Anda di halaman 1dari 13

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

NOMOR 2 TAHUN 20192018

TENTANG

PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM TIRTA MOEDAL


KOTA SEMARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SEMARANG,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 331 ayat (1) Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
BUMD terdiri atas Perusahaan Umum Daerah dan
Perusahaan Perseroan Daerah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
huruf a maka Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor
8 Tahun 2013 tentang Perusahaan Daerah Air Minum
Tirta Moedal Kota Semarang sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun
2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota
Semarang Nomor 8 Tahun 2013 tentang Perusahaan
Daerah Air Minum Tirta Moedal Kota Semarang perlu
ditinjau kembali;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf adan huruf b diatas, maka perlu
membentuk Peraturan Daerah Kota Semarang tentang
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Moedal Kota
Semarang.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa
Barat, dan Daerah Istimewa Jogjakarta;

1
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang
Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3079);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang
Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-
kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap,
Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan Kecamatan
di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang
Dalam Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
89);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang
Badan Usaha Milik Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 305, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6173).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SEMARANG


DAN
WALIKOTA SEMARANG

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUSAHAAN UMUM


DAERAH AIR MINUM TIRTA MOEDAL KOTA
SEMARANG.
2
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Semarang.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah Otonom.
3. Walikota adalah Walikota Semarang.
4. Walikota yang mewakili Pemerintah Daerah dalam kepemilikan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan pada Perumda Air Minum Tirta Moedal yang
selanjutnya disebut KPM adalah organ Perusahaan Umum Daerah yang
memegang kekuasaan tertinggi dalam Perusahaan Umum Daerah dan
memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi atau
Dewan Pengawas.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Semarang.
6. Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Moedal yang selanjutnya
disebut Perumda Air Minum Tirta Moedal adalah Badan Usaha Milik
Daerah yang seluruh modalnya dimiliki oleh Daerah.
7. Direksi adalah organ Perumda Air Minum Tirta Moedal yang bertanggung
jawab atas pengurusan Perumda Air Minum Tirta Moedal untuk
kepentingan dan tujuan Perumda Air Minum Tirta Moedal serta mewakili
Perumda Air Minum Tirta Moedal baik di dalam maupun di luar
pengadilan.
8. Dewan Pengawas adalah organ Perumda Air Minum Tirta Moedal yang
bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi
dalam menjalankan kegiatan pengurusan Perumda Air Minum Tirta
Moedal.
9. Kantor Pelayanan adalah kantor cabang untuk menjangkau
pelayananPerumda Air Minum Tirta Moedalyang tersebar di wilayah kerja.
10. Pegawai adalah pegawai Perumda Air Minum Tirta Moedal Kota Semarang
yang diangkat dan diberhentikan oleh Direksi.
11. Perencanaan adalah Rencana Strategis yang merupakan Rencana
Jangka Panjang dan Rencana Kerja dan Anggaran yang merupakan
rencana tahunan yang disusun oleh Direksi dan ditelaah oleh Dewan
Pengawas.
12. Laporan kinerja adalah laporan operasional dan laporan keuangan
yang dibuat oleh Direksi.
13. Modal disetor adalah bagian dari modal dasar yang telah disetor oleh
Daerah kepada Perumda Air Minum Tirta Moedal sebagai kekayaan
Daerah yang dipisahkan.

3
Pasal 2
Perusahaan dalam menjalankan usahanya berasaskan:
a. demokrasi ekonomi;
b. pelayanan terbaik;
c. efisiensi;
d. transparansi; dan
e. akuntabel.

BAB II
PENDIRIAN

Bagian Kesatu
Nama, Logo dan Tempat Kedudukan

Pasal 3
Perusahaan ini bernama Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Moedal
Kota Semarang atau disebut Perumda Air Minum Tirta Moedal.

Pasal 4
Logo Perumda Air Minum Tirta Moedal ditetapkan oleh Walikota atas usul
Direksi melalui Dewan Pengawas.

Pasal 5
(1) Perusahaan berkedudukan dan berkantor pusat di Kota Semarang.
(2) Perusahaan dapat membuka cabang dan/atau unit pelayanan sesuai
kebutuhan dengan persetujuan KPM.

Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Perumda Air Minum Tirta Moedal

Pasal 6
Maksud Perumda Air Minum Tirta Moedal adalah membantu Pemerintah
dalam memberikan pelayanan atas terpenuhinya kebutuhan air minum yang
berkualitas sehingga meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.

