Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) adalah badan usaha milik pemerintah

yang memiliki cakupan usaha dalam pengelolaan air minum dan pengelolaan

sarana air kotor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup

aspek sosial, kesehatan, dan pelayanan umum.Bagi setiap perusahaan dalam

menjalankan aktivitasnya menujukkan gejala-gejala perkembangan yang semakin

memberikan arah yang tidak menentu, hal ini ditandai dengan adanya perubahan

dalam perekonomian secara keseluruhan.

Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air untuk kebutuhan

pokok sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.

Untuk menjamin kepentingan rakyat, undang-undang mementukan bahwa sumber

daya air dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat secara adil. Penguasaan negara atas sumber daya air tersebut

diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan tetap mengakui

dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak

tradisionalnya. Dalam memenuhi kewajiban negara dalam penyediaan air bersih,

pemerintah telah mengeluarkan peraturan pemerintah (PP) Nomor 122 tahun 2015

tentang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

Penyelenggaraan SPAM menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan atau

pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya guna memenuhi kehidupan

yang sehat, bersih, dan produktif. Dalam rangka melaksanakan penyelenggaran

1
SPAM tersebut dibentuk BUMN dan atau BUMD oleh Pemerintah Pusat atau

Pemerintah Daerah. Hal ini sejalan dengan Pasal 40 huruf d dan j yang

menyatakan bahwa wewenang dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota

dalam penyelenggaran SPAM diantara adalah membentuk BUMD dan atau Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan menjamin ketersediaan air baku untuk

Penyelenggaraan SPAM di wilayahnya.

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan SPAM oleh badan usaha air minum

berlaku ketentuan bahwa tarif ditetapkan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah

Daerah dengan memperlihatkan kemampuan daya beli masyarakat/pelanggan.

Dalam memberikan perhatian kepada daya beli masyarakat, perlu disusun struktur

tarif yang tepat dengan memperhitungkan: keterjangkauan tarif bagi masyarakat

yang berpenghasilan rendah dalam memenuhi kebutuhan pokok air minum sehari-

hari dan biaya-biaya produksi yang dikeluarkan oleh badan usaha air minum.

Dalam menyusun stuktur tarif tersebut, BUMN, BUMD, dan UPT wajib

menerapkan struktur tarif termasuk tarif progresif, dalam rangka penetapan

subsidi silang antar kelompok pelanggan dan mengupayakan penghematan

penggunaan Air minum.

Dalam memberikan layanan air bersih kepada masyarakat, negara

memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada pemerintah kabupaten/kota.

Wawenang dan tanggung jawab tersebut dituangkan dalam Pasal 40 PP Nomor

122 Tahun 2015 yang antar lain menyatakan bahwa wewenang pemerintah

kabupaten/kota membentuk badan usaha penyediaan air bersih dalam bentuk


Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) air minum atau yang lebih populer disebut

sebagai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Sebagai badan usaha, salah satu tujuan BUMD Air Minum adalah untuk

mencari keuntungan yang akan disampaikan kepada pemerintah daerah sebagai

salah satu pendapatan dari Badan Usaha. Namun demikian, BUMD Air Minum

sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Kabupaten/Kota juga memiliki

kewajiban untuk memberikan layanan air bersih yang murah kepada masyarakat

termasuk masyarakat berpenghasilan rendah. Dalam menentukan tarif, BUMD Air

minum dipengaruhi oleh dua faktor tersebut yaitu mencari keuntungan dan

memberikan tarif yang murah kepada masyrakat berpenghasilan rendah tersebut.

Adakalanya tarif yang ditetapkan tidak rasional (terlalu rendah) menurut

prinsipprinsip badan usaha dalam mencari keuntungan, sehingga pendapatan yang

diperoleh tidak mampu untuk memenuhi biaya operasi dan pemeliharaan.Dalam

hal ini pendapatan yang di peroleh dari penjualan air tidak dapat memenuhi biaya

operasi dan pemeliharaan, Pemerintah Daerah harus memberikan subsidi dalam

upaya perbaikan terhadap Penyelenggaraan SPAM yang dilakukan oleh BUMD.

Hal ini dilakukan untuk mencapai keseimbangan antara pendapatan dengan biaya

operasi dan pemeliharaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Perubahan biaya administrasi PDAM Kabupaten Luwu (2017) menyatakan

kepada segenap pelanggan bahwa PDAM KabupatenLuwu akan melakukan

penyusaian tarif Biaya Pemeliharaan dan Jasa Administrasi yang semula sebesar

Rp.8.500 menjadi Rp.10.500 untuk golongan Sosial, Rumah tangga dan Niaga

sedangkan untuk golongan Khusus dilakukan penyusaian dari Rp.8.500 menjadi


Rp.13.500 demikian pemberitahuan ini kami sampaikan sesuai keputusan Direktur

PDAM Kabupaten Luwu Nomor: 5 tahun 2017. (www.pdamluwu.co.id)

Menurut Meyritha Maryanie, (2015) “Penetapan tarif dasar itu berlaku

didasarkan pada luas dan peruntukan bangunan. Kalau pelanggan melakukan

perubahan atas bangunan dan peruntukannya, akan dikenakan tarif air bersih

sesuai dengan kelompoknya atau reklasifikasinya tarifnya. Setelah reklasifikasi

tarif, pelanggan diharapkan membayar kewajibannya sesuai kelompok tarif dan

volume pemakain airnya. Dengan begitu, layanan terhadap pelanggan dapat

ditingkatkan lebih baik lagi” (www.kompas.com)

Kemendagri telah menghitung berapa tarif bawah dan tarif atas per wilayah

sehingga menjadi suatu pegangan bagi PDAM, maka dari itu setiap perusahaan air

minum harus menetapkan tarif dasar air kepada pelanggannya agar pelanggan

tidak dapat lagi memanipulasi setiap tarif air yang telah ditentukan. Kemendagri

sudah menetapkan beberapa aturan, ada aturan (soal bisnis PDAM) tapi belum ada

tarif bawah atasnya, sehingga nantinya setiap ada program (penyediaan air bersih)

bisa dihitung dari situ. Menjadi dasar pemikiran air PDAM satu meter kubik itu

sekitar Rp.5.000. kalau yang di Warakas, Jakarta Utara misalnya pakai gerobak

itu Rp.6.000 per kubik, atau air minum dalam kemasan, itu bisa Rp.6 juta per

meter kubik. Ini yang jadi pemikiran kita berapa konsumsi masyarakat yang habis

disitu (Basuki, 2019).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menuturkan pemerintah

daerah juga didorong untuk memberikan modal tambahan kepada PDAM. Modal

kerja tambahan ini terutama untuk wilayah dimana perusahaan air minumnya
mentapkan tarif jauh di bawah keekonomian sehingga dapat melakukan investasi

baru. Menurutnya “kami melihat sekarang anggaran daerah untuk air itu hanya

0,3% dari APBD mereka, DAK yang mereka ajukan mengenai air juga sangat

kecil. Ini artinya kebanyakan daerah belum pernah mempunyai akses air bersih

yang layak, dan itu karena air bakunya tidak tersedia atau pipanya yang tidak

sampai. Jadi kita ini berbicara bukan daerah per daerah ini semua daerah di

Indonesia (Brodjonegoro, 2019).

Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis merasa tertarik untuk

mengangkat persoalan tersebut ke dalam sebuah penelitian dengan judul

“Analisis Sistem Akuntansi Penetapan Tarif Dasar Air pada Perusahaan

Daerah Air Minum Kabupaten Luwu”.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk memberi batasan tentang ruang lingkup permasalahan sekaligus

menggambarkan arah dari penulisan, maka dikemukakan rumusan masalah

sebagai berikut: “Bagaimana sistem akuntansi dalam penetapan tarif dasar air

pada Perusahaan Daerah Air minum Kabupaten Luwu”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: “Untuk

mengetahui Bagaimana sistem akuntansi dalam penetapan tarif dasar Air Pada

Perusahaan Daerah Air minum Kabupaten Luwu”.


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritik

Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai

menganalisis penetapan tarif dasar air dan mendorong pengaplikasian ilmu pada

bidang permasalahan sumber daya air lainnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk menambah wawasan dan

pengetahuan peneliti tentang analisi sistem akuntansi dalam penetapan tarif air

dasar pada perusahaan daerah air minum.

2. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan gambaran pada masyarakat mengenai nilai dari jasa

pelayanan air dan menjelaskan desain kebijakan penetapan tarif dasar air yang

diambil oleh PDAM KabupatenLuwu.

3. Bagi PDAM

Dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi PDAM

KabupatenLuwu untuk mengevaluasi penetapan tarif dasar air yang telah

diberlakukan demi terwujudnya penggunaan air yang efesien dan pengambangan

perusahaan.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Pembahasan mengenai batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk

membatasi pembahasan pada pokok permasalahan penelitian.Ruang lingkup

menentukan konsep utama dari permasalahan sehingga masalah-masalah dalam


penelitian ini dapat dimengerti dengan mudah dan baik. Batasan masalah dalam

penelitian ini sangat penting dan mendekatkan pada pokok permasalahan yang

akan dibahas agar tidak terjadi simpang siur dalam menginterprestasikan hasil

penelitian. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah masalah analisis

sistem akuntansi penetapan tarif air dasar pada perusahaan daerah air minum

Kabupaten Luwu.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan

penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka

konseptual, dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian,

populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan

data, definisi operasional variabel, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pengujian hasil analisis dan pembahasan hasil

penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan serta saran untuk penelitian ini.


BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Akuntansi

2.1.1Pengertian Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2013:3) Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan

dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen dalam pengelolaan. Sistem Akuntansi

adalah sebuah ikhtisar yang terdiri dari catatan manual atau komputerisasi

transaksi keuangan untuk tujuan rekaman, mengkategorikan, menganalisis dan

melaporkan informasi manajemen keuangan yang tepat waktu.Sistem akuntansi

memiliki berbagai fungsi seperti mengumpulkan dan menyimpan data transaksi,

memproses data menjadi informasi untuk pengambilan keputusan, dan sebagai

kontrol terhadap organisasi.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi

adalah suatu organisasi yang digunakan untuk merangkum semua kegiatan dan

transaksi perusahaan guna menghasilkan informasi yang diperlukan oleh

manajeman sebagai alat pengawasan demi kelancaran aktivitas perusahaan dimasa

yang akan datang.

2.1.2 Tujuan Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2013:19) tujuan umum perkembangan sistem akuntansi

adalah:

a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru

b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada,

baik mengenai mutu, ketepatan penggajian, maupun struktur informasi

8
9

c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern yaitu

untuk memperbaiki tingkat keandalan informasi akuntansi dan untuk

menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan

perlindungan kekayaan perusahaan

d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi

2.1.3Unsur-unsur Sistem Akuntansi

Ada beberapa unsur-unsur Sistem Akuntansi menurut Mulyadi (2013:3)

dalam buku Sistem Akuntansi, yaitu:

a. Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya

transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah doumen, karena dengan formulir

ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam

(didokumentasikan) atas secarik kertas.

b. Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk

mencatat, mengklarifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data

lainnya.Contoh jurnal adalah jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal

penerimaan kas, dan lain-lain.

c. Buku Besar

Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk

meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.


10

Rekening-rekening tersebut akan disajikan dalam laporan keuangan.

a. Buku Pembantu

Buku pembantu adalah berfungsi untuk membantu merinci akun yang ada

dibuku besar.Buku pembantu ini terjadi dari akun pembantu yang merinci data

keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.

b. Laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir proses akunatansi, laporan

keuangan terdiri dari neraca, laporan rugi laba yang digunakan perusahaan untuk

melakukan pengambilan keputusan guna mencapai tujuan perusahaan.

2.2 Perhitungan Tarif Air Minum

Tarif air adalah kebijakan harga jual air minum dalam setiap meter kubik

(m3) atau satuan volume lainnya sesuai kebijakan yang ditentukan Kepala Daerah

dan PDAM yang bersangkutan (Pemendagri No.23 Tahun 2006).Tentang

besarnya tarif merupakan kesepakatan bersama antara pihak penyedia pelayanan

air bersih (PDAM) dengan pengguna jasa layanan air bersih (pelanggan).

Perhitungan dan penetapan tarif air minum didasarkan pada prinsip-prinsip

keterjangkauan dan keadilan, mutu pelyanan, pemulihan biaya secara penuh,

efesiensi pemakaian air, transparansi, akuntabilitas dan perlindungan air baku.

2.2.2 Tarif Air Minum

Tarif Air Minum adalah kebijakan biaya jasa layanan Air minum yang

ditetapkan kepala Daerah untuk pemakaian setiap meter kubik atau satuan volume

lainnya yang diberikan oleh BUMD Air minum yang wajib dibayar oleh

pelanggan.
11

BUMD Air minum menetapkan struktur dan variasi tarif berdasarkan

ketentuan blok konsumsi, kelompok pelanggan, dan jenis tarif. Perhitungan tarif

dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

a. Menghitung biaya dasar untuk menentukan tarif dasar

b. Menghitung subsidi untuk menentukan tarif rendah

c. Menghitung tarif penuh; dan

d. Menetapkan tarif kesepakatan

Penentuan besarnya tarif dilakukan jenis tarifnya, yang berdiri dari:

a. Tarif rendah adalah tarif bersubsidi yang nilainya lebih rendah dibanding

biaya dasar. Kebijakan tarif rendah ini sebagai floor price pollicy. Oleh karena

itu penetapan tarif rendah tidak dianjurkan lebih rendah dari biaya produksi air

(cost of goods sold).

b. Tarif Dasar adalah tarif yang nilainya sama atau ekuivalen dengan Biaya

Dasar. Bagi pelanggan yang dikenakan tarif dasar, berarti tidak memperoleh

subsidi dan tidak pula memberikan subsidi kepada pelanggan lainnya.

c. Tarif Penuh adalah tarif yang nilainya lebih tinggi dibanding biaya dasar dan

besarnya dapat bervariasi. Di dalam tarif penuh terkandung komponen tingkat

keuntungan yang wajar dan kontra subsidi silang.

d. Tarif kesepakatan adalah tarif yang nilainya dihitung berdasarkan kesepakatan

antara BUMD Air Minum dan pelanggan. Dalam menentukan kesepakatan,

diperlukan komunikasi berdasarkan kesukarelaan yang saling menguntungkan

kedua belah pihak.


12

2.2.3 Mekanisme dan Prosedur Penetapan Tarif

Kepala Daerah berwenang untuk menetapkan Tarif Air Minum setiap tahun

dengan menyampaikan/memberitahukan kepada Menteri Dalam Negeri.Tarif air

minum kesepakatan dapat didelegasikan oleh Kepala Daerah kepada Direksi

BUMD Air Minum dengan persetujuan Pengawas/Komisaris.

Mekanisme penetapan tarif oleh Kepala Daerah didasarkan asas

proporsionalitas kepentingan yaitu:

a. Masyarakat pelanggan;

b. BUMD Air Minum selaku badan usaha dan penyelenggara sistem penyediaan

air minum;

c. Pemerintah Daerah selaku pemilik badan usaha.

Rancangan tarif disusun oleh direksi yang kemudian disampaikan kepada Dewan

Pengawas/Komisaris dengan dilengkapi data pendukung berupa :

a. Dasar perhitungan usulan penetapan tarif

b. Hasil perhitungan proyeksi biaya dasar

c. Perbandingan proyeksi biaya dasar dengan tarif berlaku

d. Proyeksi peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan

e. Perhitungan besaran subsidi yang diberikan kepada kelompok pelanggan

yang kurang mampu dan

f. Kajian dampak kenaikan beban per bulan kepada kelompok–kelompok

pelanggan.

Direksi bersama dengan Dewan Pengawas/Komisaris melakukan evaluasi

rancangan tarif dengan dikonsultasikan kepada masyarakat melalui wakil atau


13

forum pelanggan untuk mendapatkan umpan balik.Hasil konsultasi publik dibahas

bersama antara direksi dengan dewan pengawas dan selanjutnya rancangan tarif

diajukan secara tertulis kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan.Dalam hal Kepala

Daerah memutuskan tarif lebih kecil dari usulan tarif yang diajukan direksi yang

mengakibatkan tarif rata-rata tidak tercapainya pemulihan biaya secara penuh (full

cost recovery), Pemerintah daerah wajib menyediakan kebijakan subsidi untuk

menutup kekurangannya melalui APBD.

