Anda di halaman 1dari 16

ISSN 0216-8138

MKG Vol. 18, No.1, Juni 2017 (24 - 39)


© 2017 FHIS UNDIKSHAdan IGI

ANALISIS POTENSI MATA AIR SEMERU UNTUK


KEBUTUHAN AIR BERSIH PENDUDUK DAN IRIGASI
PERTANIAN DESA NGUTER, KECAMATAN PASIRIAN,
KABUPATEN LUMAJANG
Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana
Masuk: 01 02 2017 / Diterima: 01 04 2017 / Dipublikasi: 30 06 2017
© 2017Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial UNDIKSHA dan IGI

Abstract This study aims to determine the water needs for residents and irrigation in Nguter
Village. This study was conducted to determine the potential of Semeru spring for the fulfillment
of water needs. The method used in this research is the survey covers the measurement of the
quantity of springs using WEIR method, water quality measurement, population interviews, and
irrigation needs are analyzed using software cropwat 8.0. The results obtained the average
discharge Semeru spring water that is equal to 1.564.973,28 liter/day. In terms of quality
Semeru spring included into the category worth to be supplied to residents and irrigation. The
average water needs of Nguter Village residents in the dry season and the rain is 608,569.5
liters/day. In quantity comparison of Semeru spring watercourses to the needs of clean water of
the population is sufficient from the present or 50 years ahead.Semeru springs meet the needs
of the Umengan irrigation network.

Key words: Potential springs Water needs, Irrigation needs

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan air untuk penduduk dan irigasi di
Desa Nguter. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi mata air Semeru
untuk pemenuhan kebutuhan air bagi penduduk dan irigasi. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah survey meliputi pengukuran kuantitas mata air dengan menggunakan
metode WEIR, pengukuran kualitas air, kebutuhan air penduduk dilakukan wawancara, serta
kebutuhan irigasi dianalisis menggunakan software cropwat 8.0. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh hasil debit rata-rata mata air Semeru yaitu sebesar 1.564.973,28 liter/hari. Dari segi
kualitas mata air Semeru termasuk kedalam kategori layak untuk disuplai kepada penduduk
maupun irigasi. Rata-rata kebutuhan air penduduk Desa Nguter pada musim kemarau dan
hujan yang 608.569,5 liter/hari. Secara kuantitas perbandingan debit mata air Semeru untuk
kebutuhan air bersih penduduk sangat mencukupi dari masa sekarang atau 50 tahun kedepan.
Selain itu, mata air Semeru memenuhi kebutuhan dalam jaringan irigasi Umengan.

Kata kunci : Potensi mata air, Kebutuhan air, Kebutuhan irigasi

1. Pendahuluan yang terus menerus harus dijaga


Peran mata air untuk supaya keberadaan serta keberlanjutan
masyarakat sangat penting karena keadaan, sifat, dan fungsi sumberdaya
berguna memenuhi kebutuhan dasar air agar senantiasa tersedia dalam
manusia dan pembangunan. kuantitas dan kualitas yang memadai
Kebutuhan air bagi keperluan manusia untuk memenuhi kebutuhan makhluk
hidup seperti kebutuhan air penduduk
Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri dan Didik Taryana dan irigasi baik pada waktu sekarang
Jurusan Geografi, FIS UM maupun waktu yang akan datang.
Malang
ikaf.fajar@gmail.com Ketersediaan air bersih untuk
Analisis Potensi Mata Air Semeru.. Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

kebutuhan sehari-hari dan irigasi bersih. Ketersediaan air untuk sektor


sangat penting bagi berbagai lapisan pertanian masyarakat di Desa Nguter
masyarakat.Karena segala aktifitas memanfaatkan air sungai musiman.
masyarakat di berbagai aspek Sehubungan dengan hal tersebut
kehidupan manapun memerlukan air sangat menarik untuk dikaji potensi
bersih. mata air semeru, untuk memenuhi
Berdasarkan peta jaringan air kebutuhan air di masa kemarau
bersih di Kabupaten Lumajang, saat ini penduduk di Desa Nguter.
terdapat ±28 sumber mata air yang
tersebar di seluruh Kabupaten 2. Metode
Lumajang. Jumlah air bersih yang Metode yang digunakan pada
berasal dari mata air yang tersedia di penelitian ini adalah survey. Metode ini
Kabupaten Lumajang hanya dapat mengumpulkan beberapa data yang
menyuplai 7,7% dari penduduk bertujuan untuk menganalisis potensi
Kabupaten Lumajang. Menurut data mata air Semeru di Desa Nguter,
Kabupaten Lumajang dalam angka Kecamatan Pasirian, Kabupaten
2015, pemanfaatan mata air Semeru Lumajang berdasarkan segi kuantitas
untuk ketersediaan air bersih penduduk dan kualitasnya untuk memenuhi
hanya dapat menjangkau dua kebutuhan air bersih penduduk dan
Kecamatan yakni Kunir dan Tempeh. Di kebutuhan irigasi di Desa Nguter.
Kecamatan Kunir, jumlah penduduk Data yang dikumpulkan dalam
yang tersuplai air bersih sebanyak 451 penelitian ini berupa data primer dan
keluarga dan yang belum tersuplai air sekunder. Data primer meliputi debit
bersih sebanyak 10.043 keluarga, jadi mata air Semeru, kualitas air mata air
hanya 4,3% keluarga yang Semeru dan jumlah kebutuhan air
mendapatkan sumberdaya air dari mata bersih penduduk di Desa Nguter,
air Semeru. Sedangkan di Kecamatan Kecamatan Pasirian, Kabupaten
Tempeh, jumlah keluarga yang belum Lumajang. Sedangkan untuk data
tersuplai air sebanyak 23.875 dan yang sekunder meliputi curah hujan, suhu
sudah tersuplai sebanyak 1.391 udara rata-rata, kelembaban relatif rata-
keluarga, jadi hanya 5,5% keluarga rata, kecepatan angin rata-rata,
yang telah tersuplai air (Kabupaten penyinaran matahari rata-rata, dan
Lumajang dalam Angka, 2015). monografi Desa Nguter.
Ketersediaan air bersih oleh Metode yang digunakan untuk
penduduk Desa Nguter berasal dari air menghitung debit mata air yakni weir.
tanah sedangkan seluruh lahan Pengukuran kualitas air menggunakan
pertanian dengan total luas pertanian di waterchecker dan turbidymeter. Jumlah
Desa Nguter 1.043 ha masih kebutuhan air bersih diketahui dari
bergantung pada Sungai musiman di wawancara dengan teknik
Desa Nguter. Ketersediaan air bersih di pengumpulan data stratified random
Desa Nguter saat ini memanfaatkan air sampling dengan membedakan jenis
tanah dangkal yang pada saat musim pekerjaan. Sedangkan untuk
kemarau mengalami penurunan muka menganalisis jumlah kebutuhan air
air tanah, sehingga mengalami krisis air untuk irigasi menggunakan software

