Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

Percobaan 2.3
O R I F I C E
A. Teori Percobaan
Sebuah orifice yang dipasang pada sebuah dinding tangki seperti pada gambar
dibawah ini dengan luas penampang A0. Tinggi fluida H diukur di atas sumbu
orifice. Fluida dialirkan melalui lubang orifice dan menghasilkan pancaran (jet)
fluida.

C
zA
y0
P
zC x0

Datum

Titik A diatas permukaan air mempunyai tekanan pA yang sama dengan tekanan
atmosfir sedangkan kecepatan VA dianggap sama dengan nol (karena head-nya
tetap). Pada titik C kecepatan air VC dan tekanannya juga sama dengan tekanan
atmosfir, jadi pA = pC .
Dengan menerapkan persamaan Bernoulli antara titik A dan C, maka:

p A VA 2 p C VC 2
zA    zC   (2.9)
 2g  2g
Jika zA – zC = H ; VA = 0 ; VC = Vt ; dan pA = pC maka kecepatan teoritis:

Vt  2  g  H (2.10)

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

Debit teoritis sama dengan hasil kali antara luas penampang lubang orifice (A0)
dan kecepatan teoritis:

Q t  A 0  Vt  A 0 2  g  H (2.11)

Jadi kecepatan teoritis yang keluar dari orifice hanyalah merupakan fungsi dari
tekanan air di dalam tangki dan debit teoritis adalah fungsi dari diameter orifice
dan tinggi tekanan air di dalam tangki. Jika kita memperhatikan gerakan partikel
air dari titik C (titik vena contracta) ke titik P, maka kecepatan aktual dapat
diperoleh dari analisa gerakan fluida tersebut, dimana gerakan mendatar adalah
gerak lurus beraturan (kecepatan konstan), sedangkan gerakan dalam arah vertikal
adalah gerak berubah beraturan dengan kecepatan awal 0 dan percepatannya sama
dengan percepatan gravitasi (g).
Kecepatan aliran dalam arah horizontal:
x0
Vx 0  (2.12)
t
Kecepatan aliran dalam arah vertical:
gt y 0
Vy0   (2.13)
2 t
gt 2
Persamaan (2.13) di atas dapat disederhanakan menjadi y 0 
2
2y 0
atau t (2.14)
g
Dengan mengkombinasikan kedua persamaan di atas, diperoleh kecepatan actual
sebagai berikut :
x0
Va  (2.15)
2y 0 / g

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

Persamaan (2.15) ini adalah persamaan parabola dan dapat dimaklumi bahwa
pancaran juga adalah parabola (lihat gambar). Sedangkan debit aktualnya
diperoleh dengan mengukur aliran yang keluar dari orifice pada selang waktu (t)
tertentu:
Qa = V / t (m3/dtk ) (2.16)

Koefisien kecepatan (Cv)


Perbandingan antara kecepatan pancaran aktual dengan kecepatan teoritis disebut
koefisien kecepatan,
Va
Cv  (2.17)
Vt
dengan Va = kecepatan pancaran actual dan Vt = kecepatan teoritis
Koefisien kecepatan ini juga dipengaruhi oleh gesekan dan bentuk tepi dari
orifice. Nilai Cv bertambah jika tekanan bertambah. Nilai Cv berkisar 0,95 –
0,99.

Koefisien pengaliran (Cd)


Koefisien pengaliran atau biasa juga disebut koefisien debit (Cd) adalah
perbandingan antara debit actual dengan debit teoritis.
Qa
Cd  (2.18)
Qt

Koefisien kontraksi (Cc)


Koefisien kontraksi adalah perbandingan antara luas penampang aliran pada vena
contracta dengan luas lubang orifice.
A
Cc  (2.19)
A0
dengan A adalah luas aliran pada vena kontrakta dan A0 adalah luas orifice.

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

Nilai koefisien kontrasi tergantung pada fakor-faktor ukuran dan bentuk orifice,
tinggi tekanan, viskoitas fluida, dan lain-lain. Untuk mengukur luas pancaran
pada vena kontrakta agak sulit dilakukan dalam praktek. Hal ini bisa diperoleh
dari hubungan antara Cd dan Cv, sebagai berikut:
Cd  C v  Cc

Cd
atau Cc  (2.20)
Cv

B. Maksud dan Tujuan Percobaan


 Mengamati hubungan antara tinggi tekanan H dan kecepatan aliran melalui
orifice.
 Menentukan koefisien pengaliran melalui orifice dan membandingkannya
dengan teori.

C. Alat dan Bahan yang Digunakan


 Tabung orifice, dilengkapi dengan kran suplai dan lubang peluap
 Hydraulic Bench.
 Manometer untuk mengukur tinggi permukaan air dalam tangki.
 Landasan untuk mengukur jarak pancaran air beserta point gauge.
 Stop watch.
 Gelas ukur.
 Waterpas

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

D. Prosedur Percobaan
1. Catat diameter orifice.
2. Hubungkan pipa over flow dengan selang hydrolic bench.
3. Naikkan pipa over flow dan buka katup suplai agar air mengalir mengisi
tangki tekanan.
4. Atur katup hingga air mengalir keluar melalui pipa over flow agar diperoleh
head yang diinginkan.
5. Catat tinggi permukaan air (head) yang terbaca pada skala.
6. Taksir posisi vena kontrakta secara visual dan catat jarak x dari orifice.
7. Atur setiap jarum untuk menentukan lintasan pancaran dan tandai bagian atas
jarum pada kertas skala yang terpasang. Ukur dan catat jarak vertical lintasan
pancaran (y) dari sumbu orifice.
8. Ulangi untuk head yang berbeda sesuai petunjuk asisten.

E. Analisa Data, Pembahasan dan Kesimpulan


1. Analisa Data
a. Menentukan koefisien pengaliran:
 Hitung debit aktual (Qa):
V
Qa  V = volume aliran rata-rata
t
t = waktu pengaliran rata-rata
x0
 Hitung kecepatan aktual: va 
2y 0 g

 Hitung kecepatan teoritis: vt  2  g  H ;


H = tinggi muka air di atas lubang
1
 Hitung luas penampang lubang orifice (A0): A 0     D2
4
 Hitung debit teoritis (Qt): Qt  A0  vt

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

Qa
 Koefisien lubang (Cd): Cd 
Qt

va
 Hitung koefisien kecepatan (Cv): Cv 
vt

Cd
 Hitung koefisien kontraksi (Cc): Cc 
Cv
b. Hitung bilangan Reynolds (Re) sebagai berikut:
 Hitung luas penampang aliran sebenarnya (A): A  Cc  A 0

 Hitung diameter aliran sebenarnya: D  4A 

va  D
 Hitung bilangan Reynolds (Re): Re 

c. Gambarkan hubungan antara tinggi tekanan H dan va, H dan Cd, serta Cd
dan Re

2. Pembahasan
a. Diskusikan bagaimana hubungan antara tinggi tekanan dan kecepatan
aliran
b. Diskusikan hubungan antara tinggi tekanan dan koefisien pengaliran, serta
antara koefisien pengaliran dan bilangan Reynolds.

3. Kesimpulan
Tuliskan kesimpulan berdasarkan hasil pembahasan pada point 2 di atas.

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

A. Data Pengamatan
H V t y (mm)
No
(mm) (ml) (detik) X₁ = 50 X₂ = 100 X₃ = 150 X₄ = 200 X₅ = 250 X₆ = 300 X₇ = 350
1 340 300 32.34 14 27 44 62 87 120 148
2 360 300 31.98 14 27 44 62 86 112 142
3 370 300 29.29 14 24 42 59 82 107 135

D = 13,8 mm
T = 28 °C
v = 0,00812 cm²/det

B. Analisa Data
Untuk data I
 Menghitung Debit Aktual (Qa)
𝐕
𝐐𝐚 =
𝐭
300
Qa =
32,34
Qa = 9,30 cm3/dtk

 Menghitung Kecepatan Aktual (Va)


𝐱𝟎
𝐕𝐚 =
𝟐𝐲
√ 𝟎
𝐠
𝟏𝟒
𝐕𝐚 =
√𝟐 × 𝟎. 𝟏𝟒
𝟗𝟖𝟏
𝐕𝐚 = 𝟐𝟔𝟐, 𝟎𝟓 𝐜𝐦/𝐝𝐭𝐤

 Menghitung Kecepatan Teoritis (Qt)


𝐕𝐭 = √𝟐𝐠𝐇

𝐕𝐭 = √𝟐 × 𝟗𝟖𝟏 × 𝟑𝟒

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

𝐕𝐭 = 𝟐𝟓𝟖, 𝟐𝟕𝟗 𝐜𝐦/𝐝𝐭𝐤

 Menghitung Luas Penampang Lubang Orifice (Ao)


𝟏
𝐀𝐨 = 𝛑𝐃²
𝟒
𝐀𝐨 = 𝟎. 𝟐𝟓 × 𝟑. 𝟏𝟒 × 𝟏. 𝟑𝟖²
𝐀𝐨 = 𝟏, 𝟒𝟗𝟔 𝐜𝐦²

 Menghitung Debit Teoritis


𝐐𝐭 = 𝐀𝐨 × 𝐕𝐭
𝐐𝐭 = 𝟏. 𝟒𝟗𝟔 × 𝟐𝟓𝟖. 𝟐𝟕𝟗
𝐐𝐭 = 𝟑𝟖𝟔, 𝟑𝟗𝟎 𝐜𝐦³, 𝐝𝐭𝐤

 Menghitung koefisien lubang (Cd)


𝐐𝐚
𝐂𝐝 =
𝐐𝐭
𝟗, 𝟑𝟎
𝐂𝐝 =
𝟑𝟖𝟔, 𝟑𝟗𝟎
Cd = 0.024

 Menghitung koefisien kecepatan (Cv)


Cv = Va/Vt
Cv = 559,209/258,279
Cv = 2,165

 Koefisien kontraksi (Cc)


Cc = Cd/Cv
Cc = 0,024/2,165
Cc = 0,011

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

 Luas penampang aliran sebenarnya (A)


A = Cc x Ao
A = 0,011 x 1,496 = 0,0165 cm2

 Diameter aliran (D)


𝑫 = √𝟒𝑨/𝝅
𝟎,𝟎𝟏𝟔𝟓
D = √𝟒 × 𝟑,𝟏𝟒

D = 0,145

 Bilangan Reynolds (Re)


𝑽𝒂 × 𝑫
𝑹𝒆 =
𝐯
𝟓𝟓𝟗, 𝟐𝟎𝟗 × 𝟎, 𝟏𝟒𝟓
𝑹𝒆 =
𝟎. 𝟎𝟎𝟖𝟏𝟐
Re = 10007

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

Untuk hasil perhitungan dari data-data yang lainnya, dapat dilihat pada tabel hasil perhitungan

H V t Qa X Y Va Var Vt A0 Qt
No Cd Cv Cc A D Re
3
(cm) (cm³) (det) (cm /det) (cm) (cm) (cm/det) (cm/det) (cm/det) (cm²) (cm3/det)
14 1.40 262.050
27 2.70 363.916
44 4.40 464.564
1 34 300 32.34 9.276 62 6.20 551.462 559.209 258.279 1.496 386.466 0.024 2.165 0.0111 0.0166 0.145 10000
87 8.70 653.250
120 12.00 767.203
148 14.80 852.021
14 1.40 262.050
27 2.70 363.916
44 4.40 464.564
2 36 300 31.98 9.381 62 6.20 551.462 552.462 265.767 1.496 397.671 0.024 2.079 0.0113 0.0170 0.147 10002
86 8.60 649.484
112 11.20 741.188
142 14.20 834.572
14 1.40 262.050
24 2.40 343.103
42 4.20 453.883
3 37 300 29.29 10.242 59 5.90 537.954 538.484 269.433 1.496 403.156 0.025 1.999 0.0127 0.0190 0.156 10318
82 8.20 634.200
107 10.70 724.455
135 13.50 813.741

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

C. Grafik

Grafik hubungan antara tinggi tekanan (H) dengan kecepatan aliran (𝐕𝐚 ).

H vs Va
37.50
37.00
36.50
36.00
H (cm)

35.50
Va vs H
35.00
y = -0.1337x + 109.22
34.50 Linear (Va vs H)
R² = 0.8562
34.00
33.50
535.00 540.00 545.00 550.00 555.00 560.00 565.00
Va (cm/det)

Grafik hubungan antara tinggi tekanan (H) dengan koefisien pengaliran (𝐂𝐝 ).

H vs Cd
37.50
37.00 y = 955.85x + 12.408
36.50 R² = 0.3547
36.00
35.50
H

Cd vs H
35.00
34.50 Linear (Cd vs H)
34.00
33.50
0.0230 0.0235 0.0240 0.0245 0.0250 0.0255
Cd

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

Grafik hubungan antara koefisien pengaliran (𝐂𝐝 ) dengan bilangan Reynolds (Re).

Cd vs Re
10350
10300 y = 186321x + 5575.2
10250 R² = 0.9581
10200 Cd vs Re
Re

10150
10100 Linear (Cd vs Re)
10050
10000
9950
0.0230 0.0235 0.0240 0.0245 0.0250 0.0255
Cd

D. Pembahasan
 Pada grafik hubungan antara tinggi tekanan (H) dengan kecepatan aliran (Va)
diketahui hubungan keduanya berbanding terbalik, dimana semakin besar nilai
tinggi tekanan (H) yang diberikan maka nilai kecepatan aliran (Va) yang
dihasilkan semakin kecil, begitupun sebaliknya. Berdasarkan perhitungan
pada saat H=34 cm maka Va=559,209 cm/det; saat H=36 cm maka
Va=552,462; dan saat H=37 cm maka Va=538,484 cm/det.
 Pada grafik hubungan antara tinggi tekanan (H) dengan koefisien pengaliran
(𝐂𝐝 ) tampak bahwa hubungan keduanya berbanding lurus. Namun pada
hakikatnya hubungan keduanya adalah berbanding terbalik, dimana Cd
merupakan perbandingan antara Qa dengan Qt sedangkan nilai Qt sebanding
dengan nilai H. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hubungan tinggi tekanan (H)
dengan (Cd) berbanding terbalik.
 Pada grafik hubungan antara koefisien pengaliran (𝐂𝐝 ) dengan bilangan
Reynolds (Re) diketahui hubungan keduanya berbanding lurus, dimana pada
saat nilai 𝑪𝒅 meningkat dari 0,0240 - 0,0254 maka nilai Re juga meningkat
dari 10007 – 10318.

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

E. Kesimpulan dan Saran


 Kesimpulan
 Kecepatan aktual (Va) berbanding terbalik dengan tinggi tekanan (H).
 Tinggi tekanan (H) berbanding lurus dengan koefisien pengaliran (Cd).
 Hubungan antara koefisien pengaliran (Cd) dengan bilangan Reynolds (Re)
adalah berbanding lurus.

 Saran
 Sebaiknya perlu dilakukan penambahan alat guna menunjang kelancaran
praktikum.
 Perhatikan dan lakukan praktikum sesuai prosedur / arahan asisten agar tidak
terjadi kekeliruan pada saat pengambilan data.
 Peletakkan setiap jarum untuk menentukan lintasan pancaran, perlu
diperhatikan agar didapatkan secara tepat data pada pembacaan manometer.

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

F. Daftar Pustaka
1. Streeter V.L. & Wylie E.B. 1996. Mekanika Fluida, Edisi Delapan, Jilid 1.
Penerbit Erlangga, Jakarta.

2. Tim pengelola Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika. 2006 . Buku


penuntun praktikum. Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika.
Makassar.

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

G. Gambar Alat

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP
Laporan Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika-Kelompok VI

Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika – Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UKIP

Anda mungkin juga menyukai