Anda di halaman 1dari 25

ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

KELOMPOK 8
Br ainst o rming
Apa itu
Menurut ukurannya,
lubang…?
lubang dibedakan
Lubang adalah Menjadi…?
bukaan pada dinding
atau dasar tangki lubang kec il dan
dimana zat c air lubang besar.
mengalir melaluinya.

 Pada lubang besar,


Bentuknya bila sisi atas dari
lubang berada di
bagaimana…? atas permukaan air
di dalam tangki,
bisa berbentuk segi maka bukaan
empat, segitiga tersebut disebut
atau lingkaran PELUAP.
Pendahuluan
 Kedalaman zat c air disebelah
hulu diukur dari sumbu lubang
tersebut dengan tinggi energi
(head) H.
 Pada aliran melalui lubang atau
peluap, tinggi energi bisa konstan
atau berubah karena adanya aliran
keluar.
 Apabila tinggi energi konstan,
maka aliran adalah mantap
Gambar Aliran melalui lubang (a)
(steady), sedangkan jika tinggi
dan peluap (b)
energi berubah maka aliran adalah
tak mantap (unsteady).
1 Koefisien Aliran

 Partikel zat ca ir yang mengalir melalui


lubang berasal dari segala arah.
 Karena zat cair mempunyai kekentalan
maka beberapa partikel yang
mempunyai lintasan membelok akan
mengalami kehilangan tenaga.
 Setelah melewati lubang pancaran air
mengalami kontraksi, yang
ditunjukkan oleh penguncupan
aliran.  Pada aliran zat cair melalui lubang terjadi
 Kontraksi maksimum terjadi pada kehilangan tenaga menyebabkan
suatu tampang sedikit disebelah hilir beberapa parameter aliran akan lebih
kecil dibanding pada aliran zat cair
lubang, dimana panca ran kurang
ideal yang dapat ditunjukkan oleh
lebih horisontal. beberapa koefisien, yaitu koefisien
 Tampang dengan kontraksi maksimum kontraksi, kecepatan, dan debit.
tersebut dikenal dengan vena
Koefisien Aliran 1
Koefisien kontraksi (Cc) Koefisien kontraksi tergantung
adalah perbandingan pada tinggi energi, bentuk dan
antara luas tampang aliran ukuran lubang,
pada vena kontrakta (a c) dan nilai reratanya adalah sekitar
C c = 0,64
dan luas lubang(a)yang
sama dengan tampang
aliran zat c air ideal.

Perbandingan antara kecepatan Nilai koefisien kecepatan


nyata aliran pada vena kontrakta tergantung pada bentuk dari sisi lubang
(a c) dan kecepatan (lubang tajam atau dibulatkan) dan
tinggi energi.
teoritis(V)dikenal dengan koefisien Nilai rerata dari koefisien kecepatan
kecepatan (Cv) adalah Cv = 0,97
Koefisien Aliran Aliran melalui lubang 2
1 a Aliran melalui lubang kecil
Koefisien debit (Cd) adalah
perbandingan antara debit
1
nyata dan debit teoritis :

Gambar Aliran melalui Lubang kec il


Nilai koefisien debit tergantung pada
nilai Koefisien kontraksi (Cc) dan  Pusat lubang terletak pada jarak H dari
koefisien kecepatan (Cv). muka air
Koefisien kontraksi adalah Cd=  Tekanan pada lubang adalah atmosfer
0,62  dianggap zat cair adalah ideal
a Aliran Melalui Lubang Kecil
 Pada zat cair riil, terjadi kehilangan
 persamaan Bernoulli pada permukaan zat tenaga yang disebabkan oleh
cair di kolam dan di lubang, kecepatan kekentalan (adanya vena kontrakta).
zat cair pada titik tersebut dapat sehingga :
dihitung:

 Debit aliran adalah Q = acVc ,


dimana ac adalah luas tampang aliran
di vena kontrakta. Luas penampang
pada titik C adalah lebih kecil dari
 karena kecepatan di titik 1 adalah nol
dan luas lubang.
tekanan di titik 1 dan C adalah  Dengan memperhitungkan koefisien
atmosfer, kontraksi : C c =
maka :
ac / a

atau

ac =
 Koefisien kecepatan diberikan
oleh rumus :

