Anda di halaman 1dari 30

SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DESA &

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA KE DALAM APB


DESA
Oleh : Andi Pitono, S.Sos, M.Si

LEMBAGA PENGKAJIAN KEPEMIMPINAN DAN ETIKA


PEMERINTAHAN
19 & 21 September 2006

I. TATARAN FILOSOFIS
1. Kenapa Perlu Ada Pemerintah ?
a. Untuk menciptakan Law
and Order (ketentraman
dan ketertiban)
b. Untuk menciptakan
welfare (Kesejahteraan)
Berbasis pada
Kepentingan Masyarakat

2. Perlu Tata Pemerintahan Yang


baik (Good Governance)

KEYAKINAN DASAR:
1.

PERCAYA PADA PEMERINTAH

2.

PERCAYA BAHWA MASYARAKAT BERADAB TIDAK


AKAN BERFUNGSI DENGAN EFEKTIF TANPA
PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF

3.

YAKIN BAHWA YANG MENJADI MASALAH BUKANLAH


ORANG YANG BEKERJA DALAM PEMERINTAHAN,
MELAINKAN SISTEM TEMPAT MEREKA BEKERJA.

4. PERCAYA DENGAN KEADILAN - DALAM


KESEMPATAN YANG SAMA BAGI SEMUA ORANG
(Osborne & Gaebler, 1992:xviii - xix)
11/01/15

Dekonsentrasi

PEMERINTAH
ADMINISTRATIF /
WILAYAH

Desentralisasi

DAERAH OTONOM

Delegasi

BUMN, Otorita,
Kawasan Khusus

Pemerintah
Pusat

Privatisasi

SWASTA MURNI
BOT
(Built
Operate
Transfer)
BOO ( Own)
BTO
(Built
Transfer
operate)
DLL

KANWIL/KANDEP
KEPALA
WILAYAH
DLL

PROPINSI
KABUPATEN/KOTA

Decentralization in Indonesia;
Problem and Challenges
BanjirBanjir
Bandang
Bandang
Sulawesi 8
Kab/Kota
I

DI A
CEH

AN
NT
A
IM
AL
E.K

N.SUMATRA

A
RI
RA
AT
M

BI

JAM
JAMBI
BE
NG

Tsunami &
Gempa di
Nias

N
TA
N
A
LIM
A
N
K
C. ANTA

N
NTA
IM A
L
A
K
W.

U
.S
W

Tsunami &
Gempa di
Aceh

RIAU

RA
MAT
S.SU
KU
LU

L
KA
C.

IM

Ciamis
Tasikmalaya

MALUKU UTARA
IRIAN JAYA BARAT

C.SULAWESI

S.SULAWESI
C.JAVA

S
AWE

S.KALIMANTAN

LAMPUNG

WW.JAVA
.JAVA

L
N.SU

IRIAN JAYA
SE.SU
LAWE
SI

MALUKU

PAPUA

E.JAVA
BOVEN DIGOEL

BALI

W.NUSA TENGGARA

DI YOGYAKARTA &
Jawa Tengah

E.NUSA TENGGARA

A.LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara republik berbentuk kesatuan
(unitaris) yang berkedaulatan rakyat.
Dilihat secara hierarkhis, sistem pemerintahan di
Indonesia terdiri dari : - Sistem Pemerintahan
Nasional
- Subsistem Pemerintahan Propinsi
- Sub-subsistem Pemerintahan Kabupaten/Kota
- Sub-sub-subsistem Pemerintahan Desa.
# Dilhat secara fungsional sistem pemerintahan di
Indonesia terdiri dari komponen : Input, proses,
keluaran, nilaiguna, dampak, manfaat, umpan balik,
umpan kedepan serta lingkungan sebagai batas sebuah
sistem.

Sistem dilihat secara hirarkhis :


SISTEM PEMERINTAHAN
NASIONAL
Sub sistem
Pem Prop.
Sss
Pem K/K

ssss
Desa

Pasal 206
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan desa
mencakup
Urusan

pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak


asal - usul desa;
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada
desa;
Tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah
provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota (disertai
3 P . Pasal (207);
Urusan pemerintahan lainnya yang oleh perpu
diserahkan kepala desa

PERUBAHAN KEBIJAKAN MENGENAI TUGAS


PEMBANTUAN MENURUT UU 32/2004
Secara konstitusional, asas tugas pembantuan merupakan salah
satu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah (lihat
pasal 18A UUD 1945 Amandemen).
Menurut pasal 1 butir 9 UU Nomor 32/2004 yang dimaksud
dengan Tugas Pembantuan adalah : Penugasan dari
Pemerintah kepada Daerah dan/atau Desa, dari Pemerintah
Kabupaten kepada Kabupaten/Kota dan /atau Desa, serta dari
Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa untuk melaksanakan
tugas tertentu.
* Pasal 2 ayat (2) UU 32/2004 antara lain menyebutkan bahwa :
Pemerintahan Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan.

