PENDAHULUAN
Sebagai salah satu desa yang berada di Provinsi Banten, Desa Cikande
merupakan akan menjadi contoh bagi desa lain terutama dari cara mengelola
BUMDesnya. Para pengelola BUMDes Desa Cikande ini berusaha
semaksimal mungkin untuk mengelola dan memanajemen dengan baik. Maka
dari itu, karena tata kelola BUMDes dengan carayang baik inilah akan
membuat Desa Cikande maju ke kancah nasional (insyallah) sebagai salasatu
desa dari Provinsi Banten.
Tidak bisa dipungkiri, meski baru berdiri pada tahun 2018 silam, BUMDes
Desa Cikande ini akan membuat pemerintah desa dan masyarakat desanya
bangga memiliki BUMDes yang dikenal banyak orang, bukan hanya dikenal
oleh desa tetangga akan tetapi dikenal oleh seluruh indonesia yang berada
jauh di seberang pulau sana yang melakukan study banding di Desa Cikande
ini.
garam,minyak goreng, kacang kedelai, dan bahan pangan lain yang dikelola
melaluiwarung desa atau lumbung desa;
Pasal 9
Kepengurusan
Organisasi pengelola BUMDes Cikande Mandiri paling sedikit terdiri atas:
(1) Komisaris; dan
(2) Direksi
a. komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dijabatoleh Kepala Desa.
b. Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufb, terdiri atas direktur dan kepala
unit usaha
Tabel 1.1
Rencana Program Kerja Utama BUMDes di Desa Cikande 2019
No. Program Kerja Kepala Unit Tahun Berdiri
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Data Kelompok Simpan Pinjam BKM Desa Pagedangan
No. Nama KSM Angg Asal KSM No. Nama KSM Angg Asal KSM
2
4
5
6
Sumber : Desa Cikande, 2018
Tabel 1.4
1
2
3
4
5
6
7
8
dan ayat (2) menyebutkan bahwa pemerintah daerah baik itu pemerintah
Provinsi Banten maupun Pemerintah Kabupaten/Kota haruslah melakukan
sosialisasi, pembinaan, bimbingan teknis, pengembangan manajeman dan
sumber daya manusia serta memberikan fasilitas akselerasi permodalan.
Namun faktanya pemerintah daerah sendiri seperti acuh tidak memberikan
dukungan secara maksimal kepada BUMDes Desa Cikande ini, meski
terkadang mereka hanya menjadi perantara saja tatkala ada informasi dari
pemerintah terkait BUMDes Desa Cikande.
Meski ruang lingkup BUMDes ini masih minim hanya sekitaran desa
saja, namun pihak pengelola BUMDes ini menginginkan Desa Cikande ini
menjadi daerah singgahan yang disuguhi dengan berbagai macam kuliner
bagi masyarakat pendatang jauh diluar dari Desa Cikande. Namun harapan
mereka hanya sebatas wacana jika tanpa adanya promosi dan iklan karena
keterbatasan teknologi yang mereka miliki. Jika berkaca pada pengusaha
swasta disekitar mereka yang difasilitasi dengan kecanggihan teknologi
mereka jauh tertinggal beberapa tingkat jika dibandingkan. Taufik Madjid
sebagai Direktur Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Pedesaan
dalam metrotvnews.com (2015) sendiri mengungkapkan , terdapat tiga faktor
yang menjadi kendala pembentukan BUMDes. Ia menyebut, mindset, skill,
dan transfer teknologi yang kurang menjadikan alasanpembentukan desa sulit
terealisasi di pedesaan (dalam tulisan Miftahudin yang ditulis di
Metrotvnews.com yang ditulis pada tanggal 07 Oktober 2015
1.6 Manfaat
Tercapainya tujuan pembahasanyang telah disebutkan di atas, maka
hasil pembahasan diharapkan dapat menghasilkan manfaat:
Pendapatan Asli Desa ( Padesa). Jika pendapatan asli desa dapat diperoleh
dari BUMDes, maka kondisi itu akan mendorong setiap pemerintah desa
untuk mendirikan badan usaha ini. Sebagai salah satu lembaga ekonomi
yang beroprasi di pedesaan, BUMDes harus memiliki perbedaan dengan
lembaga ekonomi lainnya. Hal ini dimaksudkan agar keberadaan dan
kinerja BUMDes dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
peningkatan kesejahteraan warga desa. Disamping itu agar tidak
berkembang sistem usaha kapitalis dipedesaan yang dapat mengganggu
nilai-nilai kehidupan masyarakat.
1. Badan Usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama;
2. Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan masyarakat (49%)
melalui penyertaan modal (saham atau andil);
3.
4. Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar
dari local wisdom atau budaya lokal;
masyarakat kabupaten.