum diatur pada skala 130 untuk penekan
baja,dan angka 100jika manggunakan lntan. Jarum akan bergarak memutar
manunjukkan angka yang naik dan turun pada waktu beban utama ditekankan, dan
akan kembali jika penekandilepaskan. Parbedaan penunjukan pada jarum
manunjukkan angka kekarasan Rockwell
G. PENGUJIAN PUKUL DAN TAKIK (HAMMER TEST)
Contoh pengujian pukul dan takik adalah yang dilakukan Charpy, dimana bahan
uji dinormalisasikan dengan takik dibagian tengah, yaitu bagian yang akan
menerimapukulan dan tekanan, yang akhirnya patah dengan satu pukulan. Laju
pukulan patah iniyang diukur sebagai standar pengujian. Jadi nilai pukulan takik
I. PEMERIKSAAN KHUSUS
Pemeriksaan magnetis
Pemeriksaan penyusupan
Pemeriksaan Ultrasonik
Pemariksaan rontgen
Catatan. W E