I. TATARAN FILOSOFIS
1. Kenapa Perlu Ada Pemerintah ?
a. Untuk menciptakan Law
and Order (ketentraman
dan ketertiban)
b. Untuk menciptakan
welfare (Kesejahteraan)
Berbasis pada
Kepentingan Masyarakat
KEYAKINAN DASAR:
1.
2.
3.
Dekonsentrasi
PEMERINTAH
ADMINISTRATIF /
WILAYAH
Desentralisasi
DAERAH OTONOM
Delegasi
BUMN, Otorita,
Kawasan Khusus
Pemerintah
Pusat
Privatisasi
SWASTA MURNI
BOT
(Built
Operate
Transfer)
BOO ( Own)
BTO
(Built
Transfer
operate)
DLL
KANWIL/KANDEP
KEPALA
WILAYAH
DLL
PROPINSI
KABUPATEN/KOTA
Decentralization in Indonesia;
Problem and Challenges
BanjirBanjir
Bandang
Bandang
Sulawesi 8
Kab/Kota
I
DI A
CEH
AN
NT
A
IM
AL
E.K
N.SUMATRA
A
RI
RA
AT
M
BI
JAM
JAMBI
BE
NG
Tsunami &
Gempa di
Nias
N
TA
N
A
LIM
A
N
K
C. ANTA
N
NTA
IM A
L
A
K
W.
U
.S
W
Tsunami &
Gempa di
Aceh
RIAU
RA
MAT
S.SU
KU
LU
L
KA
C.
IM
Ciamis
Tasikmalaya
MALUKU UTARA
IRIAN JAYA BARAT
C.SULAWESI
S.SULAWESI
C.JAVA
S
AWE
S.KALIMANTAN
LAMPUNG
WW.JAVA
.JAVA
L
N.SU
IRIAN JAYA
SE.SU
LAWE
SI
MALUKU
PAPUA
E.JAVA
BOVEN DIGOEL
BALI
W.NUSA TENGGARA
DI YOGYAKARTA &
Jawa Tengah
E.NUSA TENGGARA
A.LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara republik berbentuk kesatuan
(unitaris) yang berkedaulatan rakyat.
Dilihat secara hierarkhis, sistem pemerintahan di
Indonesia terdiri dari : - Sistem Pemerintahan
Nasional
- Subsistem Pemerintahan Propinsi
- Sub-subsistem Pemerintahan Kabupaten/Kota
- Sub-sub-subsistem Pemerintahan Desa.
# Dilhat secara fungsional sistem pemerintahan di
Indonesia terdiri dari komponen : Input, proses,
keluaran, nilaiguna, dampak, manfaat, umpan balik,
umpan kedepan serta lingkungan sebagai batas sebuah
sistem.
ssss
Desa
Pasal 206
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan desa
mencakup
Urusan
Transfer Kewenangan
b. Kewenangan Sepenuhnya milik Daerah;
c. Diberikan dana yang dialokasikan secara terpisah
maupun sumber-sumber dana
d. Personil pelaksana adalah dari institusi penerima
transfer kewenangan
1.
Desentralisasi
(Desentralisasi
Politik/Ketatanegaraan)
a.
2.
Dekonsentrasi
(Desentralisasi
Administrasi)
a.
3.
Tugas Pembantuan
a.
Delegasi Kewenangan
b. Kewenangan tetap melekat pada institusi/pejabat
pemberi delegasi kewenangan
c. Disediakan dana dari institusi pemberi tugas
d. Personil pelaksana adalah dari institusi pemberi tugas
Bukan transfer kewenangan maupun pelimpahan
kewenangan, melainkan pemberian tugas pembantuan
pelaksanaan tugas yang bersifat operasional;
b. Kewenangan tetap melekat pada institusi pemberi
tugas
c. Disediakan dana, sarana dan prasarana serta personil
yang diperlukan
d. Personil pelaksana sebagian besar adalah berasal dari
institusi penerimatugas
PUSAT
Propinsi
KABUPATEN/
KOTA
DESA
Keuangan
Negara
Keuangan
Daerah
1. UU No. 32/2004;
2. UU No. 17 /2003;
2. UU No. 17 /2003;
2. UU No. 33/2004;
3. UU No. 1 /2004;
3. UU No. 1 /2004;
3. PP No. 72/2005;
4. UU No. 15/2004 ;
4. UU No. 15/2004 ;
4. Perda
5. PP No. 24/2005
5. UU No. 32/2004;
5. Perdes
6. UU No. 33/2004;
7. PP No. 24/2005;
8. Perda
Keuangan
Desa
Pasal
PENDAPATAN DESA
(Sumber-sumber)
PENDAPATAN ASLI
DESA (PAD)
DANA PERIMBANGAN
DESA
BELANJA DESA
(Penggunaan)
Dana perimbangan
keuangan pusat dan
daerah (Minimal 10%)
Bantuan
Keuangan
HIBAH, SUMBANGAN,
LAIN-LAIN
Pendapatan Asli :
Penerimaan
(Pendapatan)
APBDes
Pengeluaran
(Belanja)
Publik (Pembangunan) :
-Sarana & pemerintahan desa & perhubungan;
-Prasarana produksi, pemasaran dan sosial;
-Lain-lain
Aparatur (Rutin) :
Belanja pegawai, barang, pemeliharaan,
perjalanan dinas, dan lain-lain
(transparansi) dalam
pengelolaan yan baik;
Bertanggung jawab (akuntabilitas);
Keterlibatan (partisipasi) masyarakat dalam
pembangunan;
Penyelenggaraan Pemerintahan yang efektif;
Pemerintah tanggap (resposif) terhadap
aspirasi yang berkembang di masyarakat;
Mendorong
semangat desentralisasi;
Adil dan transparan;
Sederhana, pasti dan dapat diprediksi;
Netral;
Memberikan insentif bagi desa penerima;
Menghindari kecenderungan terciptanya
sentralisasi kekuasaan di kabupaten;
Didasarkan pada : Surat Menteri Dalam Negeri Tanggal 22 Maret 2005 Nomor 140/640/SJ perihal
Pedoman Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa;
A. Rumus Penentuan Besarnya ADD
1.
