TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian BUMDes
4 Tahun 2015 Badan Usaha Milik Desa adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa, melalui penyertaan secara
sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM). Dalam
potensi yang dimiliki oleh desa, serta bersumber pada modal penyertaan dari
15
desa. Dengan adanya badan usaha ini, diharapkan dapat memberikan
desa.
fungsi utama, yaitu sebagai lembaga sosial dan lembaga komersial desa.
lokal berupa barang dan jasa ke pasar. Selain itu BUMDes juga memiliki
Dalam hal kegiatan usaha, dapat berjalan dengan baik jika BUMDes
ini memiliki perbedaan dengan lembaga usaha lainnya, seperti BUMN dan
berikut:
16
Tabel 2 Perbedaan BUMN, BUMD dan BUMDes
Sumber : http://www.berdesa.com/inilah-perbedaan-bumn-bumd-dan-bumdes/
Pengertian Badan usaha yang Badan usaha yang Badan usaha yang
desa
dipisahkan
modal pembangunan
17
Tujuan Untuk mewujudkan Untuk memajukan Untuk memperkuat
masyarakat di berbagai
sector
2005 tentang Desa, serta Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Dalam Pasal 213 ayat (1) dijelaskan bahwa Desa dapat mendirikan
Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Hal
18
tersebut di tinjaukan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pemerintah negara.
desa, Pemerintah desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai
yang dikelola oleh pemerintah Desa, memiliki modal yang berasal dari
dalam pasal 81, yaitu didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten atau
19
kepengurusan; hak dan kewajiban; permodalan; bagi hasil usaha; kerjasama
Indonesia Tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Dalam Undang-
tercantum pada bab X sebanyak empat pasal, yaitu pasal 87 sampai dengan
Negeri No. 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa. Dalam
masyarakat desa, didirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan
20
mengenai Badan Usaha Milik Desa, mulai dari ketentuan umum,
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha
Milik Desa. Dalam pasal 1 dijelaskan bahwa Badan Usaha Milik Desa yang
selanjutnya disebut sebagai BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau
langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola
Pendirian BUMDes diatur pada bab II yang terdiri dari 5 pasal, yaitu
di bidang ekonomi dan atau pelayanan umum yang dikelola oleh Desa.
1
Undang-Undang No. 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan,
dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
21
Pendirian BUMDes ini disepakati melalui musyawarah Desa, dengan tujuan
BUMDes tercantum pada bab III Undang-Undangn No. 4 Tahun 2015, yang
bahwa BUMDes dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum dan
dari penasihat, pelaksana operasional dan pengawas diatur pada pasal 10.
dengan ketentuan yang sudah ditetapkan, serta dipilih oleh masyarakat desa
Modal awal yang dimiliki BUMDes bersumber dari APB Desa dengan
22
tercantum dalam pasal 19 sampai dengan pasal 24, disebutkan mengenai
jenis usaha yang dapat dijalankan yaitu bisnis sosial sederhana, bisnis
Dasar atau Anggaran Rumah Tangga BUMDes. Hal ini menunjukkan jika
dalam pembagian hasil usaha harus sesuai dengan Anggaran Dasar yang
selanjutnya terkait kepailitan diatur dalam pasal 27 ayat (1) bahwa kerugian
yang dialami BUMDes menjadi beban BUMDes itu sendiri, jika BUMDes
tidak dapat menutup kerugian dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya,
milik BUMDes yang tidak dapat menutup kerugian dengan aset dan
23
maupun antar kecamatan dalam satu kabupaten atau kota, dengan mendapat
dalam naskah perjanjian, sesuai dengan yang dijelaskan pada pasal 29 ayat
Aturan ini tercantum pada pasal 31, dalam ayat (1) disebutkan bahwa
32, pada ayat (1) disebutkan bahwa menteri menetapkan norma, standar,
24
Walikota melakukan pembinaan, pemantauan dan evaluasi terhadap
Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa BUMDes atau sebutan yang telah
kegiatannya, hal ini sesuai dengan aturan yang tercantum pada pasal 33 ayat
dengan ketentuan peraturan ini paling lama satu tahun, sejak peraturan ini
berlaku. Pada bagian akhir disebutkan bahwa pada saat peraturan ini mulai
Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik
pada pasal 34 UU No. 4 Tahun 2015. Peraturan ini mulai berlaku pada
tanggal diundangkan.
sebagai subjek hukum yang dapat memiliki hak dan dapat melakukan
segala sesuatu yang pada dasarnya memiliki hak dan kewajiban dalam
hukum. Yang termasuk dalam pengertian subjek hukum yaitu manusia dan
badan. Badan tersebut dapat memiliki kekayaan sendiri, ikut serta dalam
25
lalu lintas hukum, dapat digugat dan menggugat di muka hakim. Badan
sebagai orang yang memiliki hak dan kewajiban atau biasa disebut sebagai
subjek hukum. Terdapat beberapa pendapat para ahli hukum terkait dengan
definisi dari badan hukum. Salah satunya yaitu pendapat Chidir Ali yang
sebagai pendukung hak dan kewajiban. Chidir Ali menyatakan bahwa untuk
1. Menurut teori hukum, “apa” badan hukum, dapat dijawab bahwa badan
tuntutan masyarakat itu oleh hukum diakui sebagai pendukung hak dan
kewajiban.
2. Menurut hukum positif, “siapa” badan hukum, yaitu siapa saja yang
2
Chidir Ali, Ibid, hlm. 18
26
mempunyai hak dan kewajiban; dapat digugat atau menggugat di
Pengadilan.3
dari para ahli hukum, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori yang
sama lain. Salah satu teori dari badan hukum adalah Teori Organ, yang
mana teori ini dikemukakan oleh sarjana Jerman yang bernama Otto Von
Gierge (1841-1921) sebagai reaksi atas teori fiksi. Dalam teori ini dijelaskan
Badan hukum adalah suatu organisasi yang riil, yang menjelma dalam
perantara alat-alat yang ada. Dengan demikian menurut teori organ, badan
hukum bukanlah suatu hal yang abstrak melainkan benar-benar ada. Badan
organisme yang riil, yang hidup dan bekerja seperti manusia. Fungsi badan
3
Chidir Ali, op.cit, hlm. 21
27
hukum dipersamakan dengan fungsi manusia, sehingga dalam teori ini dapat
Mandiri Sejahtera diatur dalam Peraturan Desa Duren Nomor 3 Tahun 2017
yang tercantum pada pasal 14 dan pasal 15, yang mengatur mengenai
pembubaran BUMDes dilakukan dalam hal terdapat kerugian, hal ini sesuai
yang tercantum dalam pasal 14 ayat (1). Sedangkan dalam ayat (2)
dalam hal BUMDes tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dari
Hasil musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi acuan
bagi Kepala Desa untuk mengajukan pailit sesuai dengan mekanisme yang
dalam Peraturan Desa Duren ayat (2) pasal 15. Sedangkan pada ayat (3)
28
B. Analisis
Tinjauan yuridis yaitu pandangan mengenai suatu hal yang dilihat dari
secara umum maupun pengaturan BUMDes itu sendiri, pada penelitian ini
pada Pasal 213 ayat (1) yang menyatakan bahwa Badan Usaha Milik
Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa, yang ditetapkan
29
Peraturan Desa Duren Nomor 03 Tahun 2017 tentang Badan Usaha
Desa Duren Nomor 03 Tahun 2017. Peraturan ini menjadi dasar utama yang
desa; pengembangan rencana kerja sama usaha desa dengan pihak ketiga;
desa.
