Anda di halaman 1dari 9

BUPATI SAROLANGUN

PROVINSI JAMBI
PERATURAN BUPATI SAROLANGUN

NOMOR : TAHUN 2018

TENTANG

RENCANA AKSI DAERAH PENYEDIAAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN


LINGKUNGAN (RAD AMPL) KABUPATEN SAROLANGUN
TAHUN 2017-2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SAROLANGUN,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun


2010 tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan Dan
Guna mendukung percepatan pencapaian Universal Access
tahun 2019 bidang air minum dan sanitasi maka perlu dilakukan
langkah-langkah tindakan yang terarah dalam pelaksanaan
program;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a perlu ditetapkan Peraturan Bupati Sarolangun
tentang Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kabupaten Sarolangun
2017-2021.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan


Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro
Jambi dan Kabupatan Tanjung Jabung Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 14
Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 54
Tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Sarolangun,
Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3969);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009,
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5038);

1
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011, Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014,
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015, Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007,
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015, Nomor 345, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5802);
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2015-2019;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 4 Tahun 2017
tentang tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Sarolangun Tahun 2017-2022;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 8 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Tebo Tahun 2016 Nomor 8).

Memperhatikan : 1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18/PRT/M/2007 tentang


Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 14/PRT/M/2011 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang.

MEMUTUSKAN :

Menetapka : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA AKSI DAERAH


n PENYEDIAAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
(RAD AMPL) KABUPATEN SAROLANGUN 2017-2021.

2
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Sarolangun;
2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintah daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi
kewenangan daerah otonom;
3. Bupati adalah Bupati Sarolangun;
4. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PD;
5. Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
selanjutnya disingkat dengan RAD AMPL adalah dokumen operasionalisasi
kebijakan daerah jangka menengah dalam pengembangan pelayanan air minum
dan sanitasi dengan berbagai pendekatan pembangunan dalam rangka
mendukung percepatan pencapaian Universal Access 2019;
6. Sumber air minum yang layak meliputi air minum perpipaan dan air minum
nonperpipaan terlindung yang berasal dari sumber air berkualitas dan berjarak
sama dengan atau lebih dari 10 meter dari tempat pembuangan kotoran dan/atau
terlindung dari kontaminasi lainnya;
7. Sumber air minum layak meliputi air leding, keran umum, sumur bor atau pompa,
sumur terlindung dan mata air terlindung, serta air hujan;
8. Sumber air minum tak layak didefinisikan sebagai sumber air di mana jarak antara
sumber air dan tempat pembuangan kotoran kurang dari 10 meter dan/atau tidak
terlindung dari kontaminasi lainnya. Sumber tersebut antara lain mencakup sumur
galian yang tak terlindung, mata air tak terlindung, air yang diangkut dengan
tangki/drum kecil, dan air permukaan dari sungai, danau, kolam, dan saluran
irigasi/drainase;
9. Fasilitas sanitasi yang layak didefinisikan sebagai sarana yang aman, higienis, dan
nyaman, yang dapat menjauhkan pengguna dan lingkungan di sekitarnya dari
kontak dengan kotoran manusia, antara lain kloset dengan leher angsa, toilet guyur
(flush toilet) yang terhubung dengan sistem pipa saluran pembuangan atau tangki
septik/SPAL;
10. Fasilitas sanitasi yang tidak layak antara lain meliputi toilet yang mengalir ke
selokan, kolam, saluran terbuka, sungai, atau lapangan terbuka, jamban cemplung
tanpa segel slab, wadah ember, dan toilet gantung;
11. Pendekatan berbasis masyarakat adalah pendekatan yang menempatkan
masyarakat sebagai pelaku utama dan penentu dalam penyelenggaraan
pelayanan, melalui proses pemberdayaan dan partisipasi aktif masyarakat;
12. Pendekatan berbasis lembaga adalah pendekatan penyelenggaraan pelayanan
melalui dinas, badan, perusahaan daerah, dan lembaga swasta;
13. Indikator universal acces untuk peningkatan air minum adalah proporsi rumah
tangga dan akses keberlanjutan terhadap sumber air minum yang aman, perkotaan
dan perdesaan;
14. Indikator universal acces adalah proporsi rumah tangga dengan akses
keberlanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan;
15. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat dengan SPM adalah
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib
daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal;
16. Indikator SPM bidang air minum adalah tersedianya akses air minum yang aman
melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan
jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari;
17. Indikator SPM bidang sanitasi adalah tersedianya sistem air limbah setempat yang
memadai dengan target SPM 60%, dan tersedianya sistem air limbah skala
komunitas/kawasan/kota dengan target SPM 5%;
3
18. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang dicapai sehubungan
dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur;
19. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang
menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan;
20. Isu strategis adalah permasalahan utama dan tantangan utama yang dinilai paling
prioritas untuk ditangani selama periode perencanaan karena dampaknya yang
signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak,
berjangka menengah dan/atau panjang, dan menentukan tujuan pembangunan;
21. Arah kebijakan adalah pedoman tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah
untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan;
22. Strategi adalah langkah-langkah mendasar/jitu berisikan program-program indikatif
untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan;
23. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah atau masyarakat, yang dikoordinasikan
oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah;
24. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa
Perangkat Daerah sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu
program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang
berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan
teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya
tersebut, sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam
bentuk barang/jasa;
25. Koordinasi adalah kegiatan yang meliputi pengaturan hubungan kerjasama dari
beberapa instansi/pejabat yang mempunyai tugas dan wewenang yang saling
berhubungan dengan tujuan untuk menghindarkan kesimpangsiuran dan duplikasi;
26. Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana
pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul
dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin;
27. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input),
keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar;
28. Penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang selanjutnya
disingkat PAMSIMAS adalah Sistem penyediaan air minum yang menitik beratkan
pada pemberdayaan masyarakat setempat;
29. Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang selanjutnya disingkat AMPL;
30. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut RKPD;
31. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD.

BAB II
PERAN, FUNGSI, DAN KEDUDUKAN RAD AMPL
KABUPATEN SAROLANGUN 2017-2021

Pasal 2

RAD AMPL Kabupaten Sarolangun 2017-2021 berperan sebagai instrumen


sinkronisasi program-program pelayanan air minum dan sanitasi dari berbagai sumber
pembiayaan selama 2017 sampai dengan 2021 dalam rangka pemenuhan layanan
dasar air minum dan sanitasi sesuai target nasional Universal Access Tahun 2019.

Pasal 3

RAD AMPL Kabupaten Sarolangun 2017-2021 berfungsi sebagai:


1. Instrumen pengembangan kapasitas pelayanan air minum dan sanitasi yang
menerapkan pendekatan PAMSIMAS dan pendekatan kelembagaan;
2. Instrumen kebijakan pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi daerah
jangka menengah;
4
3. Instrumen operasional kebijakan pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi
jangka menengah daerah (5 tahun);
4. Acuan penetapan target tambahan akses air minum dan sanitasi untuk setiap tahun
yang dilengkapi dengan indikasi target jumlah desa lokasi pengembangan SPAM
dan sanitasi (baik melalui pembangunan baru, perluasan, maupun peningkatan
kinerja);
5. Instrumen untuk membantu memastikan meningkatnya anggaran APBD pada bidang
AMPL melalui integrasi RAD AMPL ke dalam RKPD dan APBD.

Pasal 4

RAD AMPL Kabupaten Sarolangun 2017-2021 disusun berdasarkan RPJPD


Kabupaten Sarolangun 2005-2025 dan menjadi dokumen yang harus digunakan dalam
penyusunan RKPD, Renja Perangkat Daerah, dan APBD Kabupaten Sarolangun
sampai dengan 2021.

BAB III
PELAKSANAAN RAD AMPL
KABUPATEN SAROLANGUN 2017–2021

Pasal 5

Pelaksanaan RAD AMPL Kabupaten Sarolangun 2017-2021 adalah melalui RKPD,


Renja Perangkat Daerah, APBD Kabupaten Sarolangun, serta dapat melalui integrasi
RAD AMPL Kabupaten Sarolangun ke dalam program/kegiatan Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Pusat, dunia usaha, dan masyarakat.

Pasal 6

Dalam hal pelaksanaan RAD AMPL Kabupaten Sarolangun 2017-2021 dengan dana di
luar APBD Kabupaten Sarolangun maka pelaksanaan program/kegiatan tersebut
dikoordinasikan oleh Bappelitbangda dan Perangkat Daerah teknis terkait.

Pasal 7

Pendanaan pelaksanaan RAD AMPL Kabupaten Sarolangun 2017-2021 terbuka bagi


sumber-sumber pendanaan diluar APBDes, APBD dan APBN, dengan tetap
berpedoman pada mekanisme yang disepakati antara Pemerintah Daerah Kabupaten
Sarolangun dengan pihak penyandang dana.

Pasal 8

(1) Pelaksanaan RAD AMPL Kabupaten Sarolangun 2017-2021 tetap harus


memperhatikan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tahun sebelumnya.
(2) Dalam hal pelaksanaan RAD AMPL terjadi perubahan capaian sasaran tahunan
tetapi tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir 2019, maka perubahan
sasaran dimuat dalam RKPD dan Renja Perangkat Daerah berdasarkan laporan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAD AMPL.

