REKAYASA IRIGASI
Disusun Oleh :
Teknik Sipil 3C
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan “TUGAS BESAR IRIGASI”
ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dengan penyusunan Tugas ini, banyak pihak yang telah memberikan dukungan dan
bantuan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis banyak mengucapkan terima kasih terhadap:
1. Ibu Dr. Sri Suciati, M.Hum, selaku Rektor Universitas PGRI Semarang.
2. Bapak Dr. Ikhwanudin,S.T,M.T, selaku Ketua Prodi Teknik Sipil.
3. Bapak Dr. Ikhwanudin,S.T,M.T, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Irigasi
Universitas PGRI Semarang.
4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
penulis dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan dan penyusunan tugas ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran penulis
harapkan demi kesempurnaan tugas ini. Akhir kata besar harapan penulis agar tugas ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis serta bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................. 2
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN .......................................................................................... 2
1.4 MANFAAT .................................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................................ 3
LANDASAN TEORI ................................................................................................................ 3
2.1 PENGERTIAN IRIGASI ............................................................................................. 3
2.2 BANGUNAN IRIGASI ............................................................................................... 7
BAB III .................................................................................................................................... 11
ANALISA PERHITUNGAN ................................................................................................. 11
3.1 PERENCANAAN SALURAN PRIMER, SEKUNDER, TERSIER ........................ 12
BAB IV.....................................................................................................................................23
PENUTUP................................................................................................................................23
KESIMPULAN........................................................................................................................23
SARAN.....................................................................................................................................23
LEMBAR ASISTENSI ........................................................................................................... 25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sungai sehingga mematikan beberapa sarana dan prasarana yang penting bagi
kehidupan manusia.
1.3.2 Tujuan pembuatan suatu bangunan air di sungai adalah sebagai upaya manusia
untuk meningkatkan faktor yang menguntungkan dan memperkecil atau
menghilangkan faktor yang merugikan dari suatu sumber daya air terhadap
kehidupan manusia
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari perencanaan suatu sitem jaringan irigasi sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat dari suatu bangunan air di sungai adalah untuk membantu manusia
dalam kelangsungan hidupnya, dalam upaya penyediaan makanan nabati dan
memperbesar rasa aman dan kenyamanan hidup manusia terutama yang hidup
di lembah dan di tepi sungai.
1.4.2 Adapun manfaat suatu sistem irigasi adalah :
1.4.2.1 Untuk membasahi tanah, yaitu membantu pembasahan tanah pada
daerah yang curah hujannya kurang atua tidak menentu.
1.4.2.2 Untuk mengatur pembasahan tanah, yang dimaksudkan agar daerah
pertanain dapat di airi sepanajng waktu, baik pada musim kemarau
mupun pada musim penghujan.
1.4.2.3 Untuk menyuburkan tanah, yaitu dengan mengalirkan air yang
mengandung lumpur pada daerah pertanian sehingga tanah dapat
menerima unsur-unrur penyubur.
1.4.2.4 Untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah (rawa)
dengan endapan lumpur yang dikandung oleh air irigasi.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PENGERTIAN IRIGASI
Bangunan dan saluran irigasi sudah dikenal orang sejak zaman sebelum
Masehi. Hal ini dapat dibuktikan oleh peninggalan sejarah, baik sejarah nasional
maupun sejarah dunia.Keberadaan bangunan tersebut disebabkan oleh adanya
kenyataan bahwa sumber makanan nabati yang disediakan oleh alam sudah tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Segi teknis dari persoalan pertanian
ini menimbulkan permasalahan dari yang paling sederhana sampai yang paling sulit.
Air tunduk pada hukum gravitasi, sehingga air dapat mengalir melalui saluran-saluran
secara alamiah ke tempat yang lebih rendah.
Untuk keperluan air irigasi, dengan cara yang paling sederhanapun telah dapat
dicapai hasil yang cukup memadai. Kemajuan ilmu dan teknologi senantiasa
memperluas batas-batas yang dapat dicapai dalam bidang keirigasian.Manusia
mengembangkan ilmu alam, ilmu fisika dan juga hidrolika yang meliputi statika dan
dinamika benda cair. Semua ini membuat pengetahaun tentang irigasi bertambah
lengkap.
