Anda di halaman 1dari 16

KINERJA PDAM DALAM PENANGANAN KRISIS AIR BERSIH

DI MOYA

DISUSUN OLEH : TRY MULIA MEGA PUSPITA

NPM : 121056320121021

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTRA


BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Air merupakan sumber daya maupun komponen yang sangat dibutuhkan
oleh masyrakat maupun keberlanjutan kehidupan masyrakat. Dalam segala
kegiatan keperluan rumah tangga seperti, keperluan mandi, minum, memasak,
mencuci dan juga keperluan industri, keperluan pertanian maupun keperluan
peternakan dan keperluan lainnya. Oleh karena itu air sangatlah berfungsi dan
berperan terhadap aktivitas makhluk hidup sehingga air harus tersedia dalam
kuantitas dan kualitas yang memadai. Mengingat pentingnya kebutuhan akan air
bersih, , maka sangatlah wajar apabila sektor air bersih mendapatkan prioritas
penanganan utama karena menyangkut dengan kehidupan orang banyak.
Peraturan daerah Kota ternate tentang pelayanan PDAM yang menjelaskan
memberikan pelayanan air minum kepada konsumen dengan memperhatikan
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, kecuali dalam keadaan kemasan berkaitan
dengan pertanggungjawaban PDAM. PDAM distatuskan sebagai pelaku usaha
dan secara otomatis harus tunduk pada ketentuan-ketentuan yang ada. Perusahaan
air minum adalah salah satu perusahaan yang mengahsilkan jasa air kepada
masyarakat yang dimana air adalah sumber daya alam yang diperlukan setiap
orang banyak serta merupakan kebutuhan yang dibutuhkan semua makhluk hidup,
baik manusia, hewan maupun tumbuhan.
Kota Ternate memiliki sebuah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
cabang Kota Ternate. PDAM Kota Ternate merupakan sebuah perusahaan yang
mengelola kebutuhan air bersih untuk wilayah Kota Ternate. Tujuan pelayanan air
minum adalah untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat secara
berkesinambungan sesuai standar kesehatan dengan mengutamakan pemerataan
pelayanan, mempertimbangkan keterjangkauan masyarakat, membantu dan
mendorong pertumbuhan perekonomian daerah serta sebagai salah satu sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Peraturan Daerah Kota Ternate yang dimana PDAM mampu memberikan
pelayanan dalam bidang perairminuman kepada masyarakat secara
“berkesinambungan” adalah memberikan pelayanan air minum baik kepada
pelanggan, non pelanggan, maupun pihak pihak lain. PDAM merupakan salah
satu Badan Usaha Milik daerah yang sebagai penyelenggara sistem penyediaan air
minum memiliki wewenang untuk melakukan pengelolaan air baku menjadi air
minum.
Air bersih adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Dapat
diartikan bahwa air bersih adalah air yang berkualitas memenuhi syarat kesehatan
dan langsung dapat diminum yang sudah melalui pengawasan oleh pemerintah.
untuk menjaga kualitas air minum yang 4 dikonsumsi masyarakat dilakukan
pengawasan kualitas air minum secara eksternal dan secara internal. Pengawasan
air minum secara eksternal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh dinas
kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh KKP khusus untuk wilayah kerja KKP.
Pengawasan kualitas air minum secara internal merupakan pengawasan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara air minum untuk menjamin kualitas air minum
yang diproduksi.
PDAM merupakan perusahaan yang dikelola oleh pemerintah daerah yang
dalam pengoperasiannya perlu mengutamakan pemenuhan kepuasan masyarakat
melalui penyediaan air. Sebagai perusahaan pemberi layanan publik yang
berorintasi juga pada kepentingan profit, PDAM harus dikelolah dengan baik
berdasarkan asas-asas ekonomi perusahaan sehingga harus dapat memelihara
kelangsungan hidup perusahaan, namun tetap harus mampu melayani kebutuhan
masyarakat atau pelanggan, khusus dalam penyediaan air minum secara lancar
dan dalam jumlah yang cukup.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat ialah adanya
keluhan-keluhan dari pelanggan tentang kualitas pelayanan pihak PDAM, seperti
kualitas air berwarna kekuning-kuningan, berkeruh dan air macet sehingga
terkesan tak layak konsumsi. Hal ini merupakan keluhan utama
konsumen.Ditambah persoalan kebocoran/kerusakan pipa, tunggakan yang cukup
tinggi dan pengaduan masyarakat yang tidak ditanggapi secara serius oleh pihak
PDAM.
Mega dalam Dr. Drs. Ismail Nurdin, M.Si Disebutkan bahwa pelayanan
publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Untuk dapat memberikan
pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa, penyelenggaraan pelayanan
harus memeahami asas pelayanan yaitu 1) Melayani bukan mengarahkan, 2)
Kepentingan umum adalah tujuan, bukan produk sampingan, 3) Pemikiran
strategis dan tindakan demokratis, 4) Melayani warga bukan pelanggan, 5)
Tanggung jawab itu tidak mudah, yaitu bukan hanya mengikuti pasar, tetapi juga
mengikuti ketetapan, konstitusi, nilai-nilai masyarakat, norma politik, standar
pekerjaan, dan kepentingan warga negara, 6) Menghargai orang, bukan hanya
tenaga produktif, 7) Menghargai hak sipil dan layanan publik atas kewirausahaan.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Ternate adalah suatu unit
usaha milik daerah yang berjalan dalam distribusi air bersih bagi warga
masyarakat pada umumnya, bukan hanya sebuah tempat, melainkan juga sebuah
fasilitas, insitusi dan organisasi yang memberikan pelayanan yang terjangkau dan
bermutu oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan air atau
penyediaan air bersih di masyarakat khusunya masyarakat Ternate. PDAM Kota
Ternate merupakan satu-satunya perusahaan yang menyediakan jasa
pendistribusian air bersih kepada masyarakat Kota Ternate, namum seiring
berjalanya waktu, PDAM Kota Ternate menuai banyak kritik dari masyarakat
tentang kinerjanya. Oleh karena itu peneliti akan melihat pelayanan yang
diberikan PDAM ke masyarakat.
Rendahnya kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh pengawasan
kantor PDAM Kota Ternate menjadi citra buruk di tengah masyarakat. Pelayanan
kepada masyarakat tidak dapat terlaksana dengan baik karena permasalahan yang
terjadi di PDAM Ternate. Pelayanan yang terjadi di PDAM Kota Ternate,
mengalami hambatan di wilayah kurangnya SDM, terkhusus dibagian teknis,
kualitas air yang kurang bagus (kotor), kualitas air yang kotor ini disebabkan
karena kurangnya perhatian dan antisipasi dari pemerintah setempat. Melihat
kondisi dan kenyataan tersebut, perlu adanya perbaikan sistem penyediaan air
minum PDAM Kota Ternate terkusus di tempat padat penduduk seperti di
Kelurahan Kecamatan Ternate Tengah, khususnya di Moya.
Di daerah kelurahan Moya Kota Ternate selatan merupakan salah satu
daerah pelanggan air bersih dari PDAM Kota Ternate, karena dikelurahan ini
berada didaerah dataran tinggi, namun untuk ketinggiannya sendiri dari Kelurahan
Moya belum diketahui, tapi pada berita acara (tandaseru) dicantumkan bahwa
Taman Love msuk wilayah adminsitratif Kelurahan Moya, Kecamatan Ternate
Tengah yang berada pada ketinggian sekitar 750 mdpl, selain itu juga karena
tanah didaerah ini merupakan jenis tanah cadas, yang dimana jenis tanah ini
