Anda di halaman 1dari 6

2.

Soal No 2
Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat fisis, sifat mekanis dan sifat kimia suatu material,
sebutkan contohnya (minimal 3) dan bagaimana cara mengujinya

A. Sifat Mekanis

Sifat mekanik suatu material adalah sifat yang mempengaruhi kekuatan mekanik dan
kemampuan suatu material ketika diberikan perlakuan mekanis pada material tersebut.
Beberapa sifat mekanik pada material yaitu :

 Kekuatan (Strength)
Strength adalah kemampuan material untuk menahan beban sebelum terjadi deformasi
atau kerusakan material ketika diberikan beban eksternal (fracture). Pada proses pemilihan
material dan beberapa aplikasi tertentu, material yang dipilih harus memiliki kekuatan
mekanik (Strength) yang baik agar dapat bekerja pada kekuatan mekanik atau beban kerja
yang diberikan.
Karakteristik Kekuatan dapat dilihat dengan melakukan pengujian tarik menggunakan
Universal Testing Machine dan dapat menggunakan standarisasi ASTM E8, ASTM 21,
ASTM E646, ASTM D638, ASTM D3039.

Gambar Universal Testing Machine

 Kekerasan (Hardness)
Hardness (Kekerasan) adalah kemampuan material untuk melawan perubahan bentuk
secara permanen karena tekanan eksternal yang terjadi. Terdapat berbagai jenis nilai
kekerasan yaitu, Scratch Hardness, Indentation Hardness dan Rebound Hardness.
Karakterstisk Kekerasan dapat diuji dengan pengujian Rockwell Harndess Tester dan
untuk standarisasinya dapat menggunakan standar ASTM E18
Gambar Rockwell Hardness Tester

 Getas (Brittleness)
Brittleness atau Kerapuhan menunjukkan seberapa mudah suatu material mengalami
retak ketika diberikan gaya atau beban. Ketika material yang rapuh mengalami tegangan,
sangat sedikit energi yang dapat diterima dan akan mengalami patahan tanpa terjadi tegangan
yang berarti.
Karakteristik Getas dapat dilihat dengan melakukan pengujian tarik menggunakan
Universal Testing Machine dan dapat menggunakan standarisasi ASTM E8, ASTM 21,
ASTM E646, ASTM D638, ASTM D3039.
 Lunak (Malleability)
Malleability adalah sifat material padat yang menunjukkan seberapa mudah suatu
material mengalami perubahan bentuk ketika diberi tekanan. Sifat mekanis Malleability
merupakan sifat plastisitas material. Kelenturan atau Malleability suatu material bergantung
pada kondisi suhu. Pada suhu yang tinggi, kelenturan material cenderung meningkat.
Karakteristik Lunak dapat dilihat dengan melakukan pengujian tarik menggunakan
Universal Testing Machine dan dapat menggunakan standarisasi ASTM E8, ASTM 21,
ASTM E646, ASTM D638, ASTM D3039.

 Keuletan (Ductility)
Ductility adalah sifat material padat yang menunjukkan seberapa mudah suatu material
mengalami deformasi ketika diberi tegangan tarik. Sifat Ductility pada material merupakan
salah satu aspek plastisitas material yang dipengaruhi oleh kondisi suhu.
Karakteristik ulet dapat dilihat dengan melakukan pengujian tarik menggunakan
Universal Testing Machine dan dapat menggunakan standarisasi ASTM E8, ASTM 21,
ASTM E646, ASTM D638, ASTM D3039.
B. Sifat Fisis

Sifat fisis material merupakan kemampuan suatau material yang dapat dilihat atau tampak
langsung dari suatu material yang cenderung tidak dapat dirubah. Adapun sifat fisis material antara
lain :

 Kepadatan (density)
Massa jenis atau densitas atau rapatan adalah pengukuran massa setiap satuan volume
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan
memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa
jenis lebih rendah (misalnya air).
Densitas dapet diperoleh dengan memakai konsep hukum Archimedes dan
menggunakan alat densymeter. Pengujian ini bisa menggunakan standarisasi ASTM B328

Gambar Densitimeter

 Konduktivitas Listrik
Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan
arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan pada ujung-ujung sebuah konduktor,
muatan-muatan bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus listrik.

