PENDAHULUAN
Perusahan air minum adalah salah satu perusahan yang menghasilkan pelayanan jasa
air kepada Masyarakat. Air merupakan sumber daya alam yang di perlukan sebagai
pelansung hajat hidup orang banyak, serta merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi
semua mahluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan karena air
menjadi kebutuhan yang vital dalam kehidupan maupun lingkungan terutama bagi manusia.
yang memerlukan air untuk keperluan minum, mandi, mencuci, dan kebutuhan lain-lain.
Oleh karena hal tersebut, air harus tersedia dalam kuantitas maupun kualitas yang
memadai. Selain merupakan sember daya alam, air juga merupakan kompunen ekosistem
yang sangat penting bagi kehidupan manusia yang di kuasia oleh negara dan pergunakan
untuk kemakmuran rakyat. Hal ini tercantum dalam pasal 33 ayat 3 undang-undang dasar
negara repoblik Indonesia tahun 1945 mengingat pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka
sangat wajar apabila sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena
serahkan kepada seluruh instansi. Dalam hak ini instansi tersebut adalah kantor daerah air
minum (PDAM). Dimana PDAM merupakan badan usaha milik daerah. Di kota ternate
sendiri memiliki sebuah kantor daerah air minum (PDAM) yang di namakan PDAM kota
ternate.
Namun yang terjadi di kota Ternante tidak sesuai dengan harapan Masyarakat
setempat. Karenakan dalam beberapa bulan terakhir masyarakat Kota Ternate khususnya
pelanggan PDAM mengeluhkan tentang krisis air bersih dari PDAM yang diantaranya debit
air yang sedikit, air yang terkadang kotor dan berbau serta air yang sering digunakan bahkan
berhari-hari tidak mengalir. Hasil ini di temukan dari beberapa informen yang sengaja di
wawancarai.
mengeluhkan tentang kurang masifnya pelayanan air bersih oleh PDAM di kota Ternate. Dari
beberapa pihak karyawan PDAM pun mengakui bahwa debit air di Instalasi Pengolahan Air
(IPA) di Kudu dan di Kaligarang mengalami krisis air dikarenakan musim panas yang
Panjang. Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan yang baik diantaranya adalah
Kualitas Jasa, Pelayanan, Perusahaan Daerah, Faktor penghambat pelayanan, Beban Kerja,
Hasil Kerja dan Sistem Kerja. Oleh karena itu, perlu adanyan perbaikan dalam proses
Ternate sendiri merupakan pulau vulkanik yang memiliki gunung api gamalama
dengan ketinggian 1715 dimana keberadaan dan potensi sumber daya airnya ditentukan oleh
sejara tektonik wilaya morfologi, iklim jenis tumpuhan lahan. Posisi geografi PDAM kota
ternate yang terletak di ternate saat ini sedang mengalami kondisi kurang baik dimana
melayani air bersih bagi pertumbuhan jumlah masyarkat kota ternate yang saat ini semakin
meningkat sehingga memaksa kantor untuk terus meningkatkan pelayanan. Kantor PDAM
kota ternate dituntut selalu menjaga kepercayaan Masyarakat dengan memperhatikan secara
cermat kebutuhan sebagai upaya memenuhi keinginan Masyarakat atau pelangan. Selain itu
juga tentang kinerja dan pelayanan pengaduan Masyarakat yang menurut adanya temuan,
bahwa PDAM kota ternate tidak responsif terhadap pengaduan pelangan. Keluhan-keluhan
Beberapa keluhan oleh Masyarakat diantaranya air yang sering tidak mengalir selama
banyaknya tagihan air yang dibayar oleh pelanggan diperkirakan tagihan air tertinggi saat ini
mencapai RP. 290.500.00 (dua ratus Sembilan puluh ribu lima ratus rupiah) per bulan,
padahal mereka tidak sering menggunakan air tersebut. Sehingga hal ini memerlukan
perhatian dan perbaikan yang serius untuk kemajuan perusahan dalam meningkatkan mutu
dan kualitas air yang diproduksi agar tidak ada lagi keluhan dari Masyarakat.
Maka dari itu, kantor harus mampu menyediakan produk yang memiliki mutu baik
dan harga terjangkau sehingga Masyarakat akan terus menerus mengunakan produk yang
diberikan oleh instansi atau kantor dan akan memberikan referensi kepada Masyarakat lain
sehinga masyarakat yang lain juga tertarik untuk mengunakan produk yang diberikan oleh
instansi karna PDAM sebagai public service dirancang dan diselenggarakan untuk memenuhi
legitimasinya dimata publik Walaupun begitu anggapan masyarakat tentang PDAM selalu
Hal demikian yang perlu untuk di minimalisir oleh PDAM Kota Ternate agar tidak
menjadi asumsi public yang berkepanjangan dengan melakukan perbaikan dan pengadaan air
bersih yang semaksimal mugnkin. Semisal keluhan Masyarakat terkait dengan kemacetan air,
maka yang perlu di adakan oleh PDAM Kota Ternate adalah bagaimana caranya untuk
meminimalisir kemacetan tersebut, sehingga Masyarakat merasa tidak di rugikan. Di lain sisi,
akan menjadi asumsi yang menghantarkan kepada keburukan kinerja PDAM. Untuk
menghidari hal demikian terjadi Kembali, maka PDAM perlu mengambil Langkah cepat atau
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat
judul terkait : “Kinerja PDAM Dalam Penyediaan Air Bersih Di Kota Ternate.”
Berangkat dari latar belakang di atas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah
dari penulisan ini adalah : “Bagaimana kinerja PDAM dalam penyediaan kualitas air bersih
di Kota Ternate ?”
penelitian dari penulisan ini adalah : “Untuk mengetahui kinerja PADM dalam penyediaan
pengetahuan terkait kinerja PDAM dalam penyediaan air bersih di kota ternate
a. Masyarakat
Hasil penelitian ini menjadi bahan pertimbangan bagi Masyarakat dalam mengetahui
b. Peneliti
Hasil dari penelitian ini menambah wawasan pengetahuan baru mengenai kinerja PDAM
c. Penelitian selanjutnya
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan tesis dalam pengembangan studi peneliti
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek alamiah, yaitu peneliti merupakan instrument kunci, Teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi, (Drs. Dadang
Pada hakekat penelitian merupakan suatu proses aktivitas dalam kaitannnya dengan
usaha temuan-temuan baru. Aktivitas yang dimaksudkan dilakukan dengan sengaja. Sebagai
aktivitas ilmiah, ciri khasnya adalah digunakan teori dan metode dengan berbagai sarana
(dalam Rulam, 2016:16) menegaskan bahwa penelitian kualitatif sangat cocok untuk
memecahkan suatu masalah penelitian yang tidak diketahui variabel-variabel dan perlu
dieksplarasi.
a. Tempat penelitian
Penelitian kinerja PDAM dalam penyediaan air bersih di Kota Ternate, peneliti
b. Waktu penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini di mulai pada 20 Februari 2024 sampai selesai.
a. Subjek penelitian
Sebjek penelitian ini adalah pelaku yang terlibat pada kinerja PDAM dalam penyediaan
b. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini memiliki dua jenis sumbe data yaitu:
1. Data primer
Data primer merupakan data pokok atau data utama dalam sebuah penelitian.
Untuk itu data primer yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada kinerja
PDAM dalam penyediaan air bersih di kota ternate. Adapun informan yang menjadi
Data sekunder merupakan data kedua dari data utama dalam sebuah penelitian
ini merujuk pada dokumen/arsip, buku, literatur, jurnal ilmiah dan sumber-sumber
Untuk mendapatkan data yang akurat dan valid, selain penentuan metode yang
tepat, kecermatan memilih Teknik pengumpulan data pun tak kalah penting. Dalam
penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa metode yaitu:
a. Observasi
Observasi merupakan suatau hal yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan sikap psikologia dua diantaranya yang penting
berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
terjadinya gejala atau fenomena yang terdapat selama observasi berlangsung dengan
bantuan koisioner wawancara terhadap objek dan sumber data yang ditetapkan oleh
peneliti. Sehingga digunakan untuk mengumpulkan data terkait kinerja PDAM dalam
penyediaan air bersih di kota ternate, dari hasil observasi tersebut kemudian dianalisis
agar ketahui kinerja PDAM Kota ternate dalam perilaku nyata yang di tunjukkan.
b. Wawancara
Menurut Denzin (dalam rochiati, 2012:117) wawancara merupakan
PDAM dalam penyediaan air bersih di kota ternate yang berada di lokasi penelitian.
1. Menyiapkan beberapa alat tulis dan kertas berisi beberapa butir pertanyaan yang
akan disampaikan oleh peneliti kepada pelaku kinerja PDAM dalam peningkatan
2. Mencatat hasil wawancara yang telah diperoleh dari subjek penelitian yang
ditentukan
c. Dokumentasi
dengan mengumpulkan informasi atau momen yang berkaitan dengan penelitian ini.
sebagaimana yang di ajukan oleh Huberma (dalam Dewi Sulistiyono,2010:8) yaitu terdiri
dari empat hal utama: reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan/verifikasi.
a. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada Langkah-langkah penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama
proses penelitian berjalan. Dalam proses ini, peneliti mulai meringkas, menelusuri
memilih mana yang perlu dan tidak perlu untuk dimasukkan dalam laporan penelitian.
Dengan adanya reduksi ini, dapat ditarik kesimpulan akhir secara tepat sesuai
b. Penyajian Data
Penyajian data yaitu sejumlah data atau informasi yang tersusun dan memberikan
lanjut. Dengan melihat penyajian data, kita akan mendapatkan pemahaman tentang
apa yang terjadi dan apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Penyajian data ini
penyediaan air bersih di kota ternate. adapaun penyajian data yang akan diketahui,
c. Kesimpulan/verifikasi
verifikasi. Jangan sampai peneliti salah dalam menyimpulkan atau menafsirkan data
jika bermasalah yang diteliti belum terjawab atau belum lengkap maka peneliti harus
melengkapi kekurangan tersebut di lapangan terlebih dahulu. Dari tahap ini, akan
dapat diketahui kesimpulan dari kinerja PDAM dalam penyediaan air bersih di kota
ternate.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Judul
No Penulis Persamaan Perbedaan
Penelitian
Triyani, 2018 Pelayanan terkait kinerja PDAM dalam terfokus pada peningkatan
Pada pelayanan kualitas air bersih. kualitas air dari pada kinerja
aspekk. Semisalnya;
pelayanan.
2017 Daerah Air adalah sama-sama melakukan penelitian ini memiliki focus di
pihak PDAM.
Masyarakat.
dkk, 2019 kehidupan meningkatkan kualitas hidup belum bisa mewujudkan Smart
Smart Living (pola hidup yang sehat), terhadap saluran air secara
menjadi lebih
efisien, lebih
aman, lebih
sehat dan
estetis