Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR

METEOROLOGIS UNTUK KEBUTUHAN HIDUP LAYAK DI


KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi

Oleh:

INDAFIK RYAN SANJAYA


E 100 160 057

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020

1
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR


METEOROLOGIS UNTUK KEBUTUHAN HIDUP LAYAK DI
KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

INDAFIK RYAN SANJAYA


E100160057

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Drs. Yuli Priyana, M. Si

i
2
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR


METEOROLOGIS UNTUK KEBUTUHAN HIDUP LAYAK DI
KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI

OLEH
INDAFIK RYAN SANJAYA
E100160057

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Rabu, 2 Desember 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:
1. Drs. Yuli Priyana, M.Si. (……..………...)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Drs. Munawar Cholil, M.Si. (…………….…)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. M. Iqbal Taufiqurrahman Sunariya , M.Sc. M.URP (……………….)
(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Drs, Yuli Priyana, M.Si.

3
ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 19 November 2020

Penulis

INDAFIK RYAN SANJAYA


E100160057

iii 4
ANALISIS DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR METEOROLOGIS
UNTUK KEBUTUHAN HIDUP LAYAK DI KECAMATAN GIRIMARTO
KABUPATEN WONOGIRI

Abstrak
Meningkatnya jumlah penduduk per tahun di Kecamatan Girimarto Kabupaten
Wonogiri menjadi penyebab meningkatnya jumlah kebutuhan air. Sedangkan
tingkat ketersediaan air cenderung tidak bertambah, hal tersebut dapat
mengganggu status daya dukung air untuk hidup layak. dengan menganalisis daya
dukung sumber daya air di Kecamatan Girimarto dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengoptimalkan ketersediaan air yang ada guna mencukupi
kebutuhan air untuk hidup layak di wilayah tersebut. Langkah pertama yaitu
menghitung jumlah penduduk untuk mengetahui jumlah kebutuhan air yang harus
tercukupi. Kemudian langkah kedua menghitung jumlah ketersediaan air yang
ada. Dengan mengetahui jumlah kebutuhan air dan tingkat ketersedian air yang
ada dapat dijadikan sebagai pembanding untuk mengetahui status daya dukung
sumber daya air di Kecamatan Girimarto. Populasi dalam penelitian ini adalah
penduduk dan sumber daya air meteorologis. Penelitian ini data yang digunakan
berupa data sekunder dan menggunakan metode analisis deskriptif dan keruangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status daya dukung sumber daya air di
Kecamatan Girimarto berstatus surplus. Dikarenakan hasil perbandingan antara
jumlah kebutuhan air sebesar 61.400.000 m 3/kapita/tahun lebih rendah
dibandingkan ketersediaan air sebesar 62.950.337,62 m³/tahun.
Kata kunci: Kecamatan Girimarto, daya dukung air, ketersediaan air, kebutuhan
air.

Abstract
The increasing number of population per year in Girimarto Subdistrict, Wonogiri
Regency is the cause of the increasing amount of water demand. Meanwhile, the
level of water availability tends not to increase, it can disrupt the status of the
water carrying capacity for proper living. By analyzing the carrying capacity of
water resources in Girimarto District, it can be used as a consideration for
optimizing the available water availability to meet the water needs for a proper
life in the region. The first step is to calculate the population to find out the
amount of water that must be fulfilled. Then the second step calculates the amount
of available water. By knowing the amount of water demand and the level of
available water, it can be used as a comparison to determine the status of the water
resources carrying capacity in Girimarto District. The population in this study
were residents and meteorological water resources. This research uses secondary
data and uses descriptive and spatial analysis methods. The results showed that
the status of the carrying capacity of water resources in Girimarto District was in a
surplus status. This is due to the comparison between the amount of water demand
of 61,400,000 m3 /capita / year which is lower than the availability of water of
62,950,337.62 m3 /year.
Keywords: Girimarto District, water carrying capacity, water availability, water
needs.

1
1. PENDAHULUAN
Pengelolaan sumber daya air di Indonesia diatur dalam undang-undang nomor 7
Tahun 2004 yang berisi tentang sumber daya air UU yang merupakan revisi
terhadap (UU Nomor. 11 tahun 1974) tentang pengairan. Pemanfaatan sumber
daya air dapat dilakukan hampir pada semua lini kehidupan manusia baik untuk
keperluan hidup sehari-hari maupun untuk usaha yang menggunakan bahan dasar
air atau sebagai penunjang hidup layak. Semua mahluk hidup dibumi
membutuhkan air untuk kelangsungan hidup, baik untuk keperluan sendiri
maupun kelompok. Hampir semua sektor menggunakan air untuk memenuhi
kebutuhan, baik sektor perikanan, sektor perkebunan, dan sektor lainnya.
Kebutuhan akan sumber daya air mencerminkan kebutuhan hidup layak
penduduk di suatu wilayah. Sedangkan, ketersediaan air disuatu wilayah
dipengaruhi beberapa faktor diantaranya iklim dan kondisi geografis wilayah.
Setiap tahunnya penduduk Kecamatan Girimarto meningkat, maka kebutuhan air
untuk hidup layak semakin bertambah. Terkait masalah tersebut perlu adanya
pengendalian antara ketersediaan dan kebutuhan air supaya dapat mencukupi
kehidupan sehari-hari serta mencegah terjadinya kerusakan akibat ketersediaan air
yang terlampaui. Dalam hal ini peneliti menekankan pada kuantitas dari sumber
daya air yang ada di Kecamatan Girimarto. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui status daya dukung air untuk hidup layak di Kecamatan Girimarto
Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini memiliki peran sangat penting dalam
pengembangan wilayah terutama untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk
serta mencegah terjadinya kerusakan lingkungan dan juga sumber daya air yang
ada dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Maka, saya melakukan penelitian
ANALISIS DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR METEOROLOGIS
UNTUK KEBUTUHAN HIDUP LAYAK DI KECAMATAN GIRIMARTO
KABUPATEN WONOGIRI.

2. METODE
Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian berupa metode analisis data
sekunder. Populasi penelitian ini yaitu penduduk dan sumber daya air di

2
Kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri. Metode pengumpulan bahan untuk
melakukan penelitian yakni menggunakan data sekunder berupa data curah hujan,
luas wilayah, jumlah penduduk, luas penggunaan lahan, koefisien limpasan
penggunaan lahan dan kebutuhan air untuk hidup layak. Teknik yang dilakukan
dalam pengolahan data menggunakan rumus dari Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup, 2009. Berikut merupakan rumus untuk mencari ketersediaan
air : C = Σ (Ci x Ai) / ΣAi, R = Σ Ri / m, SA = 10 x C x R x A. Rumus untuk
mencari jumlah air yang dibutuhkan sebagai berikut : DA :N x KHLA.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Ketersediaan Air

Ketersediaan air di kecamatan girimarto di hitung dengan menggunakan


metode limpasan penggunaan lahan. Langkah yang harus dilakukan pertama kali
yaitu menghitung koefisien limpasan penggunaan lahan kemudian dibagi dengan
luas penggunaan lahan total. Langkah tersebut sudah tercantum didalam ketetapan
peraturan menteri negara lingkungan hidup tahun 2009. Langkah kedua,
menghitung ketersediaan lahan, yang didapatkan dari perkalian koefisien
pengaliran kemudian dikalikan dengan rerata curah hujan tahunan, setelah itu
dikalikan dengan luas wilayah dan dikalikan 10 untuk mengkonfersikan dari mm
ha ke m³. Perhitungan curah hujan rerata dalam kurun waktu 10 tahun dari 5
stasiun memperoleh hasil sebesar 62.950.337,62 m³/tahun.

Tabel 1 Perhitungan Koefisien Pengaliran di Kecamatan Girimarto.


koefisien
Luas
limpasan Penggunaan Lahan Tahun koefisien
Penggunaan
penggunaan 2019 Pengaliran(C)
lahan (Ai) ha
lahan (Ci)
0,30 2.800,3 Sawah 0,14
0,7 1.481,31 Pemukiman/Gedung 0,17
0,40 107,16 Hutan 0,01
0,30 1.624,38 Tegalan/Kebun 0,08
0,35 15,19 Padang Rumput/Belukar 0,001
Jumlah 6.028,34 0,40
Berdasarkan tabel 1 di atas, menujukkan bahwa luas penggunaan lahan
keseluruhan sebesar 6.028,34 ha. Penggunaan lahan berupa sawah di Kecamatan

3
Girimarto merupakan penggunaan lahan terluas sebesar 2800,3 ha. Sedangkan
penggunaan lahan rumput dan belukar memiliki luas yang paling kecil dengan
jumlah 15,19 ha dibandingkan dengan penggunaan lahan lainnya.

Tabel 2 Perhitungan Ketersediaan Air di Kecamatan Girimarto


Ketersediaan Air
C R Luas Wilayah (A)
SA=10xCxRxA (m3/tahun)
0,40 2.610,6 6.028,34 62.950.337,62
Tabel 3 Jumlah Ketersediaan Air per Desa/kelurahan.
Jumlah total ketersediaan air per
Desa/Kelurahan Persentase (%)
Desa/Kelurahan (m3/th)
Girimarto 3.233.515,27 5,18
Nungkulan 3.249.356,39 5,20
Jendi 3.329.058,01 5,33
Sidokarto 3.445.130,50 5,51
Doho 3.627.102,38 5,81
Tambak Merang 4.333.295,78 6,94
Gemawang 4.453.600,06 7,13
Semagarduwur 4.831.758,52 7,73
Giriwarno 4.851.103,07 7,76
Sanan 5.000.964,56 8,00
Waleng 5.052.560,46 8,09
Jatirejo 5.404.051,65 8,65
Bubakan 5.705.059,05 9,13
Selorejo 5.963.701,63 9,54
Jumlah 62.480.257,32 100
Ketersediaan air total per desa/kelurahan dapat dihitung dengan cara
jumlah persentase luas wilayah dikalikan dengan jumlah ketersediaan air total di
Kecamatan Girimarto. Ketersediaan air yang memiliki peringkat paling besar
jumlahnya terdapat di desa/kelurahan Selorejo sebesar 5.963.257,32 m3/tahun
dengan persentase 9,54%. Sedangkan peringkat yang paling rendah jumlahnya
terdapat di desa/kelurahan Girimarto dengan jumlah persentase 5,18 % atau
sebesar 3.233.515,27 m3/tahun.
3.2 Kebutuhan Air
Jumlah kebutuhan air untuk hidup layak sudah ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Tahun 2009 sebesar 1.600 m3/kapita/tahun.

4
Sedangkan jumlah air yang dibutuhkan di Kecamatan Girimarto sebanyak
61.400.000 m3/tahun.
Tabel 4 Jumlah total kebutuhan air untuk hidup layak di Kecamatan Girimarto.
Jumlah total kebutuhan
Jml Persentase
Desa/Kelurahan air per Desa/kelurahan
Penduduk (%)
(m³/tahun)
Waleng 2597 4155200 6,77
Doho 2031 3249600 5,29
Sidokarto 2380 3808000 6,20
Girimarto 2882 4611200 7,51
Jendi 2860 4576000 7,45
Nungkulan 2330 3728000 6,07
Gemawang 2448 3916800 6,38
Tambak Merang 2972 4755200 7,74
Jatirejo 2707 4331200 7,05
Giriwarno 2747 4395200 7,16
Selorejo 2665 4264000 6,94
Semagarduwur 3467 5547200 9,03
Sanan 2217 3547200 5,78
Bubakan 4072 6515200 10,61
JUMLAH 38375 61400000 100

Tabel 5 Jumlah kebutuhan air untuk hidup layak di Kecamatan Girimarto


per Desa/kelurahan.