telah sesuai dengan Peraturan Desa Duren Nomor 3 Tahun 2017 yang
30
Desember 2016. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pendirian
Membentuk Tim
Pengkajian
Kelayakan Usaha
Membentuk Struktur
BUMDes dan melakukan
pemilihan pengurus
Penetapan unit-unit BUMDes Mandiri
usaha BUMDes Sejahtera
Pengesahan
Membentuk Tim
AD/ART BUMDes
Perumus AD/ART
Mandiri Sejahtera
31
Sebagai lembaga ekonomi desa, BUMDes Mandiri Sejahtera memiliki
modal awal yang bersumber dari APB Desa. Modal BUMDes terdiri atas
penyertaan modal desa, yaitu dari APB Desa dengan menggunakan Dana
BUMDes yang berasal dari penyertaan modal masyarakat desa, yaitu dari
32
Bagan Permodalan BUMDes Mandiri Sejahtera
BUMDes
Modal
Kerjasama Bantuan
Usaha Pemerintah
33
Dalam menjalankan usaha ekonomi desa secara maksimal, BUMDes
Mandiri Sejahtera terdiri dari unit usaha yang mengelola jenis-jenis usaha
pertanian. Unit usaha yang dikelola di antaranya yaitu bisnis sosial (air
minum desa dan usaha listrik desa), usaha persewaan (alat transportasi,
perkakas pesta, gedung pertemuan, rumah toko, tanah milik BUMDes dan
barang sewa lainnya), usaha perantara (jasa pembayaran listrik, pasar desa,
pertanian dan sarana Sembilan bahan pokok), usaha simpan pinjam (UP2K,
Sistem pengelolaan untuk hasil yang diperoleh dari berbagai unit usaha
Desa Duren Nomor 3 Tahun 2017. Pembagian hasil usaha tersebut akan
34
2. Karakteristik BUMDes
salah satu yang menjadi ciri dari lembaga usaha ini yaitu dibentuk
badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola bersama; modal bersumber
dari desa, masyarakat dan pihak ketiga berupa penyertaan modal (saham);
35
kegiatannya tidak hanya berorientasi pada keuntungan keuangan, tetapi
4
Pasal 87 ayat (1) Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa.
36
Tabel 3 BUMDes Secara Umum
NO KARAKTERISTIK KETERANGAN
2. Modal Modal awal bersumber dari penyertaan modal desa yang terdiri
masyarakat.
3. Tujuan dan Fungsi - BUMDes memiliki tujuan untuk mendorong seluruh kegiatan
37
4. Pembubaran Pembubaran BUMDes diatur dalam Permendesa PDTT Nomor 4
hal ini BUMDes tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dan
Sumber : http://bumdes.id/2017/12/apa-tujuan-pendirian-bumdes
38
Tabel 4 BUMDes Mandiri Sejahtera
NO KARAKTERISTIK KETERANGAN
modal desa.
39
- Fungsi BUMDes Mandiri Sejahtera sebagai
Sumber : Peraturan Desa Duren No. 03 Tahun 2017 tentang BUMDes Mandiri
Sejahtera.
Secara umum BUMDes Mandiri Sejahtera memiliki tujuan dan fungsi yang
sama dengan badan usaha milik desa lainnya, yaitu untuk meningkatkan pendapatan
karakteristik yang menjadi pembeda dengan BUMDes lainnya yang diatur dalam
40
Peraturan Desa Duren Nomor 3 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Desa
bisnis penyewaan, kajian atau analisis kelayakan usaha BUMDes yang berorientasi
pada usaha perantara, usaha bersama, bisnis sosial, bisnis keuangan dan
manajemen dan sumber daya manusia, aspek keuangan, aspek sosial budaya,
ekonomi, politik, lingkungan usaha dan lingkungan hidup, aspek badan hukum, dan
bentuk kerjasama BUMDes antar desa atau kerjasama dengan pihak swasta,
di desa; potensi pasar sarana produksi pertanian; jasa produksi pertanian yang
pasca panen; serta pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Dari berbagai jenis
usaha yang dijalankan, nantinya hasil dari usaha tersebut akan dikelola dengan cara
menyetorkan ke desa, dan dianggarkan dalam APBDes yang akan digunakan untuk
pembangunan desa dengan sistem pembagian hasil yang telah ditetapkan dalam
41
dialokasikan ke beberapa sektor dengan presentase yang berbeda untuk masing-
masing sektor, yaitu Pemupukan modal: 20%, Pendapatan Asli Desa: 50%,
lainnya atau dengan pihak lain yang kerjasamanya ditetapkan dalam naskah
42