Pasal 7
Tujuan Perumda Air Minum Tirta Moedal adalah:
a. memberikan pelayanan prima secara efektif dan efisien;
b. menyediakan air minum yang terjangkau masyarakat dengan memenuhi
standar kapasitas, kuantitas dan kualitas kesehatan;
c. mengembangkan kemampuan karyawan yang profesional dengan
menerapkan teknologi yang tepat guna; dan
d. memberikan kontribusi pendapatan asli daerah yang berkesinambungan.

4
Bagian Ketiga
Kegiatan Usaha

Pasal 8
Ruang lingkup kegiatan usaha Perumda Air Minum Tirta Moedal meliputi;
a. produksi dan pelayanan distribusi air minum; dan
b. pengembangan usaha lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat
Jangka Waktu

Pasal 9
Perumda Air Minum Tirta Moedal didirikan untuk jangka waktu yang tidak
terbatas.

BAB III
MODAL

Bagian Kesatu
Modal Dasar

Pasal 10
(1) Modal Dasar Perumda Air Minum Tirta Moedal ditetapkan sebesar
Rp1.500.000.000.000,00 (satu triliun lima ratus miliar rupiah).
(2) Modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipenuhi secara
bertahap sesuai kebutuhan Perumda Air Minum Tirta Moedal dan
kemampuan keuangan Daerah.

Bagian Kedua
Modal Disetor

Pasal 11
(1) Modal disetor Perumda Air Minum Tirta Moedal sebesar nilai modal yang
tercantum dalam neraca pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, dari
penjumlahan;
a. modal awal;
b. modal Pemerintah Pusat;
c. modal hibah;
d. modal disetor Pemerintah Daerah; dan
e. modal dari pengalihan hutang.
(2) Modal disetor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan Persetujuan DPRD
melalui Peraturan Daerah tentang Tambahan Penyertaan Modal pada
Tahun Anggaran dimaksud.

5
BAB IV
ORGAN PERUMDA AIR MINUM TIRTA MOEDAL

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 12
Organ Perumda Air Minum Tirta Moedal terdiri dari:
a. KPM;
b. Dewan Pengawas; dan
c. Direksi.

Bagian Kedua
KPM

Pasal 13
(1) Organ tertinggi didalam Perumda Air Minum Tirta Moedal adalah KPM.
(2) KPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Walikota selaku wakil
daerah sebagai pemilik seluruh modal.

Bagian Ketiga
Dewan Pengawas

Pasal 14
(1) Dewan Pengawas diangkat oleh KPM.
(2) Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling banyak sama dengan jumlah Direksi.
(3) Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. warga Negara Indonesia;
b. sehat jasmani dan rohani;
c. pendidikan paling rendah sarjana (S1);
d. batas usia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat diangkat
untuk yang pertama kali;
e. menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;
f. tidak memiliki hubungan keluarga dengan Walikota/Wakil
Walikota, Dewan Pengawas lainnya, atau Direksi sampai derajat
ketiga baik menurut garis lurus maupun kesamping termasuk
menantu dan ipar;
g. mampu melaksanakan perbuatan hukum;
h. tidak pernah dinyatakan pailit;
i. menguasai manajemen/pengelolaan Perusahaan;
j. tidak sedang menjalani sanksi pidana;
k. memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah; dan
l. tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala daerah
atau calon wakil kepala daerah, dan/atau calon anggota legislatif.

Pasal 15
(1) Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
diangkat untuk masa jabatan paling lama 4 (empat) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
6
(2) Jabatan anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berakhir apabila:
a. meninggal dunia;
b. masa jabatannya berakhir; dan/atau
c. diberhentikan sewaktu-waktu

Pasal 16
Dewan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut:
a. melakukan pengawasan terhadap Perumda Air Minum Tirta Moedal; dan
b. mengawasi dan memberi nasihat kepada Direksi dalam menjalankan
pengurusan Perumda Air Minum Tirta Moedal.

Pasal 17
Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Dewan
Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut:
a. memonitor kinerja Perusahaan, serta menggali dan mengevaluasi data
dan informasi tentang kinerja Perumda Air Minum Tirta Moedal;
b. mengusulkan pengangkatan, pemberhentian sementara, rehabilitasi dan
pemberhentian Direksi kepada Walikota;
c. meneliti dan menelaah Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Anggaran
Perumda Air Minum Tirta Moedalyang diajukan oleh Direksi;
d. meneliti dan menelaah pertanggungjawaban keuangan dan pelaksanaan
program kerja Direksi tahunan dan menandatangani laporan tahunan
tersebut;
e. dapat membentuk Komite Audit dan Komite lainnya sesuai kebutuhan;
f. memberikan teguran dan/atau peringatan kepada Direksi yang tidak
melaksanakan tugas sesuai dengan program kerja yang telah disetujui;
g. memeriksa Direksi yang diduga merugikan Perumda Air Minum Tirta
Moedal;
h. mengundang Direksi untuk melakukan rapat koordinasi; dan
i. menyampaikan informasi dan usul serta saran kepada Walikota tentang
kebijakan umum Perumda Air Minum Tirta Moedal.

Pasal 18
Ketentuan lebih lanjut tentang Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16 dan Pasal 17 diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Walikota.

Bagian Ketiga
Direksi

Pasal 19
(1) Direksi diangkat oleh KPMsetelah melalui uji kelayakan dan kepatutan
oleh Tim Ahli dengan pertimbangan DPRD.
(2) Uji kelayakan dan Kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui seleksi terbuka.
(3) Pertimbangan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 1
(satu) bulan sejak diterimanya surat permohonan pertimbangan dari
Walikota.
(4) Apabila pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
diberikan maka Walikota dapat melakukan proses tahapan berikutnya.

7
(5) Jumlah anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit 1 (satu) dan paling banyak 5 (lima).
(6) Penentuan jumlah anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dilakukan berdasarkan asas efisiensi dan efektifitas.
(7) Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia;
b. sehat jasmani dan rohani;
c. pendidikan paling rendah sarjana (S1);
d. pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun di bidang manajerial
Perusahaan berbadan hukum dan pernah memimpin tim;
e. berusia paling rendah 35 (tiga puluh lima) tahun dan paling tinggi 55
(lima puluh lima) tahun pada saat mendaftar pertama kali;
f. bagi calon Direktur Utama dan Direktur Teknik harus lulus pelatihan
manajemen air minum di Dalam atau Luar Negeri yang telah
terakreditasi dibuktikan dengan sertifikat atau ijazah;
g. mampu melaksanakan perbuatan hukum;
h. tidak pernah dinyatakan pailit;
i. bersedia bekerja penuh waktu;
j. membuat dan menyajikan proposal tentang visi, misi serta stategi
Perusahaan;
k. tidak terikat hubungan keluarga dengan Walikota/Wakil Walikota
atau dengan Anggota Direksi lainnya atau dengan Anggota Dewan
Pengawas sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus
maupun kesamping termasuk menantu dan ipar; dan
l. apabila berstatus sebagai PNS/TNI/POLRI atau Pegawai Swasta
pada saat mendaftar sebagai calon Direksi, wajib melampirkan
surat Keterangan Ijin dari Pimpinan Instansi/Perusahaan yang
bersangkutan.

Pasal 20
Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 diangkat untuk masa jabatan
paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali
masa jabatan pada jabatan yang sama, kecuali:
a. ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. pada jenis jabatan direksi yang berbeda; dan
c. dalam hal anggota Direksi memiliki keahlian khusus dan/atau prestasi
yang sangat baik, dapat diangkat untuk masa jabatan yang ketiga.

Pasal 21
Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. memimpin dan mengendalikan semua kegiatan Perumda Air Minum Tirta
Moedal; dan
b. menyusun dan mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perumda Air
Minum Tirta Moedal kepada Dewan Pengawas untuk ditelaah dan
selanjutnya disahkan oleh Walikota.

Pasal 22
Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Direksi
mempunyai wewenang sebagai berikut:
a. mengangkat, memberhentikan dan memindahtugaskan pegawai dari
jabatan dibawah Direksi;
b. menandatangani laporan keuangan dan laporan operasional;

8
c. menetapkan susunan organisasi dan tata kerja Perumda Air Minum
Tirta Moedal dengan persetujuan Dewan Pengawas;
d. menandatangani ikatan hukum dengan pihak lain;
e. mewakili Perumda Air Minum Tirta Moedal baik di dalam maupun diluar
pengadilan;
f. menetapkan harga produk selain tarif air minum bersama Dewan
Pengawas;
g. mengusulkan tarif jasa layanan air minum yang diselengarakan oleh
Perumda Air Minum Tirta Moedal untuk mendapatkan penetapan dari
Walikota setelah disetujui oleh Dewan Pengawas;
h. menyusun perencanaan dan melakukan pembinaan sehingga tercapai
tujuan Perumda Air Minum Tirta Moedal;
i. mengkoordinasikan Sumber Daya Perumda Air Minum Tirta Moedal; dan
j. mendelegasikan kewenangan kepada bawahan sesuai fungsi dan
kebutuhan Perumda Air Minum Tirta Moedal.

Pasal 23
Ketentuan lebih lanjut tentang Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19,
Pasal 20, Pasal 21 dan Pasal 22 diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota.

BAB V
PENGGUNAAN LABA

Pasal 24
(1) Laba bersih Perumda Air Minum Tirta Moedal yaitu Laba setelah dikurangi
pajak.
(2) Penggunaan laba bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
sebagai berikut:
a. cadangan paling sedikit 25% (dua puluh lima persen);
b. peningkatan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas pelayanan umum,
pelayanan dasar, dan usaha perintisan Perumda Air Minum Tirta
Moedalpaling banyak12% (dua belas persen);
c. deviden sebesar 55% (lima puluh lima persen);
d. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan paling banyak 3% (tiga
persen);
e. tantiem dan bonus paling banyak 5% (limapersen); dan
f. penggunaan laba lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

(3) Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a ditetapkan oleh
KPM sesuai dengan kondisi, berdasarkan rencana pengembangan
perusahaan dan untuk menutup kerugian tahun-tahun lalu.
(4) Peningkatan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas pelayanan umum,
pelayanan dasar, dan usaha perintisan Perumda Air Minum Tirta Moedal
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dan Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
ditetapkan oleh KPM.
(5) Besaran penggunaan laba Perumda Air Minum Tirta Moedal sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), ditetapkan setiap tahun oleh KPM.

9
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan
dari Peraturan Daerah ini masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 26
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kota
Semarang Nomor 8 Tahun 2013 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta
Moedal Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2013 Nomor
8 dan Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 84) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2016
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 8 Tahun
2013 Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Kota Semarang
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2016 Nomor 9 dan Tambahan
Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 109) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 27
Peraturan Walikota sebagai pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini harus
ditetapkan paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan Daerah ini
diundangkan.

Pasal 28
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Semarang.

Ditetapkan di Semarang
pada tanggal 14 Februari 2019

WALIKOTA SEMARANG

ttd

HENDRAR PRIHADI

Diundangkan di Semarang
pada tanggal 14 Februari 2019

Pj. SEKRETARIS DAERAH KOTA SEMARANG

ttd

AGUS RIYANTO

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2019 NOMOR 2


NOREG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH :
(2/2019)
10
PENJELASAN
ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG


NOMOR 2 TAHUN 2019
TENTANG
PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM TIRTA MOEDAL
KOTA SEMARANG

I. PENJELASAN UMUM
Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, status badan hukum Perusahaan Daerah
yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 harus
diganti dengan Perusahaan Umum Daerah atau Perseroan Terbatas
Daerah, karena Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku dngan masa transisi 3 tahun sejak 30
September 2014.
Sebagai badan usaha yang diberi tugas mengelola bidang air
minum sbagai pelayanan umum mensejahterakan masyarakat dan
kepemilikan tidak terbagi atas saham, maka badan hukum yang sesuai
adalah Perusahaan Umum Daerah (Perumda).
Sehubungan hal tersebut, maka Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun
2013 tidak sesuai lagi dan perlu dilakukan peninjauan kembali.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.

11
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.

Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
huruf a
Yang dimaksud dengan dana cadangan adalah dana yang
disisihkan atas labaPerumda Air Minum Tirta Moedal yang
digunakan untuk pengembangan perusahaan khususnya
dalam bidang pelayanan dan untuk menutup kerugian
tahun tahun sebelumnya.
huruf b
Cukup jelas
huruf c
Yang dimaksud dengan Deviden sebagaimana dimaksud
adalah pembagian atas laba Perumda Air Minum Tirta
Moedal periode satu tahun kepada Pemerintah Kota
Semarang yang merupakan pendapatan asli daerah (PAD).

12
huruf d
Yang dimaksud dengan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan adalah komitmenPerumda Air Minum Tirta
Moedal untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan itu
sendiri, maupun masyarakat Kota Semarang pada
umumnya.
huruf e
Yang dimaksud dengan tantiem adalah bagian dari laba
Perumda Air Minum Tirta Moedal yang diberikan kepada
Direksi dan Dewan Pengawas.
Yang dimaksud dengan bonus adalah sejumlah uang yang
ditambahkan ke gaji karyawan, sebagai hadiah untuk
mereka yang telah melakukan pekerjaan dengan baik.
huruf f
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 132

13

Anda mungkin juga menyukai