meruapkan tanah keras atau sulit ditebus oleh air atau tanah, sehingga untuk
membuat sumur agak sulit, Tetapi dikarenakan distribusi air PDAM tidak lancar,
maka masyarakat kelurahan Moya ini sering kekurangan air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari. Air mengalir biasanya pada waktu malam hari dan air
terkadang mengalir 7 hari dalam satu bulan juga pada jam-jam tertentu saja.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat kelurahan Moya ini harus
membeli air dari tangki-tangki, selain itu juga ada masyarakat yang membuat
sumber-sumber air lainnya seperti sumur gali, tandon untuk menampung air
sebanyak-banyaknya pada waktu air PDAM mengalir dan untuk menampung air
PDAM yang memakai mobil-mobil tangki.
Warga Di Lereng Gunung Gamalama Kesulitan Air Bersih pada berita acara
Ternate (Republika) dijelaskan bahwa Warga sejumlah kelurahan di lereng
Gunung Gamalama, Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), kesulitan air bersih
karena bak penampungan air hujan yang selama ini menjadi sumber air bersih
telah tercemar abu vulkanik erupsi Gunung Gamalama.
"Di wilayah kami memang ada jaringan air bersih dari PDAM, tetapi airnya tidak
lancar, hingga selama untuk memenuhi kebutuhan air bersih, banyak
mengandalkan air hujan yang ditampung di bak," kata salah seorang warga
Kelurahan Tongole, Muhammad Hasyim di Ternate, Minggu.
Tetapi, sejak erupsi Gunung Gamalama pekan lalu, air hujan di bak tidak bisa lagi
dipakai untuk memenuhi kebutuhan air bersih khususnya memasak dan
meminum, karena tercemar abu vulkanik erupsi Gunung Gamalama.
Dirinya berharap PDAM Ternate dapat memperbaiki jaringan air bersih ke
kelurahan mereka, agar air PDAM bisa mengalir dengan lancar ke seluruh rumah
warga.
Warga yang tinggal di dekat dengan Lereng Gunung Gamalama yakni
khususnya di Moya mengalami krisis air bersih pasca-letusan Gunung Gamalama.
Tetusan tersebut tak hanya mengakibatkan kota Ternate diselimuti abu vulkanik,
namun juga mengakibatkan warga yang tinggal di lereng Gunung Gamalama
mengalami krisis air bersih. Namun, untuk saat ini, karena warga sangat
membutuhkan air bersih, maka sambil menunggu pembenahan jaringan air bersih
ke kelurahan yang berada di ketinggian, PDAM harus mendrop air bersih
menggunakan tangki. Sementara itu, Dirut PDAM Kota Ternate Syaiful Djafar
ketika dihubungi mengatakan, sejak terjadinya letusan gunung api Gamalama
hingga mengeluarkan abu vulkanik, semua pelanggan menggunakan air PDAM
untuk menyiram abu yang jatuh di pekarangan rumah, akibatnya terjadi
kekurangan suplai air karena penggunaan air yang berlebihan. Menurutnya, bagi
pelanggan yang bermukim di daerah ketinggian saat ini sedang mengalami
kekurangan tekanan air, atau air tidak bisa keluar dari kran, keadaan ini bisa saja
normal kalau tidak ada yang pakai air untuk menyiram abu vulkanik.
Pihaknya mengimbau kepada semua pelanggan agar tidak menggunakan air
bersih pada saat melakukan pembersihan debu karena masih banyak yang
membutuhkan air bersih sebagai kebutuhan dasar untuk minum, mandi, mencuci
dan memasak. Air bersih yang sehat dan berkualitas serta kontinu mengalir sangat
dibutukan oleh masyarakat, karena dengan air bersih yang sehat dan berkualitas
serta kontinu mengalir akan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota
Ternate. Yang merupakan fokus dan lokus penelitian ini adalah bagaimana
Kinerja PDAM Dalam Penanganan Krisis Air di Kota Ternate khususnya di
Moya.
1. 2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
penilitian, Bagaimana kinerja PDAM dalam penanganan krisis air besih di
Kelurahan Moya ?
