pengambilan dan atau pemanfaatan air permukaan. • Pajak Air Permukaan semula bernama Pajak Pengambilan Permanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (PPPABTAP) • Objek Pajak Air Permukaan adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan. • Dikecualikan dari objek Pajak Air Permukaan adalah: a. pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan peraturan perundang-undangan; dan b. pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. • Subjek Pajak Air Permukaan adalah orang pribadi atau Badan yang dapat melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan. • Wajib Pajak Air Permukaan adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan. • Dasar pengenaan Pajak Air Permukaan adalah Nilai Perolehan Air Permukaan. • Nilai Perolehan Air Permukaan dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh faktorfaktor berikut: a. jenis sumber air; b. lokasi sumber air; c. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air; d. volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan; e. kualitas air; f. luas areal tempat pengambilan dan/atau pemanfaatan air; dan g. Musim pengambilan/ pemanfaatan air permukaan h. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/atau pemanfaatan air. • Tarif Pajak Air Permukaan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).
• Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar
Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x Nilai Perolehan Air Permukaan • Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemungutan dan pengelolaan Pajak Air Permukaan, dapat diberikan biaya pemungutan, misalnya sebesar lima persen dari hasil penerimaan pajak yang telah disetorkan ke kas daerah provinsi. Bagi Hasil
JENIS PAJAK UU 34/2000 UU 28/2009
Provinsi Kab/Kota Provinsi Kab/Kota
Pajak Air 30% 70% 50% 50%
Permukaan 20%* 80%*
*) untuk air permukaan yang berada hanya pada 1 kabupaten/kota