Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muhammad Syendi Ariansyah

Nim : 202012011

PENDAHULUAN
• Pengertian pengujian destruktif:
Pengujian yang dilakukan terhadap suatu material atau spesimen objek
yang akan diujikan sampai material tersebut mengalami kerusakan.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui performa pada material yang
bersangkutan.
pengujian ini bersiftat merusak bahan yang diuji sehingga bahan yang
diuji akan rusak atau cacat. Bahan yang diuji adalah bahan yang telah
memenuhi bentuk dan jenis secara internasional .
Pengujian destruktif terdiri dari:
• Pengujian Tarik (Tensile Test) 
• Pengujian Tekan (Compressed Test)
• Pengujian Bengkok ( Bending Test)
• Pengujian Puntir ( Torsion Test) 
• Pengujian Kekerasan
• Pengujian Impact
• Pengujian Struktur
• Pengujian tarik
– Tensile test adalah
pengujian kekuatan suatu
material dengan menarik
suatu bahan sampai putus.
Pada tensile test suatu
material akan mengalami
kerusakan, karena tensile
test adalah pengujian
kekuatan material dengan
menarik suatu material
sampai putus. Jadi material
yang ditest kekuatannya
akan rusak.
• Pengujian tekan
• Pada uji tekan umumnya
kekuatan tekan lebih tinggi
dari kekuatan tarik. Suatu
material akan ditekan dan
saat pengujian ini material
akan rusak.
Prosesnya material akan
ditaruh diatas landasan
dan ditekan dari atas.
baru baru ini telah
ditemukan bahan yang baik
terbuat dari keramik
sebagai landasan dari
silica, yang memberi
pengaruh baik.
• Pengujian Bengkok
• Pengujian bengkok adalah
salah satu cara pengujian
yang dipakai sejak lama
bagi bahan yang cocok,
karena dapat dilakukan
terhadap batang uji
berbentuk sederhana dan
tidak perlu menggunakan
mesin uji biasa. Tapi
pengujian ini menyebabkan
material rusak karena akan
terjadi patahan.
• Pengujian puntir
• Pada pengujian puntiran
suatu material akan rusak
karena material tersebut
akan mengalami patahan..
umumnya ini terjadi pada
material yang getas,
sedangkan pada material
yang ulet patahan terjadi
pada sudut tegak lurus
terhadap sumbu puntiran
setelah gaya pada arah
sumbu terjadi dengan
deformasi yang besar.
• Pengujian kekerasan
– Pengujian ini dilakukan dengan dua
pertimbanagan yaitu untuk mengetahui
karakteristik suatu material baru dan melihat
mutu untuk memastikan suatu material memiliki
spesifikasi kualitas tertentu. Berdasarkan
pemakaianya dibagi menjadi:
1. Pengujian kekerasan dengan penekanan
(indentation test).
Pengujian ini dilakukan merupakan pengujian
kekerasan terhadap bahan logam dimana dalam
menentukan kekerasaannya dilakukan dengan cara
menganalisis indentasi atau bekas penekanan pada
benda uji sebagai reaksi dari pembebanan tekan.
2. Pengujian kekerasan dengan goresan (sratch
test).
Merupakan pengujian kekerasan terhadap benda
(logam) dimana dalam menentukan kekerasannya
dilakukan dengan mencari perbandingan dari bahan
yang menjadi standart. Contohnya adalah pengujian
metode MOH’S.
3. Pengujian kekerasan dengan cara dinamik
(dynamic test).
Merupakan pengujian kekerasan dengan
mengukur tingi pantulan bola, baja,atau
intan(hammer) yang dijatuhkan dari ketinggian
tertentu.
• Pengujian impact
– Uji impact dilakukan untuk menentukan
kekuatan material sebagai sebuah
metode uji impact digunakan dalam dunia
industry khususnya uji impact charpy dan
uji impact izod. Dasar pengujian ini
adalah penyerapan energy potensial  dari
beban yang mengayun dari suatu
ketinggian tertentu dan menumbuk
material uji sehingga terjadi deformasi.
Uji Charpy
1. Uji charpy
Benda uji diletakkan secara mendatar
dan ditahan pada sisi kiri & kanan.
Kemudian benda dipukul pada bagian
belakang takikan, letaknya persis di
tengah.Takikan membelakangi pululan.
2. Uji impact izod.
Benda uji dijepit pada satu ujungnya
pada posisi tegak. Lalu benda uji ini
dipukul dari sisi depan pada sisi ujung
yang lain.
• Pengujian struktur
– Uji struktur mempelajari
struktur material logam untuk
keperluan pengujian material
logam dipotong-potong
kemudian potongan
diletakkan dibawah dan
dikikis dengan material alat
penggores yang sesuai. Untuk
pemeriksaannya dilakukan
dengan alat pembesar ataupun
mikroskop elektronik.
Kesimpulan
• Melalui pengujian ini diharapkan dapat mengetahui sifat – sifat logam seperti sifat
mekanik, sifat fisik dan lain sebagainya. Sifat mekanik adalah kemampuan suatu
bahan untuk menerima beban atau gaya tanpa menimbulkan kerusakan pada benda
tersebut. Beberapa sifat mekanik antara lain :
• 1. KEKUATAN ( STRENGHT )
Menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan bahan menjadi patah,
kekuatan ini terdiri dari : kekuatan tarik, kekuatan tekan, kekuatan geser, dan lain sebagainya.
• 2. KEKERASAN ( HARDNESS )
Menyatakan kemampuan bahan untuk tahan terhadap goresan, pengikisan/abrasi. Sifat ini berkaitan
terhadap sifat tahan aus (wear resistance).
• 3. KEKENYALAN ( ELASTICITY )
Menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan
bentuk yang permanent setelah tegangan dihilangkan. Tetapi apabila tegangan melampaui batas maka
perubahan bentuk akan terjadi walaupun beban dihilangkan.
4. KEKAKUAN ( STIFNESS )
Adalah kemampuan bahan untuk menerima tegangan atau beban tanpa mengakibatkan terjadinya
perubahan bentuk atau defleksi.
5. KEULETAN ( PLASTICITY )
Menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi plastis ( yang permanent ) tanpa
mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini sering disebut sebagai keuletan ( ductility ).
6. KETANGGUHAN ( TOUGHNESS )
Menyatakan kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya
kerusakan atau banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu bahan.
7. KELELAHAN ( FATIQUE )
Merupakan kecenderungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan berulang – ulang yang
besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan elastisnya

Anda mungkin juga menyukai