BANGUNAN AIR
DISUSUN OLEH :
A. LATAR BELAKANG
Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan
mengendalikan air di sungai maupun danau.
Bentuk dan ukuran bangunan tergantung kebutuhan, kapasitas maksimum sungai,
dana pembangunan dan sifat hidrolik sungai. Kebanyakan konstruksi bangunan air bersifat
lebih masif dan tidak memerlukan segi keindahan dibanding dengan bangunan-bangunan
gedung atau jembatan, dan perencanaan bangunannya secara detail tidak terlalu halus.
Permukaan bangunan air atau bagian depannya sebaiknya berbentuk lengkung untuk
menghindari kontraksi sehingga mempunyai efisiensi yang tinggi dan mengurangi gerusan
lokal (local scoure) di sekililing bangunan atau di hilir bangunan.
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawahtanah, irigasi pompa dan irigasi
rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan tempat media
pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi apabila ada air, baik bertindak sebagai pelaku
(subjek) atau air sebagai media (objek). Proses-proses utama yang menciptakan kesuburan
tanah ataupun yang mendorong degradasi tanah karena air.
Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air kepada lahan-
lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara
teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan tanah tidak mencukupi untuk
mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara
normal. Pemberian air irigasi yang efisien selain dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga
ditentukan oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan
tanaman.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini :
1. Manfaat dari suatu bangunan air di sungai adalah untuk membantu manusia dalam
kelangsungan hidupnya, dalam upaya penyediaan makanan nabati dan memperbesar
rasa aman dan kenyamanan hidup manusia terutama yang hidup di lembah dan di tepi
sungai.
2. Tujuan irigasi pada suatu daerah adalah upaya untuk penyediaan dan pengaturan air
untuk menunjang pertanian, dari sumber air ke daerah yang memerlukan dan
mendistribusikan secara teknis dan sistematis.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tata cara pemilihan lokasi Bangunan Air Bendungan?
2. Jelaskan jenis – jenis Bangunan Air!
3. Jelaskan Sistem Irigasi yang sering digunakan !
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. EFISIENSI IRIGASI
Air yang diambil dari sumber air atau sungai yang di alirkan ke areal irigasi tidak semuanya
dimanfaatkan oleh tanaman. Dalam praktek irigasi terjadi kehilangan air. Kehilangan air
tersebut dapat berupa penguapan di saluran irigasi, rembesan dari saluran atau untuk
keperluan lain (rumah tangga).
a. Efisiensi pengaliran
Jumlah air yang dilepaskan dari bangunan sadap ke areal irigasi mengalami kehilangan air
selama pengalirannya.Kehilanganair ini menentukan besarnya efisiensi pengaliran.
EPNG = (Asa / Adb) x 100% dengan :
EPNG = Efisiensi pengairan
Asa = Air yang sampai di irigasi
Adb = Air yang diambil dari bangunan sadap
b. Efisiensi pemakaian
Efisiensi pemakaian adalah perbandingan antara air yang dapat ditahan pada zone perakaran
dalam periode pemberian air, dengan air yang diberikan pada areal irigasi.
EPMK = (Adzp/ Asa) x 100%
dengan :
EPMK = Efisiensi pemakai
Adzp = Air yang dapat ditahan pada zona perakaran
Asa = Air yang diberikan (sampai) diareal irigasi.
SALURAN IRIGASI
Jaringan Saluran Irigasi Utama
Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder dan ke petak-petak
tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir
Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petas tersier yang dilayani oleh
saluran sekunder tersebut. Batas saluran sekunder adalah pada bangunan sadap terakhir.
Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber yang memberi air
pada bangunan utama) kejaringan irigasi primer. Saluran muka tersier membawa air dari
bangunan sadap tersier ke petak tersier yang terletak diseberang petak tersier lainnya.
b. Jaringan Saluran Irigasi Tersier.
Saluran irigasi tersier membaa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama ke dalam petak
tersier lalu di saluran kuarter. Batas ujung saluran ini adalah box bagi kuarter yang terakhir.
Saluran kuarter membawa air daribox bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier atau parit
sawah ke sawah.
c. Jaringan Saluran Pembuang Utama
Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder keluar daerah
irigasi. Saluran pembuang primer sering berupa saluran pembuang alam yang mengalirkan
kelebihan air ke sungai, anak sungai atau ke laut. Saluran pembuang sekunder menampung air
dari jaringan pembuang tersir dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung
ke pembuang alam dan keluar daerah irigasi.
d. Jaringan Saluran Pembuang Tersier
Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petek tersier yang termasuk dalam unit
irigasi sekunder yang sarna danmenampung air, baik dari pembuangan kuarter maupun dari
sawah-sawah. Air tersebut dibuang ke dalam jaringan pembuang sekunder. Saluran pembuang
sekunder menerima buangan air dari saluran pembuang kuarter yang menampung air langsung
dari sawah.
I. KESIMPULAN
1. Volume sampah yang dihasilkan setiap harinya di Kota Mataram sebesar 1126 m 3
dimana penyumbang terbesar adalah sampah rumah tangga yaitu sebesar 425m3/hr
sisianya terdiri dari sampah pasar, sampah perkotaan, sampah komersial, fasilitas
umum, penyuapan jalan, kawasan industri dan lain-lain.
2. Dalam penanganan sampah perkotaan / municipal solid waste (MSW) dapat di
tangani dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
3. Pemetaan sampah perkotaan dapat dilaksanakan dengan cara memetakan sebaran
sampah baik sampah di pasar, TPS, TPA dan juga sampah dari restoran, warung
makan, dll.
II. SARAN
1. Perlu adanya sosialisasi terkait penanganan sampah rumah tangga baik organic
maupun anorganik, yang dapat di gunakan kembali maupun dimanfaatkan.
2. Diadakannya bank sampah, sebagai kreatifitas masyarakat serta menambah
pemasukan keuangan dari hasil yang di dapatkan dari penjualan pemanfaatan
sampah.
3. Perlu kesadaran masyarakat didalam membuang sampah pada tempatnya, serta
pemahaman masyarakat akan kebersihan lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Novita, Dian Marya Dan Damanhuri Enri. Perhitungan Nilai Kalor Berdasarkan Komposisi
Dan Karakteristik Sampah Perkotaan Di Indonesia Dalam Konsep Waste To Energy.
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. Bandung
2. Munawarah Pyo Apriliana, Sad Kurniati W Dan Una Zaida.2017.Ibm Kota Mataram Yang
Mengalami Masalah Sampah Rumah Tangga. Fakultas Ilmu Kehutanan, Universitas
Nusatenggara Barat. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Tenggara Barat.
Fakultas Ilmu Seni, Universitas Nusa Tenggara Barat
3. http://rationalbioenergy.com/6-2_collection.html
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Municipal_solid_waste
5. http://www.epa.gov/osw/nonhaz/municipal/
6. https://paniradiakesmas.wordpress.com/2011/07/15/pengelolaan-sampah-perkotaan/
7. https://tirto.id/mengintip-kota-kota-gudang-sampah-di-indonesia-cE4o