2.1.1 Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi adalah satu kesatuan bangunan dan saluran yang
dipergunakan untuk mengatur jalannya air irigasi, dimulai dari penyediaan,
pengambilan, pembagian, pemberian dan pemanfaatannya. Secara umum
saluran atau jaringan irigasi di bagi jadi jaringan utama dan tersier.
Jaringan irigasi utama :
2.1.1.1 Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke
petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada
bangunan bagi yang terakhir.
2.1.1.2 Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak
tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran
ini adalah pada bangunan sadap terakhir.
2.1.1.3 Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan
sumber yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan
irigasi primer.
2.1.1.4 Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak
tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya. Saluran ini
termasuk dalam wewenang dinas irigasi dan oleh sebab itu
pemeliharaannya menjadi tanggung jawabnya.
2.1.2 Tujuan Irigasi
Dalam tujuan irigasi dibahas : tujuan irigasi secara langsung dan secara tidak
langsung.
2.1.2.1 Tujuan irigasi secara langsung
Tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah, agar dicapai
suatu kondisi tanah yang baik untuk pertmbuhan tanaman dalam
3
hubungannya dengan prosentase kandungan air dan udara diantara
butir-butir tanah. Pemberian air dapat juga mempunyai tujuan sebagai
pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan tanah.
2.1.2.2 Tujuan irigasi secara tidak langsung
Tujuan irigasi secara tidak langsung adalah pemberian air yang dapat
menunjang usaha pertanian melalui berbagai cara antara lain :
2.1.2.2.1 Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah
terlalu tinggi dan tidaksesuai untuk pertumbuhan tanaman
maka suhu tanah dapat disesuaikan dengan caramengalirkan
air yang bertujuan merendahkan suhu tanah.
2.1.2.2.2 Membersihkan tanah, dilakukan pada tanah yang tidak subur
akibat adanya unsur unsur racun dalam tanah. Salah satu
usaha misalnya penggenangan air di sawah untuk
melarutkan unsur-unsur berbahaya tersebut kemudian air
genangan dialirkan ketempat pembuangan.
2.1.2.2.3 Memberantas hama, sebagai contoh dengan penggenangan
maka Jiang tikus bisa direndam dan tikus keluar, lebih
mudah dibunuh
2.1.3 Klasifikasi Jaringan Irigasi
4
Gambar 2.1 memberikan ilustrasi jaringan irigasi sederhana.
5
2.1.3.3 Jaringan irigasi teknis.
Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen.
Bangunan sadap serta bangunan bagi mampu mengatur dan
mengukur. Disamping itu terdapat pemisahan antara saluran
pemberi dan pembuang. Pengaturan dan pengukuran dilakukan dari
bangunan penyadap sampai ke petak tersier. Untuk memudahkan
sistem pelayanan irigasi kepada lahan pertanian, disusun suatu
organisasi petak yang terdiri dari petak primer, petak sekunder,
petak tersier, petak kuarter dan petak sawah sebagai satuan terkecil.
6
2.1.5 Petak Sekunder
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya
dilayani olehsatu saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air
dari bangunan bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder. Batas-
batas petak sekunder pada urnumnya berupa tanda topografi yang jelas
misalnya saluran drainase. Luas petak sukunder dapat berbeda-beda
tergantung pada kondisi topografi daerah yang bersangkutan. Saluran
sekunder pada umumnya terletak pada punggung mengairi daerah di sisi
kanan dan kiri saluran tersebut sampai saluran drainase yang membatasinya.
Saluran sekunder juga dapat direncanakan sebagai saluran garis tinggi yang
mengairi lereng lereng medan yang lebih rendah.