25 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39


Analisis Potensi Mata Air Semeru.. Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

cropwat 8.0. Analisis dalam penelitian 3. Hasil dan Pembahasan


yakni deskriptif komparatif yakni Berdasarkan hasil survey yang
membandingkan debit mata air Semeru dilakukan di mata air Semeru, maka
dengan kebutuhan air bersih penduduk diperoleh data hasil pengukuran
dan kebutuhan irigasi di Desa Nguter, meliputi kuantitas mata air Semeru.
Kecamatan Pasirian, Kabupaten Deskripsi data disajikan dalam Tabel 1.
Lumajang.

Tabel 1
Hasil Pengukuran Debit Mata Air Semeru Tahun 2016

Tanggal Panjang penampang Tinggi muka Debit


pengukuran bendungan (m) air (m) (m3/menit)

25 Juni
12,2 0,083 1.192,469
2016
29 Juni
12,2 0,078 1.086,787
2016
5 Juli 2016 12,2 0,081 1.149,881
9 Juli 2016 12,2 0,08 1.113,498
13 Juli
12,2 0,079 1.107,293
2016
16 Juli
12,2 0,079 1.107,293
2016
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Tabel 2
Hasil Pengukuran Kualitas Mata Air Semeru Tahun 2016
Hasil pengukuran
Parameter 25 29 13 16
5 Juli 9 Juli
Juni Juni Juli Juli
Temperatur (0C) 17.5 18.1 17.8 18.4 18.6 18.6
Kekeruhan (NTU) 5 3 5 1 0 0
Warna Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Bau Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Rasa Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel 1 maka air 0,83 m yang diketahui debitnya


diketahui tinggi muka air terendah yaitu sebesar 1.192,469 m3/menit.
0,078 m yang dilakukan pada 29 Juni Berdasarkan nilai debit yang
2016 dengan debitnya sebesar diperoleh adalah air yang keluar pada
3
1.086,787 m /menit. Adapun tinggi bendungan, maka untuk mendapatkan
muka air tertinggi yang dilakukan nilai debit terendah untuk seluruh
pengukuran pada tanggal debit tertinggi bagian penampang adalah dengan
yakni 25 Juni 2016 dengan tinggi muka menghitung rata-rata tinggi muka air

26 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39


Analisis Potensi Mata Air Semeru.. Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

dari perhitungan di lapangan dan terdapat perubahan pada setiap


memperoleh nilai debit terendah untuk musimnya. Sedangkan pada parameter
mata air sebesar 1.086,787 m3/menit temperatur mata air Semeru memiliki
atau 1.564.973,28 m3/hari. temperatur tertinggi 18,6oC sedangkan
o
temperatur terendah 17,5 C.
Kualitas Mata Air Parameter lain yakni kekeruhan mata
Kualitas mata air diperoleh dari air Semeru memiliki skala terendah 0
hasil pengukuran dan pengamatan NTU dan skala tertinggi yang terjadi
secara langsung. Dalam penelitian ini pada musim penghujan yakni 5 NTU.
hasil uji kualitas air didasarkan pada
standar air bersih yang telah ditentukan Kebutuhan Air Bersih Penduduk
oleh PERMENKES RI.No 416 / Besarnya kebutuhan air bersih
MENKES / PER/IX/1990 dengan penduduk perhari di Desa Nguter
parameter fisik air. Hasil pengukuran diketahui dari hasil wawancara kepada
yang telah dilakukan di lapangan dapat 93 responden di Desa Nguter pada
dilihat pada tabel 2. masing-masing jenis pekerjaan. Jumlah
Tabel 2 menunjukkan bahwa kebutuhan air bersih perhari pada
parameter fisik seperti warna, bau, dan berbagai jenis pekerjaan dapat dilihat
rasa cenderung konstan yakni tidak pada Tabel 3

Tabel 3
Kebutuhan Air Bersih berdasarkan Jenis pekerjaan Desa Nguter Tahun 2016
No Pekerjaan Jumlah Jumlah kebutuhan air Kebutuhan air
anggota bersih responden (orang/perhari)
keluarga (liter)
responden
(orang)
Penghujan Kemarau Penghujan Kemarau
1 Petani 83 5.510,1 5.552,6 66,4 66,9
2 Buruh tani 161 11.283,7 11.416,9 70,1 70,9
3 Pertambangan 6 411 417,6 68,5 69,6
4 Industri 30 2.218,4 2.258,1 74 75,3
5 Konstruksi 26 1.856,3 1.891,7 71,4 72,7
6 Angkutan 10 685,3 693,4 68,5 69,3
7 Perdagangan 63 4.626,9 4.722,8 73,4 74,9
8 Jasa-jasa 26 1.966,7 1.987,3 75,6 76,4
9 TNI/POLRI/PNS 3 224,9 225,6 75 75,2
Rata-rata
10 kebutuhan air 71,4 72,3
(liter/hari)
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Berdasar Tabel 3, kebutuhan air perhari terendah pada jenis pekerjaan


bersih per jenis pekerjaan tertinggi petani.Selain jenis pekerjaan, tingkat
pada jasa-jasa, TNI/POLRI/PNS dan konsumsi antara musim penghujan dan
industri. Kebutuhan air perkapita kemarau juga berbeda. Rata-rata

27 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39


Analisis Potensi Mata Air Semeru.. Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

kebutuhan air pada musim penghujan Kebutuhan air penduduk disetiap


71,4 liter/orang/ hari dan kebutuhan air kategori erat sekali hubungannya
dalam musim kemarau yakni 72,3 liter/ dengan perkembangan dan
orang/hari. pertambahan jumlah penduduk.
Total kebutuhan air bersih Perkembangan dan pertambahan
penduduk Desa Nguter perhari jumlah penduduk akan menentukan
diperoleh dari hasil perhitungan rata- besarnya kebutuhan air bersih dimasa
rata konsumsi air perhari pada setiap yang akan datang.
musim. Dengan jumlah penduduk Desa Berikut hasil perhitungan proyeksi
Nguter sebesar 8.470 jiwa diperoleh penduduk dengan menggunakan
total kebutuhan air pada musim metode aritmatik dan total kebutuhan
penghujan sebesar 604.758 liter/hari air dari tahun 2011-2050 dapat dilihat
dan musim kemarau 612.381 liter/hari. pada Tabel 4

Tabel 4
Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Nguter dan Kebutuhan Air Penduduk 2016-2050
Jumlah penduduk Jumlah kebutuhan air (liter/hari)
Tahun
(jiwa) Penghujan Kemarau
2025 8.068 576.055,2 583.316,4
2030 7.934 566.487,6 573.628,2
2035 7.800 556.920 563.940
2040 7.666 547.352,4 554.251,8
2045 7.532 537.784,8 544.563,6
2050 7.398 528.217,2 534.875,4
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Tabel 4 menunjukkan jumlah software cropwat 8.0 maka dapat


penduduk Desa Nguter dari tahun dijabarkan berdasarkan beberapa
2025-2050 mengalami penurunan faktor berikut ini antara lain:
sebesar 0,024 atau 2,4%. Penurunan a. Evapotranspirasi potensial (ETo)
jumlah penduduk memengaruhi jumlah Evapotranspirasi potensial (ETo)
kebutuhan air penduduk.Dari tabel di bulanan dihitung tiap tahun dalam 10
atas kebutuhan air setiap 5 tahun tahun terakhir (2006-2015) untuk
kedepan selalu mengalami penurunan mengetahui perbedaan nilai kebutuhan
seiring penurunan jumlah penduduk air dari tahun 2006-2015. Dilakukan
Desa Nguter dari tahun ketahun. Pada juga pengukuran untuk mengetahui
musim penghujan penurunan ketinggian tempat (Altitude) di Desa
kebutuhan air selama 5 tahun kedepan Nguter yaitu 49 meter di atas
sebesar 9567,6 liter/hari, sedangkan permukaan laut, garis lintang (Latitude)
musim kemarau penurunan sebesar 8°50 LS, dan garis bujur (Longitude)
9.688,2 liter/hari. 113°20 BT.
Berikut hasil pengukuran
Kebutuhan Irigasi evapotranspirasi potensial (ETo)
Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan Cropwat 8.8seperti
yang telah dilakukan menggunakan terlihat pada Gambar 1.

28 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39


Analisis Potensi Mata Air Semeru.. Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

Evapotranspirasi potensial (mm/hari)

5
4 3,95 4 4,02 4,06 4,24 4,08
3,65 3,9 3,64
3 2,91 3,25 3,2
2
1
0

Gambar 1
Rata-rata Evapotranspirasi Potensial (ETo)Bulanan Desa Nguter Tahun 2006-2015

Gambar 1 menunjukkan grafik b. Curah hujan efektif


rata-rata evapotranspirasi potensial Hujan efektif merupakan curah
(ETo) tertinggi terjadi pada musim hujan yang dapat dimanfaatkan oleh
kemarau yang meliputi bulan Juni tanaman untuk irigasi.Dalam
sampai Oktober yakni sebesar 4 perhitungan curah hujan efektif, data
sampai 4,24 mm/hari. Sedangkan rata- yang digunakan adalah data rata-rata
rata evapotranspirasi potensial (ETo) sepuluh tahun dari tahun 2006 sampai
pada musim penghujan tergolong lebih 2016.Berikut ini hasil perhitungan hujan
rendah dibandingkan dengan musim efektif yang terjadi di Desa Nguter
kemarau yakni sebesar 2,9 sampai 3,9 dapat dilihat pada Gambar 2.
mm/hari.

Gambar 2 Curah Hujan Efektif 70% Tanaman Padi Desa Nguter Tahun 2006-2015

Curah hujan efektif 70% (mm/hari)

250
200 195,6 183,7 173,3 191,3
150 142 136,6
100 114
50 30,9 19,3 13,1 26,9 47,3
0

Berdasarkan Gambar 2 curah terjadi curah hujan efektif yang kecil


hujan efektif tanaman padi di Desa yaitu 13,1 mm/hari. Sedangkan curah
Nguter dapat diketahui pada bulan hujan efektif untuk tanaman palawija
Januari terjadi curah hujan efektif yang seperti sebesar dengan 50%.dapat
cukup tinggi yaitu 195,6 mm/hari, dilihat pada Gambar 3.
sedangkan pada bulan September
terjadi curah hujan efektif yang kecil
yaitu 13,1 mm/hari. Sedangkan curah
29 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39
Analisis Potensi Mata Air Semeru... Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

Curah hujan efektif 50% (mm/hari)


160
140 139,7 136,7
131,2
120 123,8
100 101,4 97,6
80 81,4
60
40 33,8
20 22,1 19,3
13,8 9,3
0

Gambar 3
Curah Hujan Efektif 50% Tanaman Jagung Desa Nguter Tahun 2006-2015

Berdasarkan Gambar 3 bulan musim penghujan curah hujan


menunjukkan adanya pergeseran diatas ±100 mm perbulan.
musim di Desa Nguter terlihat pada c. Tanah
saat bulan-bulan musim kemarau Dari hasil analisa secara teknis di
tepatnya pada bulan Juni sampai laboratorium dan pengamatan secara
Oktober curah hujan efektif dibawah langsung di lapangan maka diperoleh
±30 mm perbulan.Memasuki bulan- data sifat fisik dilokasi pengamatan
seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 5
Sifat Fisik Tanah Desa Nguter Tahun 2016
Fraksi (%) Klas
No Lokasi
Pasir Debu Liat tekstur
1 Titik I 39 40 21 Lempung
2 Titik II 43 42 15 Lempung
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat kedalam tanah.Perbedaan tekstur


dilihat bahwasanya dari kedua lokasi tanah menyebabkan tingkat peresapan
pengambilan sampel di Desa Nguter air dan menyimpan air yang berbeda
bertekstur lempung.Pada titik I pula.Kebutuhan air untuk irigasi
komposisi fraksi pasir 39%, debu 40%, ditentukan oleh jumlah air yang masuk
dan liat 21%.Sedangkan pada titik II ke dalam tanah.Berikut merupakan
komposisi fraksi pasir 43%, debu 42%, hasil infiltrasi yang akan disajikan
dan liat 15%. dalam Tabel 6.
Tekstur tanah sangat
mempengaruhi tingkat resapan air

30 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39


Analisis Potensi Mata Air Semeru... Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

Tabel 6
Hasil Laju Infiltrasi dan Perkolasi Desa Nguter tahun 2016
No Lokasi Infiltrasi (mm/jam)
1 Titik I 15,8 mm/jam
2 Titik II 3,9 mm/jam
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat waktupenyiapan lahan, dan kebutuhan


lokasi I mempunyai nilai infiltrasi paling air untuk penjenuhan. Dari hasil
tinggi yaitu sebesar 15,8 mm/jam dan perhitungan kebutuhan air untuk
lokasi II mempunyai nilai infiltrasi paling penyiapan lahan, satuan lahan dengan
kecil yaitu sebesar 3,9 mm/jam. luas 1 ha membutuhkan 12,94
d. Pola Tanam mm/hari/ha, jika dilakukan konversi
Data tanaman pada Desa Nguter maka (1 mm/hari/ha = 0,11574 lt / detik
dapat dihitung kebutuhan air irigasi, /ha) maka kebutuhan air saat
dengan menambahkan tanggal tanam, penyiapan lahan sebesar 1,5
maka kebutuhan air irigasi untuk liter/detik/ha.
tanaman dalam satu tahun dapat Setelah kebutuhan air untuk
ditentukan. Kebutuhan air selama penyiapan lahan maka kebutuhan air
penyiapan lahan maka data yang tanaman dihitung pada setiap tahapan
diperlukan yakni infiltrasi pada pada setiap tanaman.Berikut ini hasil
penyiapan lahan sebesar 3,9 mm/hari, analisis kebutuhan untuk tanaman pada
dan evaporasi saat penyiapan lahan setiap masa tanam I di Desa Nguter
sebesar 4,08 mm/hari, jangka seperti terlihat pada Tabel 7.

Tabel 7
Kebutuhan Air Tanaman pada Masa Tanam I Tanaman Padi Desa Nguter Tahun 2016
Bulan Dekade Tahap Kebutuhan air konsumtif (ETc) Hujan efektif
mm/hari mm/hari
Nov 1 Init 4,06 3,83
Nov 2 Init 4 4,73
Nov 3 Deve 3,84 4,85
Dec 1 Deve 3,71 4,93
Dec 2 Deve 3,59 5,16
Dec 3 Mid 3,52 5,14
Jan 1 Mid 3,42 5,09
Jan 2 Mid 3,31 5,1
Jan 3 Mid 3,44 5,08
Feb 1 Late 3,56 5,06
Feb 2 Late 3,55 5,04
Feb 3 Late 3,55 5,02
Mar 1 Late 3,56 4,03
Total 47,11 63,06
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

31 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39


Analisis Potensi Mata Air Semeru... Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

Tabel 7 menunjukan pada mengalami penurunan dari tahap


November dekade I dimulai dari tahap sebelumnya yakni 0,29 mm/hari atau
permulaan rata-rata kebutuhan air memiliki rata-rata kebutuhan air
konsumtif (ETc) 4,03 mm/hari. Setelah konsumtif (ETc) 3,42 mm/hari. Setelah
itu, tanaman padi masuk ke tahap melalui tahap pertengahan tanaman
perkembangan tanaman padi padi memasuki tahap akhir dengan
kebutuhan konsumtif (ETc) lebih kecil rata-rata kebutuhan air konsumtif (ETc)
dibandingkan tahap permulaan dengan sebesar 3,55 mm/ hari.
rata-rata kebutuhannya 3,71 mm/hari. Berikut ini hasil analisis kebutuhan
Memasuki tahap pertengahan irigasi pada setiap MT II dan MT III
kebutuhan air konsumtif (ETc) dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8
Kebutuhan Air Tanaman pada Masa Tanam II Tanaman Jagung Desa Nguter Tahun
2016
Bulan Dekade Tahap Kebutuhan air Hujan efektif
konsumtif (ETc)
mm/hari mm/hari
Mar 3 Init 1,86 2,5
Apr 1 Init 1,91 3,62
Apr 2 Deve 2,31 3,37
Apr 3 Deve 2,97 3,15
May 1 Deve 3,64 3,06
May 2 Mid 3,96 2,9
May 3 Mid 3,97 2,18
Jun 1 Late 3,97 1,24
Jun 2 Late 3,41 0,5
Jun 3 Late 2,78 0,29
Total 30,78 22,81
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Tabel 9
Kebutuhan Air Tanaman Masa Tanam III Tanaman Jagung Desa Nguter Tahun 2016
Bulan Dekade Tahap Kebutuhan air Hujan efektif
konsumtif (ETc)
mm/hari mm/hari
Jul 2 Init 2,01 0,27
Jul 3 Init 2,02 0,4
Aug 1 Deve 2,41 0,32
Aug 2 Deve 3,11 0,25
Aug 3 Mid 3,9 0,38
Sep 1 Mid 4,25 0,52
Sep 2 Mid 4,31 0,62
Sep 3 Late 4,23 0,79
Oct 1 Late 3,6 0,81
Oct 2 Late 2,93 0,54
Total 32,77 4,9
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