Rumus ADD dipergunakan untuk menghitung besarnya Alokasi Dana Desa untuk
setiap desa;
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung besarnya alokasi dana desa
adalah rumus tersebut sederhana, mudah diaplikasikan dan tersedia data;
3. Rumus yang dipergunakan berdasarkan asas merata dan adil
a.
asas merata adalah besarnya bagian ADD yang sama untuk setiap desa, yang
selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM);
b.
asas adil adalah besarnya bagian ADD yang dibagi secara proporsional untyk
setiap desa berdasarkan Nilai Bobot Desa (BDx) yang dihitung dengan rumus
dan variabel tertentu (misalnya Variabel kemiskinan, keterjangkauan,
pendidikan, kesehatan dll), selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa
Proporsional (ADDP);
4. Besarnya presentase perbandingan antara asas merata dan adil ditetapkan oleh
daerah, misal besarnya ADDM adalah 60% dari jumlah ADD dan besarnya ADDP
(dana proporsional) adalah 40% dari jumlah ADD.
5. Sebagai contoh menentukan besarnya Alokasi Dana Desa yang diterima desa
tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawa ini :
1.
2.
3.
4.
Nilai Bobot Desa (BDx) adalah nilai desa yang ditentukan berdasarkan
beberapa varaibel independen;
Variabel independen merupakan indikator yang mempengaruhi besarnya
Nilai Bobot setiap desa (BDx) yang dapat membedakan beban yang
ditanggung antara satu desa dengan desa yang lainnya;
Variabel independen yang digunakan untuk menentukan Nilai Bobot Desa
(BDx) dibedakan atas variabel utama dan variabel tambahan yang
ditentukan oleh Kabupaten/Kota berdasarkan karakter, budaya dan
kesediaan data daerah;
Variabel independen utama adalah variabel yang dinilai terpenting untuk
menentukan nilai bobot desa. Variable utama ditujukan untuk
mengurangi kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan dasar
umum antar desa secara bertahap dan mengatasi kemiskinan struktural
masyarakat di desa. Variabel independen utama adalah :
a. Kemiskinan
b. Pendidikan dasar
c. Kesehatan
d. Keterjangkauan Desa
5.
6.
7.
Keterangan :
KV1,2...x = Nilai Koefisien Variabel Pertama, Kedua, dan seterusnya untuk Desa x.
Misalnya : Nilai variabel kemiskinan De
V1,2,....x = Angka Variabel pertama, kedua dan seterusnya untuk desa x, misalnya angka jumlah
kemiskinan, angka jumlah tidak lulus pendidikam dasar;
Vn
= Jumlah Angka Variabel Pertama, Kedua, dan seterusnya untuk seluruh desa;
1.
a1, a2, ., an
Contoh:
Daerah menetapkan Variabel Independen utama dan varaibel tambahan dengan
pembototan sebagai berikut
No
Variabel
Bobot
1.
0.22
2.
0.17
3.
0.17
4.
0.11
5.
0.06
6.
0.06
7.
Panjang Jalan
0.06
8.
Ekonomi
0.06
9.
0.06
10.
Partisipasi masyarakat
0.06
Jumlah Bobot
18
Pendapatan
Sisa
52,000,000,000
Retribusi 10%
17.512.552.000
Dana
Perimbangan
Pusat 10 %
968.755.733.000
Dana
Perimbangan
Propinsi 10%
Belanja
Pegawai
Jumlah ADD
5,200,000,000
1.751.255.200
568.130.727.000
400.625.006.000
40.062.500.600
84,198,000,000
8,419,800,000
1.122.466.285.000
55.433.555.800
Uraian
Pendapatan
Belanja
Pegawai
Sisa
Jumlah ADD
Bagi Hasil
Pajak 10%
52,000,000,000
5,200,000,000
Retribusi 10%
39.299.606.000,-
3.929.960,600
Dana
Perimbangan
yang diterima
Kabupaten 5 %
968.755.733.000
46.924.383.511,-
1.060.055.339.000
56.059.344.1112,-
Terima Kasih
TERIMA KASIH