2.1.6 Petak Primer
Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil
langsung air dari saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran
primer yang mengambil air langsung dari bangunan penyadap. Daerah di
sepanjang saluran primer sering tidak dapat dilayani dengan mudah dengan
cara menyadap air dari saluran sekunder. Apabila saluran primer melewati
sepanjang garis tinggi daerah saluran primer yang berdekatan harus dilayani
langsung dari saluran primer.
7
energi, bangunan pengambilan, bangunan pembilas , kantong
lumpur dan tanggul banjir.
2.2.1.2 Pengambilan bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai
menyadap air sungai untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani.
Perbedaan dengan bendung adalah pada bangunan pengambilan
bebas tidak dilakukan pengaturan tinggi muka air di sungai. Untuk
dapat mengalirkan air secara, gravitasi muka air di sungai harus
lebih tinggi dari daerah irigasi yang dilayani.
2.2.1.3 Pengambilan dari waduk
Salah satu fungsi waduk adalah menampung air pada saat terjadi
kelebihan air dan mengalirkannya pada saat diperlukan. Dilihat dari
kegunaannya, waduk dapat bersifat eka guna dan multi guna. Pada
urnumnya waduk dibangun memiliki banyak kegunaan seperti
untuk irigasi, pernbangkit listrik, peredam banjir, pariwisata, dan
perikanan. Apabila salah satu kegunaanwaduk untuk irigasi, maka
pada bangunan outlet dilengkapi dengan bangunan sadap untuk
irigasi. Alokasi pernberian air sebagai fungsi luas daerah irigasi
yang dilayani serta karakteristik waduk.
2.2.1.4 Stasiun Pompa
Bangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilihan
apabilaupaya-upaya penyadapan air secara gravitasi tidak
memungkinkan untuk dilakukan, baik dari segi teknik maupun
ekonomis. Salah satu karakteristik pengambilan irigasi dengan
pompa adalah investasi awal yang tidak begitu besar namun biaya
operasi dan eksploitasi yang sangat besar.
8
2.2.2.3 Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari
saluran sekunder menuju petak-petak kuarter yang dilayani oleh
saluran sekunder tersebut. batas akhir dari saluran sekunder adalah
bangunan boks tersier terkahir.
2.2.2.4 Saluran kuarter mernbawa air dari bangunan yang menyadap dari
boks tersier menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran
sekunder tersebut. batas akhir dari saluran sekunder adalah
bangunan boks kuarter terkahir
9
bengunan pelimpah. Terdapatbeberapa jenis saluran pembuang, yaitu
saluran pembuang kuerter, saluran pernbuang tersier, saluran pernbuang
sekunder dan saluran pernbuang primer. Jaringan pembuang tersier
dimaksudkan untuk :
10
BAB III
ANALISA PERHITUNGAN
Rencanakan suatu sistem irigasi sesuai kriteria perencanaan diatas dan buat skema
petak tersier dan ketentuan lain yang belum ada agar diambil sendiri dari referensi yang
digunakan.
11
3.1 PERENCANAAN SALURAN PRIMER, SEKUNDER, TERSIER
3.1.1 Saluran Primer
Q = Do . a . eff
Q = 40 . 1,1 . 0,80
Q = 35,2 l/det
Q = 0,0352 m3/det
𝑄
𝐴=𝑉
0,0352
𝐴= 0,75
A = 0,0469 m2
12
m = b : h = 1 : 2 m = 0,5
b : h = 1 : 2 2b = h
A =(b+mh).h
0,0469 = (h + 0,5h) h
0,0469 = ℎ2 + 0,5 ℎ2
0,0469 = 1,5 ℎ2
h = 0,177 m
Sehingga (tinggi muka air ) h = 0,177 m
Lebar Saluran :
Kemiringan talud = 1 : 2 → (vertical : horizontal )
Dimana b:h = 1:2
b = 2.h
b = 2. 0,177
b = 0,354 m
13
R = jari – jari hidrolis
2 1
𝑉 = 𝐾 . 𝑅3 . 𝐼2
𝑉
𝐼= ( 2 )2
𝐾𝐴 𝑥 𝑅 ⁄3
0,75 2
𝐼= ( 2 )
55 𝑥 0,059 ⁄3
𝐼 = 0,00868
14
3.1.2 Saluran Sekunder
Diketahui : a = 1,1 l/det/Ha
V sekunder = 0,65 m/det
KA = 55
Luas Petak (Do) = 80 Ha (diambil 30 Ha)
Kemiringan talud =1:2
Efisiensi sekunder = 70 %
Q = Do x a x eff
Q = 40 x 1,1 x 0,80
Q = 23,1 1/det
Q = 0,0231 m3/det
15
A=(b+mh).h
0,0355 = ( h + 0,5 h )h
0,0355 = (ℎ2 + 0,5 h2)
0,0355 = 1,5 ℎ2
h = 0,154 m
Lebar Saluran :
Kemiringan talud =1:2
Dimana b:h =1:2
b =2h
b = 2 . (0,154)
b = 0,308 m
Keterangan :
b = lebar dasar saluran ( m )
m = kemiringan talud
m = 1/2 = 0,5
P = b + 2h √( 1 + m² )
P = 0,308 + 2(0,154) √( 1 + 0,5² )
P = 0,688 m
16
2 1
𝑉 = 𝐾 . 𝑅3 . 𝐼2
𝑉
𝐼= ( 2 )2
𝐾𝐴 𝑥 𝑅 ⁄3
0,65 2
𝐼= ( 2 )
55 𝑥 0,0652 ⁄3
𝐼 = 0,00868
17
3.1.3 Saluran Tersier
Q = Do . a . eff
Q = 40 x 1,1 x 0,8
Q = 6,6 l/det
Q = 0,0066 m3/det
18
m = b/h =1/2 = 0,5
A=(b+mh).h
0,0165 = ( h + 0,5 h )h
0,0165 = (ℎ2 + 0,5 h2)
0,0165 = 1,5 ℎ2
h = 0,105 m
Lebar Saluran :
Kemiringan talud = 1 : 2
Dimana b : h = 1 :2
b =2h
b = 2 . 0,105
b = 0,210 m
keterangan :
b = lebar dasar saluran (m)
m = kemiringan talud
m = 1/2 = 0,5
P = b + 2h √( 1 + m² )
P = 0,21 + 2(0,105 ) √( 1 + 0,5² )
P = 0,469 m
19
2 1
𝑉 = 𝐾 . 𝑅3 . 𝐼2
𝑉
𝐼= ( 2 )2
𝐾𝐴 𝑥 𝑅 ⁄3
0,40 2
𝐼= ( 2 )
55 𝑥 0,035 ⁄3
𝐼 = 0,00868
20
Skema Saluran Irigasi
21
Layout Jaringan Irigasi
22
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari seluruh proses pembahasan studi, dapat kita simpulkan bahwa kita
dapat merencanakan sebuah saluran primer, sekunder dan tersier.
Penghitungan debit air pada pengukuran dengan metode sederhana
menunjukkan setiap detiknya irigasi primer, sekunder dan tersier. Hasil
perhitungan analisis dan alat biasanya akan mengalami perbedaan. Perbedaan
debit ini terjadi dimungkinkan karena ketidaksesuaian prosedur pengukuran
atau alat yang digunakan.
Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Chow, V. T., Maidment, D. R., & Mays, L. W. (1988). Applied Hydrology. New York:
McGraw-Hill.
Keller, A., & Bliesner, R. D. (1990). Sprinkle and Trickle Irrigation. Berlin: Springer.
Merriam, J. L., & Keller, J. (1978). Farm Irrigation System Evaluation: A Guide for
Management. Logan: Utah State University.
World Bank. (2005). Irrigation and Water Resources Management in the World: A Global
Status Report. Washington, DC: The World Bank.
24
LEMBAR ASISTENSI
TUGAS BESAR
REKAYASA IRIGASI
FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
2023
Nama : Kelompok 3
Kelas : 3C – Teknik Sipil
Mata Kuliah : Rekayasa Irigasi
Dosen Pengampu : Dr. Ikhwanudin, S.T., M.T.
25