Anda di halaman 1dari 36

Wilujeung Sumping

di DESA SAYATI…

PT. Kataji Nukami Indonesia


(BUMDES SAYATI MOTEKAR)

1
BADAN USAHA MILIK DESA
(BUMDES) : SEBAGAI
INSTITUSI YANG
MENGORGANISASIKAN
BADAN USAHA-BADAN
USAHA YANG DIMILIKI OLEH
PEMERINTAH DESA
2
FOKUS PEMBAHASAN
• PENGERTIAN DAN TATA CARA
PENDIRIAN BUMDES.
• BADAN USAHA-BADAN USAHA
YANG DAPAT DIDIRIKAN
PEMERINTAH DESA.

3
TENTANG BUMDES
UU No. 23 Tahun 2004  UU No. 6 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Tentang Desa
 PP No. 43 Tahun 2014
Daerah
Tentang Peraturan
PP No. 72 Tahun 2005 Pelaksanaan UU No. 6
Tentang Desa Tahun 2014 dan
Permendagri No. 39 Perubahannya No. PP 47
Tahun 2010 Tentang Tahun 2015
BUM Desa  Permendesa No. 4 Tahun
2015 Tentang BUM Desa

4
DASAR HUKUM
Undang-undang
DAN PEGERTIAN BUMDES
No. 32 tahun 2004 tentang PEMERINTAHAN
DAERAH; Pasal 213 :
(1) Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai
dengan kebutuhan dan potensi desa.
(2) Badan usaha milik desa sebagaimana dimaksud ayat (1)
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
(3) Badan usaha milik desa sebagaimana dimaksud ayat (1)
dapat melakukan pinjaman sesuai peraturan
perundang-undangan.

5
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6
TAHUN 2014 TENTANG DESA.
Pasal 87 :
(1) Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa
yang disebut BUM Desa.
(2) BUM Desa dikelola dengan semangat
kekeluargaan dan kegotong-royongan.
(3) BUM Desa dapat menjalankan usaha di bidang
ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

6
PENJELASAN : Pasal 87 - Ayat (1) :
BUM Desa dibentuk oleh Pemerintah Desa untuk
mendayagunakan segala potensi ekonomi, kelembagaan
perekonomian, serta potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa. BUM DESA SECARA SPESIFIK TIDAK DAPAT
DISAMAKAN DENGAN BADAN HUKUM SEPERTI PERSEROAN
TERBATAS, CV, ATAU KOPERASI. Oleh karena itu, BUM Desa
merupakan suatu badan usaha bercirikan Desa yang dalam
pelaksanaan kegiatannya di samping untuk membantu
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, juga untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Desa. BUM Desa juga dapat
melaksanakan fungsi pelayanan jasa, perdagangan, dan
pengembangan ekonomi lainnya.

7
• Dalam meningkatkan sumber pendapatan Desa,
BUM Desa dapat menghimpun tabungan dalam
skala lokal masyarakat Desa, antara lain melalui
pengelolaan dana bergulir dan simpan pinjam.
 
• BUM Desa dalam kegiatannya tidak hanya berorientasi pada
keuntungan keuangan, tetapi juga berorientasi untuk mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa. BUM Desa diharapkan
dapat mengembangkan unit usaha dalam mendayagunakan potensi
ekonomi. Dalam hal kegiatan usaha dapat berjalan dan berkembang
dengan baik, SANGAT DIMUNGKINKAN PADA SAATNYA BUM DESA
MENGIKUTI BADAN HUKUM YANG TELAH DITETAPKAN DALAM
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.

8
CATATAN :
Ketentuan Pasal 87 dan Penjelasannya dapat ditafsirkan sebagai berikut :
•TAFSIR KESATU : BUMDes adalah Badan Usaha yang dilegalformalkan melalui/berdasarkan
PERDES (Peraturan Desa) dengan unit/unit-unit usaha berskala desa sesuai Undang-undang
Desa, yaitu melakukan 5 (lima) sektor Prioritas:
• Pengelolaan Sumber Daya Alam.
• Industri Pengolahan.
• Jaringan Distribusi.
• Sektor Keuangan.
• Pelayanan Publik (listrik, air bersih) kewajiban sosial oleh desa.
•TAFSIR KEDUA : BUMDes adalah Badan Usaha juga dilegalformalkan melalui/berdasarkan
PERDES (Peraturan Desa) namun unit/unit-unit usahanya BERBADAN HUKUM berupa
lembaga/institusi bisnis yang kepemilikan sahamnya oleh Pemerintah Desa dan masyarakat
desa.
•TAFSIR KETIGA : BUMDes langsung berkedudukan sebagai Badan Hukum berbentuk
Perseroan Terbatas dengan membentuk unit/unit-unit usaha berbadan hukum dan/atau
Koperasi.

9
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43
TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 1 angka 7 :
Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa,
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan
guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

10
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN, DAN PEMBUBARAN BADAN
USAHA MILIK DESA :
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola
aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa.
3.Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

11
12
BAB II PENDIRIAN BUM DESA
Pasal 2
PENDIRIAN BUM DESA DIMAKSUDKAN
SEBAGAI UPAYA MENAMPUNG SELURUH
KEGIATAN DI BIDANG EKONOMI
DAN/ATAU PELAYANAN UMUM YANG
DIKELOLA OLEH DESA DAN/ATAU KERJA
SAMA ANTAR-DESA.

13
Pasal 3 - Pendirian BUM Desa bertujuan:
•meningkatkan perekonomian Desa;
•mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa;
•meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi Desa;
•mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan
pihak ketiga;
•menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan
layanan umum warga;
•membuka lapangan kerja;
•meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan
umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa; dan
•meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa.

14
Pasal 4
(1) Desa dapat mendirikan BUM Desa berdasarkan Peraturan
Desa tentang Pendirian BUM Desa
(2) Desa dapat mendirikan BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan mempertimbangkan:
a.inisiatif Pemerintah Desa dan/atau masyarakat Desa;
b.potensi usaha ekonomi Desa;
c.sumberdaya alam di Desa;
d.sumberdaya manusia yang mampu mengelola BUM Desa; dan
e.penyertaan modal dari Pemerintah Desa dalam bentuk
pembiayaan dan kekayaan Desa yang diserahkan untuk
dikelola sebagai bagian dari usaha BUM Desa.

15
BAB III PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN BUM DESA
Bagian Kesatu
Bentuk Organisasi BUM Desa
Pasal 7
BUM DESA DAPAT TERDIRI DARI UNIT-UNIT USAHA
(1)
YANG BERBADAN HUKUM.
(2) Unit usaha yang berbadan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan sahamnya berasal dari BUM
Desa dan masyarakat.
(3) Dalam hal BUM Desa tidak mempunyai unit-unit usaha yang
berbadan hukum, bentuk organisasi BUM Desa didasarkan
pada Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3).

HBA - INC - PSI 16


Pasal 8
BUM DESA DAPAT MEMBENTUK UNIT USAHA
MELIPUTI:
a.PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI PERSEKUTUAN
MODAL, DIBENTUK BERDASARKAN PERJANJIAN,
DAN MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DENGAN
MODAL YANG SEBAGIAN BESAR DIMILIKI OLEH BUM
DESA, SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TENTANG PERSEROAN TERBATAS; DAN
b.Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM Desa
sebesar 60 (enam puluh) persen, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan tentang lembaga
keuangan mikro.

HBA - INC - PSI 17


POSISI HUKUM BUMDES
JENIS BUMN BUMD BUMDES
DEFINISI Badan usaha yang Badan usaha yang seluruh atau sebagian Badan usaha yang seluruh
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah atau sebagian besar
besar modalnya dimiliki (Pasal 1 angka 40 UU 23/2014 ttg modalnya dimiliki oleh
oleh negara melalui Pemda) Desa melalui penyertaan
penyertaan secara secara langsung yang
langsung yang berasal berasal dari kekayaan
dari kekayaan negara Desa yang dipisahkan guna
yang dipisahkan. (Pasal 1 mengelola aset, jasa
angka 1, UU 19/2003 ttg pelayanan, dan usaha
BUMN) lainnya untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa (Psl 1
angka 6 UU 6/2014 ttg
Desa)

BENTUK Perseroan dan Perum (Psl Perusahaan Perseroan Daerah dan Tidak dijelaskan. Yang ada
9 UU 19/2003) Perusahaan Umum Daerah (Psl 331 (3)) hanya bentuk Unit Usaha
Berbadan Hukum. (Psl 7
Permendes 4/2015)