Setelah tarif ditetapkan oleh Kepala Daerah, Direksi melakukan sosialisasi

keputusan besarnya tarif kepada masyarakat pelanggan melalui media massa atau

media.

2.3 Harga Pokok Produksi (HPP)

2.3.1 Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produk yang diproduksi/ harga pokok produksi (cost of goods

manufactured) menurut (Blocher dkk, 2010:90) adalah harga pokok produk yang

sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode berjalan. Hal

tersebut juga diungkapkan oleh Raiborn dan Kiney bahwa Total produksi biaya

barang-barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer ke dalam persediaan

barang jadi selama satu periode (Michael, 2011:56)

Menurut (Hansen, 2009:60) menyatakan harga pokok produksi

mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan.

Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah

biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya
14

produksi digolongkan menjadi iga jenis yaitu: biaya bahan baku langsung, biaya

tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik .

Hal ini senada dengan pendapat (Simamora, 1999:547) yang

mendefinisikan biaya produksi adalah biaya yang digunakan untuk membeli

bahan baku yang dipakai dalam membuat produk serta biaya yang dikeluarkan

dalam menkonversikan bahan baku menjadi produk jadi. Penentuan harga pokok

produksi menurut (Mursyidi, 2008:29) adalah pembebanan unsur biaya produksi

terhadap produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi, atau bisa juga

diartikan penentuan biaya yang melekat pada produk jadi dan persediaan barang

dalam proses.

Sebagai kesimpulan dari beberapa uraian diatas bahwa harga pokok

produksi digunakan untuk menjadi sebuah metode dalam menentukan tarif dasar

air PDAM, sehingga dapat mempermudah menghitung besaran tarif air dasar

PDAM KabupatenLuwu.

2.3.2 Manfaat Harga Pokok Produksi

Menurut (Mulyadi, 1999:71) Manfaat harga pokok produksi menurut Mulyadi

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan harga jual produksi

Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan

salah satu data yang dipertimbangkan, disamping data biaya lain serta data non

biaya.
15

b. Memantau realisasi biaya produksi

Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk

dilakukan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya

dikeluarkan dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut, oleh karena itu

akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang

dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah proses produksi

mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang dipertimbangkan

sebelumnya.

c. Menghitung laba atau rugi periode tertentu

Manajemen memerlukan informasi biaya produki yang telah dikeluarkan

untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto

periodik, diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya

non produksi dan menghasilkan laba atau

rugi.

d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses

yang disajikan dalam neraca

Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggung jawaban

keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca

dan laporan rugi laba.Didalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok

persediaan produk jadi, dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih

dalam proses.Untuk tujuan tersebut manajemen perlu menyelenggarakan catatan

biaya produksi tiap periode.


16

2.4 Pengertian PDAM

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah badan usaha milik pemerintah

daerah, yang melaksanakan fungsi pelayanan menghasilkan kebutuhan air

minum/air bersih bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan pelayanan akan

air bersih yang merata kepada seluruh lapisan masyarakat, membantu

perkembangan bagi dunia usaha dan menetapkan struktur tarif yang disesuaikan

dengan tingkat kemampuan masyarakat. Artinya PDAM memiliki dua fungsi,

yaitu fungsi pelayanan kepada masyarakat dan fungsi menambah penerimaan

daerah.

Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang penyediaan air bersih untuk kebutuhan

masyarakat. Keberadaan Perusahaan Daerah Air Minum sebagai unsur pelayanan

sosial, harus mengutamakan aspek sosial. Hal ini tercermin di dalam penetapan

harga produk lebih mempertimbangkan kemampuan masyarakat, namun di balik

fungsinya sebagai unsur pelayanan sosial juga tidak terlepas dari dimensi

ekonomi, yaitu mencari keuntungan, karena menjadi salah satu sumber

Pendapatan Asli Daerah.

Perusahaan Daerah Air Minum mempunyai fungsi pokok pelayanan umum

kepada masyarakat, sehingga di dalam menjalankan fungsinya tersebut

Perusahaan Daerah Air Minum harus mampu membiayai dirinya sendiri dan harus

berusaha mengembangkan tingkat pelayanan dan diharapkan mampu memberikan

sumbangan kepada Pemerintah Daerah dalam fungsinya sebagai sumber

Pendapatan Asli Daerah. Oleh karena itu perlu penyelenggaraan dan pembinaan
17

PDAM yang didasarkan pada asas ekonomi yang sehat, sehingga mampu

berkompetisi dengan perusahaan lain dalam meraih peluang bisnis yang lebih

menguntungkan.

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan uraian diatas maka tinjauan penelitian terdahulu dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 (Artama, Analisis penentuan hasil penelitian yang dilakukan
2018) tarif air minum terhadap perhitungan besaran
pdam kabupaten tarif PDAM Kabupaten
lamongan Lamongan yang
berdasarkan prinsip layak berdasarkan prinsip full cost
recovery, dapat disimpulkan bahwa
full cost recovery
perhitungan full cost recovery
dengan MARR sebesar 9,48%
diperoleh nilai NPV sebesar
Rp.2.876.367.948 (NPV>0), nilai
IRR sebesar 10,74%
(IRR≥MARR), dan PBP selama 19
tahun pada besaran tarif sebesar
Rp.3.700/m3
2 (Sarnita, Analisis harga Hasil penelitian ini menunjukkan
2018) pokok produksi air bahwa harga pokok produksi
pada perusahaan perusahaan daerah air minum kota
daerah air minum Makassar berdasarkan metode full
(pdam) kota costing pada tahun 2015 sebesar
makassar
Rp. 1,255.35/m3, pada tahun 2016
sebesar Rp.1,192.68/m3 dan tahun
2017 sebesar Rp. 1,312.84/m3.
Hasil ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan antara metode
full costing dengan tarif
perusahaan. Metode full costing
lebih rendah dibanding dengan
tarif perusahaan dan setiap tahun
18

harga pokok produksi air


mengalami perubahan.

3 (Augusto Tarif Kami bertujuan untuk menganalisis


C.Mercadier (un)sustainability in keberlanjutan tarif di konsesi air
, 2020) contexts of price dan sanitasi Buenos Aires di
(in)stability: The tengah ketidakstabilan harga. Kami
case of the Buenos menggunakan model 3Ts (Tarif,
Pajak dan Transfer) untuk
Aires water and
membahas pengaturan ulang tarif
sanitation
dari tahun 2002 hingga 2019. Kami
concession menunjukkan bahwa baik tingkat
dan struktur tarif mencerminkan
preferensi pemerintah nasional
dalam hal alokasi biaya layanan di
antara para pemangku kepentingan.
Terlepas dari upaya tersebut,
pendapatan telah berada di bawah
pengeluaran operasional, yang
menunjukkan kesulitan perusahaan
untuk tetap berkelanjutan secara
operasional dan perbedaan antara
beban ex-ante dan ex-post dari
ketiga Ts. Kami menyarankan
rekomendasi bagi regulator untuk
melindungi sektor terhadap
ketidakstabilan harga.
4 (MartaSuáre An analysis of the Di antara hasil yang diperoleh,
z-Varela, et price escalation of kami menemukan bahwa kenaikan
all 2015) non-linear water tarif dipengaruhi oleh faktor-faktor
tarifs for domestic terkait dengan lingkungan di mana
uses in Spain layanan diberikan, serta oleh
faktor-faktor yang terkait dengan
19

pilihan strategis pembuat


keputusan sendiri.

5 (Julia Alexa Distributional Studi ini menganalisis


Barde, effects of water tarif keterjangkauan dan implikasi
2014) reforms – An distribusi dari reformasi tarif air
empirical study for untuk pelanggan air miskin di
Lima, Peru bawah tarif yang diuji rata-rata
dibandingkan dengan
meningkatkan tarif blok (IBT)
menggunakan penargetan
volumetrik. Analisis kami lebih
lanjut menunjukkan bahwa
penilaian yang tepat dari dampak
kesejahteraan individu harus
memperhitungkan ukuran rumah
tangga dan bergantung pada
serangkaian indikator
keterjangkauan dan distribusi yang
luas.
Menariknya, hasil kami relatif
tidak sensitif terhadap elastisitas
harga permintaan air.

