Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI WILLINGNESS TO
PAY WARGA KECAMATAN JEBRES
PADA PELAYANAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR DI JURUG
Benedicta Bulan Ayu Gantari / F0121053

Tema : Konservasi Sumber Daya Air


Ekonomi SDA & Lingkungan
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat
penting bagi hidup dan kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk
manusia. Pertambahan jumlah penduduk yang terus menerus terjadi,
membutuhkan usaha yang sadar dan sengaja agar sumber daya air dapat
tersedia secara berkelanjutan. Keragaman kegiatan masyarakat dalam
banyak bidang menyebabkan kebutuhan pada air menjadi masalah yang
penting terhadap persediaan air bersih, setelah pertumbuhan jumlah
penduduk. Total jumlah penduduk di kecamatan Jebres ini terdapat 148.992
jiwa. Pemerintah di Kecamatan Jebres Kota Surakarta telah mendirikan
Instalasi Pengolahan Air PDAM yang berada di Jurug sebagai salah satu cara
untuk menjaga ketersediaan air bersih di kecamatan tersebut. Tanggung
jawab supaya ketersediaan air bersih dapat diakses secara berkelanjutan
dimiliki oleh pemerintah. Hal itu juga diikuti dengan kesediaan masyarakat
untuk membayar jasa tersebut (willingness to pay).
Rumusan Masalah
1. Bagaimana aspek manajemen, aspek teknis, aspek
ekonomi, dan aspek lingkungan Instalasi Pengolahan Air PDAM
di Jurug?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan
membayar (willingness to pay) masyarakat terhadap Instalasi
Pengolahan Air PDAM di Jurug?
3. Berapakah besaran nilai kesediaan membayar (willingness
to pay) masyarakat terhadap pelayanan dari Instalasi
Pengolahan Air PDAM di Jurug?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui aspek manajemen, aspek teknis, aspek
ekonomi, dan aspek lingkungan Instalasi Pengolahan Air PDAM
di Jurug.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan
membayar (willingness to pay) masyarakat terhadap Instalasi
Pengolahan Air PDAM di Jurug.
3. Mengetahui seberapa besar kesediaan masyarakat untuk
membayar (willingness to pay) pelayanan dari Instalasi
Pengolahan Air PDAM di Jurug.
Manfaat Penelitian

1. Pemerintah 2. Mayarakat

3. Instalasi Pengolahan 4. Ilmu Pengetahuan


Air Jurug
Bab II
Landasan Teori
Bab III
Metode Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa
Tengah. Kecamatan Jebres dipilih karena lokasi tersebut merupakan daerah
yang cukup padat penduduknya dan berpotensi kekeringan atau kekurangan
sumber daya air bersih. Sedangkan, objek penelitiannya adalah Instalasi
Pengolahan Air Jurug dan warga Kecamatan Jebres.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aspek manajemen, aspek teknis,
aspek ekonomi, dan aspek lingkungan Instalasi Pengolahan Air PDAM di
Jurug. Selain itu juga untuk mengetahui nilai ekonomi dalam upaya
konservasi sumber daya air di Kecamatan Jebres melalui metode ekonomi
yaitu willingness to pay beserta variabel-variabel yang mempengaruhinya.
Variabel yang digunakan adalah satu variabel dependen dan tujuh variabel
independen. Variabel dependen yaitu willingness to pay, sedangkan
variabel-variabel independen diantaranya adalah jenis kelamin, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat pengeluaran, jumlah anggota
keluarga, sumber air, dan kualitas air.
Teknik Penarikan Sampel

Penelitian ini menggunakan survei lapangan


kepada masyarakat di kecamatan Jebres,
Surakarta. Metode penarikan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling.
Jumlah sampel yang akan dipilih sebanyak 11
warga Kecamatan Jebres atau lebih tepatnya
di Kelurahan Gandekan, Sudiroprajan,
Kampung Sewu, dan Purwodiningratan.
Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data
Pada umumnya dalam penelitian
terdapat dua jenis data, yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif.
Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan data kuantitatif.
b. Sumber Data
Data primer dan data sekunder
merupakan data yang digunakan
oleh penulis.
Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data melalui tiga tahap


yaitu tahap pertama melakukan observasi
pada objek yang telah ditentukan dengan
datang ke tempat secara langsung untuk
wawancara pihak pengelola Instalasi
Pengolahan Air PDAM di Jurug, kemudian
memberi pertanyaan dalam bentuk kuesioner
dengan melakukan wawancara kepada
masyarakat kecamatan Jebres, dan diakhiri
dengan dokumentasi sebagai bukti.
Teknik Analisis Data
1) Analisis Kondisi Sosial Ekonomi
Berdasarkan survei yang dilakukan di Kecamatan Jebres diperoleh
beberapa data akan dianalisa yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan,
tingkat pendapatan, tingkat pengeluaran, jumlah anggota keluarga,
sumber air, kualitas air serta data pendukung lainnya. Analisis kondisi
sosial ekonomi dilakukan berdasarkan hasil survei maupun kuisioner
dari responden.
2) Analisis Korelasi dan Regresi Penentuan Tarif
Dalam hal ini akan dihitung hubungan korelasi antar parameter sosial
ekonomi yang diperoleh dari responden. Berdasarkan hasil korelasi
tersebut dilihat tingkat hubungan linear antara variabel WTP terhadap
variabel lainnya. Untuk mengetahui tarif air berdasarkan WTP, dilakukan
dengan menentukan model matematis dalam sebuah fungsi dengan
variabel sosial ekonomi.
Bab IV
Hasil Penelitian
Aspek Teknis
Instalasi Pengolahan Air PDAM Jurug telah berhasil menghasilkan air bersih
sebesar 100 lt/dt. Air Sungai Bengawan Solo adalah sumber air baku PDAM
Surakarta yang diolah di IPA Jurug dan IPA Jebres. Urutan proses pengolahan
air yang dilakukan IPA Jurug:
Aspek Teknis
Pendistribusian air dari IPA Jurug ini
menggunakan 2 pompa yang kemudian akan
mengalirkan air ke wilayah-wilayah pelanggan
IPA Jurug. Pompa 90 mengalirkan air ke
wilayah Petoran, Jagalan, Purwodiningratan,
Pucang Sawit, Gandekan, dan Kampung Sewu.
Sedangankan, Pompa 45 mengalirkan air ke
wilayah Ngoresan, Gulon, Kenthingan, dan
sekitarnya.
Aspek Manajemen
● Kota Surakarta memiliki 3 IPA yaitu IPA Semanggi, IPA Jebres,
dan IPA Jurug. Pembagian tanggung jawab supervisor IPA yaitu
supervisor IPA Semanggi satu orang dan satu orang sebagai
supervisor IPA Jebres dan IPA Jurug.
● Proses pemilihan supervisor yaitu ditunjuk langsung oleh
pimpinan PDAM.
● Struktur organisasi IPA Jurug sangat sederhana yaitu hanya
terdapat supervisor kemudian di bawahnya terdapat operator
atau ketua shift yang berjumlah tiga orang.
● Terdapat enam shift untuk menjaga dan mengelola IPA Jurug
dalam 24 jam. Shift pertama dimulai pada pukul 08.00 sampai
20.00, kemudian dilanjut oleh shift selanjutnya.
Aspek Ekonomi
Berdasarkan dari Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2022.
Penggolongan tarif air dari PDAM:
Aspek Ekonomi
● Tarif-tarif yang sudah dibayar oleh pelanggan akan menjadi
pemasukkan untuk IPA Jurug dan akan digunakan untuk
membiayai pengeluaran untuk memproduksi air bersih nya.
● Jumlah pengeluaran untuk setiap bulan nya kurang lebih Rp
600.000.000 dan ini sudah termasuk dari tiga IPA yaitu IPA
Jurug, IPA Jebres, dan IPA Semanggi.
● Pengeluaran digunakan untuk membiayai listrik dari PLN, bahan
kimia yang digunakan untuk pengolahan air, gas, PBB, pajak
dari Jaya Tirta, gaji pengelola, dan lain-lain.
● Di IPA Jurug terdapat 12 pompa dan harga nya untuk satu set
pompa adalah Rp 400.000.000. Harga tersebut sudah termasuk
untuk biaya pemasangan, garansi, dan perawatan.
Aspek Lingkungan
● Dampak yang ditimbulkan oleh adanya Instalasi Pengolahan Air
ini yaitu terdapat limbah yang berupa lumpur. Lumpur tersebut
dapat mengandung zat-zat yang berbahaya atau beracun
yang dapat mencemari lingkungan apabila dibuang tanpa
diolah terlebih dahulu.
● Limbah lumpur di IPA Jurug ini akan di cek terlebih dahulu
sebelum dibuang. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir atau
mengurangi kandungan zat-zat yang berbahaya atau beracun
pada lumpur PDAM sebelum dibuang ke Sungai Bengawan Solo
agar tidak berdampak dan mencemari air. Sehingga, tidak
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan daerah di
sekitar tempat pengolahan dapat terjaga kelestariannya.
Aspek Lingkungan
● Adanya IPA Jurug ini juga menimbulkan banyak dampak positif.
● Dengan diadakannya pengolahan air yang berasal dari sungai
ini dapat menjaga ketersediaan air bersih dan dapat memenuhi
kebutuhan air bersih masyarakat khususnya para pelanggan
PDAM tersebut. Air bersih yang disalurkan ke rumah tangga
dapat digunakan untuk kehidupan mereka sehari-hari seperti
untuk memasak, minum, mandi, mencuci, dan lain-lain.
● Selain itu, air juga digunakan untuk membantu proses produksi
yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan atau masyarakat
yang berdagang.
● Terjaga serta tersedianya kebutuhan air bersih sangat penting
karena tidak hanya bagi keberlangsungan hidup manusia saja,
tetapi bagi seluruh makhluk hidup.
Analisis Korelasi dan Regresi
Berdasarkan hasil analisa, parameter sosial ekonomi yang terkolerasi dengan WTP
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Berdasarkan analisis korelasi tersebut, yang paling berpengaruh dalam WTP


masyarakat adalah tingkat pendidikan terakhir dengan nilai sebesar 0,498. Lalu,
variabel yang paling sedikit berpengaruh terhadap WTP yaitu tingkat pengeluaran
dengan nilai sebesar 0,105.
Nilai WTP terhadap IPA Jurug di Kecamatan Jebres

Berdasarkan tabel 11 diketahui sebagian besar masyarakat Kecamatan


Jebres memilih dan menyutujui untuk membayar WTP pada nilai kurang dari
Rp50,000 yaitu sebesar 54.5%. Diketahui pula bahwa nilai WTP umum
Kecamatan Jebres adalah sebesar Rp 47.727. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai WTP kurang dari Rp50,000.

Kemudian untuk
perhitungan tarif air
berdasarkan rata-rata WTP
berbanding rata-rata
kebutuhan air diperoleh:
Tarif Air = Harga rata-rata
WTP per bulan / Kebutuhan
air tiap keluarga per bulan
= Rp. 47.727,00 / 30 m3
= Rp 1.600,00 / m3
Bab V
Kesimpulan
Kesimpulan
1. Karakteristik masyarakat Kecamatan Jebres yang diteliti
sebagian besar adalah perempuan, memliki tingkat pendidikan
tamatan SMA, berpenghasilan sedang, dan memili pengeluaran
yang rendah.
2. Berdasarkan hasil survei dan analisis yang dilakukan, tarif yang
bersedia dibayarkan oleh masyarakat berada pada range < Rp.
50.000,00 tepatnya sebesar Rp. 47.727,00/bulan. Berdasarkan tarif
WTP per bulan dan konsumsi air didapatkan tarif air WTP per m3
sebesar Rp. 1.600,00/m3.
3. Variabel yang paling berpengaruh berdasarkan dari hasil
perhitungan analisis korelasi dan regresi adalah tingkat pendidikan
terakhir.
Saran
1. Pemerintah atau PDAM membuat sosialisasi tentang masalah
kelangkaan air, penyebab, serta cara mengatasi nya kepada
masyarakat.
2. Instalasi Pengolahan Air mulai merencanakan untuk
menggunakan sumber energi yang terbarukan seperti dari biogas,
panel surya, dan lain-lain.
3. Pembiayaan pendidikan sangat penting untuk dilakukan, sebab
semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi juga tingkat
kesadaran untuk melakukan konservasi sumber daya air.
Lampiran Foto IPA Jurug
Lampiran Foto Wawancara
Foto dengan responden

Foto dengan pengelola


THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai