Anda di halaman 1dari 15

PERAN PDAM SEBAGAI SALAH SATU SUMBER

PENDAPATAN ASLI DAERAH


KOTA SEMARANG

MAKALAH

Disusun Oleh :
..............................
NPM. ...................................

UNIVERSITAS ...................................
2021

i
BAB I
GAMBARAN UMUM

A. PDAM Kota Semarang


Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Kota Semarang
merupakan perusahaan milik Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang
pelayanan masyarakat yang menyediakan air bersih untuk masyarakat Kota
Semarang. Secara geografis wilayah Kota Semarang terletak pada posisi
astronomi di antara garis 6˚50’ – 7˚10’ Lintang Selatan dan garis 109˚35’ –
110˚50’ Bujur Timur sehingga Kota Semarang berada dilokasi perbukitan dan
pesisir pantai. Menurut batas wilayah administratif kota semarang terbagi atas
wilayah Barat berbatasan dangan Kabupaten Kendal, wilayah Timur
berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Demak, wilayah Utara berbatasan
dengan Laut Jawa dan wilayah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Ungaran. Berdasarkan website resmi Dispendukcapil Kota Semarang per
Agustus 2016, jumlah penduduk kota Semarang 1.634.600 jiwa.
Peta Pelayanan PDAM Kota Semarang dalam cakupan pendistribusian
air bersih wilayah Kota Semarang per September 2016 berjumlah 163.584
pelanggan yang terbagi dalam 5 cabang adalah sebagai berikut :
1. Cabang Selatan
2. Cabang Barat
3. Cabang Timur
4. Cabang Utara
5. Cabang Tengah
Dengan demikian PDAM Kota Semarang bertekad untuk dapat
meningkatkan pelayanannya dengan semangat "Satukan Tekat Mewujudkan
Pelayanan Prima" sehingga dapat mewujudkan visi PDAM Tirta Moedal
Kota Semarang" Menjadi Penyedia Air Minum pilihan Masyarakat dan
terbaik di Indonesia".

1
B. Visi Misi & Tujuan
Visi :
Perumda Air Minum Kota Semarang yang kompeten dan tolok ukur bagi
PDAM di seluruh Indonesia
Misi :
Membantu dan menunjang kebijakan umum Pemerintah Kota Semarang
daam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan
jasa pelayanan air minum.
Tujuan Perusahaan :
Menjadi perusahaan pengelola air minum yang handal dan terbaik di
Indonesia, yang mengedepankan :
1. Peningkatan PAD
2. Keunggulan dalam jasa pelayanan air minum
3. Keunggulan penerapan teknologi dalam pengelolaan SPAM
4. Keunggulan SDM profesional dan berkomitmen
5. Keunggulan dalam interaksi dan hubungan dengan para stakeholders
pengelolaan air minum di Indonesia

2
BAB II
KETERLIBATAN PEMERINTAH DAERAH

A. Badan Usaha Milik Daerah


Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah badan usaha yang didirikan
oleh pemerintah daerah yang modalnya sebagian besar/ seluruhnya adalah
milik pemerintah daerah. BUMD berdasarkan kategori sasarannya terdiri dari
2 (dua) golongan, yakni perusahaan daerah untuk melayani kepentingan
publik dan perusahaan daerah untuk tujuan peningkatan penerimaan daerah.
Tujuan dibentuknya Badan Usaha Milik Daerah tersebut adalah untuk
melaksanakan pembangunan daerah melalui pelayanan jasa kepada
masyarakat, penyelenggaraan kemanfaatan umum dan peningkatan
penghasilan daerah.
Ditilik dari produk hukum yang ada BUMD telah dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, yang
diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Daerah. Pasal 177 UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menyatakan Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD
yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau
pembubarannya ditetapkan dengan peraturan daerah yang berpedoman pada
peraturan perundang-undangan. Perusahaan daerah didirikan dengan peraturan
daerah atas kuasa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962. Perusahaan daerah
adalah badan hukum yang kedudukannya sebagai badan hukum diperoleh
dengan berlakunya peraturan daerah tersebut, peraturan daerah mulai berlaku
setelah mendapat pengesahan instansi atasan. Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tidak menggunakan nomenklatur pendirian tetapi pembentukan.
Pendirian perusahaan daerah sendiri tidak memiliki payung hukum
yang cukup kuat. Hanya dituangkan pada beberapa undangundang dan
peraturan pemerintah. Pasal 75 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan penyertaan modal
pemerintah daerah dapat dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan

3
dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam peraturan daerah
tentang penyertaan modal daerah berkenaan. Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 ini tidak menjelaskan bagaimana pendirian atau pembentukan
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) secara jelas dan terinci.
Jika berbadan hukum Perusda (Perusahaan Umum Daerah), pendirian
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) harus mengikuti Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah. Sehingga Perusda tidak perlu akte
pendirian notaris. Selanjutnya pemerintah daerah menetapkan peraturan
daerah tentang penyertaan modal pada perusahaan daerah dimaksud.
Sedangkan, jika Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berbadan hukum PT
(Perseroan Terbatas), terkait pendiriannya harus mengikuti Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. BUMD memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha.
2. Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam permodalan
perusahaan.
3. Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan
kebijakan perusahaan.
4. Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang.
5. Melayani kepentingan masyarakat umum, selain mencari keuntungan.
6. Sebagai stasbilisator perekonomian dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
7. Sebagai sumber pemasukan negara dan daerah (pendapatan asli daerah).
8. Seluruh atau sebagian besar modalnya milik pemerintah daerah, dan
merupakan kekayaan yang dipisahkan.
9. Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go
public.
10. Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun
nonbank.
11. Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMD, dan mewakili BUMD di
pengadilan.

4
B. Perusahaan Daerah Air Minum
Air merupakan sumber daya yang sangat diperlukan oleh makhluk
hidup baik untuk memenuhi kebutuhannya maupun menopang hidupnya
secara alami. Kegunaan air yang bersifat universal atau menyeluruh dari setiap
aspek kehidupan menjadi semakin berharga baik jika dilihat dari segi kuantitas
maupun kualitasnya. Air di bumi sekitar 95,1% adalah air asin sedangkan
4,9% berupa air tawar, hal ini tentu saja menjadi perhatian yang sangat
penting mengingat keberadaan air yang bisa dimanfaatkan terbatas sedangkan
kebutuhan manusia tidak terbatas sehingga perlu adanya suatu pengelolaan air
yang baik agar potensi air dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
makhluk hidup.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah badan usaha milik
pemerintah daerah, yang melaksanakan fungsi pelayanan menghasilkan
kebutuhan air minum/air bersih bagi masyarakat, diharapkan dapat
memberikan pelayanan akan air bersih yang merata kepada seluruh lapisan
masyarakat, membantu perkembangan bagi dunia usaha dan menetapkan
struktur tarif yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan masyarakat.
Artinya, PDAM memiliki dua fungsi, yaitu fungsi pelayanan kepada
masyarakat dan fungsi menambah penerimaan daerah. Sebelum menjadi
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), awalnya berbentuk Badan
Pengelolaan Air Minum (BPAM) yang didirikan berdasarkan Keputusan
Menteri Nomor 142/KPTS/ck/1983.
Sebenarnya banyak aset daerah yang kalau diteliti memiliki potensi
yang tinggi untuk dikelola dan dikembangkan dalam rangka peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Maemunah (2004) mengatakan bahwa tidak
tertutup kemungkinan BUMD merupakan sumber pendapatan daerah yang
potensial jika pemerintah daerah dapat mengelolanya secara profesional.
secara ekonomis seharusnya PDAM cukup strategis dan menjanjikan, karena
BUMD ini menguasai sumber daya utama yang potensial dan dibutuhkan oleh
manusia, yaitu air. Dalam hal ini, keberadaan PDAM sebagai BUMD dapat
membantu memenuhi kebutuhan masyarakat, menunjang bagi perkembangan

5
kelangsungan dunia usaha dan perkembangan ekonomi di daerah, percepatan
pembangunan di daerah, karena air bersih yang dihasilkan PDAM merupakan
barang yang essensial yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
PDAM Tirta Mulia Kota Semarang mempunyai fungsi pokok sebagai
penyedia air minum bagi masyarakat dan sebagai salah satu sumber
pendapatan asli daerah. PDAM Tirta Mulia Kota Semarang bertujuan
memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat sesuai dengan standar mutu
dan kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, PDAM Tirta
Mulia Kota Semarang berusaha meningkatkan kapasitas produksi dengan
melakukan investasi berupa pengadaan sarana dan prasarana air bersih yang
dapat memproduksi air sehingga secara bertahap kebutuhan masyarakat baik
dari segi kuantitas maupun kualitas dapat terpenuhi.

6
BAB III
MANFAAT EKONOMIS PEMERINTAH DAERAH

A. Strategi Pengembangan BUMD


Dalam Pasal 157, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 diungkapkan
bahwa Pendapatan Asli Daerah terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi
daerah, pendapatan bagian laba BUMD dan investasi lainnya, dan pendapatan
yang sah. Hal ini terkait sebagai obyek peraturan yang ada. Pendapatan Asli
Daerah dapat memberikan dukungan yang memadai bagi pelaksanaan otonomi
daerah atau sebaliknya, bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan
Pemerintah Daerah. Agar dapat mengurus rumah tangganya sendiri dengan
sebaik-baiknya maka kepada daerah diberikan sumber-sumber pembiayaan
yang cukup. Mengingat bahwa tidak semua sumber-sumber pembiayaan
diberikan kepada daerah, maka kepada daerah diwajibkan untuk menggali
sumber-sumber keuangannya sendiri berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Hal ini akan dapat membantu Pemerintah daerah
dalam rangka pelaksanaan otonomi secara baik. Sumber-sumber tersebut dapat
diusahakan melalui :
a. Perimbangan pembagian sumber-sumber keuangan yang diterima oleh
suatu daerah tertentu. Sudah tentu perimbangan keuangan antara pusat dan
daerah, berbeda -beda dilihat dan segi potensinya atau dilihat dari usaha
pengembangan daerah yang terbelakang;
b. Sumber yang lain adalah subsidi, bantuan langsung dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah. Subsidi atau bantuan ini dapat dibagi dua,
yaitu; bisa dipergunakan oleh daerah sesuai kepentingan daerah, serta yang
sudah earmarked, yaitu yang sudah ditentukan penggunaannya, Dana
Alokasi Khusus Pelaksanaan penggunaanya berada ditangan Pemerintah
Daerah;
c. Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk menarik dan
memungut retribusi dan tarif-tarif tertentu, yang sepenuhnya berada
ditangan pemerintah daerah;

7
d. Pemerintah daerah juga dapat mengadakan kegiatan-kegiatan usaha yang
bisa menghasilkan pendapatan. Antara lain dengan membangun
perusahaan-perusahaan daerah.
e. Kemungkinan pemerintah daerah untuk meminjam dana-dana kredit yang
ringan. Dana tersebut dapat diperoleh melalui Subsidiary Loan Agreement
(SLA) yaitu Pemerintah Pusat mendapat pinjaman dan donatur luar negeri
kemudian disalurkan kedaerah-daerah, serta melalui Regional
Development Account (RDA) atau Rekening Pinjaman Daerah (RPD)
yaitu pinjaman yang diperoleh Pemerintah dan Donatur.
Kemampuan dan kesanggupan daerah dalam melaksanakan otonominya
sangat tergantung atau ditentukan dan sumber-sumber Pendapatan Asli
Daerah. Oleh karena itu Pemerintah Daerah berkewajiban secara sungguh-
sungguh untuk selalu meningkatkan keuangannya guna membiayai kegiatan
rumah tangga daerah itu sendiri. Daerah harus siap secara administratif serta
harus jeli merekonstruksi visi dan misi strategis sebab penyelenggaraan
Pemerintah di Daerah tidak akan terlepas dari proses pembangunan di Daerah.
Potensi ekonomi merupakan potensi sumber daya dan kelembagaan lokal yang
mencakup :
1. Penduduk dan tenaga kerja lokal.
2. Kelembagaan Lokal.
3. Sumberdaya alam.
Namun dalam prakteknya pendayagunaan potensi ekonomi, sering
menghadapi kendala berkaitan dengan :
1. Sebagian besar penduduk dan tenaga kerja lokal relatif rendah ketrampilan
dan pendidikannya.
2. Keterbatasan jumlah dana atau modal yang bersumber dari lokal.
3. Akses terhadap dana atau modal yang bersumber dari lokal.
4. Motivasi dan ide ekonomisasi sumber daya lokal yang kurang,
5. Semangat kewirausahaan yang kurang.
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah telah
mengamanatkan bahwa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) merupakan salah