BAB IV
PEMANTAUAN DAN EVALUASI RAD AMPL
KABUPATEN SAROLANGUN 2017–2021

Pasal 9

5
(1) Pemantauan pelaksanakan RAD AMPL dilakukan minimal 2 kali dalam setahun;
(2) Evaluasi pelaksanaan RAD AMPL dilakukan pada setiap akhir tahun
pelaksanaan;
(3) Hasil pemantauan dan evaluasi RAD AMPL menjadi bahan penyusunan kebijakan
AMPL tahun berikutnya dan merupakan informasi publik;
(4) Kepala OPD melakukan pemantauan dan evaluasi program/kegiatan RAD AMPL
yang menjadi tanggung jawab OPD masing-masing;
(5) Dalam hal hasil pemantauan dan evaluasi menunjukkan adanya ketidaksesuaian/
penyimpangan hasil, kepala OPD melakukan tindakan
perbaikan/penyempurnaan;
(6) Kepala OPD menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Sekretaris
Daerah Kabupaten Sarolangun;
(7) Masyarakat berhak menyampaikan pendapat dan masukan kepada Pemerintah
Daerah melalui Tim RAD AMPL atau media lain yang disediakan Pemerintah
Daerah atas kinerja pelayanan air minum dan sanitasi daerah;
(8) Masyarakat berhak memperoleh informasi tentang hasil tindak lanjut pendapat
dan masukannya tersebut;
(9) Sekretaris Daerah Kabupaten Sarolangun melakukan evaluasi terhadap laporan
hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAD AMPL;
(10) Dalam hal evaluasi menunjukkan adanya ketidaksesuaian/penyimpangan,
Sekretaris Daerah Kabupaten Sarolangun menyampaikan rekomendasi dan
langkah- langkah penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh Kepala OPD;
(11) Kepala OPD menyampaikan hasil tindak lanjut perbaikan/penyempurnaan kepada
Sekretaris Daerah Kabupaten Sarolangun;
(12) Sekretaris Daerah Kabupaten Sarolangun melaporkan hasil pemantauan dan
evaluasi kepada Bupati.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10

Dokumen RAD AMPL Kabupaten Sarolangun 2017-2021 sebagaimana terlampir dan


merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati Sarolangun ini.

Pasal 11

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini


dengan penempatan dalam Berita Daerah Kabupaten Sarolangun

Ditetapkan di Sarolangun
pada tanggal 2018

BUPATI SAROLANGUN,

Drs. H. CEK ENDRA

Diundangkan di Sarolangun
pada tanggal 2018

6
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN,

H. THABRONI ROZALI, MM
BERITA DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2018 NOMOR …

7
Lampiran : Peraturan Bupati Sarolangun
Nomor : Tahun 2018
Tanggal : Juni 2018

PROGRAM KUNCI RAD AMPL YANG TERCANTUM DALAM LAMPIRAN VII


PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR. 13/2006 TENTANG PEDOMAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

I. Program yang berhubungan dengan program peningkatan cakupan dan


kualitas pelayanan air minum
1) Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
a) Kegiatan penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat
berpenghasilan rendah
b) Kegiatan pengembangan distribusi air minum
c) Kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air minum
d) Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air minum
e) Pengembangan teknologi pengolahan air minum dan air limbah
2) Program pembangunan infrastruktur perdesaaan
a) Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan
b) Kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih
perdesaaan
3) Program lingkungan sehat perumahan
 Kegiatan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi
masyarakat miskin
4) Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
a) Kegiatan pemberian stimulan pembangunan desa
b) Kegiatan pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa (bidang air
minum dan sanitasi)
5) Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
 Kegiatan fasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi (air minum
dan sanitasi)

II. Program yang berhubungan dengan program peningkatan akses penggunaan


sanitasi yang layak
1) Program pendidikan anak usia dini/wajib belajar 9 tahun/pendidikan
menengah/pendidikan luar biasa
a) Kegiatan pembangunan sarana air bersih dan sanitari
b) Kegiatan rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitari
2) Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
a) Kegiatan penyediaan prasarana dan sarana air limbah
b) Kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air limbah
3) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
 Penyelenggaraan penyehatan lingkungan
4) Program lingkungan sehat perumahan
 Kegiatan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
5) Program pemberdayaan komunitas perumahan
 Fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar pemukiman
6) Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
 Kegiatan fasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi (air minum
dan sanitasi)

III.Program yang berhubungan dengan program pemicuan perubahan perilaku


(PHBS)
1) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat

8
a) Kegiatan pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup bersih
dan sehat
b) Kegiatan penyuluhan masyarakat pola hidup bersih dan sehat
2) Program Pengembangan Lingkungan Sehat
a. Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
b. Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
3) Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam
pembangunan
 Kegiatan penyuluhan bagi ibu rumah tangga dalam membangun keluarga
sejahtera

IV. Program yang berhubungan dengan program pengelolaan lingkungan


Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dan
sumberdaya air lainnya;
a) Kegiatan Rehabilitasi kawasan kritis daerah tangkapan sungai dan danau
b) Kegiatan Rehabilitasi kawasan lindung daerah tangkapan sungai dan danau
c) Kegiatan Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai,
danau dan sumber daya air lainnya
d) Kegiatan Peningkatan konversi air tanah

V. Program yang berhubungan dengan program penguatan kelembagaan


pengelolaan pelayanan air minum dan sanitasi di tingkat masyarakat Program
peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan
1) Program peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan
a) Kegiatan Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan
b) Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan
Masyarakat
2) Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
a) Kegiatan fasilitasi kemitraan swasta dan usaha mikro kecil dan menengah di
pedesaan
b) Kegiatan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi kinerja BPSPAMS

** Program dan kegiatan di atas dapat terus dikembangkan oleh kabupaten sesuai
dinamika kebutuhan pengembangan AMPL setempat.

BUPATI SAROLANGUN,

Drs. H. CEK ENDRA

Anda mungkin juga menyukai