Anda di halaman 1dari 13

Pajak Restoran

Kelompok:
Cantikha Gita – 000000
Melyawati Komara P – 00000025641
Teresa Niken – 000000
Pajak Restoran
Menurut Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UU
PDRD), Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan
oleh restoran
Pajak Restoran Bukan PPN
Pajak yang muncul dalam struk pembelian makanan san minuman itu
bukanlah PPN, melainkan Pajak Restoran atau Pajak Bangunan 1 (PB1)

Sesuai dengan UU no.28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan


Retribusi Daerah (PDRD) menyebutkan bahwa pajak restoran masuk
dalam kategori pajak daerah, tepatnya pajak kabupaten/kota, yang
mendefinisikan Pajak Restoran sebagai pajak atas pelayanan yang
disediakan oleh restoran.
Apa Perbedaan PPN dan PB1?
Pembeda dari PPN dan PB1 ini adalah dari segi pemungut pajaknya.

Jika PPN dipungut oleh Pemerintah Pusat, sedangkan PB1 dipungut


oleh Pemerintah Daerah
Objek, Subjek, dan WP Pajak Restoran
• Objek Pajak Restoran
Sesuai dengan Pasal 37 ayat (1) dan (2) UU PDRD, yang menjadi objek
Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran
• Subjek Pajak Restoran
subjek yang dikenakan atau dipungut PB1, yaitu pembeli dari layanan
yang disediakan oleh restoran tersebut.
• Wajib Pajak PB1
Wajib pajak yang harus memungut dari pembeli dan menyetorkan
Pajak Restoran tersebut ke kas negara
Tidak semua restoran memiliki kewajiban menyetorkan PB1. Ada kriteria
tertentu bagi restoran yang tidak wajib membayar Pajak Restoran.

Masing-masing daerah menetapkan sendiri besar pendapatan yang tidak


memiliki kewajiban membayar pajak restoran.
Contohnya, untuk DKI Jakarta menetapkan bagi restoran yang memiliki
pendapatan tidak lebih dari Rp200.000.000 per tahun tidak termasuk
objek PB1.
Tarif Pajak Restoran
PB1 dikenakan kepada restoran akan diterapkan setelah biaya
pelayanan yang juga dibebankan kepada konsumen.

Dalam pasal 40 ayat (1) UU PDRD ditegaskan bahwa batas maksimum


tarif pajak restoran sebesar 10%

UU PDRD memberikan kewenangan setiap pemerintah daerah untuk


menentukan besar tarif PB1 di wilayahnya.
Tarif Pajak Restoran di 17 Kota Besar
Dasar Pengenaan Pajak PB1
DPP Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang diterima atau yang
seharusnya diterima oleh resto tersebut.
Jumlah pembayaran itu biasanya termasuk biaya layanan (service
charge) yang biasanya dikenakan oleh restoran.
Rumus Pajak Restoran (PB1) = DPP x Tarif Pajak Restoran
Contoh Perhitungan Pajak Restoran
Ibu Murni membeli Nasi Goreng satu porsi seharga Rp50.000 dengan
segelas Es Teh Manis seharga Rp15.000 serta Tahu Goreng dan Telur
Dadar masing-masing Rp5.000 dan Rp10.000 di Resto ABC.
Resto ABC memberlakukan biaya layanan (service charge) sebesar 5%.
Restoran ini berada di Jakarta dengan tarif PB1 yang ditetapkan Pemda
adalah 10%.
Maka, PB1 yang harus dibayarkan oleh Ibu Murni dan total uang yang
harus dikeluarkan untuk membeli makan dan minuman tersebut
adalah?
Pembayaran dan Pelaporan PB1
Bagi WP PB1 alias pemilik restoran, wajib membayarkan dan
menyetorkan PB1 yang telah dipungut dari pembeli ke kas negara.
PB1 yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat usaha tersebut
berada atau berlokasi.
Masa pajak dalam menghitung, menyetor, dan melaporkan PB1 yang
terutang dilakukan dalam jangka waktu satu bulan kalender.

Anda mungkin juga menyukai