32 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39


Analisis Potensi Mata Air Semeru... Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

Tabel 8 menunjukan tahap  Q mata air = 1.645.977,6 liter/hari


permulaan rata-rata kebutuhan air  Q penduduk = 604.758 liter/hari
konsumtif (ETc) sebesar 1,88 mm/hari.
 Q mata air > Q penduduk
Pada tahap perkembangan tanaman
jagung membutuhkan rata-rata
Selain dilakukan perbandingan
kebutuhan air konsumtif (ETc) sebesar
antara kuantitas mata air Semeru pada
2,97 mm/hari. Tahap pertengahan
musim penghujan dengan kebutuhan
tanaman jagung membutuhkan rata-
air bersih penduduk Desa Nguter, perlu
rata kebutuhan air konsumtif (ETc)
juga dilakukan perbandingan antara
untuk pertumbuhannya 3,965 mm/hari.
kuantitas mata air Semeru pada musim
Setelah melalui beberapa tahap maka
kemarau dengan kebutuhan air bersih
tanaman jagung memasuki tahap akhir
penduduk Desa Nguter. Diketahui
dengan membutuhkan air untuk
bahwa debit mata air Semeru pada
kebutuhan konsumtif dengan rata-rata
musim kemarau sebesar 1.597.478,4
3,38 mm/hari.
liter/hari. Hasil perbandingannya
Tabel 9 bahwa tahap permulaan
sebagai berikut.
rata-rata kebutuhan air konsumtif (ETc)
sebesar 2,015 mm/hari. Pada tahap
perkembangan tanaman jagung  Q mata air = 1.597.478,4 liter/hari
membutuhkan rata-rata kebutuhan air  Q penduduk = 612.381 liter/hari
konsumtif (ETc) sebesar 2,76 mm/hari.  Q mata air > Q penduduk
Tahap pertengahan tanaman jagung
membutuhkan rata-rata kebutuhan air Berdasarkan hasil perbandingan
konsumtif (ETc) untuk pertumbuhannya di atas maka kuantitas mata air Semeru
4,15 mm/hari. Setelah melalui pada musim penghujan dan musim
beberapa tahap maka tanaman jagung kemarau atau ketersediaan mata air
memasuki tahap akhir dengan Semeru sangatlah mencukupi untuk
membutuhkan air untuk kebutuhan kebutuhan air bersih seluruh Desa
konsumtif dengan rata-rata 3,58 Nguter. Kebutuhan air penduduk erat
mm/hari. sekali hubungannya dengan
perkembangan dan pertambahan
Analisis Potensi Mata Air Semeru jumlah penduduk untuk penyediaan air.
untuk Kebutuhan Penduduk dan Perkembangan dan pertambahan
Irigasi jumlah penduduk akan menentukan
Total kebutuhan air bersih besarnya kebutuhan air bersih dimasa
penduduk perhari diperoleh dari hasil yang akan datang.
perhitungan antara kebutuhan air Perbandingan antara kuantitas
masing-masing penduduk dengan mata air Semeru dengan kebutuhan air
jumlah penduduk Desa Nguter, maka bersih penduduk dilakukan untuk
diperoleh total kebutuhan Desa Nguter menganalisis potensi mata air Semeru
sebesar 604.758 liter/hari. Dibawah ini di Desa Nguter dalam memenuhi
hasil perbandingan antara debit mata kebutuhan air bersih penduduk selama
air Semeru dengan kebutuhan air 50 tahun kedepan maka mata air
bersih penduduk sebagai berikut. Semeru masih dapat memenuhi

33 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39


Analisis Potensi Mata Air Semeru... Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