2.6 Kerangka Pikir

Kantor PDAM Kabupaten Luwu adalah sebuah perusahaan milik daerah yang

bergerak untuk menjual air minum melalui meteran, sebagai perusahaan yang

bergerak di bidang jasa maka dalam penentuan tarif air maka perlunya

diperhatikan mengenai penerapan sistem akuntansi dalam hal ini dengan

menggunakan metode Harga Pokok Produksi (HPP).

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Kantor PDAM Kabupaten


Luwu
20

Sistem Akuntansi Penetapan


Tarif Air

Menghitung tarif air


menggunakan rumus Activity
Based Costing (ABC)

Biaya beban usaha dibagi


volume produksi

Tarif air PDAM


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian berdasarkan pendekatan analisisnya dapat diklasifisikan kedalam dua

jenis yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.Dan penelitian

inimerupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Menurut azwar (2005: 5)

penelitian dengan pendekatan kuantitatif menenkankan analisisnya pada data

datanumerical (angka) yang diolah dengan metode statistika.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara langsung dan lokasi yang dipilih oleh peneliti

adalah Kantor PDAM Kabupaten Luwu, dengan waktu yang digunakan dalam

penelitian ini selama 2 bulan.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu data yang berbentuk

angka, atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2014:3). Sumber data

yaitu data sekunder atau data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan

cepat dari laporan tahunan PDAM Kabupaten Luwu.

3.4 Tehnik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data sehubungan dengan penulisan skripsi ini, penulis

menggunakan metode sebagai berikut:

21
22

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian yang dilakukan dengan meninjau langsung tempat yang menjadi

objek penelitian. Penelitian tersebut dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data melalui pengamatan langsung terhadap objek penelitian

yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

2. Tinjauan kepustakan (Library Research)

Penelitian dengan membaca dan mempelajari buku-buku dan literatur yang

berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini untuk

memperoleh dasar teoritis yang akan digunakan dalam pembahasan dan

sekaligus sebagai alat analisis. Tujuannya adalah untuk memberikan wawasan

dan landasan teori yang menjadi dasar untuk melakukan penganalisis dan

menunjang pembahasan masalah dalam penulisan skripsi ini.

3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah sehingga didefinisikan secara

operasional agar menjadi petunjuk dalam penelitian ini. Definisi operasional

tersebut adalah :

1. Sistem Akuntansi adalah suatu organisasi yang digunakan untuk merangkum

semua kegiatan dan transaksi perusahaan guna menghasilkan informasi yang

diperlukan oleh manajeman sebagai alat pengawasan demi kelancaran

aktivitas perusahaan dimasa yang akan datang.

2. Harga Pokok Produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan

ditransfer ke produk dalam proses pada periode berjalan.


23

3. Tarif adalah sejumlah moneter yang dibebankan atas barang atau jasa yang

dijual atau diserahkan kepada pembeli atau pelanggan.

4. PDAM adalah sebuah perusahaan daerah yang bertujuan sebagai penyedia air

bersih yang diawasi dan dimonitori aparat daerah maupun legislative ,oleh

karena itu pemerintah mewajibkan seluruh daerah untuk mendukung

penyediaan air bersih di daerah perkotaan maupun daerah.

3.6 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ABC atau

Activity Based Costing. Besarnya harga pokok air per m3 berdasarkan rumus ABC

yang digunakan, yaitu:

Biaya beban usaha


3
Harga pokok air per m =
Volume produksi
24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah berdirinya PDAM Kabupaten Luwu

Penyediaan air bersih di Kabupaten Luwu khususnya Kota Belopa dimulai

sejak tahun 2003 yaitu pada masa Pemerintahan Kabupaten Luwu masih satu

manajemen dengan Kota Palopo, dengan pengambilan sumber air baku dari bawah

tanah yang terletak di dua titik yaitu di Balo-Balo dan di Radda dengan sestem

pompanisasi namun pada tahun 2009 sumber air baku bertumpuk pada sungai

Saronda dengan sistem grafitasi. Pada tahun 2005 PDAM Kabupaten Luwu didirikan

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Nomor 06 tahun 2005 tanggal 21 Juni

2005, selanjutnya ditegaskan dalam Peraturan Bupati Luwu Nomor 15 tahun 2005

tanggal 22 Juni 2005 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Air Minum Tirta Dharma

Kabupaten Luwu. Namun secara manajemen resmi berpisah dengan PDAM Kota

Palopo pada tahun 2007 dengan fungsi sebagai berikut:

a. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pengelolaan dan pengurusan

sarana penyediaan air minum sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan.

b. Memberikan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Luwu dan sekitarnya

dalam hal penyediaan air minum yang sehat.


25

c. Dijadikan suatu badan yang akan dikembangkan lebih lanjut menjadi salah satu

bentuk usaha sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Sehubungan peningkatan Kota Administrasi Palopo yang berada dalam

wilayah Kabupaten Luwu pada saat itu menjadi Kota Palopo, maka PDAM yang

semula BUMD Kabupaten Luwu telah berubah menjadi PDAM Kota Palopo, hal ini

diperkuat Surat Keputusan Bupati Luwu No. 02 tahun 2004 tanggal 2 Januari 2004

kemudian ditindaklanjuti dengan Berita Acara Penyerahan dari Pemerintah

Kabupaten Luwu kepada Pemerintah Kota Palopo No. 539/008/Huk/2004,

tanggal 9 Januari 2004 tentang Penyerahan Pengelolaan Aset PDAM Kabupaten

Luwu yang berada di Wilayah Kota Palopo kepada Pemerintah Kota Palopo.

Kemudian dalam rangka menata administrasi asset PDAM Kabupaten Luwu, maka

Pemerintah Kabupaten Luwu dan Kota Palopo melakukan serah terima asset melalui

Berita Acara Nomor 029/BPKAD/VIII/2007 tanggal 9 Agustus 2007, sehingga asset

PDAM Kabuapaten Luwu hasil pemisahaan dengan PDAM Kota Palopo senilai Rp.

716.383.359,11.- yang selanjutnya menjadi neraca pembukuan per 1 Januari 2007.

2. Visi dan Misi

a. Visi PDAM Kabupaten Luwu

Terwujudnya perusahaan yang sehat, bersih dengan sistem dan kerja sama

yang harmonis dalam memenuhi kebutuhan air minum bagi peningkatan kesehatan

masyarakat.
26

Makna utama yang terkandung dalam Visi di atas adalah sebagai berikut:

1) Terdepan dalam Pelayanan Air Bersih

Terdepan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan meliputi :

a) Tercepat dalam pemberian pelayanan sambungan baru.

b) Tercepat dalam menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat/ pelanggan.

c) Tercepat dalam penyediaan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan.

d) Terdepan dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas air yang

didistribusikan kepada pelanggan.

2) Integritas

Dalam menjalankan fungsi dan tugas pokoknya seluruh unsur pengelola

PDAM Kabupaten Luwu yang terdiri dari manajemen, karyawan dan dewan

pengawas harus konsisten untuk selalu bertindak secara etis, dengan memegang teguh

prinsip-prinsip etika serta melakukan apa yang dikatakan secara konsisten, terukur

dan terpecaya.

3) Profesional

Seluruh unsur pengelola PDAM Kabupaten Luwu yang terdiri dari

manajemen, karyawan dan dewan pengawas harus mengedepankan kesadaran dalam

pikiran, ucapan, dan tindakan serta senantiasa menjalankan tugas dan fungsinya

dengan bekal semangat, pengetahuan, dan keterampilan yang memadai dalam situasi

dan kondisi apapun.


27

4) Mandiri

Dalam pengelolaan perusahaan, selalu berusaha untuk meningkatkan

kemampuan, sehingga tidak tergantung pada pihak lain. Mandiri dalam pengelolaan

perusahaan dengan dukungan dana yang cukup dan kemampuan untuk menentukan

kebijakan sendiri tanpa campur tangan pihak lain.

b. Misi PDAM Kabupaten Luwu

Untuk menunjang Misi di atas maka PDAM Kabupaten Luwu menetapkan

misinya sebagai berikut :

1) Meningkatkan pelayanan air minum untuk mencapai kepuasan pelanggan dan

stakeholders perusahaan.

PDAM Kabupaten Luwu sebagai perusahaan harus profesional dan mampu

menyediakan pelayanan air bersih yang berkualitas, kontinuitas terjamin dan dalam

jumlah yang cukup kepada masyarakat.