1. 3 Tujuan dan Manfaat Penilitian
Tujuannya diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan
masukkan kepada Pemerintah Kota Ternate dan PDAM terhadap pelayanan
air minum yang selanjutnya dapat dijalnkan secara baik dan maksimal.
Manfaat penilitian yaitu dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan
dampak baik ataupun perubahan kepada warga Kota Ternate dan juga dapat
menambah wawasan kepada pemerintah dalam menanggulangi masalah
yang ada di wilayah setempat.
1. 4 Tipe dan Jenis Penilitian
Jenis penilitian ini adalah jenis penilitian kualitatif. Penelitian ini tujuannya
tidak selalu bertitik pada sebab-akibat tetapi lebih mengarah kepada
memahami situasi untuk mampu sampai pada suatu kesimpulan yang
objektif. Penelitian degan jenis kualitatif ini, bertujuan untuk mendalami
gejala dengan cara menginterpretasikan masalah dari berbagai permasalahan
yang sudah disajikan situasinya.
Tipe penelitian Tipe penelitian yang digunakan penelitian adalah
fenomenologi dengan didukung data kualitatif sebagaimana penelitian
berusaha untuk mengungkapkan suatu fakta atau realita mengenai
permasalahaan yang terjadi pada fokus dan lokus penelitian yang berada
pada wilayah penelitian mengenai. Kualitas Pelayanan Air Bersih Pada
Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kota Ternate khususnya
di Kelurahan Moya.
1. 5 Metode Penelitian
1.5.1 Sumber data
Jenis data dalam penelitian ini meliputi kata-kata dan tindakan (data
primer), sumber tertulis (data sekunder).
1.5.2 Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan
menggunakan alat pengukur atau alat pengambilan data langsung pada
subjek sebagai sumber informasi yang dicari.
1.5.3 Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui media masa, buku-buku, serta dokumen
yang berhubungan dengan penilitian.
1. 6 Teknik Pengumpulan Data
1.6.1 Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi ruang
(tempat). Pelaku, kegiatan, objek, pembuatan kejadian atau peristiwa waktu
dan perasaan. Alasan penelitian melakukan observasi adalah untuk
menyajikan gambaran realistis perilaku atau kejadian, untuk menjawab,
membantu mengerti perilaku pelayanan dan untuk evaluasi yaitu melakukan
pengamatan terhadap kualitas pelayanan di PDAM Ternate.
1.6.2 Wawancara
Wawancara yaitu percakapan yang di lakukan oleh dua pihak dengan
maksud dan tujuan tertentu. Yang dimana salah satu menjadi Pewawanacara
yang sebagai penanya atau meberikan pertanyaan kepada orang yang
diwawancarai agar dapat memberikan jawaban atas pertanyaan.
1.6.3 Dokumentasi
Pengumpulan data penelitian melalui teknik komunikasi bertujuan
untuk membantu penelitian mencari informasi penelitian tambahan
khususnya dari dokumen resmi yang dapat dimanfaatkan dalam menguji,
menafsirkan, bahkan untuk meramaikan. Dokumen yang dimaksud adalah
dokumen resmi yang terbagi atas dokumen internal, yakni berupa memo,
surat keputuasn, peraturan perundangan yang digunakan dalam internal
organisasi, dan dokumen eksternal yang berisi bahan-bahan informasi.
1. 7 Teknik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dari mengumpulkan seluruh data, dimulai dari
wawancara, pengamatan yang sudah di ada baik di lapangan maupun yang ada
dicatatan. Setelah sudah terkumpul, selanjutnya data-data tersebut dibaca,
dipelajari dan mengadakan reduksi data dengan cara membuat rangkuman,
memishkan mana inti, proses, serta pertanyaan-pertanyaan. Selanjutnya menyusun
secara satuan, kemudian kategorikan ke langkah selanjutnya.
1.7.1 Verifikasi data
Verifikasi data dilakukan dengan cara pengumpulan data-data yang
dimana proses ini bertujuan untuk memastikan data yang dimasukkan sama
dengan data dari sumber asli. Artinya, ketika dilakukan input data, sudah
terdapat data sebelumnya yang digunakan sebagai acuan pada data yang
baru dimasukkan ini.
1.7.2 Triagulasi data
Yang dimana dilakukan dengan cara mencetak data yang sudah
ssdiperoleh dari beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan
pengumpulan dan penguji data yang telah didapatkan dengan hasil
pengamatan, wawancara dan dokumen. Kemudian peneliti membandingkan
hasil pengamatan dan wawancara dengan dokumen yang ada. Setelah itu,
mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
1.7.3 Analisis data
Pada penelitiaan ini, peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif,
yaitu sutau metode yang terfokus pada pemecahan masalah dan melakukan
berbagai macam teknik analisis data. Sebelum melakukan pengklasifikasian
dan penganalisaan data, maka seluruh data harus dikumpul untuk dilakukan
seleksi dan dilakukan analisis. Setelah itu menyeleksi data-data yang
berhubungan dengan penelitian. Setelah menyeleksi data, maka dapat
diambil kesimpulan dari data tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Landasan Teori
A. Teori Kinerja
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Seseorang sepatutnya memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakan.
Kinerja berasal dari bahasa job performance atau actual perpormance (prestasi
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang atau suatu
institusi). Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya
dalam instansi. Kinerja aparatur merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
upaya instansi untuk mencapai tujuan. Instansi umumnya mendasarkan
perencanaan tujuan yang hendak dicapai di masa depan dengan perilaku yang
diharapkan dari keseluruhan personel dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Tujuan utama penilaian kinerja pegawai adalah untuk memotivasikan karyawan
dalam mencapai sasaran operasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Kinerja merupakan suatu gambaran keberhasilan pengelolaan dari suatu
organisasi. Dalam kinerja tercermin pencapaian yang telah diperoleh oleh suatu
organsasi. Setiap organisasi termasuk organisasi sektor publik perlu mengetahui
kinerjanya untuk mengetahui hasil pencapaiannya. Organisasi sektor public
memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi sektor swasta. Hal tersebut
menyebabkan pengukuran kinerja organisasi sektor publik pun harus
menyesuaikan. Tujuan utama organisasi swasta adalah untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal untuk kepentingan pemiliknya. Sedangkan pada
organisasi sektor publik keuntungan atau laba bukan menjadi prioritas utama
melainkan memberikan pelayanan yang optimal bagi kepentingan publik.
Pengukuran kinerja yang baik adalah pengukuran kinerja yang dapat
memberikan informasi yang komprehensif mengenai kinerja suatu organisasi.
Informasi yang diberikan tidak hanya dari satu sisi saja namun juga mencakup
unsur pembentuk kinerja yang lain. Pengukuran kinerja yang hanya berdasarkan
segi keuangan seperti jumlah laba yang diperoleh tidaklah begitu cocok
diterapkan pada organisasi sektor publik. Kinerja pada organisasi sektor publik
juga menjadi gambaran akuntabilitas atau pertanggungjawaban seorang manajer
publik. Oleh karena itu untuk mengukur kinerja suatu organisasi sektor publik
diperlukan pendekatan selain pendekatan keuangan yaitu pendekatan
nonkeuangan seperti balanced scorecard sebagai ukuran kinerja.

Kinerja dipengaruhi oleh banyak faktor. Kinerja dapat dipengaruhi


tidak hanya orang namun juga kegiatan yang dilakukan sehingga pengukuran
kinerja harus dapat mencakup banya faktor tersebut secara komprehensif. Kinerja
organisasi publik diidentifikasi dengan keberhasilan organisasi tersebut dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengukuran kinerja merupakan suatu instrumen
yang digunakan untuk menilai luaran dari suatu kegiatan terhadap target dan
tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja menjelaskan secara kuantitatif
maupun kualitatif berdasarkan luaran yang dicapai. Pengukuran kinerja pada
organisasi sector publik menurut Mardiasmo (2009) dimaksudkan untuk: 1).
Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki
kinerja pemerintah, 2). Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk
pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, dan 3). Ukuran kinerja
sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan
memperbaiki komunikasi kelembagaan.

B. Konsep Penanganan Krisis Air


Salah satu penyebab munculnya krisis adalah ketidaksigapan organisasi
dalam merespon perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Akibatnya
krisis tersebut mampu mempengaruhi citra sebuah organisasi. Begitupun halnya
dengan pemerintah daerah. Persoalan yang dibiarkan berlarut tanpa ada nya
respon yang cepat akan berpotensi menimbulkan konflik dengan warga di daerah.
berlarut tanpa ada nya respon yang cepat akan berpotensi menimbulkan konflik
dengan warga di daerah. Oleh karena itu humas bertanggung jawab membantu
mengatasi krisis dengan cara menjamin bahwa publik dilayani dengan baik oleh
organisasi. Humas berperan untuk menyarankan manajemen untuk menerapkan
strategi komunikasi yang memungkinkan organisasi beradaptasi dengan situasi
lingkungannya.
Dalam menangani komplain warga, Humas PDAM Kota Ternate telah
melakukan setidaknya empat proses manajemen pokok, sebagai berikut: 1)
Pengumpulan Fakta dan Mendefinisikan Masalah 2) Rencana dan Program, 3)
Aksi dan Komunikasi, 4) Evaluasi Pada tahap terakhir, Humas PDAM Kota
Ternate melakukan evaluasi. Proses evaluasi dititikberatkan pada intensitas
komplain yang dilakukan oleh warga. Dari hasil wawancara, maka dapat
dijelaskan sebagai berikut: a. Pengurangan produksi air di sumber mata air Ake
Gaale berdampak pada distribusi air yang bergilir, b. Pengurangan produksi air di
sumber mata air Ake Gaale ternyata tidak dapat mengembalikan kualitas dan debit
air sepenuhnya. c. Pemasangan air secara gratis di rumah warga Kelurahan
Sangaji ternyata tidak menyelesaikan masalah. Perubahan jaringan air masih
dikatakan belum cukup efektif. Hal ini dikarenakan sumber mata air di Kecamatan
Kota Ternate Selatan hanya mampu memenuhi kebutuhan pada salah satu
Kelurahan di Kecamatan Kota Ternate Tengah.
Dari rapat tindak lanjut permasalahan Ake Gaale di atas, semua pihak
sepakat pada beberapa rumusan program jangka pendek dan jangka panjang
sebagai berikut
1. Program Jangka Pendek
a Pengurangan kapasitas produksi pompa yang ada di Ake Gaale;
b Pengalihan saluran air hujan ke Ake Gaale oleh Dinas PU
c Pembangunan sumur resapan pada tahun 2015
d Penghijauan (penanaman pohon sagu)
e Pembuatan tanggul (Bronjong)
f Fungsikan sumur PDAM lain (sumber alternatif);
g Pengawasan berkala pada kesehatan masyarakat
h. Pemeriksaan kualitas air PDAM di masyarakat.
2. Program Jangka Panjang
a Menerbitkan Peraturan Daerah Perlindungan Air Tanah Kota
Ternate
b Sosialisasikan Gerakan Cinta Air
c Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di lingkungan Ake
Gaale
d Pengendalian pemukiman (penataan kembali lingkungan Ake
Gaale).
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Nasib warga Ternate yang mengeluh soal air bersih PDAM


https://kieraha.com/maluku-utara/ternate/44785/nasib-warga-ternate-yang-
mengeluh-soal-air-bersih-pdam/#menus 16 Juni 2021

Warga Lereng Gunung Gamalama Kesulitan Air Bersih


file:///E:/Referensi%20Proposal/Warga%20Lereng%20Gunung%20Gamalama
%20Kesulitan%20Air%20Bersih%20-%20ANTARA%20News%20Ambon,
%20Maluku.html 28 desember 2014

Pemkot Bangun Komitmen Atasi Krisis Air Bersih di Ternate


file:///E:/Referensi%20Proposal/Pemkot%20Bangun%20Komitmen%20Atasi
%20Krisis%20Air%20Bersih%20di%20Ternate%20-%20Pemerintah%20Kota
%20Ternate.html 04 Oktober 2017

Lisheng Dong tahun 2021, Publik Administration Theories Instrumental & Value
Rationalities, Gramasurya, Cet I, Yogyakarta

Jurmal Cakrawala Akuntansi Vol. 6 No., Februari 2014, hal 16-31

Jurnal Laily Wahyuni Djalaluddin Alumnus Program Studi Ilmu Komunikasi


FPSB UII, Analisis Strategi Humas PDAM Kota Ternate Dalam Penanganan
Keluhan Dan Komplain Warga Kecamatan Kota Ternate Utara Dan Kota Ternate
Tengah Terhadap Dampak Eksploitasi Sumber Mata Air Ake Gaale

https://abdulkadir.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/362/2018/01/
BAB-III.pdf
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/12/28/nh9t9j-
warga-di-lereng-gunung-gamalama-kesulitan-air-bersih

Anda mungkin juga menyukai