Anda di halaman 1dari 52

1

KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Penghitungan
Potensi Pajak Daerah
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Jakarta, September 2019


2

1. Pendahuluan
• Peran PAD dalam APBD 2010-2019
• Perencanaan
• Jenis dan Tarif Pajak Daerah
2. Perhitungan Potensi Pajak Daerah
• Mengapa penting?
3. Metodologi Perhitungan Potensi Pajak Daerah
• Metode klassen
• Baseline survey
• Analisis Empirik terhadap data sekunder
Pendahuluan: Peran PAD Dalam APBD 2010-2019 3

Kontribusi PAD wilayah Kontribusi PAD wilayah Sulawesi:


Kalimantan: 17% 13%
Kota 16% 65% 20% Kota 17% 67% 16% Kontribusi PAD wilayah Maluku
Kontribusi PAD wilayah
Sumatera: 16% Papua: 5%

Kota 18% 67% 15% Kab 6% Kota 9% 75% 16%


78% 15% Kab 6% 78% 16%
Sumber Pendapatan
Kab 4% 18%
APBD khususnya
Kab 7% 77% 16% 79%
Prov 45% 50% 5% Prov 36% 56% 8% Kab/Kota masih
bergantung pada Dana
Prov 37% 43% 20% Sumatera Kalimantan Prov 8% 42% 49% Perimbangan

Sulawesi

Maluku
Jawa Papua
PAD
Kontribusi PAD wilayah Jawa: 34% Layanan Publik Belum
Dana
Perimbangan
Kota 31% 49% 20% Bali dan Nusa optimal dan masih
Tenggara bergantung pada Dana
Lain-lain
Pendapatan yang Kab 15% 64% 22% Kontribusi PAD wilayah Bali & NT: 23% Transfer dari
Sah
Kota 25% 61% 15%
Pemerintah Pusat
(Hibah, Dana
Darurat, Bagi Hasil Prov 64% 29% 7%
dari Provinsi, Dana Kab 17% 68% 15%
Otsus, Dana
Tambahan
Infrastruktur) Prov 43% 47% 10%
Pendahuluan: Perencanaan Target Penerimaan Pajak Daerah 4

Permendagri No. 33/2019 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2020


Penetapan target pajak daerah harus didasarkan pada data potensi pajak daerah serta memperhatikan perkiraan
pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2020 yang berpotensi terhadap target pendapatan pajak daerah

Potensi Pajak Daerah Target Pajak Daerah Realisasi Pajak Daerah

Perencanaan Target Pajak Daerah

Penetapan target penerimaan pajak daerah merupakan bagian dari alur dan formulasi
kebijakan APBD yang disusun dimulai dengan tahapan
• Tahap Persiapan, dilakukan analisis besaran potensi oleh OPD yang membidangi
perencanaan PAD dan pengelolaan pajak daerah.
• Perumusan kebijakan, penuangan dalam KUA-PPAS
• Proses legislasi, pembahasan tingkat Komisi dan pembahasan pada Badan Anggaran.
• Keputusan, kesepakatan besarnya target penerimaan pajak daerah dan penetapan target
pajak daerah dalam APBD.
Jenis dan Tarif Pajak Daerah (1/2) 5

UU No. 28/2009 tentang PDRD


Provinsi: Retribusi Umum :
1. Pajak Kend. Bermotor 1. Daerah hanya boleh memungut Jenis Pajak dan
2. Pajak BBNKB 1. Ret. Pely. Kesehatan Retribusi yang ditetapkan dalam UU No. 28/29.
3. Pajak BBKB 2. Ret. Pely. Persampahan /kebersihan
3. Ret. Penggantian BC KTP & ACS
4. Pajak Air Permukaan 4. Ret. Pely Pemakaman & pengabuan mayat 2. Diskresi penetapan tarif oleh pemerintah daerah
5. Pajak Rokok 5. Ret. Pely Parkir di Tepi Jalan Umum sesuai dengan batasan yang diatur dalam UU No.
6. Ret. Pely Pasar
Kabupaten/Kota: 7. Ret. Pengujian Kendaraan Bermotor 28/29.
1. Pajak Hotel 8. Ret. Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
9. Ret. Penggantian Biaya Cetak Peta
2. Pajak Restoran
10.Ret. Penyediaan dan/atau penyedotan 3. Diskresi penentuan pemungutan jenis PDRD sesuai
3. Pajak Hiburan kakus
4. Pajak Reklame 11.Ret. Pengolahan limbah cair
dengan potensi yang dimiliki daerah.
5. Pajak Penerangan Jalan 12.Ret. Pely Tera/tera ulang
6. Pajak Mineral BL & B 13.Ret. Pely pendidikan; 4. PDRD dapat dipungut setelah adanya Perda.
7. Pajak Parkir
14.Ret. Pengendalian menara telekomunikasi
15.Retribusi Pengendalian Lalu Lintas (PP 97
8. Pajak Air Tanah tahun 2012) 5. Khusus untuk Retribusi, sesuai dengan kriteria yg
9. Pajak Sarang Burung Walet diatur dalam Pasal 150 UU No.28/2009,
10.PBB-P2 Retribusi Jasa Usaha:
11.BPHTB
dimungkinkan adanya tambahan retribusi setelah
1. Ret. Pemakaian kekayaan daerah
2. Ret. Pasar grosir dan/atau pertokoan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (telah
Retribusi Perizinan Tertentu: 3. Ret. Tempat pelelangan
1. Ret. IMB 4. Ret. Terminal
ada PP No. 97/2012 ttg retribusi perpanjangan
2. Ret. Izin Tempat Penjualan Minuman 5. Ret tempat khusus parkir IMTA dan retribusi terkait ERP).
Beralkohol 6. Ret. Tempat penginapan
/pesanggrahan/villa 6. Pajak Rokok dipungut sebagai pajak provinsi mulai
3. Ret. Izin Gangguan 7. Ret. Rumah potong hewan
4. Ret. Izin Trayek 8. Ret. Pely Kepelabuhan tahun 2014, BPHTB dipungut sebagai pajak
5. Ret.Izin Usaha Perikanan 9. Ret. Tempat rekreasi dan OR
6. Retribusi Perpanjangan IMTA (PP 97 10.Ret. Penyebarangan di air kab/kota mulai tahun 2011, dan PBB-P2 dipungut
Tahun 2012) 11.Ret. Penjualan produksi usaha daerah sebagai pajak kab/kota paling lambat tahun 2014.
Jenis dan Tarif Pajak Daerah (2/2) 6

No. Jenis Pajak Daerah Tarif Sesuai UU 28/2009


1. Pajak Kenderaan Bermotor • Pemilikan I = 1% - 2%
• Kepemilikan II = 2% -10%
2. Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor • Penyerahan I = 20%
• Penyerahan II dst = 1%
Pajak Provinsi
3. Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor • maksimum 10%
• Kendaraan umum 50% dari tarif kenderaan pribadi
4. Pajak Air Permukaan maksimum 10%
5. Pajak Rokok 10% dari cukai rokok
6. Pajak Hotel maksimum 10%
7. Pajak Restoran maksimum 10%
8. Pajak Hiburan maksimum 35%
9. Pajak Parkir maksimum 30%
10. Pajak Reklame maksimum 25%
11. Pajak Penerangan Jalan • Maksimum 10%
Pajak
• Industri dari sumber lain 3%
Kabupaten/Kota
• Sumber sendiri 1,5%
12. Pajak Air Tanah maksimum 20%
13. Pajak MBLB maksimum 25%
14. PBB P2 maksimum 0,3%
15. BPHTB maksimum 5%
16. Pajak Sarang Burung Walet maksimum 10%
Perhitungan Potensi Pajak Daerah 7

Mengapa Penting ?
Perhitungan Potensi Pajak Daerah 8

 Perencanaan dan pengendalian pelaksanaan pemungutan

 Potensi  proyeksi
• Potensi Pajak Daerah didasarkan atas data basis Pajak
• Proyeksi Pajak didasarkan atas data realisasi

 Update data penting!