kebutuhan konsumtif air bersih temperatur tertinggi benilai 18,6oC dan


penduduk Desa Nguter. terendah 17,5 oC. Parameter lain yakni
Berdasarkan hasil perbandingan kekeruhan memiliki skala terendah 1
antara kuantitas mata air Semeru NTU dan skala tertinggi yang terjadi
dengan kebutuhan air penduduk yang pada musim penghujan yakni 5 NTU.
sangatlah mencukupi untuk kebutuhan Perubahan kualitas air pada
air bersih seluruh Desa Nguter, maka setiap parameter, seperti kekeruhan,
dilakukan analisis potensi kuantitas disebabkan oleh adanya bahan organik
mata air Semeru untuk kebutuhan dan anorganik yang tersuspensi dan
irigasi. Berikut hasil perbandingan terlarut (Efendi, 2003: 60). Tingkat
antara debit mata air Semeru dengan kekeruhan mata air Semeru sangat
kebutuhan total pada setiap jaringan rendah dan tidak terdapat perbedaan
irigasi Desa Nguter. yang signifikan antara pada musim
penghujan dan musim kemarau.
 Q mata air = 1.013.158,5 liter/hari Meskipun tingkat kekeruhan pada
musim kemarau lebih rendah
 Q mata air < Q Irigasi Mukini
dibandingkan penghujan, pada musim
 Q mata air < Q Irigasi Lobang 1
kemarau lebih terlihat jernih dan
 Q mata air < Q Irigasi Poteh cahaya matahari menembus sampai
 Q mata air > Q Irigasi Umengan dasar perairan.Sedangkan pada musim
penghujan terdapat sedikit zat yang
Perbandingan antara kuantitas tersuspensi di dalam perairan meskipun
mata air Semeru dengan kebutuhan tidak pada intensitas yang tinggi.
irigasi pertanian dilakukan untuk Temperatur dipengaruhi kondisi
menganalisis potensi mata air Semeru musim, pada musim hujan temperatur
di Desa Nguter dalam memenuhi air lebih rendah dibandingkan musim
kebutuhan irigasi dalam satu tahun. kemarau. Hal ini disebabkan hujan
Dari hasil perbandingan tersebut yang menurunkan temperatur udara
diketahui bahwa hanya jaringan irigasi dan menaikkan kelembaban udara. Bila
Umengan yang kuantitas mata airnya dibandingkkan dengan musim kemarau
mencukupi kebutuhan air irigasi. dengan lama penyinaran lebih panjang
dibandingkan musim penghujan, maka
3. Pembahasan lama penyinaran akan menaikkan suhu
udara dan suhu pada badan mata air
Analisis Kualitas Air untuk Semeru.
Kebutuhan Penduduk dan Irigasi Warna ditimbulkan oleh adanya
Analisis kualitas mata air Semeru bahan organik dan bahan anorganik
dilakukan untuk melihat kesesuaian air (Efendi, 2003: 61).Kondisi yang seperti
untuk kebutuhan penduduk dan irigasi ini mengindikasikan bahwa tidak ada
Desa Nguter. Hasil pengukuran yang bahan-bahan organik seperti plankton,
dilakukan setiap parameter seperti humus, dan algae. Selain itu, mata air
warna, bau, dan rasa sama sekali tidak Semeru masih belum tercemar bahan-
terindikasi pada mata air Semeru. bahan kimia yang dapat merubah
Selain itu, parameter fisik lain seperti warna dari perairan mata air Semeru.

34 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39


Analisis Potensi Mata Air Semeru... Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

Parameter lain seperti bau dan perbedaan debit mata air Semeru.
rasa pada kondisi air mata air Semeru Pada musim penghujan curah hujan
tidak terindikasi terjadinya pencemaran lebih tinggidibandingkan musim
dari aktivitas manusia. Tidak ada kemarau, sehingga menyebabkan
aktivitas industri di dekat mata air musim penghujan debit mata air lebih
Semeru, selain itu lokasi antara tinggi.Hal ini disebabkan oleh suplai
pemukiman dan mata air Semeru pada daerah tangkapan hujan
terletak sekitar ±2 km, jadi tidak ada (recharge area) untuk mengisi air tanah
kontak secara langsung dengan lebih besar dibandingkan musim
aktivitas manusia. Menurut Widyastuti, kemarau.
dkk (2014: 165) pada dasarnya faktor Mata air Semeru muncul
yang berpengaruh terhadap kondisi kepermukaan tanah dikarenakan
kualitas air di suatu daerah adalah perubahan topografi yang mengalami
faktor alami dan faktor buatan. penurunan dan memotong akuifer
Berdasarkan standar dari bebas (unconfined aquifer). Biasanya
PERMENKES RI.No 416/ wilayah morfologi kaki gunung api,
MENKES/PER/ IX/1990 sebuah mata banyak di temukan sumber mata air
pada setiap parameter harus yang relatif besar berupa titik mata air
memenuhi standar yang telah (spring) karena secara hidromorfologi
ditentukan. Dalam penelitian ini wilayah ini merupakan jalur mata air
menunjukan bahwa mata air Semeru (spring belt).
dapat dinyatakan sebagai air bersih Debit mata air Semeru berasal
dan sesuai untuk memenuhi kebutuhan dari daerah tangkapan tepatnya diatas
penduduk dan irigasi dari segi wilayah Desa Nguter yakni kawasan
kualitasnya. Pronojiwo dan Candipuro yang memiliki
karakteristik akuifer terbuka yang
Analisis Kuantitas Mata Air menyebabkan pengaliran air hujan ke
Analisis potensi kuantitas mata air zona akuifer bebas tepatnya di daerah
Semeru dilakukan untuk mengetahui Pasirian. Berdasarkan proses
besarnya ketersediaan air bersih yang terjadinya, maka mata air Semeru
dihasilkan. Jumlah debit mata air tergolong tipe depression spring yakni
Semeru pada musim penghujan akuifer bebas (unconfined aquifer)
1.143,04 liter/menit dan pada musim yang mengalami kenaikan ke
kemarau sebesar 1.109,36 liter/menit. permukaan (Fetter dalam Kodoatie,
Besar kecilnya debit mata air 2012:84).
dipengaruhi oleh iklim, topografi,
karakteristik akuifer, dan struktur Kebutuhan Air Bersih Penduduk
geologi (Tolman dalam Wardani, Total kebutuhan air bersih
2010:2). Dari hasil pengukuran debit penduduk perhari diperoleh dari hasil
pada setiap musimnya tidak terdapat perhitungan antara kebutuhan air
penurunan debit secara signifikan. masing-masing penduduk dengan
Perubahan debit mata air dipengaruhi jumlah penduduk Desa Nguter.
oleh kondisi iklim, antara musim Diperoleh total kebutuhan Desa Nguter
kemarau dan penghujan memiliki musim penghujan dan kemarau

