Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS POLA PENGAIRAN IRIGASI PERMUKAAN UNTUK MENINGKATKAN

PRODUKTIVITAS PERTANIAN DI DESA KALIGONDO KECAMATAN GENTENG


KABUPATEN BANYUWANGI

NAMA: MOH.BUSROLANA
NIM: 07.15.20.040
PRODI: TATA AIR PERTANIAN
LATAR BELAKANG
Kondisi pertanian di Indonesia khususnya di kabupaten Banyuwangi saat ini masih belum dapat menunjukan hasil yang maksimal jika di
lihat dari tingkat kesejateraaan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Potensi pertanian di Indonesia yang besar namum
pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar petani kita masih banyak yang termaksud golongan miskin. Hal tersebut pemerintah
akan mengindikasi petani terhadap sektor pertanian (Suwardji, 2013).

Desa Kaligondo adalah sebuah desa di wilayah Kabupaten Banyuwangi yang terletak di daerah selatan ibukota Kabupaten, tepatnya di
Kecamatan Genteng yang memiliki luas wilayah 1,578,245 Ha dengan jumlah penduduk 11.598 jiwa serta memiliki luas lahan pertanian
seluas 11,73 Ha dan memiliki topografi berupa dataran tinggi dengan ketinggian 3.120 m dari permukaan laut, curah hujan rata-rata
pertahun 1,451 mm dan keadaan suhu rata-rata 27 C°. Serta area persawahannya memanfaatkan jaringan irigasi permukaan dari air sungai
sehingga air dapat sampai ke areal persawahan.

Pengelolaan jaringan irigasi akan memengaruhi sistem pemberian air pada petak-petak sawah dan tingkat pelayanan irigasi yang diterima
petani sehingga air dapat sampai ke areal persawahan. Agar jaringan irigasi tersebut dapat digunakan sesuai dengan fungsinya, maka
diperlukan adanya pengelolaan jaringan irigasi yang efektif dan efisien. Pengelolaan jaringan irigasi akan memengaruhi sistem pemberian
air pada petak-petak sawah dan tingkat pelayanan irigasi yang diterima petani.

Ketersediana air merupakan salah satu masalah penting dalam pertanian, rendahnya ketersedianaan air tersebut disebabkan karena iklim
Indonesia, khususnya Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng Banyuwangi dalam zona agroklimat D4 dan E3. Tipe iklim D4 dicirikan oleh 3-4
bulan basah dan 6-7 bulan kering sedangkan iklim E3 dicirikan oleh tiga bulan basah (BB) dan >7 bulan kering (BK).

Dalam mengatasi masalah tersebut, pemerintah daerah telah menerapkan irigasi sebagai solusi dalam mengatasi kekeringan.

Sistem irigasi adalah sebagai solusi untuk mengairi suatu lahan dengan cara membendung sumber air dan usaha penyediaan, pengaturan,
dan pembuangan air untuk irgasi untuk menunjang pertanian. Keberadaan jaringan irigasi dimanfaatkan oleh masyarakat desa untuk
mengairi lahan pertanian, khususnya pada lahan kering.
TUJUAN
• Untuk mengetahui pola pengairan air irigasi permukaan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi peningkatan produktivitas pertanian di Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng Kabupaten
Banyuwangi.
METODE
Metode ini menggunakan metode observasi lapangan secara langsung dan metode studi literatur yang
semua data tersebut bersumber dari buku-buku, literasi, artikel ilmiah, jurnal ilmiah dan makalah hasil
penelitian yang berkaitan dengan pembahasan tersebut, dengan tujuan untuk menghasilkan hasil yang
baik dan benar.
METODE
Pola pengairan air irgiasi permukaan di desa kaligondo

Data debit air digunakan untuk mengetahui kehandalan penyampaian air, kemerataan penjatahan dan penggunaan
operasional bagi petani untuk menigkatkan kebutuhan pangan. Adapun hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan
observasi tentang pola pengairan irigasi permukaan yaitu mengetahui jumlah debit air yang dapat dilihat pada Tabel 4.1
  DEBIT DASARIAN (Satuan Waktu Meteorologi ) M3/DETIK    
Keteranga
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
n
Dasarian 0.94 1.23 1.29 0.88 1.65 0.91 0.76 0.72 0.67 0.68 0.68 1.36
1 0.90 0.84 1.15 1.07 1.17 0.85 0.72 0.73 0.68 0.66 0.99 1.77
Dasarian 2.75 0.81 1.70 2.42 1.02 0.80 0.68 0.69 0.68 0.67 1.42 2.51
2 1.58 097 1.39 1.45 1.27 0.86 0.72 0.72 0.68 0,67 1.03 1..90
Dasarian
3
Rerata
Bulanan
Max 7.06 1.57 2.57 3.03 1.89 0.95 0.80 0.78 0.73 0.67 4,79 3.31
Bulalan
Rata rata 1.11    
maksimal 7.06    
Dasarian adalah satuan waktu meteorologi yang lamanya adalah sepuluh hari digunakan untuk menghindari kekacauan
atau kesalahan. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk rata rata debit air tahunan adalah 1,11 m3/detik dan
untuk maksimal tahuan adalah 7,06 m3/detik. Dari jumlah angka tersebut kebutuhan air tanaman terpenuhi sesuai
dengan data tersebut.