PENETAPAN SK Kemenkumham utk PT PERDA (Psl 331 (2)) PERDES (Psl 88 (2))
(Psl 10(2)) & PP utk
Persero (Psl 35(2))
18
CATATAN 1
• Model BUMDes mirip dengan BUMN dengan bentuk Perum atau BUMD dengan bentuk Perumda (atau
Perusda/PD, istilah Permendagri 3/1998 ttg Bentuk Hkm BUMD), di mana dasar hukum pembentukannya
adalah peraturan, bukan Akta seperti PT. Dlm Perum atau BUMDes karenanya ada sebuah tujuan khusus,
yakni kepemilikan utuh dan total atas bisnis oleh pemerintah, untuk kepentingan rakyat, tidak semata
untuk keuntungan.
• Bedanya adalah Perum BUMN dan BUMD secara tegas hanya dimiliki Pemerintah, karena tidak ada
pembagian saham kepemilikan, sedangkan BUMDes masih dapat dimiliki sebagian oleh selain Pemdes.
Tidak klasifikasi khusus untuk BUMDes yang seluruhnya dimiliki oleh Desa atau sebagian saja dimiliki,
sebagaimana untuk BUMN dan BUMD, meski berdasarkan definisi ketiganya sama.
• Meski perundang-undangan telah menegaskan posisinya sebagai subjek hukum tersendiri, yakni subjek
hukum yang lahir karena peraturan, tapi dalam perbuatan hukum bisnis menempatkan BUMDes pada
posisi yang sulit. BUMN Perum memiliki sifat khusus dalam bisnis yakni “hanya menyediakan barang/jasa
yang bermutu tinggi” (Vide Psl 1 angka 4 UU BUMN) atau usaha yang spesifik, dan kadang monopolistik.
Sedangkan bentuk usaha BUMDes dapat dikategorikan bersifat umum dan terbatas. Selain itu, peraturan
teknis dlm usaha tertentu kadang menyaratkan bentuk badan hukum dan jenis izin tertentu pula. Dengan
demikian, apakah BUMDes harus selalu membentuk unit usaha berbadan hukum PT, misalnya, agar bisa
melaksanakan fungsinya? Padahal harusnya dengan langsung berbadan hukum BUMDes, lembaga ini
sudah harus dapat melaksanakan fungsinya.

19
CATATAN 2
• Persoalan lain yang mungkin muncul ke depan adalah, seperti yang
dialami oleh BUMN, apakah kekayaan Desa yang menjadi modal
BUMDes dapat juga diklasifikasikan sebagai keuangan negara
sebagaimana dimaksud dalam Psl 2 huruf g UU 17/2003 ttg
Keuangan Negara yang mencakup kekayaan negara/daerah?
Mengingat secara hukum di atas, posisi Desa juga disebut sebagai
ekspansi atau perluasan dari Pemda? Masalah ini terkait dengan
persoalan, apakah kerugian yang dialami oleh BUMDes dapat
dikategorikan sebagai perbuatan pidana korupsi? Apakah BPK
berwenang mengaudit BUMDes?
• Definisi BUMDes yang menyebutkan adanya ruang kepemilikan
sebagian bagi bukan Desa, namun di pihak lain tidak membuka
ruang adanya pembagian saham, mengandung persoalan hukum
tersendiri. Bagaimana cara dan apa dasar kepemilikan pihak selain
Desa dalam BUMDes, jika tidak ada pembagian saham?

20
KESIMPULAN :
• BUMDES BUKAN BADAN USAHA, TAPI SAMA FUNGSINYA SAMA
DENGAN BUMN, BUMD, YAITU MENGELOLA BADAN USAHA-
BADAN USAHA YANG DIDIRIKANNYA.
 BUMN UNTUK MENGELOLA BADAN USAHA-BADAN USAHA
(P.T./P.T. (Persero), PERUM YANG DIDIRIKAN PEMERINTAH PUSAT.
 BUMD : UNTUK MENGELOLA BADAN USAHA-BADAN USAHA
(P.T./PERUSDA) YANG DIDIRIKAN OLEH PEMERINTAH
PROPINSI/KOTA/KABUPATEN.
 BUMDES : UNTUK MENGELOLA BADAN USAHA-BADAN USAHA
(P.T) YANG DIDIRIKAN OLEH PEMERINTAH DESA.

21
• BADAN USAHA MILIK DESA DAPAT MEMBENTUK UNIT-UNIT USAHA HARUS
BERBADAN HUKUM.
• Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah usaha desa yang
dibentuk/didirikan oleh pemdes (pemerintah Desa) yang
kepemilikan modal & pengelolaannya dilakukan oleh pemdes
dan masyarakat – dalam hal ini BUMDES SEBAGAI INSTITUSI
YANG DIBUAT OLEH PEMERINTAH DESA UNTUK MENGELOLA/
MENAMPUNG (SEMUA) UNIT-UNIT USAHA MILIK DESA YANG
BERBADAN HUKUM MAUPUN YANG TIDAK BERBADAN
HUKUM).
• Usaha Desa adalah jenis usaha yang berupa pelayanan ekonomi desa
seperti, usaha jasa, penyaluran sembilan bahan pokok, perdagangan hasil
pertanian, serta industri dan kerajinan rakyat.
• BUMDES bukan Badan Hukum (Penjelasan Pasal 87 ayat (1) UNDANG-
UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

22
PENDIRIAN BUMDES
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA.
Pasal 88 :
(1) Pendirian BUM Desa disepakati melalui
Musyawarah Desa.
(2) Pendirian BUM Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Desa.
23
Pasal 132
(1) Desa dapat mendirikan BUM Desa.
(2) PENDIRIAN BUM DESA SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1)
DILAKUKAN MELALUI MUSYAWARAH DESA DAN DITETAPKAN DENGAN PERATURAN
DESA.
(3) Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari organisasi Pemerintahan Desa.
(4) Organisasi pengelola BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
terdiri atas:
a. penasihat; dan
b. pelaksana operasional.
(5) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dijabat secara ex-officio
oleh kepala Desa.
(6) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b
merupakan perseorangan yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala Desa.
(7) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilarang
merangkap jabatan yang melaksanakan fungsi pelaksana lembaga Pemerintahan Desa
dan lembaga kemasyarakatan Desa.

24
STATUS HUKUM BUMDES MELALUI PERDES
• BUMDes didirikan berdasarkan Musyawarah Desa dan
ditetapkan dalam Peraturan Desa (Psl 54 ayat (2) juncto Psl 88
ayat (1) & (2)) UU Desa).
• Peraturan Desa adalah salah satu produk perundang-
undangan yang secara jelas diakui sebagaimana dimaksud
dalam Psl 8 UU No. 12/2011.
• Meski tidak disebut dalam UU 12/2011, Peraturan Desa
diundangkan dalam Lembaran dan Berita Desa (Psl 69 ayat
(11)) UU Desa). Ini semakin menegaskan betapa spesialisnya
UU Desa yang juga mengatur tentang Lembaran dan Berita
Desa sebagai tempat pengundangan Perdes dan Perkades.

25
KESIMPULAN
• BUMDES  DIDIRIKAN BERDASARKAN
PERDES (PERATURAN DESA).
• BUMD  DIDIRIKAN BERDASARKAN
PERDA (PERATURAN DAERAH).
• BUMN  DIDIRIKAN BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG.

26
JADI BUMDES
DIDIRIKAN DENGAN
PERDES (PERATURAN
DESA).

HBA - INC - PSI 27


CATATAN :
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG
PENDIRIAN, PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN, DAN PEMBUBARAN
BADAN USAHA MILIK DESA
Kepailitan BUM Desa
Pasal 27
(1) Kerugian yang dialami BUM Desa menjadi beban BUM Desa.
(2) Dalam hal BUM Desa tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dan
kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui Musyawarah Desa.
(3) Unit usaha milik BUM Desa yang tidak dapat menutupi kerugian dengan
aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan pailit sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan mengenai kepailitan.

28
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN
KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG :
Pasal 1 :
3. Debitor adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau undang-undang yang pelunasannya
dapat ditagih di muka pengadilan.
4. Debitor pailit adalah debitor yang sudah dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan.
Pasal 2 :
(1)Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang
telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan, baik atas
permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya.
(2)(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga diajukan oleh kejaksaan untuk
kepentingan umum.
(3)Dalam hal Debitor adalah bank, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Bank
Indonesia.
(4)Dalam hal Debitor adalah Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Badan Pengawas
Pasar Modal.
(5)Dalam hal Debitor adalah Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Dana Pensiun, atau Badan
Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik, permohonan pernyataan pailit hanya
dapat diajukan oleh Menteri Keuangan.

Bahwa Debitor harus Subjek Hukum : (1) Orang, (2) Badan Hukum.

29
SUBJEK HUKUM YANG MENDIRIKAN BADAN USAHA YANG
DIORGANISASIKAN/DIKELOLA BUMDES

• PENDIRIAN UNIT-UNIT USAHA YANG


BERBADAN HUKUM  PERSEROAN
TERBATAS (PT) YANG DIDIRIKAN OLEH
PEMERINTAH DESA (PEMDES) 
TUNDUK PADA KETENTUAN UU PT 
HARUS 2 (DUA) SUBJEK HUKUM.

30
BUM Desa dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan
hukum.
BUM Desa dapat membentuk unit usaha meliputi:
a. Perseroan Terbatassebagai persekutuan modal,
dibentuk berdasarkan perjanjian, dan melakukan
kegiatan usaha dengan modal yang sebagian besar
dimiliki oleh BUM Desa, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas;
dan
b. Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM
Desa sebesar 60 (enam puluh) persen, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan tentang
lembaga keuangan mikro.

31
PEMDES  SEBAGAI SUBJEK HUKUM PUBLIK
• POSISI KEDUDUKAN HUKUM DESA DALAM KONSTITUSI TIDAK DITEGASKAN SECARA
EKSPLISIT, TAPI DISEBUTKAN SEBAGAI “MASYARAKAT HUKUM ADAT” SEBAGAIMANA
DIMAKSUD PASAL 18B AYAT (2) UUD 1945.
• NAMUN MENURUT MK, BERDASARKAN PUTUSAN NOMOR 128/PUU-XIII/2015, PARAGRAF
[3.10.3] H. 22-23, “SATUAN PEMERINTAHAN DESA DAN KESATUAN MASYARAKAT HUKUM
ADAT SAMA-SAMA SEBAGAI BERSTATUS SEBAGAI SUBYEK HUKUM DALAM LALU LINTAS
HUKUM NASIONAL.” … “MENURUT MAHKAMAH, MAKNA DESA SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM UU 6/2014 ADALAH MASYARAKAT DESA YANG TERSTRUKTUR DALAM KONTEKS
REZIM PEMERINTAHAN DAERAH,” SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 18 AYAT (7)
UUD 1945.
• BERDASARKAN HAL TERSEBUT, DESA SECARA TEGAS SUDAH DIAKUI
SEBAGAI SEBUAH BADAN/SUBJEK HUKUM TERSENDIRI, YANG
KEDUDUKANNYA DISAMAKAN DENGAN PEMDA. HAL INILAH YANG
DIMAKSUD DALAM KETENTUAN PASAL 4 HURUF B. UU NO. 6/2014
TENTANG DESA.

32
• DENGAN DEMIKIAN PEMEGANG SAHAM/PENDIRI
P.T. SEBAGAI UNIT-UNIT USAHA YANG DIKELOLA
BUMDES YAITU :
1. PEMERINTAH DESA (PEMDES)
2. PIHAK LAIN (BISA KOPERASI DESA)
 CATATAN :
DIUSAHAKAN JANGAN PERORANGAN, KARENA P.T.
TERSEBUT AKAN MENGELOLA ASET DESA.

33
KONDISI SEKARANG
• BUMDES  DIANGGAP SEBAGAI BADAH USAHA
YANG TIDAK BERBADAN HUKUM
• BUMDES  BUKAN SUBJEK HUKUM (PENYANDANG
HAK DAN KEWAJIBAN) YANG BISA DISETARAKAN
DENGAN SUBJEK BADAN HUKUM LAINNYA
(PERSEROAN TERBATAS, KOPERASI)
• BUMDES  HANYA INSTITUSI YANG
MENGORGANISASIKAN BADAN USAHA-BADAN
USAHA (BERBADAN HUKUM) YANG DIMILIKI OLEH
PEMERINTAH DESA (TAFSIR PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN TERSEBUT DI ATAS).

34
TAWARAN USULAN
• JIKA BUMDES INGIN DISEBUTKAN SEBAGAI BADAN
USAHA YANG BERBADAN HUKUM  HARUS ADA
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
MENEGASKANNYA (DENGAN PENGESAHAN ATAU
TANPA PENGESAHAN).
• KEMENDESA, PDT DAN TRANSMIGRASI  HARUS
MENEGASKAN BAHWA BUMDES SEBAGAI BADAN
USAHA YANG BERBADAN HUKUM  TANPA
PENGESAHAN DARI KEMENKUMHAM.
• TEGASKAN DAN TENTUKAN (DALAM PERMENDESA, PDT DAN
TRANSMIGRASI TERSEBUT)  BAHWA PENDIRIAN BUMDES
HARUS (IMPERATIF) DENGAN AKTA NOTARIS.
35
TERIMAKASIH
SUKSES DAN
BAHAGIA
UNTUK KITA
SEMUA...!!
36

Anda mungkin juga menyukai