2) Meningkatkan kompetensi sumber daya PDAM menjadi profesional dan

akuntabel.

PDAM harus mampu meningkatkan profesionalisme manejemen dan

karyawannya melalui pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan, dalam

rangka mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

memberikan kepuasan bagi pelanggan. Keseluruhan aktivitas perusahaan harus


28

didukung dengan perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan yang memadai dan

dapat dipertanggungjawabkan.

Perusahaan memerlukan nilai-nilai yang disepakati bersama sebagai bagian

dari aktifitas perusahaan sehari-hari. Nilai Perusahaan merupakan batasan-batasan

mengenai baik dan buruk, benar dan salah serta keyakinan bersama akan sesuatu

yang dianggap baik untuk perusahaan. Nilai-nilai luhur ini harus dijunjung tinggi oleh

setiap personil perusahaan dan dijadikan panduan dalam memilih berbagai alternatif

yang diperlukan menuju masa depan. Nilai-nilai ini akan memberikan batasan

terhadap langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam mewujudkan visi dan misi

perusahaan, karena tidak semua cara dapat diterima oleh sistem nilai yang dianut

perusahaan. Nilai-nilai luhur yang dikembangkan oleh PDAM Kabupaten Luwu

adalah sebagai berikut :

Integritas Dalam: berkarya insan PDAM senantiasa memengang

teguh dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip etika,

melakukan apa yang dikatakan secara konsisten, terukur

dan terpercaya, serta selalu loyal terhadap setiap

kepentingan perusahaan.

Insan : PDAM bebas menuangkan ide-ide dan pemikiran

Kreativitas dalam rangka pengembangan produk dan layanan yang

berkualitas dan inovatif, yang memberikan nilai tambah


29

bagi perusahaan. Perusahaan memberikan apresiasi yang

tinggi terhadap lahirnya ide-ide inovatif dari setiap insan

PDAM.

Mengedepankan
: kebersamaan dalam langkah dan pikiran

Kerjasama yang dicerminkan dalam kerjasama tim yang erat dan solid

dalam setiap aspek aktivitas insan PDAM, untuk

mendapatkan karya terbaik bagi keberhasilan perusahaan.

Menempatkan
: kesejahteraan bersama sebagai motivasi

Sejahtera untuk selalu berprestasi dalam mencapai tujuan

perusahaan.

Lingkungan Insan : PDAM berkomitmen untuk menciptakan

Kerja Yang kenyamanan dalam

Nyaman Lingkungan kerja, sehingga akan mendorong peningkatan

kinerja secara menyeluruh.

Transparansi Insan :PDAM mengedepankan sikap terbuka sesuai prinsip

transparansi dalam melayani kepentingan insan PDAM ,

pelanggan dan stakeholdersnya.

Ramah Insan PDAM dalam melayani pelanggan mengedepankan

sikap budaya ramah dan menempatkan pelanggan sebagai

mitra usaha.
30

Akuntabilitas Insan PDAM menjunjung tinggi amanah yang diberikan

oleh Pemerintah daerah sebagai pemilik dan ikut

mendukung pencapaian visi dan misi daerah.

3. Tujuan dan Fungsi Perusahaan

Tujuan didirikannya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten

Luwu adalah untuk:

a. Turut serta melaksanakan pembangunan daerah;

b. Melaksanakan pembangunan ekonomi nasional dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rakyat, menuju masyarakat adil dan

makmur berdasarkan Pancasila;

c. Mengusahakan penyediaan air minum yang sehat dan memenuhi syarat bagi

masyarakat.

Fungsi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Luwu adalah

mengusahakan penyediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat di Kabupaten

Luwu dan sekitarnya. Dalam rangka menjalankan fungsi tersebut kegiatan perusahaan

meliputi:

a. Menyediakan kebutuhan air bersih yang sehat dan memenuhi syarat bagi

masyarakat di Kabupaten Luwu;


31

b. Melaksanakan pembangunan ekonomi nasional dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rakyat, menuju masyarakat adil dan

makmur;

c. Mengelola potensi air baku;

d. Bekerja sama dengan masyarakat dalam mengembangkan perusahaan melalui

sistem kemitraan;

e. Peningkatan kemampuan dan profesionalisme SDM perusahaan melalui program

pembelajaran;

f. Penyempurnaan dan peningkatan kinerja keuangan, operasional dan administrasi;

g. Mengupayakan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan pada pelanggan;

h. Meningkatkan kualitas air hasil produksi agar sesuai dengan standar yang

dipersyaratkan dan penerapan manajemen profesional;

i. Meningkatkan pelayanan operasional teknis dan non teknis dengan jiwa

profesional menuju pelayanan prima;

j. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pengelolaan dan pengurusan

sarana penyediaan air minum sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan;

k. Memberikan pelayanan kepada masyarakat Kabupatan Luwu dan sekitarnya

dalam hal penyediaan air minum yang sehat.

4. Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Nomor 20 Tahun 2015

tanggal 10 Maret 2015 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan
32

Daerah Air Minum KabupatenLuwu, Struktur Organisasi Perusahaan terdiri dari 1

Direktur 3 Sub Utama, yaitu :

Drs. Syaharuddin, MM : Direktur

Muh. Ahsan Abd Latief, ST : Kabag Adm & Keuangan

Haedir, S. Sos : Kabag Hublan

Mardi Saleh, SE : Kabag Tehnik

Manajemen Perusahaan, dipimpin oleh 1 (satu) Direktur, yang didalam

pelaksanaan tugasnya dibantu oleh 3 (tiga) orang Kepala Bagian (Teknik,

Administrasi/Keuangan dan Hubungan Langganan), 6 (enam) orang Kepala Sub

Bagian serta staf dan 8 Cabang yang tersebar di beberapa Kecamatan yang di

Kabupaten Luwu seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini ;

Jumlah Pegawai PDAM Kabupaten Luwu termasuk Direktur Per 31

Desember 2019 sebanyak 88 Orang dengan rincian sebagai berikut :

Uraian Jumlah Orang

Direktur 1

Kepala Bagian 3

Kasubag 9

Kacab IKK 7

Uraian Jumlah Orang


33

Bagian Tehnik 41

Bagian ADM & Keuangan 14

Bagian Produksi 16

Bagian Hublan 17

Unsur pimpinan/direksi PDAM Kabupaten Luwu diangkat berdasarkan

Keputusan Bupati Luwu Nomor 270/IV/2016 tentang Pengangkatan Sdr. Drs.

Syaharuddin, MM sebagai Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Luwu

Periode 2016 – 2020.

Badan Pengawas, terdiri dari 3 (tiga) unsur, yaitu:

a. (satu) orang unsur pemerintah daerah,

b. (satu) orang unsur profesional dan

c. (satu) orang unsur pelanggan

Badan Pengawas PDAM Kabupaten Luwu periode 2019-2021 ditetapkan

dengan Keputusan Bupati Luwu Nomor 512/X/2019 tentang Pengangkatan Badan

Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Luwu Periode 2020 – 2022.

5. Daftar SPAM PDAM Kabupaten Luwu

PDAM Kabupaten Luwu memiliki 7 unit Wilayah pelayanan dengan sarana

SPAM Sebagai berikut :


34

Air baku Daftar Reservoir IPA Terpasang


( Desain)
NO SPAM Tahun Jenis Daftar Pompa Genset Kwh listrik
Nama Sungai Kap Sungai Kap/M3 Kap
Pengolahan Subsemersible (buah) M3
(L/dtk)

a b c d e f g
1 Belopa 2008 Saronda IPA 500 400 20 Ltr/dtk 5.500
2 Ikk Kamanre 2013 Salukompi IPA 250 400 1 20 Ltr/dtk 11000
3 Ikk Bajo 2016 Saronda IPA 500 400 20 Ltr/dtk 5.500
4 IKK PONRANG 2009 Tampa IPA 350 400 20 Ltr/dtk 5.500
5 IKK Noling 2016 Noling IPA 350 700 20 Ltr/dtk 5.500
6 IKK BUA 2011 Pakkalolo IPA 500 400 20 Ltr/dtk 5.500
7 2013 Pakkalolo IPA 500 200 10 Ltr/dtk 5.500
8 IKK LAROMPONG 2015 Binturu IPA 100 400 20 Ltr/dtk 2.000
9 2013 Larompong IPA 100 3 buah 400 1 20 Ltr/dtk 41.500
10 IKK WALENRANG DAN LAMASI 2009 Mabombong IPA 500 1 buah 400 20 Ltr/dtk 23.000
6.600
11 IKK SULI 2015 Salu Bua IPA 100 400 1 20 Ltr/dtk 5.500
3750 4500 210 122.600

4.2 Analisis Sistem Akuntansi Penetapan Tarif Dasar Air Pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Luwu

1. Dasar Perhitungan Tarif

Perhitungan dan penetapan tarif air minum oleh PDAM Kabupaten Luwu

didasarkan pada (Permendagri, 2016):

a. Keterjangkauan dan keadilan

Keterjangkauan adalah bahwa penetapan tarif untuk standar kebutuhan pokok

air minum disesuaikan dengan kemampuan membayar pelanggan yang

berpenghasilan sama dengan Upah Minimum Provinsi (UMP), serta tidak melampaui

4% dari pendapatan pelanggan. Bagi masyarakat kurang mampu, penetapan tarif

untuk standar kebutuhan pokok air minum diberlakukan tarif setinggi-tingginya sama

dengan tarif rendah. Keadilan dalam menetapkan tarif air minum dapat dicapai

melalui:

1) Penerapan tarif diferensiasi dengan subsidi silang antar kelompok pelanggan.


35

2) Penerapan tarif progresif dalam rangka mengupayakan penghematan penggunaan

air minum.

b. Mutu pelayanan

Mutu Pelayanan dilakukan melalui penetapan tarif yang mempertimbangkan

keseimbangan dengan tingkat mutu pelayanan yang diterima oleh pelanggan.

c. Pemulihan biaya

Pemulihan biaya bertujuan untuk menutup kebutuhan operasional dan

pengembangan pelayanan air. Pemulihan biaya diperoleh dari hasil perhitungan tarif

rata-rata minimal sama dengan biaya dasar. Sedangkan pemulihan biaya untuk

pengembangan pelayanan air minum diperoleh dari hasil perhitungan tarif rata-rata

untuk menutup biaya penuh. Biaya penuh termasuk didalamnya adalah keuntungan

yang wajar berdasarkan rasio laba terhadap aktiva yaitu paling sedikit sebesar 10%

(sepuluh perseratus).

d. Efisiensi pemakaian air

Efisiensi pemakaian air dan perlindungan air baku dilakukan melalui

pengenaan tarif progresif. Tarif progresif tersebut diperhitungkan melalui penetapan

blok konsumsi yang dikenakan kepada pelanggan dengan konsumsinya melebihi

standar kebutuhan pokok air minum.

e. Transparansi dan akuntabilitas


36

Transparansi dan akuntabilitas diterapkan dalam proses perhitungan dan

penetapan tarif. Transparansi dilakukan antara lain dengan:

1) Menjaring aspirasi pelanggan yang berkaitan dengan rencana perhitungan serta

penetapan tarif.

2) Menyampaikan informasi yang berkaitan dengan rencana perhitungan tarif

kepada pelanggan.

Sedangkan akuntabilitas dalam perhitungan dan penetapan tarif air minum

diukur jika perhitungan dan penetapan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan

2. Blok Konsumsi dan Kelompok Pelanggan

Pelanggan PDAM Kabupaten Luwu adalah masyarakat atau institusi yang

terdaftar sebagai penerima layanan Air Minum untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Konsumsi pelanggan PDAM Kabupaten Luwu meliputi konsumsi air minum untuk

memenuhi standar kebutuhan pokok dan untuk pemakaian di atas standar kebutuhan

pokok. Konsumsi air minum untuk memenuhi standar kebutuhan pokok

dikelompokan dalam suatu blok, sedangkan konsumsi air minum untuk pemakaian di

atas standar kebutuhan pokok dapat dibagi dalam beberapa blok. Pelanggan PDAM

Kabupaten Luwu dikelompokkan:

a. Kelompok I

Yaitu kelompok yang menampung jenis-jenis pelanggan yang membayar tarif

rendah untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum.


37

b. Kelompok II

Yaitu kelompok yang menampung jenis-jenis pelanggan yang membayar tarif

dasar untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum

c. Kelompok III

Yaitu kelompok yang menampung jenis-jenis pelanggan yang membayar tarif

penuh untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum.

d. Kelompok Khusus

Yaitu kelompok yang menampung jenis-jenis pelanggan yang membayar tarif

berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian.

Kelompok Khusus terdiri atas kelompok komersial dan non komersial.

Kelompok khusus komersial diberlakukan sekurang-kurangnya sama dengan tarif

penuh, sedangkan kelompok khusus non komersial diberlakukan sekurang-kurangnya

sama dengan tarif dasar.

3. Biaya Dasar (BD)

Biaya dasar yang diperlukan untuk memproduksi setiap meter kubik air

minum dihitung atas dasar biaya usaha dibagi dengan volume air terproduksi

dikurangi volume kehilangan air standar dalam periode satu tahun. Volume air

terproduksi dihitung berdasarkan total volume air yang dihasilkan oleh sistem

produksi yang siap didistribusikan kepada konsumen dalam periode satu tahun.

Sedangkan volume kehilangan air standar dihitung berdasarkan standar persentase


38

yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

sumber daya air dikalikan volume air terproduksi.

Biaya usaha dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya pengelolaan

PDAM yang meliputi:

a. Biaya operasi dan pemeliharaan

Biaya operasi dan pemeliharaan merupakan semua beban operasional mulai

dari sumber air, produksi sampai dengan distribusi.

b. Biaya depresiasi/amortisasi

Biaya depresiasi/amortisasi merupakan semua beban penyusutan terhadap

asset yang berbentuk maupun tidak berbentuk.

c. Biaya bunga pinjaman

Biaya bunga pinjaman merupakan beban keuangan yang meliputi bunga,

biaya komitmen, denda dan beban keuangan lainnya terkait dengan pinjaman.

d. Biaya lain

Biaya lain merupakan biaya tidak terduga yang mendukung operasional

BUMD Air Minum.

e. Keuntungan yang wajar

Keuntungan yang wajar merupakan keuntungan yang dihitung berdasarkan

rasio laba terhadap aktiva paling sedikit sebesar 10%.

Penetapan tarif dilakukan dengan mengacu pada perhitungan dan proyeksi

biaya yang dilakukan secara wajar, accountable, auditable, dan mempertimbangkan


39

aspek-aspek biaya. Untuk melakukan perhitungan dan proyeksi biaya, harus

dipersiapkan data yang lengkap dan akurat, diantaranya adalah:

a. Komponen biaya sumber air

b. Komponen biaya pengolahan air

c. Komponen biaya transmisi dan distribusi

d. Komponen biaya kemitraan

e. Komponen biaya umum dan administrasi

f. Komponen biaya keuangan

g. Komponen aktiva produktif

h. Tingkat inflasi

i. Volume air terproduksi

j. Volume kehilangan air standar

k. Volume air terjual kepada kelompok pelanggan tarif rendah

l. Volume air terjual kepada kelompok pelanggan tarif dasar

m. Blok konsumsi

n. Kelompok pelanggan

o. Jumlah pelanggan setiap blok konsumsi

p. Jumlah pelanggan setiap kelompok pelanggan

q. Tingkat konsumsi

r. Tarif yang berlaku

s. Komponen pendapatan penjualan air


40

t. Komponen pendapatan non air

u. Komponen pendapatan kemitraan

v. Tingkat elastisitas konsumsi air minum terhadap tarif

w. Rata-rata penghasilan masyarakat pelanggan

x. Upah minimum provinsi

Rumusan untuk menentukan biaya dasar adalah sebagai berikut:

No. Uraian Satuan Periode Notasi Formula

Biaya Operasi dan Jumlah Biaya Operasi dan


a. Rp/Thn X BOP
Pemeliharaan Pemeliharaan

Jumlah Biaya
b. Biaya Depresiasi/Amortisasi Rp/Thn X BDA
Depresiasi/Amortisasi

c. Biaya Bunga Pinjaman Rp/Thn X BBP Biaya Bunga Pinjaman

d. Biaya Operasi Lainnya Rp/Thn X BOL

Jumlah Biaya Administrasi


Umum tidak termasuk
Depresiasi Amortisasi,
Penyisihan Piutang dan Bunga
Pinjaman

BOP + BDA +
a. Total Biaya Usaha Rp/Thn X TBU TBU =
BBP + BOL

b. Dikalikan dengan faktor %/Thn X I (1 + I)


inflasi

c. Perkiraan TBU pada periode Rp/Thn Y YTBU YTBU = TBU x (1 + I) Y-X


tarif
41

d. Volume Air Terproduksi m3/Thn X VAP Data Historis

Prosentase
yang
ditetapkan
e. Tingkat Kehilangan Air %/Thn X TKAS oleh Menteri
Standar yang
TKAS =
menyelenggar
akan urusan
pemerintahan di
bidang sumber
daya air

f. Volume Kehilangan Air m3/Thn X VKAS VKAS = TKAS x VAP


Standar

YTBU
g. Biaya Dasar Rp/m3 Y BD BD
=
VAP -
VKAS

4. Tarif

Tarif Air Minum adalah kebijakan biaya jasa layanan Air Minum yang

ditetapkan Kepala Daerah untuk pemakaian setiap meter kubik atau satuan volume

lainnya yang diberikan oleh PDAM Kabupaten Luwu yang wajib dibayar oleh

pelanggan. PDAM Kabupaten Luwu menetapkan struktur dan variasi tarif

berdasarkan ketentuan blok konsumsi, kelompok pelanggan, dan jenis tarif.

Perhitungan tarif dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

a. Menghitung biaya dasar untuk menentukan tarif dasar

b. Menghitung subsidi untuk menentukan tarif rendah


42

c. Menghitung tarif penuh

d. Menetapkan tarif kesepakatan

Penentuan besarnya tarif dilakukan berdasarkan jenis tarifnya, yang terdiri

dari:

a. Tarif Rendah

Adalah tarif bersubsidi yang nilainya lebih rendah dibanding Biaya Dasar.

Kebijakan tarif rendah ini sebagal floor price pollicy. Oleh karena itu penetapan tarif

rendah tidak dianjurkan lebih rendah dari biaya produksi air (cost of goods sold) yang

terdiri dari komponen biaya sumber, biaya pengolahan dan biaya transmisi dan

distribusi. Jika hal itu terjadi, maka diperlukan adanya subsidi. Besaran subsidi yang

akan diberikan untuk tarif rendah ditetapkan oleh PDAM Kabupaten Luwu dengan

persetujuan pemerintah daerah dan disesuaikan dengan kondisi daerah. Oleh karena

itu besar tarif rendah dapat bervariasi antar segmen pelanggan. Hal ini merefleksikan

kebijakan pemerintah daerah terhadap peran PDAM Kabupaten Luwu dalam

mengemban misi dan fungsi pelayanan terhadap kebutuhan dasar masyarakat.

Rumusan penentuan tarif untuk tarif rendah adalah:

N Uraian Satuan Peri Not Form


o. ode asi ula

Data diambil dari hasil formula


a. Tarif Dasar Rp/m3 Y TD
nomor 2.b di atas
43

Volume Air Terjual


b. kepada Kelompok m3/Thn X VT Data Historis
Pelanggan Tarif TR
Rendah

c. Prosentase subsidi %/thn Y PSb Kebijakan Subsisi Pemda

d. Subsidi 1) Rp/m3 Y Sb Sb = …% x TD

e. Total Subsidi Rp/Thn Y TSb TSb Sb x VTTR


=

f. Rata-rata Subsidi Rp/m3 Y RSb TSb


RSb
=
VTTR

g. Tarif Rendah 2) Rp/m3 Y TR TR TD - RSb


=

Upah Minimum
h. Rp/Bln X UM
Provinsi/Kabupaten/K
P
ota

b. Tarif Dasar

Adalah tarif yang nilainya sama atau ekuivalen dengan Biaya Dasar. Bagi

pelanggan yang dikenakan tarif dasar, berarti tidak memperoleh subsidi dan tidak

pula memberikan subsidi kepada pelanggan lainnya.

Rumusan penentuan tarif untuk tarif dasar adalah sebagai berikut:

a. Biaya Rp/m3 Y B Data diambil dari hasil formula


Dasar D nomor 1.g di atas

b. Tarif Dasar Rp/m3 Y T TD = BD


D
44

X : tahun dasar Y : tahun proyeksi

c. Tarif Penuh

Adalah tarif yang nilainya lebih tinggi dibanding biaya dasar dan besarnya

dapat bervariasi. Di dalam tarif penuh terkandung komponen tingkat keuntungan

yang wajar dan kontra subsidi silang. Artinya, pelanggan yang dibebani tarif penuh

memberikan subsidi silang kepada pelanggan yang membayar dangan tarif rendah.

Rumusan penentuan untuk tarif penuh adalah sebagai berikut:

N Uraian Satu Peri Not Form


o. an ode asi ula

Data diambil dari hasil


a. Tarif Dasar Rp/m Y TD
formula nomor 2.b di atas
3

Aktiva Lancar Jumlah komponen -


b. Rp/T X AL komponen Aktiva Lancar
hn

Jumlah komponen -
c. Investasi Jangka Rp/T X IJP
komponen Investasi
Panjang hn
Jangka Panjang

Jumlah komponen -
d. Aktiva Tetap (Nilai Rp/T X AT
komponen Aktiva Tetap +
Buku) hn
depresiasinya

e. Aktiva Produktif Rp/T X AP AP = AL + IJP + AT


hn

f. Tingkat Keuntungan Rp/T Y TK TK = 10% x AP


hn
45

Volume Air Terjual


kepada Kelompok
g. Pelanggan Tarif m3/T X VT Data Historis
Penuh & Khusus hn TP
K

TK
RTK
h. Rata-rata Tingkat Rp/m Y RT =
Keuntungan 3 K VTTPK

Data diambil dari hasil


i. Total Subsidi Rp/T Y TSb formula nomor 3.e di atas
hn

TSb
RSbS
j. Rata-rata Subsidi Rp/m Y RS =
Silang 3 bS VTTPK

k. Tarif Penuh Rp/m Y TP TP = TD + RTK + RSbS


3

d. Tarif Kesepakatan

Adalah tarif yang nilainya dihitung berdasarkan kesepakatan antara PDAM

Kabupaten Luwu dan pelanggan. Dalam menentukan kesepakatan, diperlukan

komunikasi berdasarkan kesukarelaan yang saling menguntungkan kedua belah

pihak.

Rumusan penentuan untuk tarif kesepakatan adalah sebagai berikut:

No. Uraian Satua Peri Not Form


n ode asi ula

Tarif Khusus Minimal sama dengan TD


a. Non Rp/m3 Y TK
Komersial nK
46

sesuai
b. Tarif Khusus Rp/m3 Y TK kesepakatan, TKK =
Komersial K minimal sama
dengan
TP

Perhitungan tarif dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

a. Menghitung biaya dasar untuk menentukan tarif dasar

b. Menghitung subsidi untuk menentukan tarif rendah

c. Menghitung tarif penuh

d. Menetapkan tarif kesepakatan.

Dari uraian di atas, struktur dan variasi tarif berdasarkan ketentuan blok

konsumsi, kelompok pelanggan, dan jenis tarif dapat digambarkan sebagai berikut:

Blok Konsumsi
Pelanggan Blok I Blok II
(sampai dengan 10 m3) (di atas 10 m3)
Kelompok I Tarif Rendah Tarif Dasar
Kelompok II Tarif Dasar Tarif Penuh
Kelompok III Tarif Penuh Tarif Penuh
Kelompok Khusus Berdasarkan Kesepakatan

5. Rumus ABC Penentuan Tarif Air PDAM Kabupaten Luwu

Setiap perusahaan pasti memiliki pengeluaran sehingga perusahaan perlu

memiliki strategi bisnis. Salah satu strategi bisnis yang harus diperhatikan adalah

menentukan harga pokok penjualan produk (HPP) yang akurat. Harga pokok

penjualan tidak lepas dari berbagai biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
47

memproduksi produk tersebut. Salah satu metode yang digunakan untuk menghitung

harga pokok penjualan produk adalah Activity Based Costing (ABC).