35 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39


Analisis Potensi Mata Air Semeru... Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

sebesar 604.758 liter/hari dan 612.381 iklim disuatu daerah.Menurut Linsley


liter/hari. (1995: 233) penduduk di daerah panas
Berdasarkan proyeksi jumlah membutuhkan air lebih banyak
penduduk Desa Nguter dari tahun daripada penduduk di daerah dingin
2016-2050, total penduduk yang atau pada saat musim kemarau
menetap di Desa Nguter selalu kebutuhan air menjadi lebih banyak
mengalami penurunan. Penurunan ini dibandingkan pada saat musim hujan.
sebesar 2,4% dari total penduduk di Berdasarkan rata-rata konsumsi
Desa Nguter. Hal ini dikarenakan di Desa Nguter pada musim penghujan
tingkat mortalitas dari tahun ketahun dan kemarau memiliki
lebih besar dibandingkan perbedaan.Perbedaan penggunaan air
natalitas.Berdasarkan paparan data pada musim kemarau dan penghujan
diatas maka dapat disimpulkan disebabkan oleh pola penggunaan
bahwasanya setiap 5 tahun terakhir untuk memasak dikarenakan pada
kebutuhan air untuk konsumsi musim kemarau membutuhkan jumlah
penduduk dan penduduk mengalami air untuk konsumsi yang lebih banyak
penurunan sebesar 9.628 liter/hari dan dibandingkan penghujan.
134 jiwa.
Kebutuhan air penduduk Kebutuhan Irigasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor Kebutuhan air irigasi ditentukan
seperti karakteristik penduduk, ukuran oleh beberapa faktor seperti
kota, dan kondisi iklim (Linsley, 1995: evapotranspirasi, curah hujan efektif,
233). Berdasarkan karakteristik tanaman (tipe tanaman dan umur
penduduk Desa Nguter, kondisi sosial tanaman), tekstur tanah (Suyono dan
ekonomi mempengaruhi tinggi Darmakusuma, 1991: 27).
rendahnya kebutuhan air.Faktor yang Evapotranspirasi potensial (ETo)
menyebabkan perbedaan jumlah berbeda setiap bulannya hal ini
konsumsi pada setiap profesi tergantung kepada besarnya suhu rata-
dipengaruhi oleh jumlah konsumsi rata bulanan, kelembaban udara
kendaraan pribadi.Menurut Usman bulanan, kecepatan angin bulanan, dan
dalam Widayanti (2014: 23) kebutuhan lama penyinaran bulanan.
air lebih besar bagi penduduk dengan Evapotranspirasi yang terjadi di Desa
kondisi sosial-ekonomi yang lebih baik. Nguter dalam satu tahun memiliki rata-
Ukuran kota juga menjadi faktor rata 3,74 mm/hari. Evapotranspirasi
yang memengaruhi jumlah kebutuhan yang tertinggi terjadi pada bulan
air penduduk. Berdasarkan rata-rata September yakni 4,24 mm/hari
kebutuhan air perkapita perhari yakni sedangkan yang terendah terjadi pada
selama musim penghujan dan kemarau bulan Januari sebesar 2,91 mm/hari.
sebesar 71,8liter/hari. Desa Nguter Evapotranspirasi musim kemarau lebih
masuk ke dalam kategori V (desa tinggi dibandingkan musim penghujan,
dengan rata-rata jumlah penduduk hal ini disebabkan oleh keadaan
<20.000 jiwa). meteorologi yang berbeda pada setiap
Tingkat penggunaan air musimnya.Pada musim kemarau
penduduk dipengaruhi pula oleh kondisi penyinaran matahari lebih intensif

36 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39


Analisis Potensi Mata Air Semeru... Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

dibandingkan dengan musim setiap tahap kebutuhan airnya berbeda-


penghujan. Intensitas penyinaran beda.Perbedaan ini disebabkan oleh
matahari yang tinggi dan suhu yang tingkat kebutuhan air konsumtif (ETc)
tinggi akan menyebabkan kebutuhan atau penguapan tanaman. Tingkat
air untuk evapotranspirasi meningkat. kebutuhan air konsumtif pada setiap
Sebaliknya, kelembaban udara yang umur yang berbeda-beda
tinggi, suhu yang rendah, dan intensitas mempengaruhi total kebutuhan irigasi.
penyinaran matahari yang rendah akan Pada masa tanam I tanaman padi
menyebabkan kebutuhan air untuk rata-rata kebutuhan air konsumtif (ETc)
evapotranspirasi lebih rendah. untuk transpirasi tertinggi pada tahap
Curah hujan juga menjadi faktor permulaan atau padi pada umur 1-20
yang dapat menentukan jumlah hari yakni sebesar 4,03 mm/dekade.
kebutuhan air irigasi. Curah hujan yang Setelah tahap permulaan padi
terjadi di Desa Nguter sebesar 1820,1 memasuki tahap perkembangan, tahap
mm/tahun. Curah hujan yang tertinggi pertengahan, dan tahap akhir dimana
terjadi pada bulan November sampai kebutuhan air konsumtif (ETc) pada
April dengan intensitas rata-rata 243 setiap tahapan selalu mengalami
mm/bulan.Untuk musim kemarau Desa penurunan. Sedangkan rata-rata
Nguter memiliki intensitas curah hujan kebutuhan air konsumtif (ETc) terendah
yang rendah yakni sebesar 59 terdapat pada tahap akhir padi berumur
mm/bulan.Curah hujan yang terjadi di 90 hari setelah masa tanam sampai
suatu daerah bermanfaat sebagai masa panen 35,5 mm/decade.
suplai untuk kebutuhan pertanian. Pada masa tanam II kebutuhan
Perbedaan tekstur juga menjadi air konsumtif (ETc) tanaman jagung
faktor yang memengaruhi jumlah tertinggi terjadi pada tahap
kebutuhan air irigasi.Banyaknya pertengahan pada saat jagung berumur
kebutuhan air yang digunakan untuk 38-76 hari yakni sebesar 3,97 mm/hari.
irigasi tidak semuanya digunakan oleh Kebutuhan air konsumtif (ETc)
tanaman namun banyak yang diserap terendah di tahap permulaan pada saat
oleh tanah. Kondisi fisik tanah di Desa jagung berumur 1-17 hari yakni sebesar
Nguter bertekstur lempung dengan laju 1,88 mm/hari.
infiltrasi 15,8 mm/jam dan nilai infiltrasi Kebutuhan air konsumtif (ETc)
tekstur lempung sebesar 12,5-25 tanaman jagung dimulai tahap
mm/jam (kriteria cepat). Cepatnya laju permulaan sampai tahap pertengahan
infiltrasi pada kondisi tekstur tanah selalu mengalami peningkatan dan
berlempung di Desa Nguter dapat mencapai puncaknya pada tahap
ditentukan oleh komposisi fraksi. pertengahan.Setelah itu, pada akhir
Kebutuhan air untuk irigasi kebutuhan air konsumtif (ETc)
pertanian harus mempertimbangkan mengalami penurunan.
tipe tanaman dan umur tanaman Pada masa tanam III kebutuhan
(tingkat pertumbuhan) (Fatchan dkk, air konsumtif (ETc) tanaman jagung
1990: 50).Umur tanaman merupakan berbeda dengan MT II, hal ini
faktor yang menentukan kebutuhan air disebabkan oleh tingkat penguapan
untuk pertanian dikarenakan pada berbeda antara pada bulan Maret

37 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39


Analisis Potensi Mata Air Semeru... Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

sampai Juni dan Juli sampai paparan diatas, dapat disimpulkan


Oktober.Akhir-akhir bulan merupakan bahwa kualitas mata air Semeru yang
masa kemarau dengan suhu tinggi dan diteliti tidak memiliki perubahan pada
lama penyinaran dalam sehari lebih setiap musimnya, sehingga dapat
banyak dibandingkan pada bulan-bulan dinyatakan sebagai air bersih dan
lainnya. sesuai untuk memenuhi kebutuhan
Kebutuhan air konsumtif (ETc) penduduk dan irigasi. Jika dilihat dari
masa tanam III tertinggi terjadi pada kuantitas mata air Semeru pada musim
saat jagung memasuki tahap penghujan 1.143,04 liter/menit dan
pertengahan dengan umur 38-76 hari pada musim kemarau sebesar 1.109,36
yakni 4,28 mm/hari. Kebutuhan air liter/menit. Sehingga kebutuhan air
konsumtif (ETc) terendah terjadi pada bersih sebesar 604.758 liter/hari dan
saat jagung berumur 1-17 hari yakni 612.381 liter/hari dan kebutuhan air
2,01 mm/hari. irigasi dapat terpenuhi dengan baik.
Tipe tanaman pada masa tanam
yang sebagian besar diterapkan di Saran
Desa Nguter juga menentukan Berdasarkan hasil dan pembahasan
kebutuhan air untuk irigasi. Pada masa dari penelitian ini maka dapat
tanam I total kebutuhan air tanaman dirumuskan saran dan masukan.
padi rata-rata dari seluruh jaringan Adapun saran dalam penelitian ini
irigasi di Desa Nguter sebesar adalah bagi pemerintah, penelitian ini
1.877.184,12 m3/MT/ha. dapat menjadi pijakan dalam
Pada masa tanam II total pengelolaan dan pengembangan
kebutuhan air tanaman jagung rata- sumberdaya air. Penelitian ini juga
rata dari seluruh jaringan irigasi di Desa dapat memberikan informasi tambahan
Nguter sebesar 1.519.776,9 m 3/MT/ha, bagi peneliti selanjutnya dan pembaca
sedangkan pada masa tanam III total sebagai informasi tentang teknik
kebutuhan air tanaman jagung rata- pengembangan sumberdaya air untuk
rata dari seluruh jaringan irigasi di Desa pemenuhan air bersih penduduk dan
Nguter sebesar 1.582.157,6 m 3/MT/ha. irigasi pertanian. Serta sebagai dasar
Kebutuhan air konsumtif (ETc) melakukan pengembangan dibeberapa
padi lebih besar daripada jagung, daerah yang masih belum
karena padi sangat peka terhadap mengoptimalkan sumber air.
ketersediaan air dibandingkan tanaman
jagung.Jadi, umur tanaman dan tipe Daftar Pustaka
tanaman menentukan jumlah Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten
kebutuhan air konsumtif (ETc) yang Lumajang dalam angka 2015.
dibutuhkan untuk transpirasi tanaman. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas
Air (Bagi Pengelolaan
Sumberdaya dan Lingkungan
4. Penutup Perairan). Yogyakarta: Kanisius.
Fatchan dan Purwanto. 1990. Geografi
Simpulan Pertanian. Buku Penunjang
Berdasarkan hasil analisis dan Perkuliahan. Malang.
pembahasan yang terdapat pada Perpustakaan UM.

38 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39


Analisis Potensi Mata Air Semeru... Ikaf Fajar Maulana, Syamsul Bachri, dan Didik Taryana

Kodoatie, R. 2012. Tata Ruang Air


Tanah.Yogyakarta. Andi Offset.
Linsley.1995. Teknik Sumberdaya Air
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Suyono dan D, Darmakusuma. 1991.
Evaluasi Sumberdaya Lahan
(Hidrologi). Yogyakarta.
Universitas Gadjah Mada.
Wardani, Anastasia Erista. 2010.
Evaluasi Potensi Mata Air untuk
Kebutuhan Air Domestik di
Kecamatan Cangkringan
Kabupaten Sleman Pasca
Erupsi Merapi. Jurnal.
Universitas Gadjah Mada.
Widayanti, Mustikowati. 2014. Analisis
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Konsumsi Air
Bersih Golongan Pelanggan
Rumah Tangga III Wilayah
Pelayanan Cabang Timur
PDAM Kota Semarang. Skripsi.
Universitas Diponegoro.

39 | Media Komunikasi Geografi, Vol 18, No. 1, Juni 2017: 24-39

Anda mungkin juga menyukai