 Debit nyata : Q = 0,00135 m3/det

 Substitusi persamaan (1) ke


dalam persamaan (2) akan
 Koefisien
menghasilkan :
debit : Cd =

(Q / Qt)
= (0,00135 /
0,00217) =
0,622
 Debit
teoritis :  Oleh karena :
Cd = C c x Cv
Maka :
C c = Cd / Cv
= (0,622 /
0,935) = 0,665
Aliran Melalui Lubang Terendam b
 Lubang terendam dimana elevasi
 Apabila permukaan zat cair pada permukaan zat c air disebelah hulu dan
lubang keluar adalah di atas sisi atas hilir terhadap sumbu lubang adalah H1
lubang, maka lubang disebut dan H2.
 Dengan persamaan Bernoulli antara titik
terendam.
1 dan 2 yang berada pada sumbu
lubang, maka :

 Maka :

 Atau:
Gambar Aliran melalui Lubang terendam
Aliran Melalui Lubang b Aliran Melalui Lubang C
Terendam Besar
 Debit nyata aliran
melalui lubang
terendam :

Dengan:
C d = koefisien debit , a = luas
tampang
lubang, H = selisih elevasi muka
air di
hulu dan hilir lubang Gambar a. Aliran melalui Lubang besar
 Koefisien kontraksi dan koefisien
debit lubang terendam dapat
dianggap sama dengan lubang
bebas.
Aliran Melalui Lubang Besar C
 Dari gambar: lubang besar  Apabila elevasi permukaan zat
berbentuk segi empat dengan lebar cair sebelah hilir berada di
b dan tinggi d yang atas sisi atas lubang
melewatkan debit aliran secara maka aliran disebut melalui
bebas ke udara luar (tekanan lubang terendam (gambar a).
atmosfer).
 Elevasi permukaan zat c air di  Rumus debit aliran melalui lubang
dalam kolam adalah konstan besar yang terendam adalah :
sebesar H dari sumbu lubang.
 Distribusi kecepatan pada vena
kontrakta (C C ) adalah sebanding  Apabila elevasi muka air hilir
dengan akar kedalaman pada berada di atas sisi bawah lubang
setiap titik. dan di bawah sisi atas maka aliran
 Kecepatan aliran melalui elemen disebut melalui lubang
tersebut: terendam sebagian (gambar b)
Aliran Melalui Lubang Besar C

 Rumus debit aliran melalui


lubang besar yang
terendam sebagian adalah :

Gambar Aliran melalui lubang terendam


(a) dan terendam sebagian (b)
Waktu Pengosongan Tangki 3
 Kec epatan aliran pada saat tersebut
ada :

 Dan debit aliran


adalah :

 Waktu yang diperlukan untuk


menurunkan
zat c air dari ketinggian H1 menjadi H2
Gambar Lubang di bagian bawah Tangki

Dipandang suatu tangki dengan tampang lintang


seragam A mengalirkan zat cair melalui lubang  Waktu yang diperlukan
dengan luas a yang terletak pada dasarnya untuk mengosongkan tangki
(seperti ditunjukkan dalam gambar di atas). (maka H2 = 0 )
Pada suatu saat permukaan zat cair di dalam
tangki
adalah pada ketinggian h di atas lubang.
Aliran Dari Satu Tangki Ke 4
 Apabila dua buah tangki yang berisi
Tangki Yang Lain
zat cair dihubungkan oleh sebuah lubang,
maka zat cair akan mengalir dari tangki
dengan permukaan zat cair lebih tinggi
menuju tangki dengan permukaan zat cair
lebih rendah.
 Dengan demikian permukaan zat cair di
dalam satu tangki akan turun sedang tangki
yang lain akan naik.
 Gambar disamping menunjukkan:
Luas tampang kedua tangki adalah A1 dan
A2. Lubang antara dua tangki adalah
terendam.
Akan dic ari waktu yang diperlukan oleh Gambar Aliran melalui Lubang di antara dua
perbedaan permukaan zat cair di tangki
kedua tangki dari H1 menjadi H2. Waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan zat
Misalkan pada suatu saat perbedaan cair dari ketinggian H1 menjadi H2 adalah:
elevasi permukaan zat cair di kedua
kolam adalah H maka debit aliran adalah :
 Peluap ini
berfungsi sebagai
alat ukur debit aliran,
dan banyak  Peluap dengan ukuran
digunakan pada
yang besar
jaringan irigasi.
disebut bendung.
 Dalam jaringan

 Peluap biasanya PELUA irigasi yang selain


berfungsi sebagai
terbuat dari plat, pengukur debit,
sedang bendung
terbuat dari beton
P berfungsi untuk
menaikkanelevasi
atau pasangan batu. muka air.
Peluap 5
 Peluap didefinisikan sebagai bukaan
pada salah satu sisi kolam atau tangki,
sehingga zat cair (biasanya air) di
dalam kolam tersebut melimpas di
atas peluap.
 Peluap ini serupa dengan lubang
besar dimana elevasi permukaan zat
c air disebelah hulu lebih rendah dari
sisi atas
(a) (b)
lubang (seperti pada gambar).
 Lapis zat cair yang melimpas di atas
Gambar Peluap ambang tipis (a) dan lebar (b)
ambang peluap disebut dengan
tinggi peluapan. Gambar (a) menunjukkan peluap ambang
 Peluap biasanya digunakan untuk tipis, yang terdiri dari plat tipis dengan
mengukur debit aliran. punc ak tajam. Sedang Gambar (b) adalah
 Di dalam bangunan irigasi peluap peluap ambang lebar, bagian hulu dari
ditempatkan pada saluran irigasi punc aknya bisa berbentuk siku atau
yang berfungsi untuk mengukur dibulatkan.
debit aliran melalui saluran.
 Berdasarkan bentuk puncaknya
peluap bisa berupa peluap ambang tipis
Peluap 5
dan ambang lebar.
 Peluap disebut ambang tipis apabila tebal
peluap t < 0,5 H dan disebut ambang lebar
apabila t > 0,66 H.
 Apabila 0,5 H < t < 0,66 H keadaan aliran
adalah tidak stabil dimana dapat terjadi
kondisi aliran melalui peluap ambang tipis
atau ambang lebar.
 Apabila panjang peluap sama dengan Gambar Peluap tertekan dan kontraksi samping
lebar kolam atau saluran disebut peluap
tertekan.  Berdasarkan elevasi muka air di hilir,
 Peluap tertekan biasanya berbentuk peluap bisa dibedakan menjadi peluap
segi terjunan (sempurna) dan peluap
empat. terendam (tak sempurna).
 Peluap ini tidak mengalami  Peluap disebut terjunan apabila muka
kontraksi samping. air hilir di bawah puncak peluap,
 Apabila panjang peluap tidak sama  sedang peluap terendam apabila muka
dengan lebar kolam atau saluran, air
maka peluapan mengalami kontraksi hilir di atas puncak peluap.
samping. Peluap tipe ini disebut
peluap dengan
Debit Aliran Melalui a
Peluap Segi Empat

Gambar Peluap terjunan (a) dan terendam (b)

 Berdasarkan bentuknya peluap bisa


dibedakan menjadi peluap segi empat,
segi tiga, trapesium. Masing-masing tipe
peluap mempunyai bentuk persamaan
aliran yang berbeda. Gambar Peluap segi empat

 Dalam gambar tersebut H adalah


tinggi peluapan (tinggi air di atas
ambang peluap), b adalah lebar
peluap dan
Cd adalah koefisien debit.
 Dipandang suatu pias horisontal air
Gambar Peluap segi empat (a), segi tiga (b), setebal dh pada kedalaman h dari
dan trapesium (c ) muka air.
Debit Aliran Melalui a  Apabila air yang melalui peluap
Peluap Segi Empat mempunyai kecepatan awal maka dalam
rumus debit tersebut tinggi peluapan harus
 Dengan menggunakan persamaan ditambah dengan tinggi kec epatan ha =
Bernoulli untuk titik 1 dan 2 (pada pias) V2/2g
maka :  Sehingga debit aliran menjadi :

 Apabila disebelah hulu peluap berupa


kolam besar sehingga V1 = 0 dan
tekanan pada pias adalah atmosfer
maka :

 Debit Peluap segi empat (: Gambar Peluap segi empat


dengan kec epatan awal
Debit Aliran Melalui b
Peluap Segitiga
 Dipandang suatu pias setebal dh pada
jarak h dari muka air, Panjang pias
adalah:

 Kecepatan air melalui pias :

Gambar Peluap segitiga


 debit aliran melalui peluap adalah:

 Tinggi peluapan adalah H dan


Sudut peluap segitiga adalah α.
 Dari gambar tersebut lebar muka  Apabila sudut α = 90o, C d = 0,6 dan
air percepatan gravitasi g = 9,81 m/dtk2
adalah : maka debit aliran adalah: (bentuk
rumus lebih sederhana)
Debit Aliran Melalui c
Peluap Trapesium

Gambar Peluap trapesium dengan


:
 Gambar di atas menunjukkan: H : tinggi peluapan
Peluap trapesium merupakan Cd1 : koefisien debit bagian
gabungan dari peluap segiempat dan segiempat
dua peluap segitiga. Cd2 : koefisien debit bagian
 Maka debit aliran melalui peluap tsb segitiga
adalah jumlah dari debit melalui peluap b : lebar bagian
segiempat dan peluap segitiga. α segiempat
: sudut antara sisi
peluap
dengan garis vertikal
Debit Aliran Melalui d
Peluap Ambang Lebar
 Debit aliran
adalah:

Gambar Peluap ambang lebar


 kecepatan aliran adalah:

 Peluap disebut ambang lebar apabila


t > 0,66 H dengan t adalah tebal
peluap  Debit aliran maksimum
dan H adalah tinggi peluapan. adalah:
 Dipandang peluap ambang lebar
(seperti pada gambar) titik A dan B
adalah ujung hulu dan hilir dari peluap.
 Tinggi air di atas peluap pada titik A ata
adlh H sedang pada titik B adalah h dan u
b adalah lebar peluap (panjang
dalam arah melintang saluran).
Debit Aliran Melalui e
Peluap Terendam
 Debit aliran total :
Q = Q1 + Q2

 Debit aliran pada peluapan bebas


Gambar Debit aliran melalui peluap adalah:
terendam
 Bila muka air disebelah hilir peluap berada di
atas puncak peluap, maka peluapan
adalah tidak sempurna, dan peluap
 Debit aliran pada bagian
disebut dengan peluap terendam.
peluapan terendam adalah :
 tinggi muka air disebelah hulu peluap adlh
H1 sedang H2 adalah tinggi muka air
disebelah hilir peluap.
 Debit aliran adalah jumlah aliran melalui  Sehingga :
tinggi peluapan bebas sebesar (H1 –
H2) dan bagian aliran yang terendam
dengan tinggi peluapan H2.
Contoh Soal PENYELESAIAN:
Luas lubang : a = ¼ π (d)2
a = ¼ π (0,05)2
= 0,0019635 m2
Debit teoritis :
Air mengalir melalui Qt = a √ V = a √ 2gH
lubang dengan = 0,0019635 x √ 2 x 9,8 x 10
diameter 5 c m dan = 0,0275 m3/det = 27,5 l/det
tinggi energi 10 m. Debit nyata :
Hitung debit nyata Q = Cd Qt = 0,6 x 27,5 = 16,5
l/dtk
dan kecepatan nyata
pada vena kontrakta Kecepatan teoritis :
apabila C d = 0,6 dan Vt = √ 2gH = √ 2 x 9,81 x 10
Cv = 0,9. START = 14,0 m/dtk

Kec epatan nyata :


V = Cv Vt = 0,9 x 14,0 = 12,6
m/dtk
Thank You

Anda mungkin juga menyukai