Air yang berasal dari bendungan tirtogondo dialirkan melalui saluran primer, sekunder dan tersier. Serta air irigasi
tersebut digunaakan untuk keperluan seperti pertanian perkebunaan dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Tolok Ukur Pelaksanaan

Kehandalan penyampaian air (KPA)

Sistem irigasi sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas pangan oleh karena itu diperlukan pengoperasian dan pemeliharaan
sistem irigasi yang lebih efektif. Dan dalam mendukung pengembangan bangunan irigasi masyarakat petani pemakai air (P3A) harus berperan
aktif dalam mendukung kegiatan operasional dan penggunaan jaringan irigasi dalam rangka mewujudkan efisiensi ,efektifitas dan
keberlanjutan system irgasi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di lapangan, kehandalan penyampaian air tiap petak irigasi, dengan jumlah petani 75 orang
dengan luas lahan yang dialirkan 11,73 Ha dengan produksi tanaman padi 240 ton dan kacang tanah 6,5 ton. Hal ini menunjukan
pengoperasian jaringan irigasi dan aspek kehandalan penyampaian air sistem irigasi sudah optimal dan memenuhi kebutuhan petani di desa
kaligondo.

Kemerataan penjatahan air di petak tersier

Penyediaan air irigasi untuk mendukung tercapainya produktivitas lahan dalam meningkatkan produkti pertanian yang maksimal dengan
memperhatikan kepentingan lain terkait peningkatan produktivitas pertanian, kebutuhan air irgasi untuk pertanian merupakan kebutuhan
yang mendasar untuk kebutuhan pertanian.

Berdasarkan hasil observasi bahwa kemerataan penyampaian air untuk penjatahan air di daerah persawahan sangat efisien 97.5% kebutuhan
air sawah terpenuhi hal ini dibuktukan karena ketersediaan air di deerah irigasi dikatakan sangant cukup, dilihat dari data debit yang diukur
secara otomatis dengan menggunakan AWLR (Automaticwater Level Recorder) yaitu 1.11 m3 /detik.

Ketepatan waktu

Ketepatan waktu pendistribusian air erat kaitannya dengan kebutuhan air tanaman, curah hujan, luar rencana tanaman, jadwal tanam dan
efisiensi irgasi.Berdasarkan hasil dari wawancara petugas P3A menjelaksan bahwa air tetap disalurkan dengan waktu yang tepat selanjutnya
petani yang mengatur air dan menjadwalkan sendiri kapan tanaman tersebut menmbutuhkan air.
Pola Pendisrtibusian Air Irigasi

Berikut adalah gambar denah lokasi obsevasi dan pola pengairan air irgasi permukaan :

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa pola pendistribusian air irigasi berasal dari bendung tirtogondo kemudian
melalui saluran primer, setelah melalui saluran primer kemudian air dibagi menggunakan rumah pintu air ke saluran
sekunder kemudian saluran sekunder tersebut membuka cabang untuk saluran tersier, saluran tersier ini yang berfungsi
untuk mengalirkan air ke daerah persawahan sehingga digunakan untuk kepentingan pertanian oleh petani.

Menurut Sumaryanto (2006) Pola pendistribuan air irigasi tergantung dati kebutuhan air irigasi pada masing-masing saluran
yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Kebutuhan air irigasi

Kebutuhan air irigasi pada saluran tersier


Faktor Yang Memengaruhi Produktivitas Pertanian Di Desa Kaligondo Kecamatan Genteng kabupaten banyuwangi

Berikut adalah data hasil produksi pertanian dengan komoditas padi sawah dan kacang hijau pada Tabel 1.2

Tabel 1.2 Hasil produktivitas pertanian.

No Jenis komoditas Luas lahan Produktivitas


Tahun 2020

1 Padi sawah Kacang 51.00 Ha 240 ton


2 tanah 5 ha 6,5 ton

Berdasarkan Tabel 1.2 bahwa hasil produktivitas pada komoditas padi untuk lahan 51,00 Ha menghasilkan 240 ton pertahun sehingga dapat
dikonversikan untuk perhitungan luas lahan perhektar menghasilkan 4,7 ton sedangkan untuk standar Nasional untuk tanaman padi adalah
5,7. Tanaman lain selain padi yang ditanam adalah kacang tanah dengan hasil 6,5 ton dengan luas lahan 5 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil produksi pertanian untuk kacang tanah dikategorikan standar, maka dapat disimpulkan bahwa petani kacang tanah di daerah kaligondo
berada pada angka rata-rata hal menunjukan bahwa penghasilannya sudah memenuhi standar kuntungan.

Sedangkan untuk produksi padi di daerah kaligondo menurun di karenakan beberapa faktor yaitu :

• Meningkatnya serangan hama


• Penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan
• Cuaca buruk
Simpulan

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa pola pengairan irigasi permukaan terhadap peningkatan produktivitas
pertanian di Desa kaligondo kecamatan genteng kabupaten banyuwangi yaitu :

• Pola pegairan irigasi permukaan Desa kaligondo kecamatan genteng kabupaten banyuwangi berasal dari saluran irigasi
dan disalurkan ke saluran terbuka untuk menyampaikan air di setiap lahan sawah yang ada di daerah irigasi kaligondo
dengan data debit yang dihasilkan yaitu 1,11 m3/detik bahwa kebutuhan air irigasi terpenuhi. Pegairan irigasi permukaan
Desa kaligondo kecamatan genteng kabupaten banyuwangi di distribusikan berdasarkan jenis dan kebutuhan air
tanaman dan dipertimbangkan dengan luas lahan yang dialirkan.

• Faktor yang memengaruhi produktivitas pertanian pada irigasi permukaan Desa kaligondo kecamatan genteng kabupaten
banyuwangi yaitu : penggunaan pupuk kimia secara terus menerus, meningkatnya populasi hama seperti ulat dan
serangga, angin kencang.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai