Anda di halaman 1dari 11

KEPALA DESA CIKANDE

KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN DESA CIKANDE


NOMOR ………….. TAHUN 2020

TENTANG
PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA CIKANDE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA CIKANDE,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4)


Peraturan Bupati Tangerang Nomor 85 Tahun 2014 tentang
Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha
Milik Desa, perlu menetapkan Peraturan Desa tentang
Pembentukan Badan Usaha Milik Desa;

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang


Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
4. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 01
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten
Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang
Tahun 2008 Nomor 01, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Tangerang Nomor 0108);

7.PPeraturan …
-2-

7. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 9


Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Tangerang Tahun 2014 Nomor 09,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang
Nomor 0914);
8. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 85 Tahun 2014
tentang Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa (Berita Daerah Kabupaten
Tangerang Tahun 2014 Nomor 85);
9. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 86 Tahun 2014
tentang Tata Cara Kerjasama Desa (Berita Daerah
Kabupaten Tangerang Tahun 2014 Nomor 86);

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA CIKANDE
dan
KEPALA DESA CIKANDE

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN BADAN
USAHA MILIK DESA CIKANDE

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :


1. Desa adalah Desa Cikande Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat desa sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Kepala Desa adalah Kepala pemerintahan Desa yang memimpin
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
5. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disingkat BPD, adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah
dan ditetapkan secara demokratis.
6. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.
7. Peraturan Kepala Desa adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat mengatur dalam rangka
melaksanakan Peraturan Desa dan Peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi.

8.KKeputusan …
-3-

8. Keputusan Kepala Desa adalah keputusan yang ditetapkan oleh Kepala


Desa yang bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan Peraturan
Desa maupun Peraturan Kepala Desa.
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disingkat APBDesa
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, ditetapkan dengan
Peraturan Desa.
10. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDesa, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha
lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
11. Usaha Desa adalah jenis usaha yang berupa pelayanan ekonomi desa
seperti, usaha jasa, penyaluran sembilan bahan pokok, perdagangan
hasil pertanian, serta industri dan kerajinan rakyat.

BAB II
PEMBENTUKAN, NAMA, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
BADAN USAHA MILIK DESA

Bagian Kesatu
Pembentukan BUMDesa

Pasal 2

(1) Dengan Peraturan Desa ini dibentuk BUMDesa sesuai dengan


kebutuhan masyarakat dan potensi desa dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa.
(2) BUMDesa dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau
pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Bagian Kedua
Nama BUMDesa

Pasal 3

Nama BUMDesa adalah BUMDesa ”Cikande Mandiri”

Bagian Ketiga
Kedudukan BUMDesa

Pasal 4

(1) BUMDesa “Cikande Mandiri” berkedudukan di Desa Cikande Kecamatan


Jayanti Kabupaten Tangerang.
(2) BUMDesa dalam menjalankan usaha dapat membentuk unit usaha
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III
ASAS DAN TUJUAN PEMBENTUKAN

Pasal …
-4-

Pasal 5

(1) BUMDesa dibentuk berasaskan demokrasi ekonomi, semangat


kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Tujuan pembentukan BUMDesa adalah:
a. meningkatkan pendapatan asli desa dalam rangka memperkuat
kemampuan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat;
b. mengembangkan potensi perekonomian serta berupaya meningkatkan
produktivitas usaha ekonomi masyarakat desa;
c. mewujudkan kelembagaan perekonomian masyarakat desa yang
mandiri untuk memberikan pelayanan terhadap kebutuhan
masyarakat; dan
d. menciptakan kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan kerja.

BAB IV
WILAYAH USAHA

Pasal 6

(1) BUMDesa mempunyai wilayah usaha di wilayah Desa Cikande


Kecamatan Jayanti
(2) BUMDesa dapat melakukan usahanya diluar wilayah usaha desa dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 7

Dalam hal pengembangan usaha, tempat kedudukan dan wilayah usaha


BUMDesa dapat membuka perwakilan di luar wilayah desa yang
bersangkutan.

BAB V
JENIS USAHA

Pasal 8

(1) Jenis Usaha yang dikelola oleh BUMDesa antara lain :


a. pelayanan jasa yang meliputi simpan pinjam berbentuk koperasi,
perkreditan, angkutan darat dan air, pembayaran listrik desa, telepon,
alat pesta, dan jasa lain yang sejenis;
b. penyaluran 9 (sembilan) bahan pokok masyarakat desa, gas LPG, dan
bahan bakar atau sumber energi lainnya;
c. perdagangan sarana dan hasil pertanian yang meliputi hasil bumi,
pertanian, tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan
agrobisnis;
d. industri kecil dan kerajinan rakyat;
e. pasar Desa; dan/atau
f. kegiatan perekonomian lainnya yang dibutuhkan oleh warga
masyarakat.
(2) Usaha yang dikelola BUMDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak boleh merugikan masyarakat.
-5-

BAB …

BAB VI
KEPEMILIKAN MODAL

Pasal 9

(1) Modal awal BUMDesa bersumber dari APBDesa.


(2) Modal BUMDesa terdiri atas:
a. penyertaan modal Desa; dan
b. penyertaan modal masyarakat Desa.
(3) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
berasal dari APBDesa dan sumber lainnya.
(4) Penyertaan modal desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dianggarkan dalam APBDesa dan ditetapkan dalam Peraturan Desa
tersendiri.
(5) Penyertaan modal Desa yang berasal dari APBDesa sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dapat bersumber dari :
a. bantuan Pemerintah;
b. bantuan Pemerintah Daerah Provinsi/ Kabupaten;
c. hibah; dan
d. aset Desa yang diserahkan kepada APBDesa.
(6) Bantuan Pemerintah dan Pemerintah Daerah kepada BUMDesa
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b dan huruf c disalurkan
melalui mekanisme APBDesa.
(7) Modal usaha BUMDesa yang bersumber dari masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat berupa swadaya dan partisipasi,
dan gotong royong dan/atau hasil pengelolaan dana bergulir dan simpan
pinjam dari tabungan dalam skala lokal masyarakat Desa.

Pasal 10

Kekayaan BUMDesa merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan dan tidak


terbagi atas saham.

BAB VII
KEPENGURUSAN

Pasal 11

(1) Organisasi pengelola BUMDesa terpisah dari organisasi Pemerintahan


Desa.
(2) Susunan kepengurusan organisasi pengelola BUMDesa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas:
a. Penasihat;
b. pelaksana operasional; dan
c. Pengawas
(3) Kepengurusan pengelola BUMDesa ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa.
(4) Masa bakti kepengurusan pengelola BUMDesa adalah 4 (empat) tahun
dan dapat dipilih kembali untuk masa bakti berikutnya.

Pasal 12
-6-

(1) Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a dijabat
secara ex officio oleh Kepala Desa.
(2)PPenasihat …
(2) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban :
a. memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional dalam
menjalankan pengelolaan BUMDesa;
b. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap
penting bagi pengelolaan BUMDesa;
c. melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus atas berjalan
pengurusan dan pelaksanaan kegiatan usaha BUMDesa; dan
d. mencari alternatif jalan keluar apabila terjadi gejala/indikasi
menurunnya kinerja Pelaksana Operasional BUMDesa.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Penasihat mempunyai wewenang :
a. mengesahkan Program kerja dan Anggaran belanja;
b. mengevaluasi kinerja BUMDesa;
c. meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai pengurusan
dan pengelolaan usaha Desa; dan
b. melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan
kinerja dan merusak citra BUMDesa.

Pasal 13

(1) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)


huruf b merupakan perseorangan yang diangkat dan diberhentikan oleh
kepala Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(2) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang
merangkap jabatan yang melaksanakan fungsi pelaksana lembaga
Pemerintahan Desa dan Lembaga kemasyarakatan Desa.
(3) Pelaksana operasional bertanggungjawab penuh atas pengurusan
BUMDesa untuk kepentingan dan tujuan BUMDesa serta mewakili
BUMDesa baik di dalam maupun di luar pengadilan.
(4) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 2
(dua) orang anggota Pelaksana operasional atau lebih.
(5) Persyaratan menjadi anggota Pelaksana operasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) adalah :
a. memiliki jiwa wirausaha;
b. memiliki kecakapan interpersonal maupun intrapersonal (mampu dan
cakap berhubungan vertikal/horizontal);
c. mempunyai wawasan dan komitmen dalam mengembangkan usaha
BUMDesa;
d. berkepribadian baik, jujur, teliti, tekun serta penuh pengabdian
kepada kemajuan perekonomian desa;
e. berpendidikan paling rendah SLTA dan/atau sederajat;
f. berusia paling rendah 21 (dua puluh satu) tahun dan paling tinggi 45
(empat puluh lima) tahun.
g. diutamakan memiliki pengalaman kerja dalam mengelola usaha; dan
h. berdomisili dan menetap didesa setempat sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun.
(6) Pelaksana operasional mempunyai tugas :
a. melaksanakan pengelolaan BUMDesa;
b. menggali dan memanfaatkan potensi agar BUMDesa dapat tumbuh
dan berkembang;
c. memupuk kerjasama dengan lembaga-lembaga lainnya;
-7-

d. membuat rencana kerja dan rencana anggaran BUMDesa yang


disetujui Penasihat;

