YANG TANGGUH
Dasar kemandirian adalah kemampuan koperasi itu sendiri. Oleh sebab itu, untuk dapat
mandiri koperasi harus menyusun kemampuan dan kekuatannya sendiri yang bersumber pada
potensi dari dalam dan kesempatan-kesempatan yang diperoleh dari luar. Ada dua jalur utama
yang dapat dipakai sebagai indikator kemandirian, yaitu kemampuan untuk memupuk modal
dengan kekuatan sendiri dan kemampuan manajemen untuk mengambil keputusan sendiri.
Adanya kerjasama dengan pihak lain dan konsultasi-konsultasi dengan pihak luar tidak
mengurangi arti kemandirian menurut indikator-indikator di atas.
Kemandirian ini bisa bersifat individual atau sektoral, akan tetapi cirinya adalah kolektif
sebagaimana dinyatakan dalam semboyan “satu untuk semua dan semua untuk satu”.
Kemandirian tidak berarti harus menolak bantuan berupa fasilitas. Ukurannya adalah bahwa
koperasi yang mandiri tetap dapat hidup dan berkembang meskipun tidak ada bantuan dan
fasilitas dari luar.
Sektor Koperasi Dilihat dari sudut organisasi formal
Struktur organisasi koperasi disusun atas dua pola yaitu federasi dan pusat. Dalam
praktiknya, selalu dapat terjadi pencampuran antara dua pola tersebut sebagai pendekatan
yang tidak direncanakan secara baku sejak permulaan, tetapi timbul dalam suatu proses
perkembangan kegiatan untuk memecahkan masalah-masalah baru yang muncul. Kedua
pola di atas pada hakikatnya bersumber pada konsep integrasi yang dianut koperasi dalam
membangun organisasinya untuk memperkuat dan mengembangkan sektor koperasi. Sektor
koperasi hanya dapat dibangun dan dikembangkan melalui integrasi berbagai kegiatan
ekonomi anggota dan koperasi-koperasi dengan tujuan untuk melaksanakan berbagai
kegiatan ekonomi di bidang produksi dan jasa guna melayani dan memajukan kepentingan
anggota dan masyarakat.
Integrasi mempunyai kedudukan sentral dan strategis untuk mempertemukan
kepentingan produsen dan konsumen. Oleh sebab itu, konsep integrasi harus didukung oleh
struktur organisasi yang dapat berfungsi secara produktif, efektif, dan efisien.
Jaringan Usaha Koperasi
Dasar pemikiran dan konsep kerjasama dalam koperasi adalah menggalang kekuatan dan kemampuan
bersama untuk menghadapi persaingan-persaingan yang merugikan yang timbul dari konsentrasi-konsentrasi
perusahaan kapitalis. Kerjasama antar koperasi harus berkembang secara wajar sesuai dengan kebutuhan atas
pertimbangan praktis, ekonomis, dan efisiensi. Hal ini dapat dilakukan dengan pendekatan berdasarkan
peranan koperasi secara individual dalam upaya melayani anggota dan masyarakat di sekitarnya dengan baik.
Dengan demikian, kerjasama antar koperasi harus ditafsirkan dan dijabarkan secara operasional melalui
pembangunan koperasi secara bertahap mulai dari tingkat primer melalui cara-cara yang dapat memperkuat
kedudukan dan peranannya untuk melayani anggota. Memperluas daerah kerja untuk memperbesar potensi
ekonomi guna memperbesar partisipasi aktif anggota dan memperbesar volume usaha, dimaksudkan untuk
memperkokoh kedudukan koperasi tingkat primer. Oleh sebab itu, perkembangan koperasi tidak dilihat dari
banyaknya organisasi koperasi, tetapi lebih pada besarnya jumlah anggota yang berpotensi di setiap koperasi.
Kerjasama koperasi dapat efektif apabila memenuhi dua persyaratan sebagai berikut:
- Terdapat kebutuhan yang sama dan nyata antara koperasi-koperasi yang bekerjasama,
- Koperasi-koperasi yang bekerjasama memiliki kekuatan dan kemampuan yang relatif
sama atau seimbang.
Masalah Usaha Berskala Kecil