Anda di halaman 1dari 29

MUSDES PERDES

Kekeluargaan dan
BUMDES
Kegotongroyongan

Kerjasama antar Desa Ekonomi dan


dan atau pihak ketiga Pelayanan Umum

Psl 90 UU Desa No.6/2014


Pemerintah, Pemrov, PemKab dan Pemdes mendorong
perkembangan Bumdes Dengan :
1. Memberikan hibah dan/ atau akses permodalan;
2. Melakukan pendampingan teknis dan akses ke
pasar; dan
3. Memprioritaskan BUMDes dlm pengelolaan SDA.
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)
ADALAH :
Badan Usaha yang seluruh atau sebagian
besar Modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan Desa yang dipisahkan guna
mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha
lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa.
PENDIRIAN BUMDESA BERTUJUAN :

- Meningkatkan perekonomian Desa;


- Mengoptimalkan Aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan
Desa;
- Meningkatkan usaha Masyarakat dalam pengelolaan potensi, ekonomi
Desa;
- Mengembangkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi,
ekonomi Desa;
- Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan
layanan umum warga;
- Membuka lapangan kerja;
- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan
umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa; dan
- Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli
Desa.
DESA MENDIRIKAN BUMDES DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN :
- Insiatif Pemerintah Desa dan/atau masyarakat Desa;
- Potensi Usaha Ekonomi Desa;
- Sumberdaya alam di Desa;
- Sumberdaya manusia yang mampu mengelola BUM Desa;
dan
- Penyertaan modal dari Pemerintah Desa dalam bentuk
pembiayaan dan kekayaan Desa yang diserahkan untuk
dikelola sebagai bagian dari Usaha BUM Desa.
 
 
 
POKOK BAHASAN DALAM MUSDES

- Pendirian BUMDes sesuai dengan kondisi


ekonomi dan sosial budaya masyarakat;
- Organisasi pengelola BUMDes;
- Modal Usaha BUMDes;
- Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga;
- Hasil Kesepakatan Musdes menjadi
pedoman bagi pemdes dan BPD untuk
menetapkan Perdes ttg pendirian
BUMDesa.
Pendirian BUMDesa bersama disepakati melalui
Musyawarah antar Desa yang difasilitasi oleh
badan kerja sama antar – Desa yang terdiri dari :
K
er
a. Pemerintah Desa
ja b. Anggota Badan Permusyawaratan Desa;
s c. Lembaga kemasyaratan Desa;
a d. Lembaga desa lainnya; dan
e. Tokoh masyarakat dengan mempertimbangkan
m gender;
a f. Berlaku secara mutatis mutandis terhadap pendirian
BUMDesa bersama.
g. Ditetapkan dalam peraturan bersama Kepala Desa
tentang pendirian BUMDesa bersama.
BUMDesa

Lembaga
PT Keuangan
Mikro
Masyarakat
BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
adalah perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh Pemerintah atau
Negara.

Misal: PLN, KAI, Pertamina, Semen Gresik


 
     3 macam bentuk BUMN :
     1. Perjan (Perusahaan Jawatan)
         Ciri-ciri:
         a. Tujuan utama melayani kepentingan umum
         b. Modal usaha dari pemerintah
         c. Merupakan bagian dari Departemen/Dirjen yang membawahinya
      d. Dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat oleh Menteri yang
bersangkutan
Contoh: PLN, KAI
2. Perum (Perusahaan Umum)
         Ciri-ciri:
         a. Tujuan mencari laba
         b. Bergerak dibidang usaha vital/penting
         c. Modal usaha dari negara
         d. Dipimpin Direksi diangkat Menteri
Contoh: Perum Damri, Perum PERURI, Perum Pegadaian,
Perum Perumnas, Perum Bulog
 3. Persero (Perseroan Terbatas/PT)
Ciri-ciri:
a.Tujuan mencari laba yang sebesar-besarnya
b. Modal seutuhnya dari negara atau sebagian dari swasta
    c. Dipimpin oleh Direksi
    d. Pengawasan oleh Dewan Komisaris
Contoh: PT. PELNI
Tujuan BUMN:
1. Public service yaitu memberikan pelayanan
kepada masyarakat demi kesejahteraan masy.
2. Melayani kepentingan umum
3. Mencari keuntungan
 
Modal BUMN:
a. Seluruh modal dari pemerintah/negara => Perjan
dan Perum
b. Seluruh/sebagian milik negara             => PT
c. Modal sebagian berupa saham atau sebagian
obligasi yang pemiliknya sebagian besar negara dan
sebagian kecil masyarakat 
 
    
Fungsi BUMN:
1. BUMN melayani kepentingan umum
disamping mencari keuntungan
2. BUMN merupakan sarana pemerintah
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Misal: Perum Bulog
3. BUMN merupakan salah satu sumber
pendapatan negara
4. BUMN merupakan salah satu pelaku
ekonomi untuk menjaga stabilitas ekonomi
 
BUMD (Badan Usaha Milik Daerah)
yaitu Perusahaan yang didirikan berdasarkan
peraturan daerah yang seluruh atau sebagian
modalnya milik pemerintah yang bersangkutan
(terdapat ditiap provinsi).
Ciri-ciri:
     a. Melayani kepentingan umum dan mencari laba
     b. Dipimpin oleh Direksi yang diangkat oleh
Gubernur
     c. Bidang usaha menyangkut kepentingan orang
banyak
         Contoh: PD. Pasar Jaya, PD. PAM DKI Jakarta, dll.
Pengertian BUMN :
Badan usaha milik negara (BUMN) adalah badan usaha
yang didirikan oleh negara yang modalnya sebagian atau
seluruhnya berasal dari negara.
Contohnya, perusahaan umum, perusahaan persero, atau
perseroan terbatas lainnya. Badan usaha milik negara
mempunyai ciri yang membedakan dengan badan usaha
milik swasta. Perhatikan  ciri-ciri BUMN berikut ini :
1. Pemerintah bertindak sebagai pemegang hak
atas segala kekayaan dan usaha.
2. Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang
saham dari permodalan badan usaha.
3. Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan
dalam menetapkan kebijakan badan usaha.
5. Segala hak, kewajiban, dan tanggung jawab berada di
tangan negara.
6. Melayani kepentingan umum, selain untuk
memperoleh keuntungan.
7. Sebagai stabilisator perekonomian dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
8. Sebagai sumber pemasukan negara.
9. Seluruh atau sebagian besar modalnya milik negara.
10. Modalnya dapat berupa saham dan obligasi untuk
BUMN yang telah go public.
11. Dapat menghimpun dana dari pihak lain baik dari
lembaga keuangan bank maupun non bank.
12. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan BUMN
dan mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar negeri.
b. Bentuk-Bentuk BUMN
1) Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan perseroan atau Persero adalah BUMN yang berbentuk
perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki negara Republik
Indonesia, yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Apakah
tujuan perusahaan perseroan ini? Tujuan perusahaan perseroan
adalah menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan guna
meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang termasuk dalam
perusahaan persero, antara lain, PT Perusahaan Listrik Negara, PT
Jasa Marga, PT Pertamina, PT Telekomunikasi, PT Garuda
Indonesia, PT Asuransi Jiwasraya, PT Bank Republik Sriwijaya, PT
Dirgantara Indonesia, PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT
Indofarma Tbk, PT Krakatau Steel, dan PT Industri Kapal Indonesia.
2) Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan umum (Perum) adalah perusahaan negara
yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi
atas saham yang bertujuan untuk kemanfaatan umum
berupa penyediaan barang dan atau jasa yang bermutu
tinggi sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan
prinsip pengelolaan perusahaan.
Contohnya, Perum Pegadaian, Perum Sarana
Pengembangan Usaha, Perum Pengembangan
Perusahaan Nasional, Perum Jasa Tirta, Perum Produksi
Film Negara, Perum Damri, Perum PPD, Perum Bulog,
dan Perum Prasarana Perikanan Samudra.
Susunan Kepengurusan organisasi pengelolaan
BUMDesa

b. Pelaksana
a.
operasiona c. Pengawas
Penasihat l; dan
Penasihat dijabat secara ex officio oleh Kepala Desa yang bersangkutan

Penasehat berkewajiban
a. Memberikan nasihat kepada pelaksana operasional dalam melaksanakan
pengelolaan Bumdes.
b. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap
penting bagi pengelolaan BUMDesa; dan
c. Melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kinerja
BUMDesa.

Penasehat berwenang

a. Meminta penjelasan dan pelaksanaan operasional


mengenai yang menyangkut pengelolaan usaha Desa; dan
b. Melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat
menurunkan kinerja BUMDesa.
Pelaksana operasional mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUMDesa
sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Pelaksana Operasional berkewajiban

a. Melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa agar menjadi lembaga yang


melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat Desa;
b. Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Desa; dan
c. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian Desa lainnya

Pelaksana Operasional berwenang

a. Membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUMDesa setiap bulan;


b. Membuat laporan perkembangan kegiatan unir-unit usaha BUMDesa setiap
bulan;
c. Memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUMDesa kepada
masyarakat Desa melalui Musdes sekurang-kurangnya 2 kali dalam 1 tahun.
Dalam melaksanakan kewajiban, pelaksana operasional dapat
menunjuk Anggota pengurus sesuai dengan kapasitas bidang
usaha, khususnya dalam mengurus pencatatan dan administrasi
usaha dan fungsi operasional bidang usaha.

Pelaksana Operasional dapat dibantu karyawan sesuai dengan


kebutuhan dan harus disertai dengan uraian tugas berkenaan
dengan tanggung jawab, pembagian peran dan aspek pembagian
kerja lainnya.

Persyaratan menjadi Pelaksana Operasional meliputi :


a. Masyarakat Desa yang mempunyai jiwa wirausaha;
b. Berdomisili dan menetapkan di Desa sekurang-kurangya 2
(dua) tahun;
c. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian teradap
usaha ekonomi Desa; dan
d. Pendidikan minimal setingkat SMU/Madrasah Aliyah/SMK atau
sederajat.
Susunan Kepengurusan Pengawas terdiri dari :

a. Ketua;
b. Wakil Ketua merangkap Anggota;
c. Sekretaris merangkap anggota;
d. Anggota.

Pengawas mempunyai kewajiban menyelenggarakan Rapat


Umum untuk membahas kinerja BUMDesa sekurang-kurangnya 1
(satu) sekali.

Pengawas berwenang menyelenggarakan Rapat Umum Pengawas untuk :


a. Pemilihan dan pengangkatan pengurus;
b. Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUMDesa; dan
c. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksanaan
Operasional.
Modal BUMDesa :
1. Modal Awal BUMDesabersumber dar APBDesa;
2. Modal BUMDesa terdiri atas :
a. Penyertaan Modal Desa; dan
b. Penyertaan Modal Masyarakat Desa.

Penyertaan Modal Desa terdiri atas :


a. Hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan
dan/atau lembaga donor yang disalurkan melalui mekanisme APBDesa;
b. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota yang disalurkan melalui :
c. Kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi
kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang dipastikan sebagai
kekayaan kolektif Desa dan disalurkan melalui mekanisme APBDesa;
d. Aset Desa yang diserahkan kepada APBDesa sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan tentang APBDesa.
BUMDesa dapat menjalankan bisnis sosial yang memberikan pelayanan
umum kepada masyarakat dengan memperoleh keutungan secara
financial

Unit Usaha dalam BUMDesa :


a. Dapat memanfaatkan sumber daya lokal dan teknologi tepat
guna, meliputi :
1. Air minum Desa;
2. Usaha ListrikDesa;
3. lumbung pangan; dan
4. sumber daya lokal dan teknologi tepat guna lainnya.

b. Dapat menjalankan usaha persewaan meliputi :


1. Alat transportasi;
2. Perkakas Pentas;
3. Gedung Pertemuan;
4. Rumah Toko;
5. Tanah Milik BUMDesa; dan
6. Barang sewaan lainnya.
c. Dapat menjalankan usaha perantara yang meliputi :
1. Jasa pembayaran listrik;
2. Pasar Desa untuk memasarkan produk yan g dihasilkan
masyarakat; dan
3. Jasa pelayanan lainnya.

d. Dapat menjalankan usaha perdagangan (trading) meliputi :


1. Pabrik es;
2. Pabrik asap cair;
3. Hasil pertanian;
4. Sarana produksi pertanian;
5. Sumur bekas tambang; dan
6. Kegiatan bisnis produktif lainnya.
Unit-unit usaha dalam BUMDesa dapat menjalankan kegiatan
usaha bersama meliputi :
a. Desa Wisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha dari kelompok
masyarakat; dan
b. Kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasi jenis usaha lokal lainnya

Strategi pengelolaan BUMDesa bersifat bertahap dengan mempertimbangkan


perkembangan dari inovasi yang dilakukan oleh BUMDesa, meliputi :
a. Sosialisasi dan pembelajaran tentang BUMDesa;
b. Pelaksanaan Musdes dengan pokok bahasan tentang BUMDesa;
c. Pendirian BUMDesa yang menjalankan bisnis sosial dan bisnis penyewaan;
d. Analisis kelayakan usaha BUMDesa yang berorientasi pada usaha perantara,
usaha bersama, bisnis keuangan dan perdagangan, bisnis penyewaan
mencakup aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan sumberdaya
manusia, aspek keuangan, aspek sosial budaya, ekonomi, politik, lingkungan
usaha dan lingkungan hidup, aspek badan hukum, dan aspek perencanaan
usaha;
e. Pengembangan kerjasama kemitraan strategis dalam bentuk kerjasama
BUMDesa antar Desa atau kerjasama dengan pihak swasta, organisasi
sosial-ekonomi kemasyarakatan dan/atau lembaga donor;
f. Diversifikasi usaha dalam bentuk BUMDesa yang berorientasi pada bisnis
keuangan dan usaha bersama.
Alokasi Hasil Usaha BUMDes :
a. Pendapatan yang diperoleh dari hasil transaksi dikurangi
dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pihak lain. Serta
penyusutan atas barang-barang inventaris dalam 1 (satu)
tahun buku;
b. Pembagian tersebut berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
anggaran Dasar/anggaran Rumah Tangga BUMDesa;
c. Alokasi pembagian hasil usaha dapat dikelola melalui sistem
akutansi sederhana.

Kepailitan BUMDesa :
1. Kerugian yang dialami BUMDesa menjadi beban BUMDesa;
2. Dalam hal BUMDesa tidak dapat menutupi kerugian dengan aset
dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui Musdes;
3. Unit usaha milik BUMDesa yang tidak dapat menutupi kerugian
dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan pailit sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang-perundangan
mengenai kepailitan.
Kerjasama BUMDesa Antar Desa
a. 2 (dua) BUMDesa atau lebih;
b. Dapat dilakukan dalam satu Kecamatan atau antar Kecamatan
dalam satu Kabupaten/Kota;
c. Harus dapat persetujuan masing-masing Pemerintah Desa;
d. Dibuat dalam naskah perjanjian kerjasama, paling sedilit memuat
;
1. subjek kerjasama;
2. objek kerjasama;
3. jangka waktu;
4. hak dan kewajiban;
5. pendanaan;
6. keadaam memaksa;
7. pengalihan aset; dan
8. penyelesaian perselisihan.
e. Naskah perjanjian kerjasama antar 2 BUMDesa atau lebih
ditetapkan oleh pelaksana operasional dari masing2 BUMDesa.
Pertanggungjawaban Pelaksanaan BUMDesa

1. Pelaksana Operasional melaporkan


pertanggungjawaban pelaksanaan BUMDesa kepada
Penasihat yang secara ex-0fficio dijabat oleh Kepala
Desa;
2. BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja
Pemerintah Desa dalam membina pengelolaan
BUMDesa;
3. Pemerintah Desa mempertanggungjawabkan tugas
pembinaan terhadap BUMDesa kepada BPD yang
disampaikan melalui Musdes
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai