Anda di halaman 1dari 43

BUPATI BANGKA TENGAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

SALINAN
PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH
NOMOR …… TAHUN 2018

TENTANG

KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH


PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (KSDP-SPAM)
KABUPATEN BANGKA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA TENGAH,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan air minum,


perlu dilakukan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) yang bertujuan untuk membangun,
memperluas, dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik)
dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran
serta masyarakat dan hukum) dalam kesatuan yang utuh
untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik dan
sejahtera;
1. Bahwa berdasarkan Pasal 40 Peraturan Pemerintah
Nomor 122 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem
Penyediaan Air Minum, Pemerintah Daerah Kabupaten
Bangka Tengah, perlu menyusun dan menetapkan
Kebijakan Dan Strategi Daerah Pengembangan SPAM
setiap 5 (lima) tahun sekali;
2. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Bupati Tentang Kebijakan dan Strategi Daerah
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor
65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3046).
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Tahun 217, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4033);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten
Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten
Belitung Timur di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4268);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6409) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang
Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan
Penanaman Modal di Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4861);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
10. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2009 tentang
Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah
Pusat dalam rangka Percepatan Penyediaan Air Minum;
11. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-
2019;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
13. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Bangka Tengah
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka
Tengah Tahun 2006 Nomor 14);
14. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat daerah Kabupaten
Bangka Tengah;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Tengah Nomor 9
Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Tahun 2016 - 2021;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Tengah Nomor 48
tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bangka Tengah 2011-2031;
17. Peraturan Bupati Bangka Tengah Nomor 42 Tahun 2018
tentang Rencana Induk SPAM Kabupaten Bangka Tengah
tahun 2017-2037 (berita daerah Kabupaten Bangka
Tengah Tahun 2018 Nomor 734).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI


DAERAH PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
(KSDP-SPAM) KABUPATEN BANGKA TENGAH
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Bangka Tengah.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Bangka Tengah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Bangka Tengah.
4. Kebijakan dan Strategi Daerah Penyelenggaraan Sistem Penyediaan
Air Minum Kabupaten Bangka Tengah yang selanjutnya disingkat
KSDP-SPAM adalah pedoman untuk penyelenggaraan Pengembangan
sistem penyediaan air minum bagi Pemerintah Kabupaten Bangka
Tengah, badan usaha dan masyarakat;
5. Air Minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum;
6. Penyediaan Air Minum adalah kegiatan menyediakan air minum
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan
kehidupan yang sehat, bersih dan produktif;
7. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM adalah
satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan
sarana air minum
8. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non-
fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan
hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan
air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
9. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM adalah kegiatan
merencanakan, melaksanakan, konstruksi, mengelola, memelihara,
merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik
(teknik) dan non-fisik penyediaan air minum.
10. Penyelenggara Pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah Badan Usaha Milik Daerah, Unit Pelayanan
Teknis Daerah/Badan Layanan Umum Daerah, Koperasi, Badan
Usaha Swasta, Badan Usaha Milik Desa, dan/atau kelompok
masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan
SPAM di Kabupaten Bangka Tengah.
11. Pengelolaan SPAM adalah, kegiatan mengoperasikan, memelihara,
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, meningktakan
kapasitas kelembagaan serta memantau dan mengevaluasi sistem
fisik dan non fisik untuk melaksanakan penyediaan air minum
kepada masyarakat;
12. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD
adalah badan usaha yang pendiriannya diprakarsai oleh
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dan seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh daerah melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan yang
dibentuk khusus sebagai penyelenggara.
13. Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat UPTD
adalah unsur pelaksana tugas teknis pada dinas dan badan di
Kabupaten Bangka Tengah.
14. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDes,
adalah usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa
yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh
pemerintah desa dan masyarakat di Kabupaten Bangka Tengah.
15. Masyarakat adalah kumpulan orang yang mempunyai kepentingan
yang sama yang tinggal di daerah dengan yurisdiksi yang sama di
Kabupaten Bangka Tengah.
Pasal 2
1. Peraturan Kabupaten Bangka Tengah ini dimaksudkan sebagai
pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Pengelola,
dan pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan
penyelenggaraan pengembangan SPAM yang berkualitas;
2. Peraturan Bupati ini bertujuan untuk:
a. Menyelesaikan permasalahan dan tantangan Penyelenggaraan
SPAM di Kabupaten Bangka Tengah;
b. Menyelenggarakan sistem fisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan
hukum) dalam kesatuan yang utuh dan terintegrasi dengan
prasarana dan sarana sanitasi;
c. Memenuhi kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia secara
berkelanjutan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.

Pasal 3
Ruang Lingkup Peraturan Bupati ini meliputi:
a. Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM Kabupaten Bangka
Tengah Tahun 2018-2022;
b. Skenario Pengembangan SPAM Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2018-
2022; dan
c. Sasaran Kebijakan Pengembangan SPAM Kabupaten Bangka Tengah
Tahun 2018-2022; dan
a. Rencana Tindak Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM
Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2018-2022.

BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH PENGEMBANGAN SPAM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2018-2022
Pasal 4
(1) KSDP-SPAM Kabupaten Bangka Tengah merupakan pedoman untuk
penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum bagi
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, badan usaha, dan
masyarakat.

(2) KSDP-SPAM Kabupaten Bangka Tengah sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) disusun dengan sistematika sebagai berikut :
a. BAB I : Pendahuluan
b. BAB II : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
c. BAB III : Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum
d. BAB IV : Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum
e. BAB V : Rencana Aksi Percepatan Investasi Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
f. BAB VI : Penutup

(3) KSDP-SPAM Kabupaten Bangka Tengah, sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dan ayat (2) disusun dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Bangka Tengah, dalam bentuk Peraturan Bupati melalui
konsultasi publik untuk jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal
diundangkan.

Pasal 5
Ketentuan lebih lanjut mengenai KSDP-SPAM tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kabupaten
Bangka Tengah;

BAB III
MEKANISME PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH
PENYELENGGARAAN SPAM
Pasal 6
1) Kebijakan dan Strategi Daerah Penyelenggaraan SPAM yang disusun,
dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Kabupaten Bangka Tengah
2) Dalam pelaksanaan Rencana Tindak yang telah disusun, SKPD yang
dimaksud dalam butir 1, bekerjasama dengan SKPD-SKPD terkait lainnya
dan Pengelola SPAM.

BAB IV
KETENTUAN LAIN
Pasal 7

1) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Daerah


Penyelenggaraan SPAM dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Bangka Tengah, sesuai dengan kewenangannya.
2) Mekanisme pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Kebijakan dan Strategi
Daerah Penyelenggaraan SPAM Kabupaten Bangka Tengah, dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 8

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati, sepanjang mengenai


teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh bupati.

Pasal 9

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bangka
Tengah.
Ditetapkan di Koba
pada tanggal ……………………2018

BUPATI BANGKA TENGAH,

ttd

IBNU SALEH
Diundangkan di Koba
pada tanggal ………………. 2018

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANGKA TENGAH,

ttd

SUGIANTO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2018 NOMOR


……

LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI KABUPATEN BANGKA TENGAH
NO. ……….
TENTANG
KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH PENYELENGGARAAN SPAM
(KSDP-SPAM)
KABUPATEN BANGKA TENGAH

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................8
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................8
1.2 Pengertian......................................................................................................................................9
1.3 Maksud dan Tujuan......................................................................................................................10
1.4 Landasan Hukum………..………………………….………………………………………11
1.4.1 Arah Kebijakan11
1.4.2 Peraturan Teknis …………………………………………………………………………11

BAB II VISI DAN MISI PENYELENGGARAAN SPAM................................................................12


2.1 Visi..............................................................................................................................................12
2.2 Misi..............................................................................................................................................12

BAB III ISU STRATEGIS, PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN PENYELENGGARAAN


SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM ………………………………………………………....13
3.1 Profil KABUPATEN BANGKA TENGAH
3.2 Isu Strategis dan Permasalahan Penyelenggaraan SPAM …………………………13
3.2.1 Peningkatan Akses Aman Air Minum ……………………………………………….13
3.2.2 Penyelenggaraan Pendanaan ………………………………………………………….13
3.2.3 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan ……………………………………………….13
3.2.4 Penyelenggaraan dan Penerapan Peraturan Perundang-Undangan…………..14
3.2.5 Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum ……………….……………14
3.2.6 Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat…………..14
3.2.7 Penyelenggaraan SPAM melalui Penerapan Inovasi Teknologi................................................14
3.3 Tantangan Penyelenggaraan SPAM.............................................................................................14

BAB IV KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYELENGGARAAN SPAM.....................................15


4.1 Skenario Penyelenggaraan SPAM................................................................................................15
4.2 Sasaran Kebijakan........................................................................................................................15
4.3 Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan SPAM....................................................................16-25

BAB V RENCANA AKSI PERCEPATAN INVESTASI PENYELENGGARAAN


PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM........………………………26
5.1Umum ...........................................................................................................26
5.2 Alternatif Sumber Pendanaan.......................................................................26
5.2.1 Pinjaman Perbankan...................................................................................26
5.2.2 Pusat Investasi Pemerintah.........................................................................26
5.2.3 Kerjasama Pemerintah dan Swasta..............................................................26
5.2.4 Business To Business………………………………………………………………….26
5.2.5 Corporate Social Responsibility (CSR)/Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL)...........................................................................................................................26
5.2.6 Obligasi.....................................................................................................................................26
5.3 Kegiatan dan Rencana Tindak........................................................................27

BAB V PENUTUP …………………………………………………………………………………28

BAB I
PENDAHULUAN
------------------------------------------------------------------------------------------------
I. LATAR BELAKANG

1.1.1 Kondisi Geografis


Kabupaten Bangka Tengah secara astronomis terletak pada 105045’ sampai 106050’ Bujur
Timur dan 2010’ sampai 2050’ Lintang Selatan.

Batas-batas wilayah Kabupaten Bangka Tengah adalah sebagai berikut:


 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bangka Selatan.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Bangka.

Luas Kabupaten Bangka Tengah ± 2.279,11 Km² atau 227.911 Ha dan secara administratif
terbagi menjadi 6 Kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Koba, dengan luas wilayah 391,59 Km2 atau 39.159 Ha, terdiri dari 5 kelurahan,
6 desa dan 17 dusun.
2. Kecamatan Pangkalanbaru dengan luas wilayah 108,26 Km2 atau 10.826 Ha, terdiri dari 1
kelurahan, 11 desa dan 26 dusun.
3. Kecamatan Sungai Selan, dengan luas wilayah 791,55 Km2 atau 79.155 Ha, terdiri dari 1
kelurahan, 12 desa dan 25 dusun.
4. Kecamatan Simpang Katis, dengan luas wilayah 230,73 Km2 atau 23.073 Ha, terdiri dari 10
desa dan 12 dusun.
5. Kecamatan Lubuk, dengan luas wilayah 553,03 Km2 atau 55.303 Ha, terdiri dari 9 desa dan
24 dusun.
6. Kecamatan Namang, dengan luas wilayah 203,95 Km2 atau 20.395 Ha, terdiri dari 8 desa
dan 17 dusun.

Dengan demikian secara total terdapat 7 kelurahan, 56 desa dan 121 dusun; 23 desa diantaranya
merupakan desa pesisir pantai.

Kabupaten Bangka Tengah secara administratif memiliki pulau-pulau kecil, berdasarkan


PPK (Depdagri) berjumlah 20 buah yang meliputi :
1. Kecamatan Koba sebanyak 8 buah (Ketawai, Gusung Asam, Ketugar, Gusung Ketugar,
Gusung Meriam, Bebuar, Gusung Barat dan Gusung Timur).
2. Kecamatan Pangkalanbaru sebanyak 3 buah (Panjang, Semujur dan Gusung Gurak).
3. Kecamatan Sungai Selan sebanyak 6 buah (Nangka, Pelepas, Malang pelepas, Tikus,
Begedung dan Malang Begedung).
4. Kecamatan Lubuk Besar sebanyak 3 buah (Kelasa, Tukung kelasa Darat dan Tukung kelasa
Laut).

Sedangkan jumlah nama-nama pulau berdasarkan PPK (SK Bupati) adalah :


1. Kecamatan Koba : Bebuar, Ketawai, Gusung Asam dan Ketugar.
2. Kecamatan Pangkalanbaru : Panjang dan Semujur.
3. Kecamatan Sungai Selan : Nangka, Pelepas, Tikus dan Gadung.
4. Kecamatan Lubuk Besar : Kelasa, Tukong, Batu Pelepas, Batu Pandan, Batu Bedaun.

Hampir semua pulau kecil tersebut dijadikan tempat persinggahan nelayan, karena mempunyai
memliki sumber air tawar, dan di kawasan tersebut di bangun pemukiman sederhana. Sedangkan
pulau yang tidak berpenghuni seperti Pulau Panjang, P. Gelasa, P. Ketugar P. Gadung dan P.
Pelepas biasanya merupakan pulau-pulau kecil yang menjadi daerah perkebunan dan dipenuhi
ilalang serta memiliki lokasi yang Iebih sulit dijangkau karena faktor musim dan memiliki
keterbatasan air tawar

1.1.2. Kondisi Pelayanan Air Minum

Cakupan pelayanan air minum baik perkotaan maupun perdesaan di Kabupaten Bangka
Tengah pada tahun 2017 baru mencapai 74,51 % yang terdiri dari Jaringan Perpipaan (JP)
sebesar 20,10 %, dan untuk Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) sebesar 54,41 %. Target MDG’s
yang harus dicapai pada akhir tahun 2019 sebesar 100 %.
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah memiliki kelembagaan yang mengelola sarana dan
prasarana air minum yaitu oleh PDAM, BPSPAM dan UPTD Dinas Pekerjaan Umum, Penataan
Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bangka Tengah. Saat ini UPTD Dinas Pekerjaan Umum,
Penataan Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bangka Tengah mengelola lima SPAM antara lain
tiga SPAM IKK dan dua SPAM Pedesaan, PDAM mengelola tiga SPAM IKK dan BPSPAM
mengelola 21 SPAM Desa.
Pengadaan air minum khususnya di Kabupaten Bangka Tengah masih mengalami berbagai
kendala, sehingga masih banyak permasalahan kesehatan yang ditimbulkan karena
kurangnya/ketersediaan air minum. Kendala ini antara lain kebocoran teknis dan komersil
sehingga antara unit produksi dan unit distribusi mengalami ketimpangan sekitar 25%.
Disamping itu permasalahan sumber air baku eksisting terutama kolong yang mengalami
sedimentasi akibat adanya aktivitas tambang inkonvensional (TI) ilegal serta tidak adanya
pengamanan terhadap sumber air baku tersebut. Minat masyarakat yang rendah terhadap
keberadaan SPAM didaerah tertentu akibat kurangnya kepercayaan masyarakat sehingga lebih
memilih alternatif sumber air baku lain seperti sumur gali dan sumur bor.
Upaya Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah untuk menyediakan sarana dan prasarana air
minum diantaranya membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan pendistribusian mengunakan
Hidran Umum (HU) dan Sambungan Rumah (SR). Pengelolaannya saat ini dilaksanakan oleh
PDAM dan UPTD Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangka Tengah.

1.1.3. Potensi Air Baku

Potensi air baku yang ada di Kabupaten Bangka Tengah yang meliputi air permukaan dan
air tanah yang tersebar. Air Permukaan yang berpotensi menjadi sumber air baku di Bangka
Tengah berupa sungai dan kolong. Dalam Rangka pemanfaatan dan pengamanan sumber air
baku tersebut, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah mengeluarkan Keputusan Bupati Bangka
Tengah no 188.45/516.2/DPU/2016 tentang Penetapan Sungai dalam Wilayah Kabupaten
Bangka Tengah dan Keputusan Bupati Bangka Tengah No 188.45/690/DPU/2014 tentang
Penetapan Kolong dalam Wilayah Kabupaten Bangka Tengah. Terdapat 35 sungai yang tersebar
di beberapa kecamatan dan 137 kolong. Berdasarkan hasil perhitungan dari total kolong dan
sungai yang telah ditetapkan, dari total air baku sebesar 1490 m³/detik sebagian besar
dimanfaatkan untuk air bersih, sebagian dan sisanya dimanfaatkan untuk irigasi dan pertanian.
Air minum adalah kebutuhan dasar manusia yang mutlak tersedia dalam kuantitas dan
kualitas yang memadai. Di lain pihak ketersediaan air minum pada suatu wilayah akan
mendorong peningkatan ekonomi di wilayah tersebut. Selaras dengan amanat Undang-Undang
No. 23/2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyediaan air minum merupakan urusan wajib bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota karena menyangkut prasarana dasar, sehingga perlu diprioritaskan
pelaksanaannya dan berpedoman kepada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat. Sebagai alat pengatur dalam Penyelenggaraan SPAM dengan telah
ditetapkannya Undang-Undang No. 11/1974 tentang Pengairan, yang diturunkan dengan
Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan SPAM, yang bertujuan
untuk tersedianya pelayanan air minum untuk memenuhi ‘’Hak Rakyat Atas Air’’, terwujudnya
pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga terjangkau; tercapainya
kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa; dan tercapainya peningkatan
efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.
Arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dalam pengembangan SPAM
telah dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016 – 2021. Selain itu, terdapat arah
kebijakan tambahan yang bersifat strategis, antara lain:
1. Meningkatkan cakupan penggunaan air bersih/ minum berbasis masyarakat dengan strategi
penguatan pemberdayaan masyarakat, kerjasama dan kemitraan serta penyehatan lingkungan
melalui kampanye hidup sehat;
2. Mendorong peningkatan layanan dan akses masyarakat terhadap air minum dengan strategi
mengembangkan dan memelihara sumber air baku untuk penyediaan air bersih dalam rangka
meningkatkan cakupan dan kontinuitas pelayanan air bersih
3. Sustainable Development Goals (SDG’s) telah mengikat Komitmen Pemerintah Indonesia
untuk memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkesinambungan atas air dan sanitasi
untuk semua orang. Sasaran SDG’s untuk bidang air minum yaitu sebesar 100% penduduk
Indonesia akan memperoleh akses air minum yang aman pada tahun 2019;
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dalam
Pengembangan SPAM tersebut diatas dan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dengan menjamin kebutuhan pokok air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan
keterjangkauan, perlu adanya Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan SPAM (KSDP-SPAM)
Kabupaten Bangka Tengah yang disepakati oleh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan
SPAM.
I.2 PENGERTIAN
Badan Usaha adalah suatu badan hukum yang dapat berupa badan usaha swasta yang
berbentuk Perseroan Terbatas, BUMN, BUMD, dan Koperasi.
Corporate Social Responsibilities (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang
dilakukan suatu perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung
jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar perusahaan tersebut berada dan merupakan
fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder
nya.
Detail Engineering Design (DED) adalah suatu rencana rinci pembangunan SPAM di
suatu kota atau kawasan meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi dan unit pelayanan.
Dukungan Pemerintah (Goverment Support) adalah dukungan dalam bentuk investasi
yang diberikan oleh menteri/kepala lembaga/kepala daerah kepada badan usaha dalam rangka
pelaksanaan proyek kerjasama berdasarkan perjanjian kerjasama dalam rangka menekan harga
jual kepada masyarakat.
Full Cost Recovery (FCR) adalah harga jual rata-rata sama atau lebih besar dari harga
pokok produksi.
Good Corporate Governance (GCG) adalah proses dan struktur yang digunakan untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang dengan memperhatikan kepentingan
stakeholder serta berlandaskan peraturan perundang-undangan, moral, dan nilai etika.
Jaminan Pemerintah (Goverment Guarantee) adalah instrumen yang dapat diberikan
untuk mengurangi pengaruh ketidakpastian dari variabel input untuk tetap mempertahankan
kelayakan finansial dari proyek.
Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) adalah kerjasama pemerintah dengan badan
usaha dalam penyediaan infrastruktur melalui perjanjian kerjasama atau ijin pengusahaan.
Millennium Development Goals (MDG’s) adalah hasil kesepakatan kepala negara dan
perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada
September tahun 2000, berupa 8 butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.

Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)


Norma adalah aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai tatanan untuk penyelenggaraan
pemerintahan
Standar adalah acuan yang dipakai sebagai patokan dalam penyelenggaraan pemerintahan
Prosedur adalah metode atau tata cara untuk penyelenggaraan pemerintahan Kriteria
adalah ukuran yang dipergunakan menjadi dasar dalam penyelenggaraan
pemerintahan
Penyertaan Modal Pemerintah Pusat/Daerah (PMP) adalah pengalihan kepemilikan
barang milik negara/daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dapat dipisahkan
menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham negara atau
daerah pada badan usaha milik derah, atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah BUMD kabupaten/kota yang
mengelola SPAM di wilayah kabupaten/kota.
Rencana Induk Pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut RISPAM adalah
suatu dokumen jangka panjang (15 – 20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari
perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi
kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat
komponen utama sistem beserta dimensinya.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah
merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) 2005-2025. RPJMN 2015-2019 ini selanjutnya menjadi pedoman bagi kementrian atau
lembaga dalam menyusun rencana strategis kementrian/lembaga (Renstra-KL) dan menjadi
bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menyusun/menyesuaikan rencana
pembangunan daerahnya masing-masing dalam rangka mencapai sasaran pembangunan nasional.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2018 adalah
merupakan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) 2005-2025 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3
Tahun 2008. RPJMD 2013-2018 ini selanjutnya menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam
menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan daerahnya masing-masing dalam rangka
mencapai sasaran pembangunan nasional.
Rencana Pengamanan Air Minum (Water Safety Plan) adalah upaya pengamanan
pasokan air minum baik dari segi kualitasnya dengan upaya perlindungan (prevention) sumber
air dan pencegahan (protection) pencemaran badan air, maupun dari segi kuantitasnya mulai dari
sumber (catchment) sampai ke keran air (water-tap) penduduk yang dilakukan oleh berbagai
pihak secara terpadu dengan menggunakan pendekatan analisis dan manajemen resiko untuk
mencapai standar kualiats air yang dapat diterima oleh semua pihak
Restrukturisasi adalah penyelesaian piutang negara pada PDAM yang dilakukan dengan
cara penjadwalan kembali dan/atau penghapusan.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah suatu rencana pemanfaatan ruang yang
disusun oleh pemerintah daerah untuk jangka waktu 20 tahun. RTRW dapat diperbaharui bila
telah dirasakan tidak sesuai dengan kondisi yang ada.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah dinas atau unsur pelaksana daerah
pada pemerintah daerah.
Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan (SPAM BJP) adalah suatu
kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum baik bersifat
individual, maupun komunal khusus yang unit distribusinya dengan atau tanpa perpipaan
terbatas dan sederhana, dan tidak termasuk dalam SPAM.
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan pengembangan SPAM, bagaimana dan
kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
Sambungan Rumah (SR) adalah sebutan yang digunakan untuk menyatakan satuan
pelanggan atau satuan sambungan pelanggan yang memperoleh pelayanan air bersih melalui
jaringan perpipaan.
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah personil yang merupakan bagian integral dari
sistem yang membentuk suatu organisasi, dalam konteks penyelenggaraan pengembangan
SPAM, SDM terdiri dari personil dari kalangan pemerintah, penyelenggara, pelaksana
konstruksi, dan penyedia jasa konsultasi.

I.3 MAKSUD DAN TUJUAN


KSDP-SPAM Kabupaten Bangka Tengah ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi pemerintah
Kota, Pengelola (PDAM dan bukan PDAM) dan pemangku kepentingtan lainnya dalam
melaksanakan penyelenggaraan Penyelenggaraan SPAM yang berkualiatas.
KSDP-SPAM ini bertujuan untuk:
1) Menyelesaikan permasalahan dan tantangan Penyelenggaraan SPAM;

2) Menyelenggarakan sistim fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan,
peran serta masyarakat dan hukum) dalam kesatuan yang utuh dan terintegrasi dengan
prasarana dan sarana sanitasi;

3) Memenuhi kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia secara berkelanjutan dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan masyarakat;

I.4 LANDASAN HUKUM


I.4.I Arah Kebijakan
Arah kebijakan yang menjadi dasar pemikiran dari penyusunan Kebijakan dan
Strategi Daerah Pengembangan SPAM Kabupaten Bangka Tengah ini adalah :
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama
Daerah;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah;
5) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMDN) 2015-2019;
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
7) Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka
Tengah Tahun 2006 Nomor 14);
8) Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Tengah Nomor 48 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten BangkaTengah Tahun 2011-2031;
I.4.2 Peraturan Teknis
1) Undang-Undang No. 11/1974 tentang Pengairan;
2) Peraturan Pemerintah No 122/2015 tentang Penyelenggaraan SPAM;
3) Permenkes yang 2/2010 tentang kualitas Air Minum
4) Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Bangka Tengah

Bab II
VISI DAN MISI
PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
2.1 VISI KABUPATEN BANGKA TENGAH
Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera baik di perkotaan
maupun di pedesaan, maka dibutuhkan ketersediaan air minum yang memadai baik kuantitas,
kualitas, kontinuitas dan keterjangkauan. Visi pembangunan Kabupaten Bangka Tengah
tahun 2016-2021 adalah Terwujudnya Negeri Selawang Segantang Yang Amanah, Bersih,
Berwibawa, Dan Sejahtera Berlandaskan Ekonomi Kerakyatan. Sehingga untuk mendukung
visi tersebut terhadap ketersediaan air bersih di Kabupaten Bangka Tengah dengan kriteria
sebagai berikut :

a) Seluruh masyarakat mendapatkan akses pelayanan air minum yang aman, baik
perkotaan maupun perdesaan;
b) Masyarakat dapat memperoleh air minum secara langsung dari SPAM dengan
jaringan perpipaan, maupun bukan jaringan perpipaan;
c) Masyarakat terlindungi dari berbagai penyakit terkait dengan air, seperti disentri,
tipus, diare, dan sebagainya;
d) Masyarakat dapat berdikari melakukan pengelolaan usaha air minum yang efisien,
profesional, dan terjangkau, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah;
e) Masyarakat dan dunia usaha secara aktif dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pengembangan SPAM; dan
f) Pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota bersama masyarakat bersama-sama
mengamankan ketersediaan sumber air baku bagi keberlanjutan pelayanan SPAM.

Visi Penyelenggaraan SPAM Kabupaten Bangka Tengah yang menjadi bagian dari visi
Kabupaten Bangka Tengah tersebut diatas, maka visi Penyelenggaraan SPAM ditetapkan sebagai
berikut:

Terwujudnya Negeri Selawang Segantang yang sejahtera dengan pelayanan air


minum yang berkualitas bagi seluruh masyarakatnya (Akses Aman Air Minum 100%).

Visi pengembangan SPAM adalah suatu keadaan masyarakat yang sehat dan sejahtera
dengan air minum berkualitas di masa yang akan datang. Perwujudan visi akan lebih optimal
apabila terdapat kerjasama yang sinergis antar stakeholder dari seluruh kegiatan – kegiatan yang
ada. Dalam kerjasama ini, Pemerintah Daerah lebih berperan dalam melakukan pemberdayaan
kepada Pemerintah Desa, masyarakat, maupun kepada operator penyelenggaraan SPAM.
Masyarakat perlu mendapatkan pemahaman yang jelas terhadap fungsi pelayanan
penyelenggaraan SPAM agar dapat berpartisipasi aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan
sampai dengan pengelolaan (SPAM Desa). Untuk itu, visi tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut
dalam perumusan misi yang lebih spesifik sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan dan
strategi pencapaian terhadap kondisi yang diinginkan.
1.2 MISI
1.Membangun, memperluas, dan/atau meningkatkan sistem pelayanan air minum di
wilayah Kabupaten Bangka Tengah;
2.Meningkatkan kapasitas kelembagaan Penyelenggara SPAM dan penerapan Norma,
Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK);
3.Mengembangkan pendanaan dan kerja sama dengan badan usaha dan masyarakat;
4.Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan air baku; dan
5.Memfasilitasi peningkatan pelayanan air minum di lintas Kabupaten/Kota, desa rawan air
bersih/kekeringan/rawan bencana dan pesisir.
Membangun, memperluas, dan/atau meningkatkan sistem pelayanan air minum di
wilayah Kabupaten Bangka Tengah, memiliki pemahaman dapat mewujudkan 100 % Pelayanan
air minum dengan memenuhi prinsip 4 K yaitu aspek keterjangkauan, kontinuitas, kuantitas, dan
kualitas;
o Keterjangkauan artinya tarif tidak melampui 4% dari pendapatan masyarakat pelanggan
sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan pelayanan
air minum dapat menjangkau daerah rawan air bersih (Peraturan Menteri Dalam Negeri
No 23 tahun 2006 tentangPedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum
pada Perusahaan Daerah Air Minum);
o Kontinuitas artinya distribusi air minum ke masyarakat tidak terputus selama 24 jam (PP
No 16 Tahun 2005 tentangPengembangan Sistem Penyediaan Air Minum);
o Kuantitas artinya tersedia standar kebutuhan pokok air minum yaitu sebesar 10 m3/kepala
keluarga/bulan atau 60 L/orang/hari. (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No
14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang ); dan
o Kualitas artinya terpenuhinya standar kesehatan. Penyediaan air minum dapat dikonsumsi
secara langsung baik dari SPAM perpipaan maupun bukan perpipaan. (Peraturan Menteri
Kesehatan No 492/Menkes/Per./IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Meningkatkan kapasitas kelembagaan Penyelenggara SPAM dan penerapan Norma,


Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK),memiliki pemahaman sebagai berikut :
a. Kemampuan manajemen dan kelembagaan penyelenggaraan SPAM;
o Penyelenggaraan tata pemerintahan dan kelembagaan yang baik dalam pengembangan
SPAM;
o Penyelenggaraan SPAM yang transparan, parsitipatif, serta akuntabel;

o Pengelolaan air minum secara efektif dan efisisen serta professional dengan melibatkan
semua pemangku kepentingan;

o Penguatan kelembagaan dengan penyesuaian struktur dan kewenangan kelembagaan


penyelenggara SPAM.
a. Mengembangkan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) dan Menegakkan
Hukum
o Penyusunan NSPK terkait dengan pengembangan SPAM dan perlindungan air baku;
o Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah menetapkan pengaturan dalam rangka
penyelenggaraan pengembangan SPAM;

o Penegakkan hukum dan diberlakukannya sanksi bagi pelanggar peraturan terkait dengan
penyelenggaraan pengembangan SPAM.
Mengembangkan pendanaan dan kerja sama dengan badan usaha dan masyarakat,
memiliki pemahaman sebagai berikut :
a. Mobilisasi dana dari berbagai sumber untuk pengembangan SPAM
o Pengembangan alternatif sumber pembiayaan untuk pengembangan SPAM;
o Pengembangan potensi pendanaan di internal penyelenggara SPAM melalui
peningkatan pengelolaan manajemen, peningkatan penerapan konsep kewirausahaan
dalam pengembangan air minum.
b. Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha untuk berperan aktif dalam
penyelenggaraan SPAM
o Pelibatan masyarakat dan dunia usaha untuk aktif dalam penyelenggaraan SPAM;
o Penyampaian sistem informasi yang terbuka bagi masyarakat dan dunia usaha dalam
rangka mendorong keterlibatan dunia usaha dan masyarakat.

Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan air baku, memiliki pemahaman untuk menjamin


ketersediaan air baku yang berkualitas secara berkelanjutan, melalui :
o Perlindungan air baku oleh Pemerintah Provinsi, kabupaten/kota, penyelenggara SPAM,
dan masyarakat;
o Penyelenggaran konservasi alam dan penyehatan lingkungan dalam rangka
perlindungan terhadap sumber air baku.

Memfasilitasi peningkatan pelayanan air minum di lintas Kabupaten/Kota, desa rawan air
bersih/kekeringan/rawan bencana dan pesisir, memiliki pemahaman sebagai berikut:
o Penyelenggaraan SPAM lintas kabupaten/kota (SPAM Regional);
o Pemanfaatan sumber air baku lintas wilayah di Kabupaten Bangka Tengah.
Bab III
ISU STRATEGIS, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

3.1 ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN PENGEMBANGAN SPAM

Beberapa isu strategis dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan SPAM di
Kabupaten Bangka Tengah adalah sebagai berikut :
3.1.1 Peningkatan Akses Aman Air Minum

Isu strategis dan permasalahan terkait akses air minum aman adalah :
1. Pertumbuhan cakupan pelayanan air minum melalui SPAM dengan jaringan
perpipaan masih rendah dan belum dapat mengimbangi angka pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Bangka Tengah;
2. Pelayanan air minum melalui SPAM dengan jaringan perpipaan untuk masyarakat
miskin masih belum memadai juga lebih mahal;
3. Angka prevalensi penyakit disebabkan buruknya akses air minum aman masih tinggi;
4. Ketersediaan data yang akurat terutama SPAM BJP dan yang diselenggarakan oleh
Badan Usaha/Swasta dan masyarakat belum memadai dan kurang sinkron antar
instansi (DPUTRP dan DINKES);
5. Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan yang cukup tinggi dan tekanan air pada
jaringan distribusi umumnya rendah.
3.1.2 Pengembangan Pendanaan

Isu strategis dan permasalahan terkait pengembangan pendanaan adalah :


1. Penyelenggaraan SPAM mengalami kesulitan dalam masalah pendanaan untuk
pengembangan SPAM, operasional dan pemeliharaan yang disebabkan masih rendahnya
harga tarif karena masih dibawah harga pokok produksi serta masih tingginya beban
hutang;
2. Komitmen dan prioritas pendanaan dari Pemerintah Daerah untuk pengembangan
SPAM masih rendah;
3. Kurangnya peran serta swasta dan masyarakat dalam pembiayaan pengembangan
SPAM;
4. Jumlah peminat yang sedikit dikarenakan tingkat kepercayaan masyarakat yang rendah
terhadap kinerja UPT/PDAM;
5. Investasi melalui sumber dana lain belum optimal.
3.1.3 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Isu strategis dan permasalahan terkait peningkatan kapasitas kelembagaan adalah :


1. Lemahnya fungsi Lembaga/dinas di daerah terkait penyelenggaraan SPAM sehingga
peran pembinaan pengembangan SPAM menjadi sangat lemah;
2. Manajemen Penyelenggaraan SPAM yang rendah karena kualitas Sumber Daya
Manusia dan profesionalisme masih rendah;
3. Kemampuan pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan pelayanan air minum
baik cakupan maupun kualitas layanan masih rendah;
4. Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh penyelenggaran SPAM
(PDAM/UPTD) termasuk rekruitmen SDM belum terpadu dengan program
pengembangan SDM penyelenggara SPAM.
3.1.4 Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-Undangan

Isu strategis dan permasalahan terkait pengembangan dan penerapan peraturan


perundang-undangan adalah :
1. Pemerintah Daerah belum menetapkan kebijakan daerah terhadap Norma, Standar,
Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang ditetapkan Pemerintah Pusat;
2. Pedoman/pengaturan mengenai SPAM berbasis masyarakat (PAMSIMAS) belum
tersosialisasi dengan baik;
3. Dokumen perencanaan pengembangan SPAM (Rencana Induk, Studi Kelayakan, dan
Perencanaan Teknis) masih perlu dilengkapi dan dikaji kembali;
4. Pelaksanaan konstitusi fisik SPAM masih ada yang belum mengikuti perencanaan
teknis yang lengkap dan benar;
5. Penerapan peraturan serah terima aset masih sulit.

3.1.5 Peningkatan Penyediaan Air Baku untuk Air Minum

Isu strategis dan permasalahan terkait peningkatan penyediaan air baku untuk air minum
adalah :
1. Lemahnya peran Pemerintah Daerah terhadap pengamanan sumber air baku;
2. Kurangnya sumber air baku yang dapat mengimbangi pesatnya angka pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Bangka Tengah;
3. Kapasitas daya dukung dan kualitas air baku di berbagai lokasi semakin menurun
akibat pengelolaan daerah tangkapan air yang kurang baik;
4. Kualitas sumber air baku semakin menurun akibat meningkatnya aktivitas tambang
dan kegiatan masyarakat dan industri yang tidak disertai dengan perlindungan
lingkungan.
3.1.6 Peningkatan Peningkatan Keterlibatan Swasta dan Masyarakat

Isu strategis dan permasalahan terkait peningkatan keterlibatan swasta dan masyarakat
adalah :
1. Potensi masyarakat dan dunia usaha belum diberdayakan secara optimal;
2. Kesadaran masyarakat akan penghematan air masih rendah;
3. Lembaga Penyelenggara SPAM perdesaan masih lemah, mengakibatkan rawannya
keberlanjutan SPAM yang dibangun;
4. Sektor swasta masih kurang tertarik untuk melakukan investasi dalam pengembangan
SPAM akibat kurang kondusifnya iklim usaha.
3.1.7 Inovasi teknologi

Isu strategis dan permasalahan terkait inovasi teknologi adalah :


1. Inovasi teknologi air untuk kawasan yang memiliki keterbatasan kualitas air baku;
2. Inovasi teknologi untuk efisiensi energi dan penurunan kehilangan air;
3. Pemanfaatan air hasil daur ulang dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk
penggunaan non-konsumsi masih kurang berkembang;

3.2 TANTANGAN PENGEMBANGAN SPAM


Dalam skenario pengembangan SPAM tersebut untuk mencapai target Rancangan RPJMN
Tahun 2019 yaitu Akses Universal 100 persen  akses aman air minum dan 100 persen  akses
sanitasi layak pada akhir tahun 2019, terdapat beberapa tantangan baik secara internal maupun
eksternal. Tantangan tersebut dapat dilihat di bawah ini :
3.2.1 Tantangan Internal
a. Meningkatkan cakupan pelayanan menjadi 100 % air minum dalam kurun waktu 5
(lima) tahun ke depan melalui SPAM perpipaan dan non perpipaan yang aman sesuai
dengan kualitas yang disyaratkan;
b. Untuk menunjang keberlanjutan aspek pembiayaan maka perlu dilakukan pemulihan
biaya (cost recovery);
c. Upaya pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum;
d. Optimalisasi potensi pendanaan pengembangan SPAM;
e. Penyelenggaraan SPAM yang profesional dengan penerapan Good Corporate
Governance;
f. Penerapan teknologi pengolahan air yang efisien dan tepat guna serta teknologi untuk
efisiensi pemakaian energi dan penurunan kehilangan air fisik (kebocoran);
g. Memberdayakan potensi masyarakat dan dunia usaha.
3.2.2 Tantangan Eksternal
a. Penerapan pembangunan SPAM yang berkelanjutan;
b. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan;
c. Melaksanakan komitmen terhadap kesepakatan Millennium Development Goals
(MDG’s) 2015, Protocol Kyoto dan habitat dimana pembangunan perkotaan harus
dilaksanakan berimbang dengan pembangunan diperdesaan serta Jakstranas 2019;
d. Meningkatkan iklim investasi yang kompetitif;
e. Melaksanakan pengembangan SPAM dengan mempertimbangkan peningkatan kualitas
lingkungan dan konservasi.
Bab IV
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