e.mmemberikan …

e. memberikan laporan keuangan BUMDesa kepada Penasihat;


f. menyampaikan laporan seluruh kegiatan usaha BUMDesa kepada
Penasihat;
g. menyampaikan laporan pertanggungjawaban setiap akhir tahun
termasuk rincian neraca laba rugi dan penjelasan-penjelasan lain atas
dokumen tersebut; dan
h. menyampaikan informasi perkembangan usaha kepada masyarakat
desa melalui forum musyawarah desa paling sedikit 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun.
(7) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
Pelaksana operasional mempunyai wewenang :
a. mengangkat dan memberhentikan pegawai BUMDesa;
b. meningkatkan usaha sesuai dengan bidang yang telah ditetapkan;
c. melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga lainnya; dan
d. menggali dan memanfaatkan potensi BUMDesa untuk meningkatkan
pendapatan BUMDesa.
(8) Anggota Pelaksana operasional mempunyai kewajiban :
a. mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUMDesa;
b. membuat laporan keuangan bulanan seluruh unit usaha;
c. membuat progres kegiatan dalam bulan berjalan; dan
d. menyampaikan laporan seluruh kegiatan usaha kepada Penasihat
setiap 3 (tiga) bulan.
(9) Dalam melaksanakan tugas, wewenang dan kewajibannya, Pelaksana
operasional dapat dibantu karyawan sesuai kebutuhan.

Pasal 14

(1) Penasihat dan Pelaksana operasional dalam melaksanakan tugas-


tugasnya berhak atas penghasilan yang sah dari biaya operasional
keuangan BUMDesa sesuai kemampuan.
(2) Selain penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pelaksana
operasional dapat diberikan biaya operasional lain sesuai dengan
kemampuan keuangan BUMDesa.
(3) Besaran penghasilan Penasihat dan Pelaksana operasional serta biaya
operasional bagi Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan kepala Desa.

Pasal 15

(1) Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf c


mewakili kepentingan masyarakat.
(2) Susunan kepengurusan Pengawas terdiri dari :
a. Ketua;
b. Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Sekretaris merangkap anggota;
d. Anggota.
(3) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewajiban
menyelenggarakan Rapat Umum untuk membahas kinerja BUMDesa
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
-8-

(4) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang


menyelenggarakan Rapat Umum Pengawas untuk :
a. pemilihan dan pengangkatan pengurus sebagaimana dimaksud pada
ayat (2);

b.ppenetapan …
b. penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUMDesa;
dan
c. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana
Operasional.
(5) Masa bakti Pengawas adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali
untuk masa bakti berikutnya.

Pasal 16

Pengurus BUMDesa dilarang menyalahgunakan wewenang dan mengambil


keuntungan pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung dari
kegiatan BUMDesa selain penghasilan yang sah.

BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK

Pasal 17

(1) Kewajiban Pengelola BUMDesa:


a. menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
b. menjalankan kegiatan usaha secara profesional;
c. mengkoordinasikan dan mendorong peningkatan unit-unit usaha
masyarakat yang merupakan kegiatan ekonomi masyarakat;
d. memberikan kontribusi kepada pemerintahan desa;
e. melaporkan kondisi keuangan BUMDesa kepada Pemerintah Desa
melalui musyawarah desa setiap 3 (tiga) bulan sekali;
f. membuat laporan pertanggungjawaban setiap akhir tahun kepada
Pemerintah Desa;
g. menyampaikan laporan rincian neraca laba rugi dan penjelasan atas
dokumentasi.
(2) Hak Pengelola BUMDesa:
a. mendapatkan perlindungan secara hukum dari Pemerintah Desa;
b. mengembangkan potensi desa yang berasal dari kekayaan milik desa;
c. melakukan pinjaman dalam rangka peningkatan permodalan;
d. melaksanakan kerja sama dengan desa lain dan/atau pihak ketiga;
e. memberikan masukan kepada Pemerintah Desa dalam rangka
pengembangan BUMDesa;
f. mendapatkan bimbingan dalam bidang manajemen perusahaan dan
bidang teknis pengelolaan usaha;
g. setiap pengurus berhak mendapatkan penghasilan dan tunjangan
yang besarannya disesuaikan dengan kemampuan usaha;
h. Standar besaran penghasilan dan tunjangan sebagaimana dimaksud
pada huruf g, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

Pasal 18

(1) Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a
memuat paling sedikit :
-9-

a. Nama dan tempat kedudukan;


b. maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha;
c. jangka waktu berdirinya BUMDesa;
d. permodalan;
e. organisasi pengelola;

f.ttata…
f. tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota
Pelaksana Operasional dan Penasihat;
g. tata cara penggunaan dan pembagian keuntungan; dan/atau
h. ketentuan-ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
(2) Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1)
huruf a memuat paling sedikit :
a. hak dan kewajiban;
b. masa bakti, tata cara pengangkatan dan pemberhentian personel
organisasi pengelola;
c. penetapan jenis usaha; dan
d. sumber modal.
(3) Kesepakatan penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan melalui
musyawarah Desa.
(4) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) ditetapkan oleh kepala Desa.

BAB IX
PENETAPAN DAN PENGELOLAAN KEUNTUNGAN/LABA

Pasal 19

(1) Laba dari hasil usaha BUMDesa antara lain digunakan untuk:
a. biaya operasional BUMDesa = 35 % (tiga puluh lima prosen)
b. pendapatan Desa = 20 % (dua puluh prosen)
c. lain-lain Anggaran :
1. Cadangan umum = 20 % (dua puluh prosen)
2. Bantuan sosial = 5 % (lima prosen)
3. Pengembangan usaha = 10 % (sepuluh prosen)
4. Pembinaan dan kesejahteraan
Pengurus dan karyawan = 10 % (sepuluh prosen)
(2) Besaran pembagian laba hasil usaha sebagaimana dimaksud pada ayat
diatur dalam keputusan Pelaksana operasional atas dasar persetujuan
Penasihat.

BAB X
PERTANGGUNGJAWABAN DAN AUDIT

Bagian Kesatu
Petanggungjawaban

Pasal 20

(1) Dalam melaksanakan pengelolaan BUMDesa, Pelaksana Operasional


bertanggung jawab kepada Penasihat.
-10-

(2) Bentuk pertanggungjawaban Pelaksana Operasional kepada Penasihat


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. menyampaikan laporan keuangan BUMDesa setiap bulan;
b. menyampaikan laporan seluruh kegiatan usaha BUMDesa setiap 3
(tiga) bulan; dan

c.mmenyampaikan …
c. menyampaikan laporan pertanggungjawaban setiap akhir tahun
termasuk rincian neraca laba rugi dan penjelasan-penjelasan lain atas
dokumen laporan pertanggungjawaban.

Bagian Kedua
Audit BUMDesa

Pasal 21

(1) Audit keuangan BUMDesa dilakukan minimal 1 (satu) tahun sekali.


(2) Selain audit keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan audit lainnya secara menyeluruh apabila dipandang perlu.
(3) Pelaksanaan audit keuangan dilakukan oleh akuntan publik dan/atau
aparat pengawasan daerah.

BAB XI
PEMBUBARAN

Pasal 22

(1) BUMDesa dapat dibubarkan dengan Peraturan Desa.


(2) BUMDesa dapat dibubarkan apabila :
a. rugi terus-menerus;
b. perubahan bentuk badan hukum;
c. adanya ketentuan peraturan yang lebih tinggi yang menyatakan
BUMDesa tersebut harus dibubarkan; dan
d. BUMDesa dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan.
(3) Semua akibat yang timbul sebagai akibat pembubaran BUMDesa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggungjawab Pemerintah
Desa masing-masing.
(4) Segala aset sebagai akibat dari pembubaran BUMDesa menjadi milik
Pemerintah Desa masing-masing.

BAB XII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 23

Kepala Desa mengkoordinasikan pelaksanaan pengelolaan BUMDesa di


wilayah kerjanya.

BAB XIII
KETENTUAN LAINNYA

Pasal 24
-11-

(1) Dalam rangka kerja sama antar-Desa dan pelayanan usaha antar-Desa
dapat dibentuk BUMDesa bersama yang merupakan milik 2 (dua) Desa
atau lebih.
(2) Pendirian BUMDesa bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disepakati melalui Musyawarah antar-Desa yang difasilitasi oleh badan
kerja sama antar-Desa yang terdiri dari :
a.PPemerintah …
a. Pemerintah Desa;
b. anggota Badan Permusyawaratan Desa;
c. lembaga kemasyarakatan Desa;
d. lembaga desa lainnya; dan
e. tokoh masyarakat dengan mempertimbangkan keadilan gender.
(3) BUMDesa bersama ditetapkan dalam Peraturan Bersama Kepala Desa
tentang Pendirian BUMDesa bersama.

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Cikande.

Ditetapkan di : Cikande
Pada tanggal : 01 Januari 2020

KEPALA DESA CIKANDE

ACEP EMAN

Diundangkan di Desa Cikande


pada tanggal 01 Januari 2020

SEKRETARIS DESA CIKANDE

UBAIDILLAH,S.S.

LEMBARAN DESA CIKANDE TAHUN 2020 NOMOR ……

Anda mungkin juga menyukai