Activity based costing adalah salah satu metode yang bisa dilakukan untuk

menghitung biaya dengan akurat. Metode activity based costing adalah metode yang

berfungsi untuk mengalokasikan semua biaya dari berbagai sumber daya yang

digunakan dalam menjalankan aktivitas produksi atau menjalankan usaha. Konsep

yang mendasari metode ini adalah perusahaan yang menjalankan suatu rencana maka

manajemen perusahaan akan menjalankan suatu rangkaian aktivitas. Untuk

menjalankan rangkaian aktivitas tersebut dibutuhkan berbagai sumber daya seperti

material, mesin, tenaga kerja, gedung dan lain-lain. Untuk mendapatkan sumber daya

tersebut tentu dibutuhkan biaya. Metode ABC mampu digunakan untuk menentukan

biaya produk secara objektif karena mampu mengidentifikasi hubungan sebab dan

akibat. Pada metode ABC, biaya overhead, biaya variabel dan produksi memiliki

hubungan.

PDAM Kabupaten Luwu menggunakan rumus ABC untuk menentukan harga

pokok produksi air. Adapun biaya-biaya yang digunakan selama proses produksi air,

yaitu:

a. Biaya sumber air sebesar Rp 834.996.655

b. Biaya pengolahan air, sebesar Rp 1.728.261.457

c. Biaya transmisi dan distribusi, sebesar Rp 4.629.099.676

d. Biaya umum dan administrasi, sebesar Rp 3.568.464.141


48

Berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan,

jumlah biaya beban usaha yang dikeluarkan oleh PDAM Kabupaten Luwu selama

memproduksi air pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp 10.760.821.930. Adapun jumlah

m3 air yang diproduksi selama tahun 2019 adalah 4.856.544 m 3. Jadi besarnya harga

pokok air per m3 berdasarkan rumus ABC yang digunakan, yaitu:

Biaya beban usaha


Harga pokok air per m3 =
Volume produksi

10.760.821.930
Harga pokok air per m3 =
4.856.544

Harga pokok air per m3 = 2.546,44

Jadi, berdasarkan rumus ABC yang digunakan maka diperoleh harga pokok

air per m3 PDAM Kabupaten Luwu yaitu sebesar Rp 2.546,44.

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan sebagai berikut: Tarif pada

PDAM Kabupaten Luwu terdiri dari Tarif Dasar, Tarif Rendah, Tarif Penuh dan Tarif

Kesepakatan. Tarif tersebut perhitungannya didasarkan pada biaya dasar. Biaya dasar

yang diperlukan untuk memproduksi setiap meter kubik air minum dihitung atas

dasar biaya usaha dibagi dengan volume air terproduksi dikurangi volume kehilangan
49

air standar dalam periode satu tahun. Pelanggan yang dikenakan Tarif Dasar,

perhitungan tarifnya adalah sama atau ekuivalen dengan biaya dasar. Pelanggan yang

dikenakan tarif rendah, wajib membayar biaya sebesar Biaya Dasar dikurangi dengan

rata-rata subsidi. Sedangkan untuk tarif penuh, pelanggan dikenakan biaya sebesar

Biaya Dasar setelah ditambah dengan rata-rata tingkat keuntungan dan rata-rata

subsidi silang. Pelanggan dengan tarif kesepakatan terdiri atas tarif non komersial dan

tarif komersial. Untuk tarif non komersial, biaya yang dikenakan adalah minimal

sama dengan tarif dasar. Sedangkan untuk tarif khusus komersial, pelanggan

dikenakan sesuai kesepakatan antara BUMD Air Minum dengan pelanggan, dengan

batasan minimal sama dengan Tarif Penuh.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, maka disarankan PDAM

Kabupaten Luwu sebaiknya menyesuaikan tarif air sesuai dengan prinsip full cost

recovery, agar dapat menutup biaya oprasional yang semakin tinggi. PDAM

Kabupaten Luwu sebagai BUMD, mempunyai peran penting untuk menghasilkan

pendapatan dan laba. Untuk itu, secara teknis memperoleh pendapatan harus

mempertinbangkan biaya dan laba yang diharapkan sehingga setiap periode akuntansi

dapat menghasilkan laba yang dapat berkontribusi pada pemerintah daerah.

DAFTAR RUJUKAN
50

Artama, I. P. (2018). Analisis Penentuan Tarif Air Minum Pdam Kabupaten


Lamongan Berdasarkan Prinsip Full Cost Recovery. Journal of Civil
Engineering, 33(1), 10–19. https://doi.org/10.12962/j20861206.v33i1.4562
AIndrasurya, b., ar, m., & saifi, m. (2016). Activity based costing (abc) system
dalam menentukan tarif layanan rawat inap (studi kasus pada rsud dr.
Harjono s. Kabupaten ponorogo). Jurnal administrasi bisnis s1 universitas
brawijaya, 37(2), 128–136

Azwar, Saifuddin. Signifikan atau sangat signifikan.Buletin Psikologi, 2005,


13.1: 38-44.
Cecily A Riborn dan Michael R Kiney, Akuntansi Biaya: Dasar dan
Perkembangan Buku 1 edisi 7, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), 56.
Don R Hansen dan Maryane M Mowen, Managerial Accounting: Akuntansi
Manajerial, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), 60.

Edward J Blocher et al, Manajemen Biaya: Dengan Tekanan Strategik, (Jakarta:


Salemba Empat, 2000), 90.
Endra Setiyaningsih. (2016). Analisis Penerapan Metode Full Costing Dalam
Perhitungan Harga Pokok Produksi Untuk Penetapan Harga Jual (Studi Kasus
Pada Pabrik Tahu Lestari).Journal of Chemical Information and
Modeling,53(9),1689–1699.https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Henry Simamora, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Salemba Empat, 1999), 547.
Indrasurya, B., AR, M., & Saifi, M. (2016). Activity Based Costing (Abc) System
Dalam Menentukan Tarif Layanan Rawat Inap (Studi Kasus Pada Rsud Dr.
Harjono S. Kabupaten Ponorogo). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas
Brawijaya, 37(2), 128–136.
Maulana, A., AR, M., & Dwiatmanto, D. (2016).Analisis Activity Based Costing
System (Abc System) Sebagai Dasar Menentukan Harga Pokok Kamar Hotel
(Studi Kasus pada Hotel Selecta Kota Batu Tahun 2014).Jurnal Administrasi
Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 30(1), 161–170.

Mursyidi, Akuntansi Biaya: Conventional Costing, Just In Time, dan Activity


Based Costing, (Bandung: Refika Aditama, 2008), 29.
51

Mulyadi, Akuntansi Manajerial, (Yogyakarta: Aditya Medika, 1999), 71


Mulyadi.2013. Sistem Akuntansi. Cetakan Kelima. Jakarta: Salemba Empat
NUFUS, S. H. (2013). Penyusun Universitas Islam Negeri.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2016


Tentang Perhitungan Dan Penetapan Tarif Air Minum, Pasal 3 ayat 2
Saputra, h. (2013). Penerapan activity based costing sebagai salah satu alternatif
dasar penetapan tarif jasa rawat inap pada badan layanan umum daerah
rumah sakit benyamin guluh kabupaten kolaka. Fakultas ekonomi dan bisnis
universitas hasanuddin, 34(3), 5-16+92.
Https://doi.org/10.1002/9781118257494.ch13
Sarnita, S. (2018).Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Air Pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar (Doctoral
dissertation, Universitas Negeri Makassar).
Sugiono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA
Suratinoyo, A. (2013). Penerapan Sistem Abc Untuk Penentuan Harga Pokok
Produksi Pada Bangun Wenang Beverage.Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis Dan Akuntansi, 1(3), 658–668.
Venkatraman, A. (2017). Editorial Volume 4 Issue 2.Journal of Science,
Humanities and Arts - josha, 4(3), 82–99.
https://doi.org/10.17160/josha.4.3.299
Wiguna, I. G. N. H. (2018). Activity Based Costing System Sebagai Alternatif
Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap Serta Implikasinya Terhadap Pendapatan Rsud
Kabupaten Buleleng. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 2(2), 148–172.
https://doi.org/10.23887/jia.v2i2.15635
https://doi.org/10.1016/j.jup.2019.101005https://doi.org/10.1016/j.jup.2015.01.005http
s://doi.org/10.1016/j.wre.2014.05.003https://doi.org/10.1016/j.jup.2014.12.003https://
doi.org/10.1016/j.chieco.2010.12.006
52

www.pdamluwu.co.id
www.kompas.com

Anda mungkin juga menyukai