Ohmmeter alat untuk mengukur resistansi sampel logam dengan panjang dan luas yang
diketahui. Ohmmeter dasar akan menggunakan dua kontak, satu di setiap ujung sampel,
untuk menentukan resistansi. Ada yang menggunakan empat kontak untuk lebih pressi.
Ohmmeter melakukan perhitungan secara otomatis menggunakan persamaan R = V / I.
Artinya, ohmmeter membagi tegangan (dalam volt) dengan arus listrik (dalam ampere) untuk
memberi kita resistansi dalam ohm.
Perhitung resistivitas menggunakan persamaan berikut: o = l / RA. l adalah panjang
sampel (dalam meter), R adalah resistivitas (dalam ohm) dan A adalah luas sampel (dalam
meter persegi). Ini akan memberi kita konduktivitas o (dalam ohm meter ^ -1). Satuan resmi
untuk konduktansi listrik adalah siemens (S) yang didefinisikan sebagai ohm terbalik (ohm ^
-1).
Untuk standarisasi pada pengujian konduktivitas listrik dapat menggunakan standar
ASTM E1004.

Gambar Ohmmeter

 Sifat Magnetic
Tes ini menggunakan gaussmeter untuk mengukur kerapatan fluks magnet pada jarak
yang ditentukan. Biasanya, pengukuran dilakukan pada permukaan magnet atau pada jarak
fluks yang akan digunakan di sirkuit magnet. Pengujian kerapatan fluks memverifikasi bahwa
bahan magnet yang digunakan untuk magnet khusus kami akan berfungsi seperti yang
diprediksi saat pengukuran cocok dengan nilai yang dihitung.

Gambar Fluxmeter

Untuk standarisasi dalam pengujian sifat magnetic dapat menggunakan standar ASTM
E1444/ ASTM1444M

C. Sifat Kimia
Sifat kimia atau teknologi yaitu kemampuan material untuk dibentuk atau diproses. Sifat kimia
termasuk ke dalam sifat instrinsik. Contoh kereaktifan zat, proses perkaratan.

 Corrosion Resistance
Korosi adalah pemecahan material secara bertahap karena reaksi kimia dengan
lingkungannya dan mengacu pada oksidasi logam. Salah satu contohnya adalah pengaratan,
yaitu pembentukan oksida besi. Hal ini dapat merusak logam, mengurangi kekuatan tarik,
mengubah penampilannya, dan meningkatkan permeabilitasnya.
Metode pengujian utama adalah pengujian Semprotan Garam, yang sesuai dengan
namanya, mengevaluasi seberapa tahan suatu bagian atau bahan terhadap korosi saat terkena
semprotan garam untuk waktu yang lama. Pengujian Semprotan Garam yang efektif harus
dilakukan di lingkungan yang terkendali, seperti tangki kabut garam tertutup. Di dalam
tangki, sampel terkena kabut natrium klorida, membuat atmosfer tangki sangat korosif.
Dengan mengontrol lingkungan tangki, pengujian dapat disesuaikan untuk mereplikasi
banyak kondisi yang berbeda.
Dalam metode pengujian ini menggunakan standarisasi ASTM B117-19 dan ASTM
G85-19

Gambar Pengujian korosi dengan penyemprotan garam.

3. Soal No 3

Sebutkan jenis-jenis cacat/kegagalan pada proses polishing pada proses metallografi. Jelaskan apa
yang dimaksud dengan etsa? Sebutkan bahan etsa dan cara melakukan etsa untuk baja karbon,
stainless steel dan aluminum.

 Etsa
Proses etsa adalah proses yang bertujuan untuk memunculkan struktur mikro pada logam atau
material sample dengan menggunakan cairan etsa. Setiap jenis material logam menggunakan cairan
etsa yang berbeda-beda. Pada proses etsa ini dapat menggunakan standar metode E407.
 Proses Etsa Logam
a. Baja Karbon
Menggunakan Etsa HNO3 (2%) dan Etanol (98%). Proses etsa dilakukan dari 1 – 60
detik
b. Stainless Steel
c. Menggunakan Etsa 5g FeCl3, Alkohol 95ml, 2ml HCL. Proses etsa dilakukan 10-15
detik
d. Aluminum
Meggunakan Etsa 1ml HF(0,5%) dan 200ml H20(99,5). Terapkan dengan cara
swabbing. Waktu: 15 detik

Anda mungkin juga menyukai