Transfer Kewenangan
b. Kewenangan Sepenuhnya milik Daerah;
c. Diberikan dana yang dialokasikan secara terpisah
maupun sumber-sumber dana
d. Personil pelaksana adalah dari institusi penerima
transfer kewenangan

1.

Desentralisasi
(Desentralisasi
Politik/Ketatanegaraan)

a.

2.

Dekonsentrasi
(Desentralisasi
Administrasi)

a.

3.

Tugas Pembantuan

a.

Delegasi Kewenangan
b. Kewenangan tetap melekat pada institusi/pejabat
pemberi delegasi kewenangan
c. Disediakan dana dari institusi pemberi tugas
d. Personil pelaksana adalah dari institusi pemberi tugas
Bukan transfer kewenangan maupun pelimpahan
kewenangan, melainkan pemberian tugas pembantuan
pelaksanaan tugas yang bersifat operasional;
b. Kewenangan tetap melekat pada institusi pemberi
tugas
c. Disediakan dana, sarana dan prasarana serta personil
yang diperlukan
d. Personil pelaksana sebagian besar adalah berasal dari
institusi penerimatugas

Kontroversi Pasal 63 UU Nomor 22 Tahun 1999

PUSAT

Propinsi

KABUPATEN/
KOTA

DESA

Keuangan
Negara

Keuangan
Daerah

1. UUD 1945 (Psl 23);

1. UUD 1945 (Psl 23);

1. UU No. 32/2004;

2. UU No. 17 /2003;

2. UU No. 17 /2003;

2. UU No. 33/2004;

3. UU No. 1 /2004;

3. UU No. 1 /2004;

3. PP No. 72/2005;

4. UU No. 15/2004 ;

4. UU No. 15/2004 ;

4. Perda

5. PP No. 24/2005

5. UU No. 32/2004;

5. Perdes

6. UU No. 33/2004;
7. PP No. 24/2005;
8. Perda

Keuangan
Desa

A. Keuangan Desa (Pasal 212)


1. Keuangan desa adalah semua hak dan
kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang,
serta segala sesuatu baik berupa uang maupun
berupa barang yang dapat dijadikan milik desa
berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban;
2. Hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menimbulkan pendapatan,
belanja dan pengelolaan keuangan desa;

Pasal

212 (UU 32/2004)


Sumber pendapatan desa terdiri dari :
a. pendapatan asli desa;
b. bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah
kabupaten/kota.
c. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan
daerah yang diterima oleh kabupaten/kota
(Bantuan... Pasal 52/UU 22/2004).. Draf Raperda
tentang ADD
d. bantuan dari Pemerintah, pemerintah propinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota.
e. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga.

Pasal 68 (PP 72/2005)


Sumber pendapatan desa terdiri dari :
1)
pendapatan asli desa terdiri dari hasil usaha desa, hasil
kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong
royong dan lain-lain pad yang sah;
2)
bagi hasil pajak daerah kab/kota paling sedikit 10 %
(sepuluh per seratus) untuk desa dan retribusi
kabupaten/kota sebagian diperutukkan bagi desa.
3)
bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang
diterima oleh kabupaten/kota untuk Desa paling sedikit 10 %
(sepuluh per seratus), yg pembagiannnya untuk setiap Desa
scr proporsional yang merupakan alokasi dana desa;
4)
bantuan dari Pemerintah, pemerintah propinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan.
5)
hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak
mengikat.

PENDAPATAN DESA
(Sumber-sumber)
PENDAPATAN ASLI
DESA (PAD)

DANA PERIMBANGAN
DESA

BELANJA DESA
(Penggunaan)

a.Hasil usaha desa


b.Hasil kekayaan desa
c.Hasil swadaya dan
partisipasi
d.Hasil gotong royong
e.Lain lain pendapatan
desa yang sah.

Terserah Kebijakan Desa Itu Sendiri

ALOKASI DANA DESA


Penerimaan pajak daerah
(minimal 10%)

ALOKASI DANA DESA

ALOKASI DANA DESA

Retribusi tertentu daerah


(sebagian)

ADD Minimal (60%)


ADD Proporsional (40%)

60% Pelayanan Publik


(Fisik & Non Fisik)
40% Operasional & Pembiayaan
Kelembagaan Desa

Dana perimbangan
keuangan pusat dan
daerah (Minimal 10%)

Bantuan
Keuangan
HIBAH, SUMBANGAN,
LAIN-LAIN

DANA ALOKASI KHUSUS


(DAK) DESA

Terserah Amanat dari Pemberi


Tugas Perbantuan

Pemerintah & Pemerintah


Daerah
Terserah Kebijakan Desa Itu Sendiri

Pendapatan Asli :

Penerimaan
(Pendapatan)

Hasil Usaha Desa, swadaya & partisiapasi,


Gotong royong dan lain-lain PAD yg sah
Dana Alokasi Desa :
-Penerimaan Pajak kabupaten (10%);
-Penerimaan retribusi (sebagian)
-Penerimaan dau kabupaten
(10% setelah dikurangi Gaji PNS)

APBDes

Bantuan Keuangan (Pemerintah,


Propinsi dan Kab/Kota)
Hibah dan Sumbangan (pihak ketiga)

Pengeluaran
(Belanja)

Publik (Pembangunan) :
-Sarana & pemerintahan desa & perhubungan;
-Prasarana produksi, pemasaran dan sosial;
-Lain-lain
Aparatur (Rutin) :
Belanja pegawai, barang, pemeliharaan,
perjalanan dinas, dan lain-lain

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA &


APBDes YANG BAIK
Keterbukaan

(transparansi) dalam
pengelolaan yan baik;
Bertanggung jawab (akuntabilitas);
Keterlibatan (partisipasi) masyarakat dalam
pembangunan;
Penyelenggaraan Pemerintahan yang efektif;
Pemerintah tanggap (resposif) terhadap
aspirasi yang berkembang di masyarakat;

RUMUSAN ALOKASI DANA DESA


(Maryunani 2002)

Mendorong

semangat desentralisasi;
Adil dan transparan;
Sederhana, pasti dan dapat diprediksi;
Netral;
Memberikan insentif bagi desa penerima;
Menghindari kecenderungan terciptanya
sentralisasi kekuasaan di kabupaten;

Didasarkan pada : Surat Menteri Dalam Negeri Tanggal 22 Maret 2005 Nomor 140/640/SJ perihal
Pedoman Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa;
A. Rumus Penentuan Besarnya ADD
1.

Rumus ADD dipergunakan untuk menghitung besarnya Alokasi Dana Desa untuk
setiap desa;
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung besarnya alokasi dana desa
adalah rumus tersebut sederhana, mudah diaplikasikan dan tersedia data;
3. Rumus yang dipergunakan berdasarkan asas merata dan adil
a.
asas merata adalah besarnya bagian ADD yang sama untuk setiap desa, yang
selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM);
b.
asas adil adalah besarnya bagian ADD yang dibagi secara proporsional untyk
setiap desa berdasarkan Nilai Bobot Desa (BDx) yang dihitung dengan rumus
dan variabel tertentu (misalnya Variabel kemiskinan, keterjangkauan,
pendidikan, kesehatan dll), selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa
Proporsional (ADDP);
4. Besarnya presentase perbandingan antara asas merata dan adil ditetapkan oleh
daerah, misal besarnya ADDM adalah 60% dari jumlah ADD dan besarnya ADDP
(dana proporsional) adalah 40% dari jumlah ADD.
5. Sebagai contoh menentukan besarnya Alokasi Dana Desa yang diterima desa
tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawa ini :

Perhitungan Alokasi Dana Desa untuk masing-masing Desa dilakukan dengan


menggunakan rumus yang mempertimbangkan faktor pemerataan dan keadilan serta
potensi desa dengan rumus-rumus sebagai berikut :
1. Rumus Alokasi Dana Desa (x) :
ADDx = ADDM + ADDPx
Keterangan :
ADDx = Alokasi Dana Desa untuk Desa x
ADDM = Alokasi Dana Desa Minimal yang diterima Desa
ADDPx = Alokasi Dana Desa Proporsional untuk Desa x
X
= Desa

2. Rumus untuk menentukan Pembagian Dana Proporsional :


ADDPx = BDx * (ADD-ADDM)
Keterangan :
ADDPx
= Alokasi Dana Desa Proporsional untuk Desa x
BDx
= Nilai Bobot Desa untuk Desa x
ADD
= Total Alokasi Dana Desa
ADDM
= Total Alokasi Dana Desa Minimal
x
= Desa

1.

2.

3.

4.

Nilai Bobot Desa (BDx) adalah nilai desa yang ditentukan berdasarkan
beberapa varaibel independen;
Variabel independen merupakan indikator yang mempengaruhi besarnya
Nilai Bobot setiap desa (BDx) yang dapat membedakan beban yang
ditanggung antara satu desa dengan desa yang lainnya;
Variabel independen yang digunakan untuk menentukan Nilai Bobot Desa
(BDx) dibedakan atas variabel utama dan variabel tambahan yang
ditentukan oleh Kabupaten/Kota berdasarkan karakter, budaya dan
kesediaan data daerah;
Variabel independen utama adalah variabel yang dinilai terpenting untuk
menentukan nilai bobot desa. Variable utama ditujukan untuk
mengurangi kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan dasar
umum antar desa secara bertahap dan mengatasi kemiskinan struktural
masyarakat di desa. Variabel independen utama adalah :
a. Kemiskinan
b. Pendidikan dasar
c. Kesehatan
d. Keterjangkauan Desa

5.

Variabel independen tambahan merupakan variabel yang dapat


ditambahkan oleh masing-masing daerah. Variabel independen
tambahan meliputi :
a. Jumlah Penduduk;
b. Luas Wilayah;
c. Potensi Ekonomi;
d. Partisipasi Masyarakat
e. Jumlah Unit komunitas di Desa (RW, dan RT);
f. Panjang Jalan Desa

6.

Angka yang dimasukkan ke dalam rumus adalah angka yang


didasarkan oleh data-data yang dimiliki oleh daerah;

7.

Besarnya Nilai Bobot Desa tertentu dapat dihitung dengan


menggunakan rumus dibawah ini :

3. Rumus untuk menentukan Bobot Desa

BDx = a1 KV1x + a2KV2x +a3 KV3x + .........anKVnX


Keterangan :
BDx
= Nilai Bobot Desa untuk desa x
KV1x, KV2x, KVnx = Koefisien Varibel pertama, kedua, dan seterusnya
A1, a2, a3,....an
= Angka Bobot masing-masing variabel

4. Perhitungan Masing-masing Koefisien Variabel untuk Desa x (KV1x, KV2x, ....)


a. Koefisien Variabel adalah koefisien (angka) desa yang dimiliki oleh desa utk setiap variabel
tertentu misalnya : variabel kemiskinan, pendidikan dst;
a. Koefisien Variabel desa merupakan perbandingan antara Angka Variabel setiap desa dengan juml
total variabel desa;
b. Besarnya Koefisien Variabel (KV) tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
KV1,2,....x = V1,2,..x
Vn

Keterangan :
KV1,2...x = Nilai Koefisien Variabel Pertama, Kedua, dan seterusnya untuk Desa x.
Misalnya : Nilai variabel kemiskinan De
V1,2,....x = Angka Variabel pertama, kedua dan seterusnya untuk desa x, misalnya angka jumlah
kemiskinan, angka jumlah tidak lulus pendidikam dasar;
Vn
= Jumlah Angka Variabel Pertama, Kedua, dan seterusnya untuk seluruh desa;

Penentuan Bobot Variabel


Setiap variabel bisa mempunyai bobot tertentu
yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan daerah;
2. Angka bobot masing-masing variabel kalau
ditambahkan harus berjumlah 1 (satu) :

1.

a1, a2, ., an

: Angka bobot Variabel


Pertama, Kedua, hingga ke -n

Contoh:
Daerah menetapkan Variabel Independen utama dan varaibel tambahan dengan
pembototan sebagai berikut

No

Variabel

Bobot

Angka Bobot (a) =


Bobot/Jml Bobot

1.

Variabel Kemiskinan (a1)

0.22

2.

Variabel Pendidikan Dasar (a2)

0.17

3.

Variabel Kesehatan (a3)

0.17

4.

Variabel Keterjangkauan (a4)

0.11

5.

Variabel Jumlah Penduduk (a5)

0.06

6.

Variabel luas wilayah (a6)

0.06

7.

Panjang Jalan

0.06

8.

Ekonomi

0.06

9.

Komunitas Unit Desa

0.06

10.

Partisipasi masyarakat

0.06

Jumlah Bobot

18

ALOKASI DANA DESA SECARA MENYELURUH DI


KABUPATEN BANDUNG
Uraian
Bagi Hasil
Pajak 10%

Pendapatan

Sisa

52,000,000,000

Retribusi 10%

17.512.552.000

Dana
Perimbangan
Pusat 10 %

968.755.733.000

Dana
Perimbangan
Propinsi 10%

Belanja
Pegawai

Jumlah ADD
5,200,000,000

1.751.255.200

568.130.727.000

400.625.006.000

40.062.500.600

84,198,000,000

8,419,800,000

1.122.466.285.000

55.433.555.800

ALOKASI DANA DESA SECARA MENYELURUH DI


KABUPATEN BANDUNG

Uraian

Pendapatan

Belanja
Pegawai

Sisa

Jumlah ADD

Bagi Hasil
Pajak 10%

52,000,000,000

5,200,000,000

Retribusi 10%

39.299.606.000,-

3.929.960,600

Dana
Perimbangan
yang diterima
Kabupaten 5 %

968.755.733.000

46.924.383.511,-

1.060.055.339.000

56.059.344.1112,-

Terima Kasih

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai