Anda di halaman 1dari 14

” CRITICAL JOURNAL REPORT ”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas Mata kuliah


Hidrologi

M. ALAM SYAHPUTRA
NIM. 3192431008

PENDIDIKAN GEOGRAFI C 2019

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas critical journal
report ini. Dan juga tidak lupa saya berterima kasih kepada Dosen mata kuliah Hidrologi.

Disini penulis sangat berharap agar tugas critical journal report yang penulis buat
dapat menjadi sumber wawasan baru dan pengetahuan kita semua. Tidak ada manusia yang
sempurna, maka dari itu penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini terdapat banyak
kesalahan-kesalahan. Maka dari itu, penulis berharap kritik dan saran dari para pembaca
semua.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi
orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Medan , 07 Mei 2020

M. Alam Syahputra

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Informasi Bibliografi................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN RIVIEW JURNAL............................................................ 2


A. Latar Belakang .......................................................................................... 2

BAB III ANALISIS ISI JURNAL................................................................................ 4


A. Ringkasan Riview Jurnal........................................................................... 4
B. Evaluasi Jurnal........................................................................................... 11

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 13


A. Kesimpulan ............................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Informasi Bibliografi
1. Jurnal Utama
Judul : ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN
TERHADAP KARAKTERISTIK HIDROLOGI DI
DAS BULOK
Tahun : 2016
Penulis : Willy Pratama dan Slamet Budi Yuwono
ISSN : 2339-0913

2. Jurnal Pembanding
Judul : ANALISIS POTENSI EROSI PADA DAERAH
ALIRAN SUNGAI (DAS) DI SULAWESI TENGAH
Tahun : 2010
Penulis : I Wayan Sutapa
ISSN : 2302-7312

1
BAB II
PEMBAHASAN REVIEW JURNAL

A. Latar Belakang

Penggunaan lahan merupakan salah satu faktor yang


berpengaruh terhadap fungsi tata air suatu daerah aliran sungai
(DAS). Kondisi hidrologi DAS Bulok pada saat ini mengalami
degradasi. Penelitian ini menganalisis curah hujan, debit sungai,
perubahan penggunaan lahan, fluktuasi debit dan koefisien aliran
permukaan. Untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan
terhadap karakteristik hidrologi digunakan metode analisis
deskriptif dan tabulasi. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi
perubahan penggunaan lahan DAS Bulok meliputi penurunan luas
hutan dan pertanian lahan kering bercampur semak, serta
peningkatan luas pemukiman dan pertanian lahan kering.

2
BAB III
ANALISIS ISI JURNAL

A. Ringkasan Isi Jurnal


1. Jurnal Utama
a) Abstrak
Penggunaan lahan merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap fungsi tata air suatu daerah aliran
sungai (DAS). Kondisi hidrologi DAS Bulok pada saat ini
mengalami degradasi. Penelitian ini menganalisis curah
hujan, debit sungai, perubahan penggunaan lahan, fluktuasi
debit dan koefisien aliran permukaan. Untuk menganalisis
perubahan penggunaan lahan terhadap karakteristik
hidrologi digunakan metode analisis deskriptif dan tabulasi.
Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi perubahan
penggunaan lahan DAS Bulok meliputi penurunan luas
hutan dan pertanian lahan kering bercampur semak, serta
peningkatan luas pemukiman dan pertanian lahan kering.
Hal tersebut berpengaruh terhadap debit sungai dan
koefisien aliran permukaan. Fluktuasi debit DAS Bulok
tahun 2001 sebesar 12,45 dan tahun 2011 sebesar 41%.
Peningkatan fluktuasi debit dan aliran permukaan tahun
2001-2011 menunjukkan DAS Bulok telah mengalami
degradasi.
b) Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perubahan karakteristik hidrologi
DAS yang ditandai dengan meningkatnya potensi banjir
karena peningkatan debit sungai pada musim penghujan
serta kekeringan pada musim kemarau.

3
c) Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014-
Maret 2015 di DAS Bulok yang mencakup wilayah
kabupaten Pringsewu dan sekitarnya. Alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Global Positioning System
(GPS), kamera, dan perangkat komputer dengan Software
pendukung meliputi ArcGIS 10.3 dan Mirosoft Excel.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
curah hujan, data debit air dan peta penggunaan lahan di
DAS Bulok tahun 2001, 2006, dan 2011.
Penelitian ini dilakukan dengan empat tahapan.
Tahap pertama adalah mempersiapkan data, tahap kedua
adalah melakukan cek lapang dan analisis terhadap peta
digital, Tahap ketiga adalah melakukan analisis data
terhadap data curah hujan bulanan dan debit bulanan pada
tahun 2001, 2006 dan 2011, tahap keempat adalah
melakukan analisis hubungan terhadap fluktuasi debit dan
koefisien aliran permukaan pada tahun 2001, 2006 dan
2011 yang kemudian dihubungkan dengan keadaan
perubahan penggunaan lahan di setiap DAS Bulok.
d) Hasil dan Pembahasan
1. Curah Hujan
Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson dalam
Arsyad (2010) diukur dari tahun 2001-2011, curah hujan
DAS Bulok memiliki perbandingan rata-rata bulan kering
(100mm/bulan) sebanyak 5 bulan, dengan demikian maka
DAS Bulok memiliki tipe iklim sedang. Kondisi ini
menunjukkan potensi air yang berasal dari curah hujan
cukup besar. Intensitas hujan yang besar diwaktu yang
singkat dapat menggambarkan nilai curah hujan total besar
dengan hari hujan sedikit dalam setahun. Permasalahan ini

4
menjadi salah satu penyebab terjadinya debit air yang cukup
besar hingga terjadi koefisien aliran permukaan yang besar.
2. Penggunaan Lahan
DAS Bulok memiliki luas 87.670 Ha yang terdiri dari
7 penggunaan lahan yaitu hutan, pemukiman, perkebunan,
pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campuran,
sawah dan semak. Pertanian lahan kering campuran
memiliki luas 55,56% dari luas total DAS Bulok yang
didominasi oleh tanaman kayu dengan fungsi utama
penghasil buah dan diantaranya terdapat tanaman penghasil
kayu yang masih bercampur semak di selang jarak antar
tanamannya.
Perubahan penggunaan lahan terjadi juga pada areal
hutan yang turun 4,98% dari luas tahun 2001. Perubahan
penggunaan lahan ini bergeser pada meningkatnya luas areal
penggunaan lahan lainnya seperti pertanian lahan kering,
pemukiman, dan perkebunan. Pertanian lahan kering
meningkat 35,4% dari luas DAS tahun 2001 hal ini terlihat
dari keadaan pertanian lahan kering yang paling banyak
ditemui adalah kopi (Coffea spp) yang berada pada daerah
hulu dan kakao (Therobroma cacao) yang merata pada
daerah tengah dan hilir.
3. Debit Aliran
Debit aliran menggambarkan respon sistem DAS
terhadap input curah hujan secara keseluruhan. Besarnya
debit aliran sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, luas
tutupan vegetasi, topografi, dan curah hujan yang terjadi
(BPDAS, 2008). Pada interval 10 tahun pengamatan terlihat
fluktuasi debit menurun cukup besar. Hal ini terlihat pada
tahun 2001 sebesar 12,45 yang termasuk dalam kelas sangat
rendah dan mengalami kenaikan pada tahun 2006 menjadi
51,27 yang termasuk kelas sedang serta semakin naik di

5
tahun 2011 menjadi 129,96 yang termasuk kelas sangat
tinggi.
Data tersebut menunjukkan bahwa DAS Bulok sudah
mengalami degradasi. Secara tidak langsung kondisi ini
menunjukkan bahwa infiltrasi lahan di suatu DAS kurang
mampu menahan dan menyimpan air hujan yang jatuh dan
air limpasannya banyak yang terus masuk ke sungai dan
terbuang kelaut hingga ketersediaan air di DAS tersebut
pada musim kemarau sedikit. Pengunaan lahan yang terjadi
pada DAS Bulok yaitu berkurangnya semak dan pertanian
bercampur semak dan pada didominasi oleh pertanian lahan
kering serta debit sungai yang mengecil dapat dilihat dengan
beralihfungsinya sawah menjadi pertanian kering. Kondisi
seperti ini menyebabkan terjadinya debit yang tinggi,
terutama apabila terjadi hujan dalam intensitas tinggi dan
relatif lama. Debit air yang menurun pun terjadi akibat
pengelolaan air dengan adanya bendungan/irigasi dengan
peruntukan pertanian.
4. Koefisien aliran permukaan (Runoff Coefficient)
Daerah aliran sungai merupakan suatu ekosistem
yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Aktifitas
komponen ekosistem selalu memberi pengaruh terhadap
komponen ekosistem yang lain. Aktifitas dalam DAS yang
menyebabkan perubahan ekosistem misalnya perubahan tata
guna lahan. Penggunaan lahan merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh dalam meningkatkan koefisien aliran
permukaan. Penggunaan lahan yang cukup baik akan
membuat nilai koefisien aliran permukaannya rendah
sedangkan penggunaan lahan yang kurang baik akan
menyebabkan nilai koefisien aliran permukaannya tinggi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara umum terjadi
penurunan kualitas karakteristik hidrologi yang terlihat

6
dengan adanya perubahan penggunaan lahan berpengaruh
terhadap koefisien aliran permukaan.

2. Jurnal Pembanding
a) Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi
erosi yang terjadi di beberapa DAS di Sulawesi Tengah dan
upaya yang perlu ditempuh untuk meningkatkan
produktivitas lahan guna mendukung pertumbuhan tanaman
dan menurunkan atau menghilangkan dampak negatif
pengelolaan lahan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Touna, Donggala, Banggai dan Kota Palu dengan memilih
DAS dari setiap kabupaten secara acak. Besarnya erosi
dihitung dengan metode empiris USLE dan menggunakan
perangkat lunak Arcview GIS. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa klasifikasi bahaya erosi bervariasi
mulai sangat ringan sampai sangat berat. Di Kabupaten
Touna bahaya erosinya tergolong sangat ringan yag
menunjukkan kondisi DASnya sangat baik. Di Kabupaten
Donggala klasifikasi bahaya erosi sangat berat, yang
kemungkinan kondisi hutan sudah kritis. Sedangkan di
kabupaten yang lain bervariasi dari ringan sampai sedang.
b) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi
erosi yang terjadi di beberapa DAS di Sulawesi Tengah dan
upaya yang perlu ditempuh untuk meningkatkan
produktivitas lahan guna mendukung pertumbuhan tanaman
dan menurunkan atau menghilangkan dampak negatif
pengelolaan lahan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Touna, Donggala, Banggai dan Kota Palu dengan memilih
DAS dari setiap kabupaten secara acak.

7
c) Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif,
yakni dengan paparan penjelasan yang diperkuat dengan
mengunakan bagan/diagram di dalam pembahasannya.
d) Hasil dan Pembahasan

Rata-rata potensi erosi yang terjadi di DAS Sulawesi Tengah sangat


bervariasi, mulai klasifikasi sangat ringan sampai sangat berat.
Dalam analisis potensi erosi pertahun dari setiap DAS, juga menunjukkan
bahwa klasifikasi bahaya erosi bervariasi dari sangat ringan sampai sangat berat.
Perbedaan klasifikasi ini terjadi karena beberapa hal antara lain intensitas hujan
yang bervariasi, faktor erodibilitas, kemiringan lereng, pengolahan tanaman dan
konservasi tanah.
Untuk klasifikasi bahaya erosi sangat ringan/ ringan terjadi karena
intensitas hujan rendah, kemiringan lahan relatif landai dan vegetasi penutup
lahan yang baik. Demikian sebaliknya untuk klasifikasi bahaya erosi yang sangat
berat.
Jika dilihat bahaya erosi setiap kabupaten, dapat dikatakan bahwa untuk
Kabupaten Tojo Unauna, pada umumnya klasifikasi sangat ringan; Kab.
Donggala tergolong bervariasi dari ringan sampai sangat berat; Kota Palu
tergolong bahaya erosi klasifikasi sedang dan Kabupaten Touna tergolong sangat
ringan.

Klasifikasi ini, dapat dipakai sebagai barometer


kondisi vegetasi penutup yang ada di setiap DAS. Untuk
klasifikasi bahaya erosi yang ringan, menunjukkan bahwa
kondisi hutannya masih lebat dan terpelihara dengan baik.

B. Evaluasi Jurnal
1. Kelebihan
a. Jurnal Utama

8
Penelitian ini memiliki kelengkapan data yang
menurut saya sudah cukup bagus karena data gampang
untuk di dapat atau diperoleh. Serta di dalam jurnal ini juga
dilengkapi dengan tabel dan grafik hasil penelitian yang
menurut saya sangat membantu pembaca agar lebih mudah
dalam memahami isi ataupun pembahasan yang ada di
dalam dari jurnal tersebut.
b. Jurnal Pembanding

Penelitian ini memiliki kelengkapan data yang


menurut saya sudah cukup bagus, serta dilengkapi dengan
gambar dan bagan sehingga menarik minat para pembaca
2. Kekurangan
a. Jurnal Utama

Kelemahan dalam jurnal ini adalah dalam jurnal ini


banyak bahasa ilmiah yang tidak mempunyai pengertian,
sehingga pembaca agak kesulitan dalam mengartikan kata
kata yang digunakan di dalam jurnal tersebut.
b. Jurnal Pembanding
Kelemahan penelitian ini adalah masih kurang
lengkapnya indentitas pada jurnal ini, jenis hurufnya dan
penggunaan kertasnya juga berbeda-beda ada porter dan
landscape sehingga terkesan kurang rapi.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konversi hutan menjadi areal penggunaan lain seperti
berkurangnya lahan hutan dan pertanian lahan kering bercampur
semak berganti dengan areal pemukiman dan pertanian lahan
kering mempengaruhi karakteristik hidrologi yaitu penurunan debit
air khususnya pada musim kemarau dan meningkatnya aliran
permukaan pada curah hujan tinggi pada DAS Bulok. Curah hujan
yang tinggi dengan kondisi penutupan lahan yang semakin buruk
maka menyebabkan sebagian besar air yang jatuh akan menjadi
aliran permukaan.
Selain itu, Klasifikasi bahaya erosi yang terjadi bervariasi
mulai dari sangat ringan sampai kategori sangat berat. Di
Kabupaten Touna bahaya erosinya sangat ringan, hal ini
menunjukkan kondisi DAS nya sangat baik. Di Kabupaten
Donggala (DAS Taweli dan Lolitasiburi) tergolong sangat berat,
artinya kondisi DAS sudah sangat kritis. Sedangkan di kabupaten
lain tergolong klasifikasi sedang.
B. Saran
Perlu dilakukan perbaikan tata guna lahan dengan memandang
aspek ekologi maupun ekonomi berdasarkan keruangan dan
penelitian lanjutan berdasarkan aspek sosial ekonomi dan keadaaan
terkini DAS Bulok.
Adapun saran terkait dengan masalah erosi pada DAS tersebut
ialah perlu melakukan konservasi lahan yang bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas lahan guna mendukung pertumbuhan
tanaman dan menurunkan atau menghilangkan dampak negatif
pengelolaan lahan seperti erosi, sedimentasi dan banjir.

10
DAFTAR PUSTAKA

Pratama Willy, Yuwono Budi Slamet. (2016). Analisis Perubahan


Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi di Atas
Bulok.

Sutapa Wayan I. (2010). Analisis Potensi Erosi Pada Daerah Aliran


Sungai (DAS) di Sulawesi Tengah.

11

Anda mungkin juga menyukai