4.1 Skenario Penyelenggaraan SPAM


KSDP-SPAM KABUPATEN BANGKA TENGAH mengacu pada 3 (tiga) sasaran sebagai
berikut :
a. Sasaran Nasional (MDG’s, SPM, RPJP dan RPJMN) terhadap pelayanan air minum yaitu

 Akses terhadap air minum aman pada tahun 2017 sebesar 72,04 %;

 SPM tahun 2019 sebesar 81,7% dikoreksi dengan RPJMN menjadi 100%;

 Akses terhadap air minum aman pada tahun 2019 sebesar 100% (RPJMN 2015-2019);

b. Sasaran Pemerintah Daerah yang tertuang dalam RPJMD dan RISPAM;

 Akses air minum aman pada tahun 2021 sebesar 80,25 % (RPJMD)

 Akses air minum aman pada tahun pada tahun 2021 sebesar 100 % dari sasaran RISPAM

c. Berdasarkan butir a dan b, sasaran yang harus di capai pada tahun 2021 adalah 100% akses
air minum aman baik melalui JP oleh PDAM, Swasta dan kelompok masyarakat, maupun
BJP terlindungi oleh masyarakat dengan skenario :

JP oleh UPT Air Minum 24,39 %


PDAM 13,63%
BJP terlindungi oleh Masyarakat 61,98 %

Dengan kondisi pelayanan air minum Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2017
sebesar 74,51 %, maka perlu peningkatan sebesar 25,49 % untuk mencapai target yaitu sebesar
100 % selama kurun waktu 5 tahun atau pada tahun 2021. Pada tahun 2017 jumlah penduduk
yang memiliki akses air minum layak sebesar 61,31 % untuk perkotaan dan akses air minum
layak untuk pedesaan yaitu 70,76 %. Sementara untuk target Kabupaten Bangka Tengah tahun
2021 yaitu sebesar 100 % untuk akses aman air minum layak perkotaan dan 100% untuk akses
aman air minum layak perdesaan.
Adapun target sasaran akses aman air minum per tahun sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat
pada gambar berikut :
70.00
61.98 61.98
59.60
60.00 57.09
53.86 54.53

50.00
cakupan pelaynana (%)
40.00 38.02 38.02

30.00
22.41
20.00 18.65 18.58

10.92
10.00

-
2016 2017 2018 2019 2020 2021

perpipaan non perpipaan

Gambar 4.1
Target (Sasaran) Akses Aman Air Minum Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2015 – 2021

4.1.1. Skenario Pengembangan SPAM Perdesaan dan Perkotaan


Pada tahun 2017 jumlah Penduduk berakses air bersih (KK) di Kabupaten Bangka
Tengah sebesar 74,51 %. Sehingga perlu peningkatan sebesar 25,5 % untuk mencapai target 100
% pada tahun 2021. Akses air minum layak sistem perpipaan sebesar 20,01 % dan bukan
jaringan perpipaan sebesar 54,41% .

Gambar 4.1
Akses penduduk terhadap air bersih Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2017

Akses Penduduk Terhadap Air Bersih


Tahun 2017

belum terlayani perpipaan


25% 20%

non perpipaan
54%

perpipaan non perpipaan belum terlayani

Adapun skematik diagram pendekatan kebijakan dan strategi SPAM Kabupaten Bangka
Tengah untuk merealisasikan target dan sasaran akses aman air minum perkotaan pada akhir
tahun 2021 dapat dilihat pada gambar berikut :
PENDANAAN
KELEMBAGAAN

SPAM PERDESAAN
SPAM PERDESAAN PENETAPAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Meningkatkan komitmen Pemerintah
Kabupaten/Kota Meningkatkan fungsi kelembagaan untuk
Mengembangkan pola pembiayaan melalui keberlanjutan operasional SPAM Perdesaan SPAM PERDESAAN
Corporate Social Responsibility (CSR) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia
(SDM) ditingkat Desa/Kelurahan dalam
pengembangan SPAM Melengkapi Produk peraturan perundangan
Mengembangkan pola pembiayan mandiri Memperkuat peran dan fungsi dinas/instansi dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM
masyarakat terkait Menerapkan Norma, Standar, Prosedur dan
Kriteria (NSPK) yang telah tersedia

SPAM PERKOTAAN SPAM PERKOTAAN


Meningkatkan kemampuan finansial Melakukan pembinaan manajemen dalam SPAM PERKOTAAN
penyelenggara SPAM pengembangan SPAM Melengkapi Produk perundangan dalam
Meningkatkan komitmen pemerintah Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) penyelenggaraan pengembangan SPAM
kabupaten/kota dalam pendanaan pengembangan ditingkat kabupaten/kota dalam pengembangan Menerapkan Norma, Standar, Prosedur dan
SPAM SPAM Kriteria (NSPK) yang telah tersedia
Mengembangkan pola pembiayaan melalui Memperkuat peran dan fungsi dinas/instansi Menyelenggarakan pengembangan SPAM
Corporate Social Responsibility (CSR) ditingkat kabupaten/kota dalam pengembangan sesuai dengan kaidah teknis
Meningkatkan pendanaan melaui perolehan dana SPAM
non-pemerintah Memperkuat komitmen Pemerintah
KONDISI AIR MINUM KABUPATEN PENINGKATAN
Meningkatkan sinergitasAKSES Kabupaten/Kota untuk lebih memprioritaskan
AMAN AIR MINUM
antara BUMN-BUMD
pengembangan SPAM
BANGKA TENGAH TAHUN 2017 BAGI SELURUH
dalam MASYARAKAT
percepatan pengembangan SPAM PERKOTAAN PENINGKATAN AKSES AMAN AIR MINUM BAGI
SELURUH MASYARAKAT PERDESAAN

Melaksanakan pembangunan SPAM Perdesaan


PENGEMBANGAN rawan air
DAN INOVASI TARGET MDGS TARGET
TEKNOLOGI SPAM
Meningkatkan dan memperluas akses air minum yang aman JAKSTRADA
(2017) (2021)
melaui SPAM bukan jaringan perpipaan terlindungi dan
PERPIPAAN : 20,01 % Pemanfaatan Idle Capacity berkelanjutan SPAM PERDESAAN 72,04% 100%
Pembangunan SPAM di Kawasan Strategis Kabupaten Melaksanakan kelanjutan Menerapkan teknologi tepat guna dalam
program PAMSIMAS dan Dana
pengembangan SPAM pada daerah dengan
Alokasi Khusus (DAK) keterbatan kualitas air baku
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN : 54,41% PERAN SERTA KEMITRAAN BADAN
USAHA DAN MASYARAKAT
Program Penurunan
PENYEDIAAN Kebocoran
AIR BAKU

SPAM PERDESAAN
SPAM PERDESAAN 5 SPAM PERKOTAAN

Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam


Meningkatkan konservasi wilayah sungai dan pengembangan penyelenggaraan SPAM Menerapkan teknologi dalam jaringan
perlindungan sumber air baku perpipaan
Meningkatkan upaya penyediaan air baku untuk
air minum SPAM PERKOTAAN

Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam


SPAM PERKOTAAN pengembangan penyelenggaraan SPAM
Menciptakan peluang investasi badan
Meningkatkan konservasi wilayah sungai dan usaha
perlindungan sumber air baku
Meningkatkan upaya penyediaan air baku untuk
air minum
Gambar 4.3
Bagan Alir Pendekatan Kebijakan dan Strategi SPAM Kabupaten Bangka Tengah
4.2 SASARAN KEBIJAKAN
Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 serta skenario pengembangan
SPAM, maka sasaran dari Kebijakan dan Strategi Daerah Pengembangan SPAM Kabupaten
Bangka Tengah dengan Jaringan Perpipaan dan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan antara lain
sebagai berikut :

4.2.1 Sasaran Kebijakan Pengembangan SPAM Perkotaan


a. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga
terjangkau dengan peningkatan cakupan pelayanan melalui SPAM dengan Jaringan
Perpipaan dan non perpipaan sebesar 72,04 % pada akhir tahun 2017 menjadi 100 %
di akhir tahun 2021

b. Terfasilitasinya Pembangunan SPAM di Kawasan Strategis Kabupaten


c. Terfasilitasinya percepatan pembangunan SPAM melalui pemanfaatan idle kapasitas.
d. Terfasilitasinya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air dengan menekan
tingkat NRW direncanakan penurunan rata-rata sebesar 1 % di di UPTD AIR
MINUM/ PDAM Kabupaten/Kota.
e. Terfasilitasinya pembiayaan pengembangan SPAM untuk membangun, memperluas,
serta meningkatkan sistem fisik dan sistem non fisik.
4.2.2 Sasaran Kebijakan Pengembangan SPAM Perdesaan
a. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga
terjangkau dengan peningkatan cakupan pelayanan melalui SPAM dengan Jaringan
Perpipaan dan non perpipaan sebesar 72,04 % pada akhir tahun 2017 menjadi 100 %
di akhir tahun 2021
a. Terfasilitasinya Pembangunan SPAM Perdesaan rawan air sebanyak 47 desa.
b. Terfasilitasinya pembangunan SPAM Perdesaan regular sebanyak 16 desa.
c. Terfasilitasinya kelanjutan Program PAMSIMAS dan DAK di 30 desa.
Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan SPAM
Kebijakan Penyelenggaraan SPAM dirumuskan untuk menjawab isu strategis dan
permasalahan dalam Penyelenggaraan SPAM. Berdasarkan kelompok kebijakan yang telah
dirumuskan di atas, ditentukan arahan kebijakan sebagai dasar dalam mencapai sasaran
Penyelenggaraan SPAM yang diarahkan untuk memenuhi sasaran RPJMD 2018 dan sasaran
MDG’s 2015, serta sasaran RPJMN 2019. Adapun arahan kebijakan adalah :

1. Peningkatan akses aman air minum bagi seluruh masyarakat melalui jaringan perpipaan
dan bukan jaringan perpipaan terlindungi;

2. Peningkatan kemampuan pendanaan dan penyelenggaraan alternatif sumber pembiayaan;

3. Peningkatan kapasitas kelembagaan penyelenggaraan SPAM;

4. Penyelenggaraan dan penerapan NSPK di Pusat dan di Daerah;

5. Peningkatan penyediaan air baku untuk air minum secara berkelanjutan;


6. Peningkatan peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat;

7. Penyelenggaraan inovasi teknologi SPAM.

Sebagai pelaksana utama/penanggung jawab dari jakstrada SPAM adalah Dinas Pekerjaan
Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan di dukung oleh Setda, Bappelitbangda, Dinas Dinsos-
PMD, Dinas Kesehatan, dan PDAM.

Selanjutnya kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan SPAM dirumuskan sbb:

Kebijakan 1 :
Peningkatan akses aman air minum bagi seluruh masyarakat melalui jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan terlindungi.

Strategi 1
Mengembangkan SPAM dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan minimal untuk
memperluas jangkauan pelayanan air minum terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah
strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Mengembangkan SPAM dengan mengikuti pola perkembangan wilayah yang sudah
ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). (PU,Bappelitbangda & PDAM)

2. Membangun SPAM baru untuk pusat perkotaan dan perkampungan terutama untuk :

Kawasan atau kampung-kampung rawan air, rawan kemiskinan, kawasan pesisir, pulau terpencil
dan kampung nelayan (DPUTRP dan PDAM).

3. Mengembangkan SPAM untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di kawasan


kumuh perkotaan dan kawasan Rumah Sederhana Sehat. (PDAM, PUSAT).

4. Meningkatkan SPAM yang berbasis pada masyarakat. (Pokja AMPL, DPUTRP)

5. Mendorong kebijakan khusus untuk pembangunan SPAM di kawasan-kawasan tertentu.

Strategi 2
Mengembangkan SPAM dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi.
Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Mengembangkan SPAM untuk kebutuhan non rumah tangga antara lain untuk kebutuhan
industry, niaga dan pariwisata. (PDAM)

2. Mengembangkan SPAM untuk mendukung program pemerintah dalam percepatan


pertumbuhan ekonomi. (PDAM)

3. Mengurangi disparitas cakupan pelayanan SPAM antar kawasan. (PDAM dan DPUTRP)
Strategi 3
Meningkatkan dan memperluas akses air minum yang aman melalui SPAM bukan jaringan
perpipaan terlindungi dan berkelanjutan, Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai
berukut :
1. Meningkatkan prasarana dan sarana SPAM bukan jaringan perpipaan tidak terlindungi
menjadi terlindungi. (DPUTRP)

2. Mengembangkan SPAM bukan jaringan perpipaan melalui program stimulan, percontohan


dan dana bergulir. (DPUTRP)

3. Melaksanakan pembangunan SPAM bukan jaringan perpipaan yang sesuai dengan kondisi
potensi dan permasalahan setempat. (DPUTRP)

4. Melakukan pembinaan dan pengawasan teknis prasarana dan sarana SPAM bukan jaringan
perpipaan, antara lain melalui pemanfaatan sanitarian. (PU dan Dinas Kesehatan)

5. Meningkatkan Penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat kerja sama lintas


instansi pemerintah. (Pokja AMPL)

Strategi 4
Meningkatkan kualitas air minum yang memenuhi persyaratan baku mutu yang berlaku Strategi
ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menegakkan control kualitas melalui pengaplikasian standar teknis dan regular monitoring
terhadap kualitas air yang diterima masyarakat. (Dinas Kesehatan, PDAM)

2. Melakukan pembinaan kepada penyelenggara PDAM dan non PDAM untuk meningkatkan
pengawasan kualitas air minum secara berkala melalui penugasan SKPD yang membidangi
pengawasan kualitas air dan pemanfaatan sanitarian. (Dinas Kesehatan)

3. Memberikan insentif kepada Penyelenggara SPAM yang berinisiatif untuk meningkatkan


kualitas air minum.

4. Memfasilitasi pelaksanaan rencana pengamanan air minum (water safety plan). (DPUTRP)

Strategi 5
Menurunkan tingkat kehilangan air
Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Melakukan bimbingan teknis kepada Penyelenggara SPAM dalam penanganan masalah
kehilangan air.(Pusat dan PDAM)

2. Memberikan insentif kepada Penyelenggara SPAM yang memiliki program penurunan


tingkat kehilangan air.

3. Memberikan disinsentif kepada Penyelenggara SPAM yang memiliki tingkat kehilangan air
tinggi dan tidak memiliki program penurunan tingkat kehilangan air.
4. Memfasilitasi Penyelenggara SPAM untuk melakukan kampanye pencegahan pencurian
air. (DPUTRP)

Strategi 6
Mengembangkan sistem informasi dan pendataan dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja
pelayanan air minum , Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menyusun dan memvalidasi database serta menyusun manajemen sistem informasi
penyediaan air minum. (PDAM, PU, Dinas Kesehatan dan Koordinator Bappelitbangda)

2. Membangun jejaring sistem informasi Penyelenggaraan SPAM antar institusi/lembaga di


pusat maupun di daerah serta lintas seKtor. (Bappelitbangda)

3. Menetapkan institusi/lembaga yang mengkoordinasikan pengelolaan sistem informasi


Penyelenggaraan SPAM. (Bappelitbangda)

4. Meningkatkan peran pemerintah daerah dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang bidang tugasnya menangani air minum untuk menyediakan data penyediaan
air minum. (DPUTRP dan Bappelitbangda)

5. Melaksanakan bimbingan teknis SDM dalam rangka pemutakhiran data penyediaan air
minum. (Pusat, Bappelitbangda, DPUTRP)

6. Melakukan sinkronisasi dalam hal penentuan indikator penilaian dengan instansi penyedia
data dan pelaksana kegiatan statistik. (Bappelitbangda)

Kebijakan 2 :
Peningkatan kemampuan pendanaan operator dan Penyelenggaraan alternatif sumber
pembiayaan.

Strategi 1
Meningkatkan kemampuan financial internal Penyelenggara SPAM.
Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Memfasilitasi upaya peningkatan pendapatan. (Pusat, PDAM)

2. Memfasilitasi peningkatan efisiensi biaya. (PDAM)

3. Memfasilitasi penerapan tarif dengan prinsip pemulihan biaya penuh (FCR) oleh PDAM
dan non PDAM;

Strategi 2
Meningkatkan komitmen Pemerintah dalam pendanaan Penyelenggaraan SPAM, Strategi ini
dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Mengalokasikan dana APBD ataupun sumber pembiayaan lainnya bagi Penyelenggaraan
SPAM. (Bappelitbangda, DPUTRP)

2. Memberi stimulan untuk mendorong Penyelenggaraan SPAM oleh masyarakat secara


mandiri. (AMPL)

3. Mengembangkan penyertaan modal pemerintah (PMP) bagi Penyelenggaraan SPAM di


daerah. (Bappelitbangda)

Strategi 3
Mengembangkan pola pembiayaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Membangun forum komunikasi untuk sinkronisasi program antara perusahaan swasta
dengan pemerintah. (Bappelitbangda)

2. Memetakan kebutuhan pengembang SPAM yang dapat di danai oleh dana CSR.

3. Menetapkan mekanisme pelaksanaan program Penyelenggaraan SPAM dari dana CSR


yang memberikan manfaat bagi para pihak. (Bappelitbangda dan PU)

4. Melakukan promosi kerjasama pembangunan air minum berbasis masyarakat dengan


lembaga pengelola yang berkinerja baik melalui kegiatan CSR. ( Pokja AMPL)

5. Melaksanakan sosialisasi dan pemantauan terhadap penyelenggaraan Penyelenggaraan


SPAM yang melalui dana CSR.

Strategi 4
Meningkatkan pendanaan melalui perolehan dana non pemerintah, seperti pinjaman dan hibah
dalam dan luar negeri, pinjaman perbankan, pinjaman non-perbankan, dan obligasi perusahaan.
Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Meningkatkan pemahaman Penyelenggara untuk memanfaatkan kebijakan pendanaan
dalam Penyelenggaraan SPAM. (Pusat, Bappelitbangda, PU, PDAM)

2. Menyusun skenario SPAM dan Penyelenggara yang di danai dengan berbagai alternatif
pembiayaan seperti pinjaman dan hibah dalam dan luar negeri, pinjaman perbankan,
pinjaman Pusat Investasi Pemerintah dan lembaga keuangan lainnya, serta obligasi
perusahaan. ( Bappelitbangda)

3. Memfasilitasi Penyelenggara untuk mengakses berbagai alternative sumber pembiayaan


bagi Penyelenggaraan SPAM. (Bappelitbangda)

4. Memfasilitasi tersedianya pengaturan di daerah terkait pelaksanaan investasi pendanaan


non-pemerintah. (Setda)
5. Memperkuat kelembagaan Penyelenggara untuk persiapan pelaksanaan investasi
pendanaan non-pemerintah. (Setda, DPUTRP, PDAM)

6. Meningkatkan dukungan pemerintah (government support) dan jaminan pemerintah


(government guarantee) untuk mendukung pelaksanaan investasi pendanaan non-
pemerintah. (Pusat)

7. Mempercepat proses pemberian jaminan dalam subsidi bunga pinjaman dan perbankan
sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2009. ((Setda, Bappelitbangda)

8. Menyusun scenario alternative pendanaan lainnya yang dapat dikembangkan dalam


Penyelenggaraan SPAM. (Bappelitbangda)

Kebijakan 3 :
Peningkatan kapasitas kelembagaan penyelenggaraan Penyelenggaraan SPAM

Strategi 1
Memperkuat kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam Penyelenggaraan SPAM, Strategi
ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan kapasitas SDM yang terkait dengan
penyelenggaraan Penyelenggaraan SPAM, baik SDM dari kalangan pemerintah,
penyelenggara, pelaksana konstruksi, dan penyedia jasa konsultasi, antara lain melalui
pendidikan dan pelatihan. ( Pusat, PU, Bappelitbangda, PDAM)

2. Mendorong pengisian jabatan struktural/fungsional oleh SDM yang memiliki sertifikat


kompetensi yang sesuai.

Strategi 2
Memperkuat peran dan Fungsi dinas/instansi/SKPD dalam Penyelenggaraan SPAM. Strategi ini
dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut:
1. Mengefektifkan peran regulator sehingga mampu mempunyai target capaian dalam
Penyelenggaraan SPAM. (Setda, PU)

2. Memberi pedoman pengaturan tugas fungsi SKPD dalam penyelenggaraanPenyelenggaraan


SPAM. (Setda, PU)

3. Meningkatkan pelaksanaan tugas fungsi dalam :

a) Perencanaan,

b) Pelaksanaan
PU
c) Pengawasan, dan

d) Penyediaan data dan informasi.


Strategi 3
Menerapkan prinsip Good Corporate Governance untuk Penyelenggara/operator SPAM, Strategi
ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menerapkan tata kelola perusahaan secara transparan, akuntabel, kompetitif, berkeadilan
dan profesional. (PDAM)

2. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu termasuk penyusunan dan penerapan Standar


Operasional Prosedur (SOP) untuk operasi dan pemeliharaan SPAM. (PDAM)

3. Menyusun pedoman dan pelaksanaan evaluasi kinerja pengelolaan SPAM secara periodik.
(DPUTRP dan PDAM)

4. Memfasilitasi peningkatan kinerja lembaga Penyelenggara SPAM. (DPUTRP)

5. Menerapkan manajemen keuangan Penyelenggara SPAM secara efisien. (DPUTRP dan


Pusat)

Strategi 4
Mengembangkan kapasitas SDM dengan pola Center of Excellent, Strategi ini dilaksanakan
melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menyusun mekanisme yang efektif untuk mengembangkan kapasitas SDM dengan pola
Center of Excellent (CoE). (Pusat dan Setda)

2. Meningkatkan dukungan pendanaan untuk mengembangkan kapasitas SDM dengan pola


CoE. ( Bappelitbangda , DPUTRP)

3. Meningkatkan skala pelaksanaan program Penyelenggaraan kapasitas SDM dengan pola


CoE, antara lain peningkatan substansi yang diajarkan, jumlah peserta, lokasi provinsi, dan
fasilitas. (Bappelitbangda, DPUTRP dan PDAM).

Strategi 5
Mengembangkan manajemen asset SPAM dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pengelolaan, Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menyusun pedoman penerapan manajemen asset yang efisien. (Pusat, DPUTRP)

2. Melakukan pembinaan melalui sosialisasi dan pendampingan penerapan manajemen asset.


(Pusat, DPUTRP)

3. Meningkatkan manajemen dan optimalisasi asset PDAM. (PDAM)

Kebijakan 4;
Penyelenggaraan dan penerapan NSPK di Pusat dan di daerah
Strategi 1
Melengkapi produk peraturan perundangan dalam penyelenggaraan Penyelenggaraan SPAM.
Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menyusun dan menetapkan NSPK yang terkait dengan penyelenggaraan Penyelenggaraan
SPAM ( amanat UU 23/2014 dan PP no 122 tahun 2015 )

2. Memfasilitasi penyusunan produk hukum pengaturan air minum di daerah berupa:

a) Penyelenggaraan Penyelenggaraan SPAM;


Setda, Bappelitbangda,
b) Jakstrada Penyelenggaraan SPAM; dan DPUTRP

c) Rencana Induk Penyelenggaraan SPAM.

Strategi 2
Menerapkan NSPK yang telah tersedia, Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai
berikut :
1. Melakukan pembinaan melalui sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan penerapan NSPK;
(Pusat, DPUTRP)

2. Memfasilitasi penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan SPAM; (Pusat,


Bappelitbangda, DPUTRP)

3. Memfasilitasi penyelenggara dalam membuat dokumen tender konstruksi dengan


mencantumkan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Standar Internasional untuk jenis
pekerjaan tertentu. (Pusat, DPUTRP)

Strategi 3
Menyelenggarakan Penyelenggaraan SPAM sesuai dengan kaidah teknis, Strategi ini
dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Melaksanakan perencanaan SPAM baru sesuai dengan kaidah teknis yang benar dan
lengkap serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku. ( PDAM)

2. Melakukan evaluasi dan melengkapi dokumen perencanaan Penyelenggaraan SPAM yang


telah terbangun (fisik/teknis) agar sesuai dengan kaidah teknis yang benar dan lengkap.
(PDAM & DPUTRP)

3. Melaksanakan kegiatan konstruksi sesuai dengan kaidah teknis. (PDAM & DPUTRP)

4. Melaksanakan kegiatan konstruksi, pengelolaan, rehabilitasi, dan pemeliharaan yang


mengikuti dokumen perencanaan (teknis/fisik) yang benar dan lengkap. (PDAM &
DPUTRP)
5. Melaksanakan rekonstruksi terhadap sistem fisik/teknis yang belum mengikuti kaidah
teknis yang benar dan lengkap. (PDAM & DPUTRP)

6. Melaksanakan optimalisasi dan rehabilitasi SPAM yang belum optimal. (PDAM &
DPUTRP)

7. Melakukan pengawasan kualitas air minum secara berkala sesuai ketentuan yang berlaku
(Permenkes). (Dinas Kesehatan & PDAM)

8. Memanfaatkan Rencana Induk Penyelenggaraan SPAM sebagai alat control untuk setiap
tahapan pembangunan. (Bappelitbangda, DPUTRP, PDAM)

9. Memperkuat supervisi dalam pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM. (DPUTRP)

Kebijakan 5 :
Peningkatan penyediaan air baku untuk air minum secara berkelanjutan.

Strategi 1
Meningkatkan konservasi wilayah sungai dan perlindungan sumber air baku.
Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menetapkan sumber air baku utama dalam Rencana Tata Ruang Provinsi dan Rencana Tata
Ruang Kota dalam rangka perlindungan dan pelestarian daerah tangkapan air oleh PDAM
dan BWS.

2. Meningkatkan upaya perlindungan dan pelestarian sumber air, antara lain dengan
perlindungan air baku berbasis kearifan lokal, melaksanakan rehabilitasi hutan dan DAS
kritis, perlindungan air baku dari pencemaran, pengendalian laju kegiatan tambang
inkonvensional, keterpaduan antara penyelenggaraan SPAM dengan sanitasi oleh instansi
terkait dan koordinator Bappelitbangda.

3. Meningkatkan tampungan air dan mengendalikan alih fungsi lahan sesuai Rencana Tata
Ruang Wilayah.

4. Meningkatkan upaya penghematan air serta pengendalian penggunaan air tanah. (ESDM)

5. Memfasilitasi kecamatan/kelurahan untuk membangun sumur resapan, terutama di daerah


pemukiman. (DPUTRP, ESDM)

Strategi 2
Meningkatkan upaya penyediaan air baku untuk air minum. Strategi ini dilaksanakan melalui
rencana tindak sebagai berikut :
1. Menetapkan rencana alokasi dan hak guna air bagi pengguna yang sudah ada dan yang baru
sesuai dengan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai.
(bersama Balai Wilayah Sungai/BWS)
2. Memastikan pengelolaan sumber air terpadu dalam rangka memenuhi kebutuhan air
minum.

3. Meningkatkan upaya Penyelenggaraan sumber air baku dengan memadukan kepentingan


antar wilayah dan antar pemilik kepentingan.

4. Memprioritaskan penyediaan air baku bagi daerah rawan air.

5. Memfasilitasi pemerintah daerah yang memiliki fasilitas IPAL Domestik untuk


melaksanakan upaya penggunaan kembali (reuse) air olahannya bagi keperluan non-
domestik.

6. Mengembangkan konsep pemanenan air terutama di kawasan permukiman skala besar dan
kawasan industri. (dimulai dengan pemerintahan)

Strategi 3
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya air melalui pendekatan berbasis
wilayah sungai. Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menyediakan informasi neraca air (Water balance). (Bersama BWS terkait)

2. Menyediakan data kebutuhan air baku untuk air minum per Kota sampai 20 tahun
mendatang.

3. Melakukan sosialisasi peraturan perizinan pemanfaatan air baku dan kewajiban


Penyelenggara untuk memiliki surat izin pemanfaatan air baku.

4. Menyelaraskan peraturan perizinan pemanfaatan air baku di daerah dengan peraturan yang
lebih tinggi.

Strategi 4
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air baku melalui sistem regional. Strategi ini
dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Melakukan pemetaan kebutuhan regionalisasi pemanfaatan air baku.

2. Mengembangkan potensi pemanfaatan air baku secara regional.

3. Mengembangkan model regionalisasi yang mempertimbangkan model institusi


kelembagaan regional, model pengelolaan keuangan, dan sumber pembiayaan.

4. Meningkatkan peran pemerintah provinsi dalam pelaksanaan regionalisasi pemanfaatan air


baku.

5. Memantapkan criteria kesiapan ususlan (readiness criteria) sebelum pelaksanaan


regionalisasi pemanfaatan air baku, termasuk sosialisasi kepada masyarakat.
Kebijakan 6 :
Peningkatan peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat.

Strategi 1
Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan Penyelenggaraan SPAM, Strategi
ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Melakukan kampanye menuju perilaku hidup bersih dan sehat sebagai penciptaan
kebutuhan pelayanan air minum yang layak dan berkelanjutan. (oleh Dinas Kesehatan)

2. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melalui penerapan penyelenggaraan SPAM


berbasis masyarakat di wilayah yang belum termasuk/sulit terjangkau wilayah pelayanan
PDAM; (Oleh DPUTRP pada proyek-proyek berbasis masyarakat)

3. Memfasilitasi peningkatan kapasitas lembaga pengelola air minum berbasis masyarakat


melalui pelatihan, bimbingan, dan pemantauan kemajuan kinerja layanan air minum,
meliputi aspek teknis, administrasi/manajemen, dan keuangan.

4. Melakukan promosi peran kader pembangunan air minum sebagai fasilitator


pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan SPAM berbasis masyarakat. (oleh
pokja AMPL)

5. Memberikan bantuan teknis pembentukan kelembagaan masyarakat pengelola air minum.

6. Menyebarluaskan contoh keberhasilan (best practice) kelompok masyarakat yang


melakukan penyelenggaraan Penyelenggaraan SPAM.

7. Mendorong pembentukan forum pelanggan air minum untuk setiap Penyelenggara SPAM
yang berdiri secara independen. (oleh PDAM)

8. Melaksanakan sosialisasi peran, hak dan kewajiban masyarakat dalam penyelenggaraan


Penyelenggaraan SPAM. (oleh PDAM)

9. Melaksanakan sosialisasi hemat penggunaan air. (oleh pokja AMPL)

10. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perlindungan daerah tangkapan air.

Kebijakan 7 :
Penyelenggaraan inovasi teknologi SPAM

Strategi 1
Mendorong penelitian untuk mengembangkan teknologi bidang air minum. Strategi ini
dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Melakukan kerjasama dengan lembaga penelitian/swasta/perguruan tinggi untuk
mengembangkan :

a) Inovasi teknologi dalam Penyelenggaraan SPAM khususnya pada daerah dengan


keterbatasan kualitas air baku pada awal tahun 2019 oleh DPUTRP;

b) Inovasi teknologi pengelolaan air minum untuk mencapai efisiensi dan berwawasan
lingkungan khususnya dalam pemakaian energy dan penurunan kehilangan air fisik.
(membangun unit pengolahan lumpur) oleh PDAM pada awal tahun 2019;

Strategi 2
Memasarkan hasil inovasi teknologi, Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai
berikut :
1. Melakukan sosialisasi hasil inovasi teknologi.

2. Melakukan uji coba hasil inovasi teknologi oleh DPUTRP.

3. Melakukan kemitraan dengan lembaga/pabrikan/ahli teknologi dalam dan luar negeri


terkait penggunaan teknologi baru bidang air minum.

4. Mengembangkan pasar yang dapat memanfaatkan inovasi teknologi antara lain melalui
Penyelenggaraan kebijakan pemanfaatan inovasi teknologi.

Strategi 3
Menerapkan teknologi tepat guna dalam Penyelenggaraan SPAM pada daerah dengan
keterbatasan kualitas air baku, Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Melakukan pembangunan SPAM baru yang menggunakan teknologi tepat guna,
khususnya pada daerah dengan keterbatasan air baku/belum terlayani PDAM terutama
untuk proyek-proyek DAK.

2. Menerapkan inovasi SPAM yang bertumpu pada potensi lokal.

3. Melakukan pengelolaan SPAM yang efisien khususnya dalam pemakaian energy dan
penurunan kehilangan air fisik. Oleh PDAM

4. Mendorong pemanfaatan air hasil daur ulang dari IPAL untuk penggunaan nonkonsumsi.

Strategi 4
Menyusun rencana implementasi prinsip pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan SPAM,
Srategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Memfasilitasi lembaga peneliti/swasta untuk melakukan mengembangkan life cycle
assessment dalam pengelolaan air minum mulai tahun 2016.
2. Memfasilitasi lembaga peneliti/swasta untuk mengembangkan design for sustainability
pada pengelolaan air minum pada tahun 2017.

Bab V
RENCANA AKSI PERCEPATAN INVESTASI
BIDANG AIR MINUM
5.1 Umum

 Percepatan Investasi Penyelenggaraan SPAM ditujukan untuk mendukung Kebijakan dan


Strategi Penyelenggaraan SPAM, yang dirumuskan guna memenuhi Standar Pelayanan
Minimal (SPM), pencapaian target RPJMN (2019), RPJMD (2018) yaitu cakupan pelayanan
akses aman air minum 100% pada tahun 2019;

 Untuk mencapai sasaran tersebut diatas SKENARIO TEKNIS/FISIK adalah :

 JP oleh UPT Air Minum 24,39 %


 PDAM 13,63%
 BJP terlindungi oleh Masyarakat 61,98 %
Total 100%
 Untuk pelayanan PDAM, diperlukan penambahan kapasitas produksi 60,42 ltr/dtk (dari 14
ltr/dtk menjadi 74,42 ltr/dtk; peningkatan jumlah SR 8.356 unit (dari 2.520 unit menjadi
10.876 unit) penurunan NRW 5% (dari 25% menjadi 20%);

 Sesuai Business plan PDAM KABUPATEN BANGKA TENGAH untuk mencapai sasaran
tersebut diatas, Penyelenggaraan SPAM KABUPATEN BANGKA TENGAH ini
memerlukan dana Rp. 31.637.144.980,- (2020-2021) dengan rencana investasi (SKENARIO
PEMBIAYAAN) sebagai berikut (Rp)

No UNIT PEMBIAYAAN KETERANGAN


1. Unit Air Baku 3.965.000.000,- APBN (SDA)
2. Unt Produksi 4.990.000.000,- APBN (Cipta Karya)
3. Unit Distribusi 10.936.112.500,- PDAM
4. Unit Pelayanan 11.746.032.480,- Pinjaman Bank
5. Non Fisik 30.000.000,- PDAM
JUMLAH 31.667.144.980,-

 Biaya untuk peningkatan BJP tidak terlindungi menjadi terlindungi dari dana APBD, APBN
dan P.S Masyarakat.
5.2 Alternatif Sumber Pendanaan

Selama ini pemerintah daerah dan PDAM mempunyai keterbatasan dalam mengakses sumber
pendanaan lain diluar dana pemerintah. Hal tersebut menjadi kendala dalam pencapaian target
cakupan pelayanan air minum. Di sisi lain, terdapat berbagai potensi sumber pendanaan yang
cukup besar untuk dimanfaatkan dalam Penyelenggaraan SPAM, diantaranya melalui pinjaman
perbankan bersubsidi untuk PDAM, pinjaman pemerintah daerah kepada pusat investasi
peemrintah (PIP), business to business (B to B), pemanfaatan dana corporate social responsibility
(CSR)/program kementerian dan bina lingkungan (PKBL) dan obligasi;

5.3 Kegiatan dan Rencana Tindak

Dalam upaya mendorong terjadinya percepatan investasi Penyelenggaraan SPAM, perlu


dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan sosialisasi kepada pengelola, badan usaha dan masyarakat dalam rangka
percepatan investasi Penyelenggaraan SPAM;

2. Melakukan fasilitasi kepada PDAM dalam penyiapan program investasi pengembangan


SPAM;

3. Melakukan fasilitasi kepada PDAM dalam mengakses pendanaan dari perbankan nasional,
investasi swasta, PKBL BUMN pedili, PIP dan sumber pembiayaan lainnya untuk
Penyelenggaraan SPAM;

4. Melakukan fasilitasi percepatan penyediaan air baku, peningkatan kualitas air baku dan
pembangunan infrastruktur penyediaan air baku untuk air minum;

5. Melakukan fasilitasi kepada pengelola SPAM dalam pemenuhan kebutuhan air minum,
diutamakan pelayanan SPAM bagi MBR, daerah-daerah terpencil dan daerah rawan air;
Bab VI
PENUTUP

Dengan diselesaikannya Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) Penyelenggaraan Sistem


Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Bangka Tengah ini sebagai amanat dari PP No 122
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan SPAM, maka selanjutnya seluruh kebijakan yang telah
disepakati dalam Jakstrada Penyelenggaraan SPAM Kabupaten Bangka Tengah akan menjadi
acuan dalam seluruh kegiatan yang berkaitan dengan Penyelenggaraan SPAM yang bersifat
umum sehingga dalam pelaksanaannya dibutuhkan suatu penterjemahan yang lebih operasional
dari pihak yang berkepentingan;
Jakstrada Penyelenggaraan SPAM Kabupaten Bangka Tengah ini, perlu dijabarkan lebih lanjut
oleh masing-masing instansi teknis terkait SKPD Kabupaten Bangka Tengah sebagai panduan
dalam operasionalisasi kebijakan dalam Penyelenggaraan SPAM.

Anda mungkin juga menyukai