Metodologi Perhitungan Potensi Pajak Daerah 9

Analisis Potensi Pajak Daerah

Typologi Klassen:
Dua Indikator Pokok Penentuan Potensi Penerimaan Pajak Daerah

• Perbandingan antara realisasi penerimaan


Ratio jenis pajak daerah tertentu dengan rata-rata
penerimaan penerimaan pajak daerah

• Perbandingan pertumbuhan jenis pajak


Ratio
tertentu dengan pertumbuhan total pajak
pertumbuhan
daerah.
Metodologi Perhitungan Potensi Pajak Daerah 10

Rasio Penerimaan
Rasio Xi Xi
> 1 < 1
Pertumbuhan Rata-rata X Rata-rata X
rPXi >
1 Prima Berkembang
rPXtotal
rPXi <
1 Potensial Terbelakang
rPXtotal

Keterangan:
Xi Jenis Pajak Daerah tertentu
Rata-rata X Rata-rata Pajak Daerah
rPXi Pertumbuhan penerimaan jenis Pajak Daerah
rPXtotal Pertumbuhan total penerimaan seluruh Pajak Daerah
Potensi Pajak Daerah Kabupaten ABC Tahun 2019 11

Klasifikasi
Rasio Rasio
Pertumbuhan Potensi
Jenis Pajak Daerah 2018 2019 Pertumbuhan Proporsi
2019 Pajak
2019 2019
Daerah 2019

Pajak MBLB 224,169.05 260,142.20 16% 1.03 9.69 Prima


Pajak Penerangan Jalan 9,862.76 11,918.42 21% 1.34 0.44 Berkembang
Pajak Hotel 5,423.19 6,117.96 13% 0.82 0.23 Terbelakang
PBB P2 4,745.17 5,229.20 10% 0.66 0.19 Terbelakang
BPHTB 4,579.83 4,367.23 -5% (0.30) 0.16 Terbelakang
Pajak Restoran 3,850.31 4,303.16 12% 0.76 0.16 Terbelakang
Pajak Hiburan 1,412.41 1,676.60 19% 1.20 0.06 Berkembang
Pajak Reklame 1,422.71 1,484.27 4% 0.28 0.06 Terbelakang
Pajak Air Tanah 98.97 114.36 16% 1.00 0.00 Terbelakang
Pajak Sarang Burung Walet 63.76 55.45 -13% (0.84) 0.00 Terbelakang
Pajak Parkir 0.00 0.00 -
Total Pajak Daerah 255,628.16 295,408.85 16%
Rata-rata Pajak Daerah 23,238.92 26,855.35

11
Metodologi Perhitungan Potensi Pajak Daerah 12

Pilihan Metode
1. Baseline Survei kepada masing-masing wajib pajak atau lembaga
yang memungut untuk setiap jenis pajak
(+) Akurasi tinggi jika menggunakan sampel yang akurat
(-) Waktu lama, biaya mahal

2. Analisis Empirik terhadap data sekunder


(+) Waktu lebih cepat dan biaya lebih murah
(-) Validitas data akan mempengaruhi hasil estimasi
Metode yang akan digunakan sangat tergantung dari ketersediaan data
Semakin rinci jenis pajak yang dilakukan penghitungan, semakin baik hasil yang akan diperoleh
(karena masing-masing jenis pajak memiliki karakteristik tersendiri)
1. Metode Base Line Survey 13

Prinsip-prinsip Metode Base Line Survey


1. Identifikasi jenis basis data yang relevan dan diduga menjadi driver dari setiap
jenis Pajak Daerah. Contoh: Jumlah kunjungan dan Jumlah hotel untuk
perhitungan pajak hotel.
2. Melakukan penghitungan potensi untuk setiap jenis Pajak Daerah dengan
menggunakan rumus =
Data Basis Pajak Daerah x Tarif Pajak Daerah
3. Diperlukan Basis Pajak yang lengkap dan update.
4. Tarif Pajak adalah Tarif Pajak sesuai yg ditetapkan dalam Perda
1. Metode Base Line Survey 14

Contoh: Menghitung Potensi Pajak Hotel


 Langkah-langkah yang dilakukan :

1. Mengidentifikasi objek pendapatan pajak hotel, yakni identifikasi seluruh hotel yang ada meliputi hotel
bintang, hotel melati, motel, wisma, dan sebagainya.
2. Menentukan hotel yang akan diteliti. Jika memungkinkan seluruh hotel disurvei dan dimasukkan dalam
database potensi pendapatan. Namun jika karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka dapat
dilakukan pengambilan sampel.
3. Melakukan observasi untuk memperoleh data :
a. Kelas/jenis kamar
b. Tarif kamar
c. Jumlah kamar
d. Tingkat hunian kamar
e. Menghitung rata-rata hunian kamar
4. Menghitung rata-rata hunian kamar
5. Menghitung potensi pajak
1. Metode Base Line Survey 15

Contoh: Menghitung Potensi Pajak Restoran


Langkah-langkah menghitung potensi pajak restoran adalah :
• Mengidentifikasi objek pendapatan pajak restoran, yakni identifikasi
seluruh restoran yang ada
• Menentukan restoran yang akan diteliti potensi pajak restorannya
• Melakukan observasi untuk memperoleh data omzet penjualan,
jumlah pengungjung restoran, jumlah meja/kursi tersedia, daftar
menu dan harga, dan sebagainya.
• Menghitung potensi pajak restoran
2. Metode Analisis Empirik terhadap data sekunder 16

Pertimbangan dalam melakukan Estimasi


1. Terbatasnya data yang akurat dan konsisten.
2. Metode serta variabel independen yang digunakan untuk
mengestimasi masing-masing potensi pajak dapat berbeda
satu sama lain, dan
3. Metode yang digunakan juga dapat berbeda apabila hendak
melakukan estimasi penerimaan jangka panjang atau pada
periode tertentu.
1. Metode Base Line Survey 17

Perhitungan Potensi Pajak Daerah


1. Metode Base Line Survey 18

Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hotel


( A + B + C + D) x Tarif Pajak Hotel
Keterangan :
A = Perhitungan Kamar : ∑Jk x Tk x 365 hari x OR
B = Food & Beverage : (M + P) x N x H
C = Ruang Pertemuan : {(JR x Tr) x H + (Hp x Jml Org x OR)}
D = Others
Jk = Jumlah Kamar berdasarkan klasifikasi kamar
Tk = Tarif Kamar berdasarkan klasifikasi kamar
OR = Okupansi Rate : Tingkat Hunian
M = Harga Rata-rata makan per orang
JR = Jumlah Ruangan
Tr = Tarif Ruangan
Hp = Harga Paket makanan per orang
18
1. Metode Base Line Survey 19

Rumus Perhitungan Potensi Pajak Restoran


(M + P) x N x 365 hari x Tarif Pajak Restoran

Keterangan :
M = Harga rata-rata makanan per orang
P = Harga rata-rata minuman per orang
N = Jumlah rata-rata pengunjung
(∑ Kursi x OR x Jam efektif) + (∑ Kursi x OR x Jam tidak efektif)

19
1. Metode Base Line Survey 20

Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:


A. Bioskop

{(Jt x Jp x Kk x OR) x HTM x H) + F&B} x Tarif Pajak Hiburan

Keterangan :
Jt = Jumlah Theatre
Jp = Jumlah Pertunjukan
Kk = Kapasitas tempat duduk
OR = Okupansi rate
HTM = Harga Tanda Masuk
H = Jumlah hari
20
F&B = Food & Beverage per tahun
1. Metode Base Line Survey 21

Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:


B. Pagelaran Musik & Tari, Hiburan HTM, Pertunjukan Insidental, Pertunjukan Wisata, Taman
Rekreasi dan Hiburan Lainnya, Pasar Malam, Kolam Pemancingan, Pameran, Seluncur Es dan
sejenisnya

JP x HTM x H x Tarif Pajak Hiburan

Keterangan :
JP = Jumlah Pengunjung
H = Jumlah hari
HTM = Harga Tanda Masuk
21
1. Metode Base Line Survey 22

Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:


C. Fitness

((JA x Bk B) + F&B) x Tarif Pajak Hiburan

Keterangan :
JA = Jumlah Anggota
Bk = Biaya Keanggotaan
B = Jumlah Bulan
F&B = Food & Beverage
22
1. Metode Base Line Survey 23

Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:


D. Diskotik, Club Malam, Pub, Lounge, Musik Hidup, Ruang Musik, Balai
Gita dan sejenisnya

(N x HTM) + (N x (M + P)) x H x Tarif Pajak Hiburan

Keterangan :
N = Jumlah rata-rata pengunjung
(∑ Meja atau Kamar x AR x Jam efektif) + (∑ Meja atau Lamar x AR x Jam tidak efektif)
HTM = Harga Tanda Masuk
M = Harga rata-rata makanan per orang
P = Harga rata-rata minuman per orang
H = Jumlah hari 23
1. Metode Base Line Survey 24

Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:


F. Karaoke

{(Jk x Tk x Je) + F&B + O} x H x Tarif Pajak Hiburan

Keterangan :
Jk = Jumlah lamar berdasarkan klasifikasi
Tk = Tarif kamar berdasarkan klasifikasi
Je = Jam Efektif
F&B = Food and Beverage
O = Lain-lain, seperti jasa pendamping dsb
24
H = Jumlah hari
1. Metode Base Line Survey 25

Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:


G. PPT, Mandi Uap, Spa dan sejenisnya

{(Jk x Tk x OR x TO) + F&B + O} x H x Tarif Pajak Hiburan

Keterangan :
Jk = Jumlah kamar berdasarkan klasifikasi
Tk = Tarif kamar berdasarkan klasifikasi
OR = Okupansi Rate
TO = Turn Over
F&B = Food and Beverage
O = Lain-lain, seperti jasa pendamping dsb
H = Jumlah hari 25
1. Metode Base Line Survey 26

Rumus Perhitungan Potensi Pajak Parkir:


{(JP x TP1 x TO) + (JP x TP2 x (JO-1))} x OR x H x Tarif Pajak Parkir

Keterangan :
JP = Jumlah marka parkir mobil & motor
TO = Turn Over
TP1 = Tarif Parkir Mobil dan Motor Jam Pertama
TP2 = Tarif Parkir Mobil dan Motor Jam Kedua dst.
JO = Jam Operasional
OR = Okupansi Rate
H = Jumlah hari operasional dalam 1 tahun 26
1. Metode Base Line Survey 27

Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hotel (Individu):

Potensi Pajak Hotel =


Rata-rata hunian kamar x Tarif rata-rata x 360 hari x
Tarif Pajak
1. Metode Base Line Survey 28

Contoh: Menghitung Potensi Pajak Hotel


 Langkah-langkah yang dilakukan :

1. Mengidentifikasi objek pendapatan pajak hotel, yakni identifikasi seluruh hotel yang ada
meliputi hotel bintang, hotel melati, motel, wisma, dan sebagainya.
2. Menentukan hotel yang akan diteliti. Jika memungkinkan seluruh hotel disurvei dan dimasukkan
dalam database potensi pendapatan. Namun jika karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya
maka dapat dilakukan pengambilan sampel.
3. Melakukan observasi untuk memperoleh data :
a. Kelas/jenis kamar
b. Tarif kamar
c. Jumlah kamar
d. Tingkat hunian kamar
e. Menghitung rata-rata hunian kamar
f. Menghitung potensi pajak
4. Menghitung rata-rata hunian kamar
5. Menghitung potensi pajak
1. Metode Base Line Survey 29

Contoh penghitungan
Tipe Kamar Jumlah Tarif Kamar
VVIP 1 1.000.000
VIP 4 750.000
Superior 25 400.000
Delux 30 300.000
Standar 10 200.000

Jumlah Kamar 70
Tingkat Hunian (Bed Occupancy 45%
Rate)
Tarif Pajak Hotel 10%
1. Metode Base Line Survey 30

Langkah 1 : Menghitung rata-rata hunian kamar


Rata-rata hunian kamar dihitung dalam tiga situasi :
ramai, normal, dan sepi.
Dapat menggunakan dua metode, yakni:
metode rata-rata sederhana dan metode rata-rata tertimbang.
1) Metode rata-rata sederhana

Jumlah Kamar Keterangan


Situasi
Terpakai (JKT)
Ramai 50 Rata-rata hunian
Normal 30 kamar :
Sepi 13 JKT = 93/3 = 31
n
Jumlah 93
1. Metode Base Line Survey 31

2) Metode rata-rata tertimbang

Situasi JKT Frekuensi JKT x Frekuensi Keterangan


(Jml Hari)
Ramai 50 100 hari 5.000 Rata-Rata Tetimbang
Normal 30 170 hari 5.100 JKT x Frek
 hari
Sepi 13 90 hari 1.170 = 14,250 = 31,30
Jumlah 360 hari 11.270 360
1. Metode Base Line Survey 32

Langkah 2 : Menghitung Tarif Rata-Rata PER Kamar

Jumlah
Jenis Kamar Tarif Kamar (T) TxN
(N)
VVIP 1 1.000.000 1.000.000
VIP 4 750.000 3.000.000
Superior 25 400.000 10.000.000
Delux 30 300.000 9.000.000
Standar 10 200.000 2.000.000

Jumlah Kamar 70 25.000.000

Tarif Rata-Rata per (TxN) = 25.000.000 / 70 = 357,143


Kamar N
1. Metode Base Line Survey 33

Langkah 3 : Menghitung Potensi Pajak Hotel

Potensi Pajak Hotel


= Rata-rata Hunian Kamar x Tarif Rata-Rata x 360 hari x Tarif Pajak
= 31 kamar x Rp 357.143 x 360 hari x 10%
= Rp 398.571.588 per tahun
1. Metode Base Line Survey 34

Contoh: Menghitung Potensi Pajak Restoran


Langkah-langkah menghitung potensi pajak restoran adalah :
• Mengidentifikasi objek pendapatan pajak restoran, yakni identifikasi
seluruh restoran yang ada
• Menentukan restoran yang akan diteliti potensi pajak restorannya
• Melakukan observasi untuk memperoleh data omzet penjualan,
jumlah pengungjung restoran, jumlah meja/kursi tersedia, daftar
menu dan harga, dan sebagainya.
• Menghitung potensi pajak restoran
1. Metode Base Line Survey 35

Rumus Perhitungan Potensi Pajak Restoran:

Potensi Pajak Restoran =


Rata-Rata Omzet Penjualan x 360 hari x Tarif Pajak Restoran
1. Metode Base Line Survey 36

Langkah 1 : Menghitung Rata-Rata Omzet Penjualan


• Metode rata-rata sederhana
Situasi Omzet Penjualan Keterangan
Ramai 3.000.000 =Rata-rata Omzet Penjualan
Normal 2.000.000 =  Jml Omzet
n
Sepi 850.000
= 5.850.000 / 3
Jumlah 5.850.000 = 1.950.000
• Metode Rata-Rata Tertimbang

Situasi Omzet Frekuensi- Omzet x Keterangan


Jumlah Hari Frekuensi
Ramai 3.000.000 110 hari 330.000.000 Rata-rata
Normal 2.000.000 150 hari 300.000.000 tertimbang
=  Jml Omzet
Sepi 850.000 100 hari 85.000.000
 hari
Jumlah 360 hari 715.000.000 = 715.000.000/360
= 1.986.111
1. Metode Base Line Survey 37

Langkah 2 : Menghitung Potensi Pajak Restoran


Potensi Pajak Restoran = Rata-Rata Omzet Penjualan x 360 hari x Tarif Pajak
Restoran
= 1.950.000 x 360 hari x 10%
= 70.200.000 per tahun
38

Rumus Perhitungan Potensi Pajak Reklame:

Jumlah Realisasi Ketetapan Tahun Lalu +


(Prosentase rata-rata Kenaikan per tahun x
Realisasi Ketetapan Tahun lalu)

38
39

Rumus Perhitungan Potensi Pajak Penerangan Jalan:

Realisasi penerimaan PPJ tahun lalu + (Prosentase


rata-rata kenaikan penerimaan PPJ x realisasi
penerimaan PPJ tahun lalu)

39
40

Rumus Perhitungan Potensi BPTHB:

Realisasi BPHTB tahun lalu + (% Pertumbuhan Properti


di pemda x Realisasi BPHTB Tahun lalu)

40
41

Rumus Perhitungan Potensi PBB-P2:

((Ketetapan Bumi Total + (Ketetapan Bumi Total x %


Inflasi Harga Tanah)) + ((Ketetapan Bangunan Total +
(Ketetapan Bangunan Total x % Inflasi Harga
Komponen dan Bahan Bangunan))

41
2. Metode Analisis Empirik terhadap data sekunder 42

Pertimbangan dalam melakukan Estimasi


1. Terbatasnya data yang akurat dan konsisten.
2. Metode serta variabel independen yang digunakan untuk
mengestimasi masing-masing potensi pajak dapat berbeda
satu sama lain, dan
3. Metode yang digunakan juga dapat berbeda apabila hendak
melakukan estimasi penerimaan jangka panjang atau pada
periode tertentu.
2. Metode Analisis Empirik terhadap data sekunder 43

Analisis Tren Waktu


• Mengestimasi potensi suatu pajak berdasarkan Satu Variabel, yaitu
Variabel Penerimaan Pajak Itu Sendiri yang dihubungkan dengan waktu.
• Kebutuhan data tidak banyak
• Cocok jika digunakan ketika kondisi stabil, dimana tidak ada perubahan
mendasar di sosial ekonomi yang dapat mempegaruhi perubahan basis
bajak dan perilaku objek pajak.
• Mengasumsikan bahwa semua perubahan sosial ekonomi antar ditangkap
oleh variabel waktu
• Estimasi dan Interpretasi mudah
• Metodenya, umumnya adalah Ordinary Least Square (OLS)

43
2. Metode Analisis Empirik terhadap data sekunder 44

Ilustrasi Penerimaan Ingin dibuat model dengan dengan


Pajak Hotel PDB hipotesis bahwa PDB
(PPH) mempengaruhi penerimaan PPH
238,431.00 5,693,579.00
327,498.00 6,023,497.00 Bagaimana pembuatan model
regresinya di Excel?
317,615.00 6,302,094.00
357,045.00 6,683,680.00
431,122.00 7,142,634.00
465,069.60 7,560,263.00
506,442.80 7,953,312.00
546,180.90 8,352,660.00
602,308.13 8,695,000.00
855,842.70 9,131,103.00
2. Metode Analisis Empirik terhadap data sekunder 45

Regresi pada Excel


1. Menambahkan Menu ‘Data Analysis’
2. Klik FILE  OPTIONS  ADD-INS  GO

3. Setelah Go  Ceklis ‘Analysis ToolPak’


4. Setelah itu, di Menu DATA akan muncul
‘Data Analysis’
2. Metode Analisis Empirik terhadap data sekunder 46

Regresi pada Excel


1. Klik DATA  Data Analysis  Pilih Regression

2. Input Range dari Y (PPH)


3. Input Range dari X (PPH)
4. Hasil output regresi dapat ditempatkan
pada sheet baru atau sheet yang sama
5. Sheet baru : ‘New Worksheet Ply’
6. Sheet sama : Tentukan cell pada ‘Output Range’
2. Metode Analisis Empirik terhadap data sekunder 47

Regresi pada Excel

PPH = −582,850 + 0.14245 PDB


2. Metode Analisis Empirik terhadap data sekunder 48

Regresikan dengan Waktu : Linear


1. Model 1.
T PPH
1 238,431.00 PBB = 𝑏0 + 𝑏1 𝑡
2 327,498.00
3 317,615.00
4 357,045.00
5 431,122.00
6 465,069.60
7 506,442.80
8 546,180.90
9 602,308.13
10 855,842.70

P𝑃𝐻 = 161,244 + 55183.9 t


2. Metode Analisis Empirik terhadap data sekunder 49

Regresikan dengan Waktu : Kuadratis


2. Model 2.
P𝑃𝐻 = 𝑏0 + 𝑏1 𝑡 + 𝑏2 𝑡 2

P𝑃𝐻 = 276,763 − 2,575.61 t + 5,250.9 𝑡 2


Contoh Persamaan Estimasi Pajak 50

• Pajak Kendaraan Bermotor


PKB = f (PDRB, PDRB per kapita, NTB pengangkutan darat,
NTB manufaktur, NTB perdagangan, jumlah kendaraan
bermotor, jumlah penduduk, dummy variabel)

• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor


BBNKB = f (PDRB, PDRB per kapita, NTB pengangkutan darat,
jumlah kendaraan bermotor, jumlah penduduk, dummy variabel)
Contoh Persamaan Estimasi Pajak 51

• Pajak Hotel dan Restoran


PHR = f (PDRB, PDRB per kapita, NTB hotel dan restoran, jumlah penduduk,
jumlah turis domestik, jumlah turis asing, tingkat hunian hotel, dummy variabel)
• Pajak Hiburan
PHIB = f (PDRB, PDRB per kapita, NTB hotel dan restoran, NTB jasa hiburan,
jumlah penduduk, jumlah turis domestik, jumlah turis asing, dummy variabel)
• Pajak Reklame
PREKLA = f (PDRB, PDRB per kapita, NTB manufaktur, NTB perdagangan, NTB
hotel dan restoran, NTB jasa usaha, NTB hiburan, jumlah penduduk,
dummy variabel)
52

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai