Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Air khususnya air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar penduduk
yang perlu diupayakan agar senantiasa tersedia dengan kualitas yang baik dan
berkelanjutan. Oleh karenanya berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal, disebutkan
bahwa Standar Pelayanan Minimal, yang selanjutnya disingkat SPM adalah
ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan
Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal,
dan Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan
barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap Warga
Negara secara minimal.
Jenis Pelayanan Dasar pada SPM pekerjaan umum Daerah kabupaten/kota
terdiri atas, diantaranya pemenuhan kebutuhan pokok air minum sehari-hari
Rendahnya pemenuhan pelayanan dasar dan peningkatan daya saing
daerah, yang ditandai dengan akses dan kualitas pelayanan dasar yang terbatas,
antara lain angka rumah layak huni hanya mencapai 36,3 persen, air minum layak
61,29 persen, sanitasi (air limbah) layak 74,58 persen (termasuk sanitasi aman 7,42
persen)
Dalam mewujudkan Sasaran Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals/SDGs) Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen
yang kuat dalam upaya pencapaian Agenda Pembangunan Global dengan
mengaitkan sebagian besar target dan indikator Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs) ke dalam dokumen
perencanaan pembangunan nasional. Terdapat 169 indikator yang tersebar pada 17
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan telah diintegrasikan ke dalam penyusunan
RJPMN 2020-2024, dimana pembangunan infrastruktur akan berkontribusi. Salah
satu tujuan berkelanjutan antara lain seperti pengembangan sistem penyediaan air
minum dan pembangunan prasarana sanitasi komunal untuk mendukung
pencapaian Tujuan ke 6 SDG’s “Air Bersih dan Sanitasi Layak”
Berdasarkan RPJMD Kabupaten Garut pembangunan infrastruktur pada
periode 2020-2024 akan difokuskan pada tiga kerangka utama (Infrastruktur
Pelayanan Dasar, Infrastruktur Ekonomi, dan Infrastruktur Perkotaan). Cakupan
infrastruktur pelayanan dasar yang akan dibangun antara lain penyediaan hunian
layak yang ditopang dengan sistem penyediaan air minum dan sanitasi.
Dasar perubahan rencana bisnis tersebut dasar hukumnya terdapat
Perubahan RPJMD Perda No. 5 Tahun 2021, terkait arah kebijakan dan isu strategi.
PERMENDAGRI 118 tahun 2018 pasal 17, yang berisi tentang terjadi perubahan
peraturan perundang – undangan yang terkait, perubahan sebagaimana dimaksud
tidak menurunkan target, sasaran, kecuali disebabkan oleh bencana (Pandemi
Covid 19). Dalam tahapannya dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2022 nilai
investasi anggaran dan capaian anggaran pendapatan yang telah di tetapkan tidak
terealisasi baik dari APBN, APBD I, maupun APBD Kabupaten.

Tantangan penyediaan air minum dari sisi penyediaan adalah masih


rendahnya kinerja dan kapasitas penyelenggara SPAM dalam memberikan
pelayanan air minum yang ditunjukkan dengan:
(1) masih rendahnya cakupan layanan perpipaan yang saat ini baru mencapai
20,29 persen, dan
(2) persentase PDAM yang sehat baru mencapai 59,6 persen.
Sementara itu, tarif air minum yang diterapkan saat ini tergolong rendah
sehingga masih banyak PDAM yang belum mampu menerapkan tarif Full Cost
Recovery (FCR). Hal ini juga mengakibatkan PDAM sulit melakukan pengembangan
bisnisnya.
Sedangkan tantangan dari sisi permintaan, adalah kurangnya kesadaran
masyarakat dalam mengakses air minum layak dan aman, rendahnya kesadaran
masyarakat untuk mau membayar air (willingness to pay), serta rendahnya
penerapan perilaku hemat air oleh masyarakat yang terlihat dari tingginya nilai rata-
rata pemakaian air PDAM oleh masyarakat yaitu sesuai dengan Pelayanan air
minum sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 tahun 2010
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
adalah 60 liter/orang/hari, sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar adalah 15
liter/orang/hari
Business plan atau perencanaan bisnis, merupakan hasil analisa kondisi
saat ini dan yang akan datang sebagai pernyataan formal yang berisi tujuan
berdirinya sebuah bisnis yang dituangkan dalam suatu dokumen perencanaan.
Tujuan rencana bisnis adalah untuk mempertajam rencana-rencana yang telah
ditetapkan, atau rencana yang diharapkan. Kemudian, untuk mengetahui arah dan
tujuan perusahaan, dan sebagai cara untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai.
Manfaat dan fungsi business plan, antara lain sebuah bagian terpenting
yang memperlihatkan keadaan saat ini, dan masa depan. Hal tersebut sebagai daya
tarik untuk mengawali sebuah bisnis, merancang strategi, dan rencana awal bisnis,
mencari sumber dana guna menarik/mendatangkan pihak ketiga seperti investor,
jasa perbankan atau lainnya yang akan membantu bisnis yang dijalankan.
Artinya, rencana bisnis, dapat menjadi semacam proposal yang akan
membantu mendapatkan modal usaha. Kemudian membuat bisnis lebih fokus dan
terarah dalam menentukan jenis bisnis, modal, strategi bisnis serta jenis pemasaran
yang akan digunakan. Business plan, juga dapat digunakan untuk memprediksi
masa depan bisnis yang akan dijalankan. Sebab, saat menyusun rencana bisnis,
maka akan terlihat gambaran jangka pendek, menengah dan panjang bagi bisnis
yang akan dijalankan.
Dengan perencanaan bisnis, dapat menaikkan level bisnis yang sedang
dijalankan. Rencana dan rancangan bisnis yang disusun dengan baik, akan
membuat gairah tersendiri bagi pebisnis, dan pelaku usaha untuk menjalankan
usaha mereka. Diharapkan dengan perencanaan bisnis, tujuan perusahaan jelas
dan terarah.
Hal inilah yang dilakukan dan dijalankan Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Intan Kabupaten Garut sebagai badan usaha milik Pemerintah
Kabupaten Garut yang bergerak dalam jasa pelayanan penyediaan air bersih.

1.2 SEJARAH PERUMDA AIR MINUM TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT


Pada pemerintahan Bupati RAA Soerja Kartalegawa (Tahun 1915 – 1929)
dibangun Sistem Air Bersih untuk Kota Garut dengan kapasitas produksi sebesar 25
liter/detik memanfaatkan sumber mata air Jamban Wetan yang berada di wilayah
Bayongbong. Tahun 1959 guna menambah cadangan persediaan air, Pemerintah
Daerah Tingkat II Kabupaten Garut membangun reservoir air dengan kapasitas 500
m3 yang berlokasi di Kampung Cangkuang Sanding Garut. Selama tahun 1971 –
1976 Pemerintah Pusat Cq. Direktorat Teknik Penyehatan Departemen Pekerjaan
Umum melakukan rehabilitasi pipa distribusi, meningkatkan kapasitas produksi
menjadi 56 liter/detik. Pada Tahun 1976 seluruh bantuan tersebut menjadi modal
Pemerintah Pusat.
Kemudian dibentuk pengelola Sistem Air Bersih yang berada dibawah Seksi
Air Minum di Dinas Pekerjaan Umum Daerah Tingkat II Kabupaten Garut. Mengingat
perkembangan masyarakat yang semakin meningkat yang menuntut peningkatan
kondisi pelayanan air bersih yang lebih maksimal serta setelah adanya rehabilitasi
jaringan pipa transmisi dan pipa distribusi, maka dibentuk Perusahaan Daerah Air
Minum Kabupaten Garut berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 1976
tanggal 31 Desember 1976 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Tingkat II
Garut Nomor 3 Tahun 1977 Seri D Nomor 2.
Selanjutnya dibentuk pengelola Sistem Pengelola Sistem Air Bersih yang
dilaksanakan oleh Seksi Air Minum yang berada dibawah Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Daerah Tingkat II Garut. Dalam rangka mewujudkan pengelolaan yang
madiri serta mengingat perkembangan masyarakat yang semakin meningkat disertai
dengan adanya rehabilitasi jaringan pipa transmisi dan distribusi maka ditetapkanlah
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Garut melalui Peraturan Daerah Nomor
18 Tahun 1976, tanggal 31 Desember 1976.
Dalam perkembangannya PDAM Kabupaten Garut mengalami beberapa
perubahan nama dan bentuk hukum :
1. Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Struktur
Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum “Tirta Dharma” Kabupaten Garut.
2. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Perusahaan Daerah Air Minum
Tirta Intan Kabupaten Garut
3. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2018 tentang Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Tirta Intan Kabupaten Garut.

1.3 LANDASAN HUKUM


Landasan hukum yang mendasari pembuatan Rencana Bisnis ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5697);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019 Tentang
Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
190, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6405)
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 Tentang
Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 345. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5802)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 305,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organisasi
dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum;
7. Peraturan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang:
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27
Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan SPAM
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 tahun 2016 tentang Perhitungan
dan Penetapan Tarif Air Minum;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 118 Tahun 2018 tentang Rencana
Bisnis, Rencana Kerja dan Anggaran, Kerja Sama, Pelaporan dan Evaluasi
Badan Usaha Milik Daerah;
11. Keputusan Menteri Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman
Akutansi Perusahaan Daerah Air Minum
12. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 8 Tahun 2018, Tentang Perusahaan
Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Intan Kabupaten Garut
13. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Garut
14. Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2018 tentang Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja PDAM Tirta Intan Kabupaten Garut.
15. Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Perubahan
Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2108 tentang Kedudukan dan Struktur
Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Intan Kabupaten Garut.
16. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Garut
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Perubahan RPJMD
Kabupaten Garut Tahun 2019 - 2024
17. Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2018 tentang Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja PDAM Tirta Intan Kabupaten Garut.
18. Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Perubahan Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2108 tentang
Kedudukan dan Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum
Tirta Intan Kabupaten Garut.
19. Peraturan Bupati Nomor 143 Tahun 2021 tentang Penyesuaian Tarif dan
Beban Tetap Air Minum Pada Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta
Intan Kabupaten Garut.
20. Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Dewan Pengawas dan Direksi Perumda Air Minum
Tirta Intan Kabupaten Garut.
21. Standar Akutansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akutantabilitas
Publik (SAK ETAP)

1.4 STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi disusun berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun


2016 yang telah diperbaharui dengan Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2018
tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta
Intan Kabupaten Garut. Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka Perumda Air Minum
Tirta Intan telah mengalami penyesuaian berdasarkan Peraturan Bupati Garut No.
18 Tahun 2018 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Intan Kabupaten
Garut

a. Direksi
Perumda Air Minum Tirta Intan Kabupaten Garut dipimpin oleh tiga orang
Direktur, diangkat berdasarkan Surat Keputusan KPM Perumda Air Minum
Tirta Intan Kabupaten Garut Nomor 690/02-KPMTI/2019 tentang
Pemberhentian Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Intan Kabupaten
Garut 2016-2020 dan Pengangkatan Direksi Perusahaan Daerah Air Minum
Tirta Intan Kabupaten Garut 2019 s/d 2024, dengan susunan sebagai berikut
:
Direktur Utama : H. Aja Rowikarim, M. Ag
Direktur Administrasi Umum : Syamsi Maulana, S.E
dan Keuangan
Direktur Teknik : Ugun Wiguna, ST, MM

b. Dewan Pengawas
Susunan Anggota Dewan Pengawas Perumda Air Minum Tirta Intan
Kabupaten Garut yang diangkat berdasarkan :
a. Keputusan KPM Perumda Air Minum Tirta Intan Kabupaten Garut
Nomor 690/02-KPMTI/2019 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Intan Kabupaten Garut 2019 – 2023
, dengan susunan sebagai berikut;
Ketua : Haryono, SH
Sekretaris : Zakki Shaleh SH, MH

b. Keputusan Bupati Nomor : 700/kep.353-Pereko/2018 tentang


Pemberhentian Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Tirta
Intan Kabupaten Garut Masa jabatan Tahun 2015-2018 dan
Pengangkatan Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Tirta
Intan Kabupaten Garut Masa jabatan Tahun 2018-2021:
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten
Garut.

Anda mungkin juga menyukai