DA= Nx1600 m³/kapita/tahun


Jumlah Penduduk (N) KHLA DA
38.375 1.600 61.400.000

3.3 Status Daya Dukung Air


Berdasarkan hasil perhitungan untuk mengetahui potensi air yang
tersedia, Kecamatan Girimarto memiliki ketersediaan air sebesar 62.950.337,62
m³/tahun. sedangkan hasil perhitungan kebutuhan air di Kecamatan Girimarto
sebesar 61.400.000 m3/kapita/tahun. Hasil tersebut merupakan akumulasi
perhitungan kebutuhan air untuk hidup layak. Kecamatan Girimarto mencakup
Kebutuhan air untuk keperluan domestik dan untuk menghasilkan pangan. Hasil

5
dari perhitungan ketersediaan dan kebutuhan air tersebut jika di bandingkan,
hasilnya lebih tinggi jumlah ketersediaan air dari pada jumlah kebutuhan air,
maka status daya dukung di Kecamatan Girimarto berstatus surplus. Menurut
Peraturan Menteri Negara Lingkungan hidup, untuk mengetahui Status Daya
Dukung Air diperoleh perbandingan, jika jumlah air yang tersedia lebih tinggi
jumlahnya dibandingkan dengan jumlah kebutuhan air total, maka daya dukung
air dinyatakan surplus. Jika nilai dari kebutuhan air lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai ketersediaan air, maka daya dukung air dinyatakan defisit. Berikut
merupakan tabel status daya dukung air :

Tabel 6 Status Daya Dukung Air Kecamatan Girimarto

ketersediaan Air kebutuhan air


Desa/Kelurahan Perbandingan Status
(m³/tahun) (m³/tahun)
bubakan 5.705.059,05 < 6.515.200 Defisit
sanan 5.000.964,56 > 3.547.200 Surplus
semagarduwur 4.831.758,52 < 5.547.200 Defisit
giriwarno 4.851.103,07 > 4.395.200 Surplus
selorejo 5.963.701,63 > 4.264.000 Surplus
jatirejo 5.404.051,65 > 4.331.200 Surplus
tambakmerang 4.333.295,78 < 4.755.200 Defisit
gemawang 4.453.600,06 > 3.916.800 Surplus
waleng 5.052.560,46 > 4.155.200 Surplus
jendi 3.329.058,01 < 4.576.000 Defisit
sidokerto 3.445.130,50 < 3.808.000 Defisit
girimarto 3.233.515,27 < 4.611.200 Defisit
nungkulan 3.249.356,39 < 3.728.000 Defisit
doho 3.627.102,38 > 3.249.600 Surplus
jumlah 62.480.257,32 > 61.400.000 Surplus
Status daya dukung air Kecamatan Girimarto yang disajikan pada tabel 1.6
diatas memaparkan data jumlah ketersediaan air (m3/tahun) per desa/kelurahan
kemudian dibandingkan dengan jumlah kebutuhan air (m 3/tahun) menghasilkan
status defisit dan surplus di setiap desa/kelurahan yang berada dalam Kecamatan
Girimarto tersebut. Meningkatnya jumlah penduduk berdampak pada tingkat
kebutuhan air yang semakin tinggi sedangkan ketersediaan air cenderung tidak
bertambah. Kemudian, kurangnya pengendalian pertumbuhan penduduk juga
menyebabkan pertumbuhan penduduk tidak terkendali dan tidak bisa
mengimbangi antara ketersediaan air dengan kebutuhan penduduk per kapita.

6
Tabel 7 klasifikasi tingkat terlampaui daya dukung air kecamatan girimarto.
Tingkat
ketersediaan Air kebutuhan air
Desa/Kelurahan Terlampaui Klasifikasi
(m³/tahun) (m³/tahun)
(m³/tahun)
girimarto 3.233.515,27 4.611.200 -1.377.684,73
Jendi 3.329.058,01 4.576.000 -1.246.941,99
bubakan 5.705.059,05 6.515.200 -810.140,95
semagarduwur 4.831.758,52 5.547.200 -715.441,48 Defisit
nungkulan 3.249.356,39 3.728.000 -478.643,61
tambakmerang 4.333.295,78 4.755.200 -421.904,22
sidokerto 3.445.130,50 3.808.000 -362.869,50
Doho 3.627.102,38 3.249.600 377.502,38
giriwarno 4.851.103,07 4.395.200 455.903,07
gemawang 4.453.600,06 3.916.800 536.800,06
Waleng 5.052.560,46 4.155.200 897.360,46 Surplus
Jatirejo 5.404.051,65 4.331.200 1.072.851,65
Sanan 5.000.964,56 3.547.200 1.453.764,56
selorejo 5.963.701,63 4.264.000 1.699.701,63
Jumlah 62.480.257,33 61.400.000 1.080.257,33

Gambar 1 peta sebaran daya dukung air kecamatan girimarto


Berdasarkan analisis selisih antara tingkat kebutuhan air dan tingkat
ketersediaan air dalam gambar 5.2 menunjukkan bahwa 7 desa/kelurahan yang
tergolong kategori defisit diantaranya desa girimarto, jendi, bubakan,
semanggarduwur, nungkulan, tambakmerang, sidokerto. Kategori Surplus ada 7

7
desa/kelurahan diantaranya doho, giriwarno, gemawang, waleng, jatirejo, sanan,
dan selorejo. Pengaruh desa/kelurahan yang tergolong kedalam kategori defisit
dikarenakan, nilai C yang cukup kecil sebagai nilai air larian terhadap besarnya
curah hujan. Sedangkan sebagian besar di daerah yang yang termasuk kedalam
kategori defisit didominasi jenis penggunaan lahan, seperti tegalan, rumput
belukar, hutan dengan luas yang lebih besar dibandingkan dengan
pemungkiman/gedung yang memiliki nilai C yang lebih besar. Semakin besar
nilai C maka semakin banyak jumlah air larian yang masuk tertampung.
Sedangkan wilayah yang termasuk kedalam kategori surplus dikarenakan jenis
penggunaan lahan di daerah tersebut banyak dijumpai seperti area
pemungkiman/gedung, sawah yang nilai C nya cukup besar sehingga bisa
menampung air larian yang berasal dari curah hujan yang turun.

4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian maka, dapat disimpulkan sebagai berikut: Kecamatan
Girimarto memiliki jumlah nilai ketersediaan air sebesar 62.950.337,62 m³/tahun.
Kecamatan Girimarto memiliki jumlah nilai kebutuhan air sebesar 61.400.000
m3/kapita/tahun. Status daya dukung sumber daya air untuk kebutuhan hidup
layak di Kecamatan Girimarto dinyatakan Surplus.
Sangat perlu adanya koordinasi antara Pemerintah dengan masyarakat untuk
memperhatikan kebutuhan air yang ada di Kecamatan Girimarto. Terkhusus
memperhatikan tentang kebutuhan untuk hidup layak. Perlunya Pemerintah untuk
memperhatikan saluran irigasi dan pembuatan bangunan air untuk menampung air
hujan supaya air tersebut dapat digunakan untuk mengairi sawah, dan
memaksimalkan tersedianya air di Kecamatan Girimarto. Kekurangan dari
penelitian ini hanya pengacu pada data curah hujan untuk mengetahui jumlah
ketersediaan air. Tidak mencakup secara keseluruhan, seperti air tanah, air
permukaan dan lainnya. Penelitian ini secara keseluruhan menggunakan data
sekunder, untuk itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan adanya pengumpulan
data primer baik itu survei maupun wawancara, untuk memperoleh hasil
penelitian yang lebih baik.

8
DAFTAR PUSTAKA
BPS (Badan Pusat Statistik). (2019). Kecamatan Girimarto Dalam Angka 2020.
Wonogiri : BPS Kabupaten Wonogiri.
BPS (Badan Pusat Statistik). (2018). Potensi Desa Kabupaten Wonogiri 2014.
Wonogiri: BPS Kabupaten Wonogiri.
Muta’ali, L. (2012). Daya Dukung Lingkungan untuk Perencanaan
Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi
(BPFG) Universitas Gadjah Mada.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan
Ruang Wilayah.
Priyana, Yuli (2018). Pengantar Meteorlogi dan Klimatologi. Surakarta:
Muhamadiyah University Press.
Priyana, Yuli dan Anna, A, N. (2019). Model Pengelolaan DAS Berbasis
Kebencanaan Untuk Meningkatkan Ketahan Pangan Wilayah DAS
Bengawan Solo Hulu Tengah. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Priyana, Yuli., & Anna, A. N. (2017). Kajian Kerawanan Kekeringan Di Daerah
Aliran Sungai Bengawan Solo Hulu Tengah. Prosiding SNPMT 1 tahun
2017 di IKIP PGRI Pontianak.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya
Air
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air.

Anda mungkin juga menyukai