8
satu sumber pendapatan daerah. Oleh karenanya maka BUMD perlu
diberdayakan sehingga menjadi perusahaan yang kuat, berdaya saing dan
mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat umum secara maksimal.
Untuk mengupayakan pemberdayaan BUMD diperlukan suatu pengaturan
agar BUMD dijalankan secara efisien, efektif dan bertanggunggugat. Undang-
undang yang mengatur BUMD secara khusus adalah Undang — undang No. 5
Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah. Namun Undang-undang tersebut
sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga perlu diperbaharui sesuai
dengan perkembangan tatanan pemerintahan, perekonomian serta
kemasyarakatan secara umum. Pemerintah telah mengundangkan Undang-
undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, namun
peraturan tersebut tidak dimaksudkan untuk berlaku bagi BUMD, sehingga
Pemerintah dalam hal ini Departemen Dalam Negeri menganggap perlu
mempersiapkan rancangan undang-undang yang khusus mengatur BUMD.
Departemen Dalam Negeri telah memulai upaya penyusunan RUU BUMD
yang sampai saat ini telah dikonsultasikan kepada beberapa pihak untuk
mendapatkan masukan.
Terdapat berbagai langkah dan tindakan yang dapat dilakukan dalam
memperbaiki kinerja usaha BUMD, dengan tindakan-tindakan yang sifatnya
strategis sebagai berikut :
1. Pertama, Strategi Pengusahaan Perusahaan, yang dapat dilakukan dengan
langkah atau tindakan memperbaiki kinerja perusahaan, diantaranya
dengan :
a. Mengatasi kelemahan internal yang diantaranya melalui penetapan
kembali core business, likuidasi unit bisnis yang selalu rugi, dan
memperbaiki sistem manajemen organisasi;
b. Memaksimumkan kekuatan internal, yang antara lain dengan cara
mengkonsentrasikan bisnis pada usaha yang berprospek tinggi,
memperluas pasar dengan mempertahankan dan mencari pelanggan
baru, serta mencari teknik produksi baru yang dapat meningkatkan
efisiensi usaha;

9
c. Mengatasi ancaman ekstemal, yang diantaranya dengan cara
memperbaiki mutu produk dan jasa, meningkatkan kualitas SDM serta
meningkatkan kreativitas dan keaktifan tenaga pemasaran dalam
mencari terobosan baru; dan
d. Memaksimumkan peluang ekstemal, yang antara lain melalui upaya
kerjasama yang saling menguntungkan dengan perusahaan sejenis atau
yang dalam keterkaitan. Dan kerja sama ini dapat dilakukan dalam
bentuk joint venture, BOT, BOO atau bentuk kerjasama lainnya.
2. Kedua, Strategi Penumbuhan Perusahaan, adalah bertujuan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan ukuran
besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang
perusahaan. BUMD dikatakan tumbuh jika perusahaan daerah itu berhasil
meningkatkan antara lain, volume penjualan, pangsa pasar, besarnya laba
dan aset perusahaan. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan agar
perusahaan terus tumbuh berkembang diantaranya adalah
mengkonsentrasikan bisnis pada produk yang representatif, melakukan
perluasan pasar, pengembangan produk baru, dan integrasi horizontal
dan/atau vertikal.
3. Ketiga, Strategi Penyehatan Perusahaan, yaitu yang dilakukan melalui
pendekatan strategik dan pendekatan operasional. Dalam pendekatan
strategik, misalnya, jika terjadi kesalahan strategis seperti
ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen
sesuai dengan misinya, maka perlu dilakukan penilaian menyeluruh
terhadap bisnis yang dilakukan untuk perubahan dan penyempurnaannya.
Sedangkan dengan pendekatan operasional ditujukan untuk melakukan
perubahan operasi perusahaan tanpa merubah strategi bisnis. Dalam
hubungan ini langkah-langakah yang biaya diambil oleh perusahaan dalam
rangka penyehatan operasi diantaranya adalah :
a. Meningkatkan penghasilan yang diperoleh dengan berbagai teknik
bisnis, misalnya pemotongan harga, peningkatan promosi,

10
penambahan dan perbaikan pelayanan konsumen, memperbaiki saluran
distribusi dan memperbaiki kualitas produk;
b. Melaksanakan pemotongan biaya (penghematan). Biaya-biaya yang
tidak memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan operasional
pokok perusahaan yang segera membentuk penghasilan, biasanya
menjadi pilihan pertama untuk diturunkan, seperti misalnya biaya-
biaya administrasi, penelitian dan pengembangan, dan pemasaran.

B. Peranan PDAM Kota Semarang bagi Pendapatan Asli Daerah


Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) didirikan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah dan bertujuan untuk
turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan
ekonomi nasional umumnya dalam rangka ekonomi terpimpin untuk
memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan industrialisasi dan
ketenteraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat
yang adil dan makmur. Secara umum peranan perusahaan BUMD dalam
kegiatan perekonomian dan pembangunan daerah dapat dilihat dari 3 (tiga)
aspek, yaitu :
1. Peningkatan produksi;
2. Perluasan kesempatan kerja; dan
3. Peningkatan pendapatan daerah.
Semangat otonomi daerah mendorong gairah pemerintah daerah
terutama daerah-daerah kaya untuk mendirikan BUMD, atau dengan kata lain
otonomi daerah memberikan ruang bagi pemerintah daerah untuk berbisnis.
Keberadaan BUMD tidak terlepas dari perkembangan kebijakan terkait
dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Berbeda dengan BUMN yang
definisinya telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang
BUMN, istilah BUMD baru dikenal dalam Peraturan Mendagri Nomor 3
Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum BUMD, dan tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang diubah menjadi Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Hal ini disebabkan pendirian

11
dan pengaturan BUMD sampai saat ini masih tunduk dengan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.
Salah satu sumber keuangan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah.
Pendapatan Asli Daerah merupakan cermin pertumbuhan ekonomi didalam
suatu pemerintahan daerah. Dalam hal ini Pendapatan Asli Daerah dapat
dijadikan tolak ukur untuk menilai perkembangan ekonomi di suatu
kabupaten/kota (Sugianto, 2007). Melalui Pendapatan Asli Daerah juga dapat
diukur tingkat kemandirian/ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat
melalui transfer dana perimbangan, tingkat penyelenggaraan desentralisasi
pemerintah daerah. Minimnya Pendapatan Asli Daerah dibandingkan
perolehan dana dari pusat menyebabkan pemerintah daerah kurang maksimal
dalam menjalankan otonomi daerah secara penuh. Penyelenggaraan otonomi
daerah dapat optimal jika pemerintah daerah memiliki dana yang cukup.
Sebagian dana tersebut diusahakan oleh daerah sendiri yaitu berupa
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang harus mencukupi bagi kepentingan
rumah tangganya sendiri. PAD yang cukup akan mempermudah daerah dalam
menyelenggarakan urusan rumah tangganya dan kemakmuran rakyat juga
akan tercipta.
Upaya Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mulia dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu bentuk nyata pelaksanaan
otonomi daerah di Kota Semarang. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah juga
perlu dilakukan agar Pemerintah Daerah khususnya PDAM Tirta Moedal
dapat mewujudkan kemandirian daerah tanpa harus selalu bergantung pada
bantuan dari Pemerintah Pusat. Selain itu, untuk meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah guna dapat melaksanakan otonomi daerah secara baik serta
menciptakan kemandirian daerah, maka perlu adanya upaya-upaya yang harus
dilakukan PDAM Tirta Moedal. Salah satu upaya yang dilakukan PDAM Tirta
Moedal adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
yang ada. PDAM Tirta Moedal perlu memperhatikan perbaikan kualitas dan
ketrampilan untuk merubah sistem agar lebih baik terutama pada pelayanan

12
kepada pelanggan dan jika perlu penambahan jumlah karyawan agar
pelayanan bisa lebih maksimal.
Selanjutnya PDAM Tirta Moedal melakukan kegiatan pengecekan
water meter pelanggan. Pengecekan water meter adalah salah satu upaya yang
sering dilakukan oleh PDAM Tirta Moedal secara ritin dan berkelanjutan
setiap sebulan sekali. Upaya nyata yang dilakukan PDAM Tirta Moedal dalam
meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan yaitu dengan dioperasikannya
mobil pelayanan keliling. Hal tersebut merupakan langkah inisiatif dan kreatif
untuk mendekatkan jarak antara tempat pelayanan dengan pelanggan, dimana
dalam pelayanan publik terutama yang bersifat distributif, akses masyarakat
untuk mendapat pelayanan sangat penting dan harus mendapatkan perhatian
khusu, serta sebagai wujud nyata PDAM Tirta Moedal dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Maemunah Yanti. 2004. Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap. Kinerja


Usaha, Masterthesis : UPI Bandung.

Sugianto. 2007. Pajak dan Retribusi Daerah (Pengelolaan Pemerintah Daerah


dalam Aspek Keuangan, Pajak dan Retribusi Daerah). Jakarta: Grasindo.

14

Anda mungkin juga menyukai