SALINAN
PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH
NOMOR …… TAHUN 2018
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Pasal 3
Ruang Lingkup Peraturan Bupati ini meliputi:
a. Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM Kabupaten Bangka
Tengah Tahun 2018-2022;
b. Skenario Pengembangan SPAM Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2018-
2022; dan
c. Sasaran Kebijakan Pengembangan SPAM Kabupaten Bangka Tengah
Tahun 2018-2022; dan
a. Rencana Tindak Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM
Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2018-2022.
BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH PENGEMBANGAN SPAM
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2018-2022
Pasal 4
(1) KSDP-SPAM Kabupaten Bangka Tengah merupakan pedoman untuk
penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum bagi
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, badan usaha, dan
masyarakat.
Pasal 5
Ketentuan lebih lanjut mengenai KSDP-SPAM tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kabupaten
Bangka Tengah;
BAB III
MEKANISME PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH
PENYELENGGARAAN SPAM
Pasal 6
1) Kebijakan dan Strategi Daerah Penyelenggaraan SPAM yang disusun,
dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Kabupaten Bangka Tengah
2) Dalam pelaksanaan Rencana Tindak yang telah disusun, SKPD yang
dimaksud dalam butir 1, bekerjasama dengan SKPD-SKPD terkait lainnya
dan Pengelola SPAM.
BAB IV
KETENTUAN LAIN
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
ttd
IBNU SALEH
Diundangkan di Koba
pada tanggal ………………. 2018
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANGKA TENGAH,
ttd
SUGIANTO
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI KABUPATEN BANGKA TENGAH
NO. ……….
TENTANG
KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH PENYELENGGARAAN SPAM
(KSDP-SPAM)
KABUPATEN BANGKA TENGAH
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................8
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................8
1.2 Pengertian......................................................................................................................................9
1.3 Maksud dan Tujuan......................................................................................................................10
1.4 Landasan Hukum………..………………………….………………………………………11
1.4.1 Arah Kebijakan11
1.4.2 Peraturan Teknis …………………………………………………………………………11
BAB I
PENDAHULUAN
------------------------------------------------------------------------------------------------
I. LATAR BELAKANG
Luas Kabupaten Bangka Tengah ± 2.279,11 Km² atau 227.911 Ha dan secara administratif
terbagi menjadi 6 Kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Koba, dengan luas wilayah 391,59 Km2 atau 39.159 Ha, terdiri dari 5 kelurahan,
6 desa dan 17 dusun.
2. Kecamatan Pangkalanbaru dengan luas wilayah 108,26 Km2 atau 10.826 Ha, terdiri dari 1
kelurahan, 11 desa dan 26 dusun.
3. Kecamatan Sungai Selan, dengan luas wilayah 791,55 Km2 atau 79.155 Ha, terdiri dari 1
kelurahan, 12 desa dan 25 dusun.
4. Kecamatan Simpang Katis, dengan luas wilayah 230,73 Km2 atau 23.073 Ha, terdiri dari 10
desa dan 12 dusun.
5. Kecamatan Lubuk, dengan luas wilayah 553,03 Km2 atau 55.303 Ha, terdiri dari 9 desa dan
24 dusun.
6. Kecamatan Namang, dengan luas wilayah 203,95 Km2 atau 20.395 Ha, terdiri dari 8 desa
dan 17 dusun.
Dengan demikian secara total terdapat 7 kelurahan, 56 desa dan 121 dusun; 23 desa diantaranya
merupakan desa pesisir pantai.
Hampir semua pulau kecil tersebut dijadikan tempat persinggahan nelayan, karena mempunyai
memliki sumber air tawar, dan di kawasan tersebut di bangun pemukiman sederhana. Sedangkan
pulau yang tidak berpenghuni seperti Pulau Panjang, P. Gelasa, P. Ketugar P. Gadung dan P.
Pelepas biasanya merupakan pulau-pulau kecil yang menjadi daerah perkebunan dan dipenuhi
ilalang serta memiliki lokasi yang Iebih sulit dijangkau karena faktor musim dan memiliki
keterbatasan air tawar
Cakupan pelayanan air minum baik perkotaan maupun perdesaan di Kabupaten Bangka
Tengah pada tahun 2017 baru mencapai 74,51 % yang terdiri dari Jaringan Perpipaan (JP)
sebesar 20,10 %, dan untuk Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) sebesar 54,41 %. Target MDG’s
yang harus dicapai pada akhir tahun 2019 sebesar 100 %.
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah memiliki kelembagaan yang mengelola sarana dan
prasarana air minum yaitu oleh PDAM, BPSPAM dan UPTD Dinas Pekerjaan Umum, Penataan
Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bangka Tengah. Saat ini UPTD Dinas Pekerjaan Umum,
Penataan Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bangka Tengah mengelola lima SPAM antara lain
tiga SPAM IKK dan dua SPAM Pedesaan, PDAM mengelola tiga SPAM IKK dan BPSPAM
mengelola 21 SPAM Desa.
Pengadaan air minum khususnya di Kabupaten Bangka Tengah masih mengalami berbagai
kendala, sehingga masih banyak permasalahan kesehatan yang ditimbulkan karena
kurangnya/ketersediaan air minum. Kendala ini antara lain kebocoran teknis dan komersil
sehingga antara unit produksi dan unit distribusi mengalami ketimpangan sekitar 25%.
Disamping itu permasalahan sumber air baku eksisting terutama kolong yang mengalami
sedimentasi akibat adanya aktivitas tambang inkonvensional (TI) ilegal serta tidak adanya
pengamanan terhadap sumber air baku tersebut. Minat masyarakat yang rendah terhadap
keberadaan SPAM didaerah tertentu akibat kurangnya kepercayaan masyarakat sehingga lebih
memilih alternatif sumber air baku lain seperti sumur gali dan sumur bor.
Upaya Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah untuk menyediakan sarana dan prasarana air
minum diantaranya membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan pendistribusian mengunakan
Hidran Umum (HU) dan Sambungan Rumah (SR). Pengelolaannya saat ini dilaksanakan oleh
PDAM dan UPTD Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangka Tengah.
Potensi air baku yang ada di Kabupaten Bangka Tengah yang meliputi air permukaan dan
air tanah yang tersebar. Air Permukaan yang berpotensi menjadi sumber air baku di Bangka
Tengah berupa sungai dan kolong. Dalam Rangka pemanfaatan dan pengamanan sumber air
baku tersebut, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah mengeluarkan Keputusan Bupati Bangka
Tengah no 188.45/516.2/DPU/2016 tentang Penetapan Sungai dalam Wilayah Kabupaten
Bangka Tengah dan Keputusan Bupati Bangka Tengah No 188.45/690/DPU/2014 tentang
Penetapan Kolong dalam Wilayah Kabupaten Bangka Tengah. Terdapat 35 sungai yang tersebar
di beberapa kecamatan dan 137 kolong. Berdasarkan hasil perhitungan dari total kolong dan
sungai yang telah ditetapkan, dari total air baku sebesar 1490 m³/detik sebagian besar
dimanfaatkan untuk air bersih, sebagian dan sisanya dimanfaatkan untuk irigasi dan pertanian.
Air minum adalah kebutuhan dasar manusia yang mutlak tersedia dalam kuantitas dan
kualitas yang memadai. Di lain pihak ketersediaan air minum pada suatu wilayah akan
mendorong peningkatan ekonomi di wilayah tersebut. Selaras dengan amanat Undang-Undang
No. 23/2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyediaan air minum merupakan urusan wajib bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota karena menyangkut prasarana dasar, sehingga perlu diprioritaskan
pelaksanaannya dan berpedoman kepada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat. Sebagai alat pengatur dalam Penyelenggaraan SPAM dengan telah
ditetapkannya Undang-Undang No. 11/1974 tentang Pengairan, yang diturunkan dengan
Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan SPAM, yang bertujuan
untuk tersedianya pelayanan air minum untuk memenuhi ‘’Hak Rakyat Atas Air’’, terwujudnya
pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga terjangkau; tercapainya
kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa; dan tercapainya peningkatan
efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.
Arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dalam pengembangan SPAM
telah dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016 – 2021. Selain itu, terdapat arah
kebijakan tambahan yang bersifat strategis, antara lain:
1. Meningkatkan cakupan penggunaan air bersih/ minum berbasis masyarakat dengan strategi
penguatan pemberdayaan masyarakat, kerjasama dan kemitraan serta penyehatan lingkungan
melalui kampanye hidup sehat;
2. Mendorong peningkatan layanan dan akses masyarakat terhadap air minum dengan strategi
mengembangkan dan memelihara sumber air baku untuk penyediaan air bersih dalam rangka
meningkatkan cakupan dan kontinuitas pelayanan air bersih
3. Sustainable Development Goals (SDG’s) telah mengikat Komitmen Pemerintah Indonesia
untuk memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkesinambungan atas air dan sanitasi
untuk semua orang. Sasaran SDG’s untuk bidang air minum yaitu sebesar 100% penduduk
Indonesia akan memperoleh akses air minum yang aman pada tahun 2019;
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dalam
Pengembangan SPAM tersebut diatas dan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dengan menjamin kebutuhan pokok air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan
keterjangkauan, perlu adanya Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan SPAM (KSDP-SPAM)
Kabupaten Bangka Tengah yang disepakati oleh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan
SPAM.
I.2 PENGERTIAN
Badan Usaha adalah suatu badan hukum yang dapat berupa badan usaha swasta yang
berbentuk Perseroan Terbatas, BUMN, BUMD, dan Koperasi.
Corporate Social Responsibilities (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang
dilakukan suatu perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung
jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar perusahaan tersebut berada dan merupakan
fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder
nya.
Detail Engineering Design (DED) adalah suatu rencana rinci pembangunan SPAM di
suatu kota atau kawasan meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi dan unit pelayanan.
Dukungan Pemerintah (Goverment Support) adalah dukungan dalam bentuk investasi
yang diberikan oleh menteri/kepala lembaga/kepala daerah kepada badan usaha dalam rangka
pelaksanaan proyek kerjasama berdasarkan perjanjian kerjasama dalam rangka menekan harga
jual kepada masyarakat.
Full Cost Recovery (FCR) adalah harga jual rata-rata sama atau lebih besar dari harga
pokok produksi.
Good Corporate Governance (GCG) adalah proses dan struktur yang digunakan untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang dengan memperhatikan kepentingan
stakeholder serta berlandaskan peraturan perundang-undangan, moral, dan nilai etika.
Jaminan Pemerintah (Goverment Guarantee) adalah instrumen yang dapat diberikan
untuk mengurangi pengaruh ketidakpastian dari variabel input untuk tetap mempertahankan
kelayakan finansial dari proyek.
Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) adalah kerjasama pemerintah dengan badan
usaha dalam penyediaan infrastruktur melalui perjanjian kerjasama atau ijin pengusahaan.
Millennium Development Goals (MDG’s) adalah hasil kesepakatan kepala negara dan
perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada
September tahun 2000, berupa 8 butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
2) Menyelenggarakan sistim fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan,
peran serta masyarakat dan hukum) dalam kesatuan yang utuh dan terintegrasi dengan
prasarana dan sarana sanitasi;
3) Memenuhi kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia secara berkelanjutan dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan masyarakat;
Bab II
VISI DAN MISI
PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
2.1 VISI KABUPATEN BANGKA TENGAH
Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera baik di perkotaan
maupun di pedesaan, maka dibutuhkan ketersediaan air minum yang memadai baik kuantitas,
kualitas, kontinuitas dan keterjangkauan. Visi pembangunan Kabupaten Bangka Tengah
tahun 2016-2021 adalah Terwujudnya Negeri Selawang Segantang Yang Amanah, Bersih,
Berwibawa, Dan Sejahtera Berlandaskan Ekonomi Kerakyatan. Sehingga untuk mendukung
visi tersebut terhadap ketersediaan air bersih di Kabupaten Bangka Tengah dengan kriteria
sebagai berikut :
a) Seluruh masyarakat mendapatkan akses pelayanan air minum yang aman, baik
perkotaan maupun perdesaan;
b) Masyarakat dapat memperoleh air minum secara langsung dari SPAM dengan
jaringan perpipaan, maupun bukan jaringan perpipaan;
c) Masyarakat terlindungi dari berbagai penyakit terkait dengan air, seperti disentri,
tipus, diare, dan sebagainya;
d) Masyarakat dapat berdikari melakukan pengelolaan usaha air minum yang efisien,
profesional, dan terjangkau, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah;
e) Masyarakat dan dunia usaha secara aktif dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pengembangan SPAM; dan
f) Pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota bersama masyarakat bersama-sama
mengamankan ketersediaan sumber air baku bagi keberlanjutan pelayanan SPAM.
Visi Penyelenggaraan SPAM Kabupaten Bangka Tengah yang menjadi bagian dari visi
Kabupaten Bangka Tengah tersebut diatas, maka visi Penyelenggaraan SPAM ditetapkan sebagai
berikut:
Visi pengembangan SPAM adalah suatu keadaan masyarakat yang sehat dan sejahtera
dengan air minum berkualitas di masa yang akan datang. Perwujudan visi akan lebih optimal
apabila terdapat kerjasama yang sinergis antar stakeholder dari seluruh kegiatan – kegiatan yang
ada. Dalam kerjasama ini, Pemerintah Daerah lebih berperan dalam melakukan pemberdayaan
kepada Pemerintah Desa, masyarakat, maupun kepada operator penyelenggaraan SPAM.
Masyarakat perlu mendapatkan pemahaman yang jelas terhadap fungsi pelayanan
penyelenggaraan SPAM agar dapat berpartisipasi aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan
sampai dengan pengelolaan (SPAM Desa). Untuk itu, visi tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut
dalam perumusan misi yang lebih spesifik sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan dan
strategi pencapaian terhadap kondisi yang diinginkan.
1.2 MISI
1.Membangun, memperluas, dan/atau meningkatkan sistem pelayanan air minum di
wilayah Kabupaten Bangka Tengah;
2.Meningkatkan kapasitas kelembagaan Penyelenggara SPAM dan penerapan Norma,
Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK);
3.Mengembangkan pendanaan dan kerja sama dengan badan usaha dan masyarakat;
4.Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan air baku; dan
5.Memfasilitasi peningkatan pelayanan air minum di lintas Kabupaten/Kota, desa rawan air
bersih/kekeringan/rawan bencana dan pesisir.
Membangun, memperluas, dan/atau meningkatkan sistem pelayanan air minum di
wilayah Kabupaten Bangka Tengah, memiliki pemahaman dapat mewujudkan 100 % Pelayanan
air minum dengan memenuhi prinsip 4 K yaitu aspek keterjangkauan, kontinuitas, kuantitas, dan
kualitas;
o Keterjangkauan artinya tarif tidak melampui 4% dari pendapatan masyarakat pelanggan
sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan pelayanan
air minum dapat menjangkau daerah rawan air bersih (Peraturan Menteri Dalam Negeri
No 23 tahun 2006 tentangPedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum
pada Perusahaan Daerah Air Minum);
o Kontinuitas artinya distribusi air minum ke masyarakat tidak terputus selama 24 jam (PP
No 16 Tahun 2005 tentangPengembangan Sistem Penyediaan Air Minum);
o Kuantitas artinya tersedia standar kebutuhan pokok air minum yaitu sebesar 10 m3/kepala
keluarga/bulan atau 60 L/orang/hari. (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No
14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang ); dan
o Kualitas artinya terpenuhinya standar kesehatan. Penyediaan air minum dapat dikonsumsi
secara langsung baik dari SPAM perpipaan maupun bukan perpipaan. (Peraturan Menteri
Kesehatan No 492/Menkes/Per./IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
o Pengelolaan air minum secara efektif dan efisisen serta professional dengan melibatkan
semua pemangku kepentingan;
o Penegakkan hukum dan diberlakukannya sanksi bagi pelanggar peraturan terkait dengan
penyelenggaraan pengembangan SPAM.
Mengembangkan pendanaan dan kerja sama dengan badan usaha dan masyarakat,
memiliki pemahaman sebagai berikut :
a. Mobilisasi dana dari berbagai sumber untuk pengembangan SPAM
o Pengembangan alternatif sumber pembiayaan untuk pengembangan SPAM;
o Pengembangan potensi pendanaan di internal penyelenggara SPAM melalui
peningkatan pengelolaan manajemen, peningkatan penerapan konsep kewirausahaan
dalam pengembangan air minum.
b. Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha untuk berperan aktif dalam
penyelenggaraan SPAM
o Pelibatan masyarakat dan dunia usaha untuk aktif dalam penyelenggaraan SPAM;
o Penyampaian sistem informasi yang terbuka bagi masyarakat dan dunia usaha dalam
rangka mendorong keterlibatan dunia usaha dan masyarakat.
Memfasilitasi peningkatan pelayanan air minum di lintas Kabupaten/Kota, desa rawan air
bersih/kekeringan/rawan bencana dan pesisir, memiliki pemahaman sebagai berikut:
o Penyelenggaraan SPAM lintas kabupaten/kota (SPAM Regional);
o Pemanfaatan sumber air baku lintas wilayah di Kabupaten Bangka Tengah.
Bab III
ISU STRATEGIS, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Beberapa isu strategis dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan SPAM di
Kabupaten Bangka Tengah adalah sebagai berikut :
3.1.1 Peningkatan Akses Aman Air Minum
Isu strategis dan permasalahan terkait akses air minum aman adalah :
1. Pertumbuhan cakupan pelayanan air minum melalui SPAM dengan jaringan
perpipaan masih rendah dan belum dapat mengimbangi angka pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Bangka Tengah;
2. Pelayanan air minum melalui SPAM dengan jaringan perpipaan untuk masyarakat
miskin masih belum memadai juga lebih mahal;
3. Angka prevalensi penyakit disebabkan buruknya akses air minum aman masih tinggi;
4. Ketersediaan data yang akurat terutama SPAM BJP dan yang diselenggarakan oleh
Badan Usaha/Swasta dan masyarakat belum memadai dan kurang sinkron antar
instansi (DPUTRP dan DINKES);
5. Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan yang cukup tinggi dan tekanan air pada
jaringan distribusi umumnya rendah.
3.1.2 Pengembangan Pendanaan
Isu strategis dan permasalahan terkait peningkatan penyediaan air baku untuk air minum
adalah :
1. Lemahnya peran Pemerintah Daerah terhadap pengamanan sumber air baku;
2. Kurangnya sumber air baku yang dapat mengimbangi pesatnya angka pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Bangka Tengah;
3. Kapasitas daya dukung dan kualitas air baku di berbagai lokasi semakin menurun
akibat pengelolaan daerah tangkapan air yang kurang baik;
4. Kualitas sumber air baku semakin menurun akibat meningkatnya aktivitas tambang
dan kegiatan masyarakat dan industri yang tidak disertai dengan perlindungan
lingkungan.
3.1.6 Peningkatan Peningkatan Keterlibatan Swasta dan Masyarakat
Isu strategis dan permasalahan terkait peningkatan keterlibatan swasta dan masyarakat
adalah :
1. Potensi masyarakat dan dunia usaha belum diberdayakan secara optimal;
2. Kesadaran masyarakat akan penghematan air masih rendah;
3. Lembaga Penyelenggara SPAM perdesaan masih lemah, mengakibatkan rawannya
keberlanjutan SPAM yang dibangun;
4. Sektor swasta masih kurang tertarik untuk melakukan investasi dalam pengembangan
SPAM akibat kurang kondusifnya iklim usaha.
3.1.7 Inovasi teknologi
Akses terhadap air minum aman pada tahun 2017 sebesar 72,04 %;
SPM tahun 2019 sebesar 81,7% dikoreksi dengan RPJMN menjadi 100%;
Akses terhadap air minum aman pada tahun 2019 sebesar 100% (RPJMN 2015-2019);
Akses air minum aman pada tahun 2021 sebesar 80,25 % (RPJMD)
Akses air minum aman pada tahun pada tahun 2021 sebesar 100 % dari sasaran RISPAM
c. Berdasarkan butir a dan b, sasaran yang harus di capai pada tahun 2021 adalah 100% akses
air minum aman baik melalui JP oleh PDAM, Swasta dan kelompok masyarakat, maupun
BJP terlindungi oleh masyarakat dengan skenario :
Dengan kondisi pelayanan air minum Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2017
sebesar 74,51 %, maka perlu peningkatan sebesar 25,49 % untuk mencapai target yaitu sebesar
100 % selama kurun waktu 5 tahun atau pada tahun 2021. Pada tahun 2017 jumlah penduduk
yang memiliki akses air minum layak sebesar 61,31 % untuk perkotaan dan akses air minum
layak untuk pedesaan yaitu 70,76 %. Sementara untuk target Kabupaten Bangka Tengah tahun
2021 yaitu sebesar 100 % untuk akses aman air minum layak perkotaan dan 100% untuk akses
aman air minum layak perdesaan.
Adapun target sasaran akses aman air minum per tahun sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat
pada gambar berikut :
70.00
61.98 61.98
59.60
60.00 57.09
53.86 54.53
50.00
cakupan pelaynana (%)
40.00 38.02 38.02
30.00
22.41
20.00 18.65 18.58
10.92
10.00
-
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 4.1
Target (Sasaran) Akses Aman Air Minum Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2015 – 2021
Gambar 4.1
Akses penduduk terhadap air bersih Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2017
non perpipaan
54%
Adapun skematik diagram pendekatan kebijakan dan strategi SPAM Kabupaten Bangka
Tengah untuk merealisasikan target dan sasaran akses aman air minum perkotaan pada akhir
tahun 2021 dapat dilihat pada gambar berikut :
PENDANAAN
KELEMBAGAAN
SPAM PERDESAAN
SPAM PERDESAAN PENETAPAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Meningkatkan komitmen Pemerintah
Kabupaten/Kota Meningkatkan fungsi kelembagaan untuk
Mengembangkan pola pembiayaan melalui keberlanjutan operasional SPAM Perdesaan SPAM PERDESAAN
Corporate Social Responsibility (CSR) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia
(SDM) ditingkat Desa/Kelurahan dalam
pengembangan SPAM Melengkapi Produk peraturan perundangan
Mengembangkan pola pembiayan mandiri Memperkuat peran dan fungsi dinas/instansi dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM
masyarakat terkait Menerapkan Norma, Standar, Prosedur dan
Kriteria (NSPK) yang telah tersedia
SPAM PERDESAAN
SPAM PERDESAAN 5 SPAM PERKOTAAN
1. Peningkatan akses aman air minum bagi seluruh masyarakat melalui jaringan perpipaan
dan bukan jaringan perpipaan terlindungi;
Sebagai pelaksana utama/penanggung jawab dari jakstrada SPAM adalah Dinas Pekerjaan
Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan di dukung oleh Setda, Bappelitbangda, Dinas Dinsos-
PMD, Dinas Kesehatan, dan PDAM.
Kebijakan 1 :
Peningkatan akses aman air minum bagi seluruh masyarakat melalui jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan terlindungi.
Strategi 1
Mengembangkan SPAM dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan minimal untuk
memperluas jangkauan pelayanan air minum terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah
strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Mengembangkan SPAM dengan mengikuti pola perkembangan wilayah yang sudah
ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). (PU,Bappelitbangda & PDAM)
2. Membangun SPAM baru untuk pusat perkotaan dan perkampungan terutama untuk :
Kawasan atau kampung-kampung rawan air, rawan kemiskinan, kawasan pesisir, pulau terpencil
dan kampung nelayan (DPUTRP dan PDAM).
Strategi 2
Mengembangkan SPAM dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi.
Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Mengembangkan SPAM untuk kebutuhan non rumah tangga antara lain untuk kebutuhan
industry, niaga dan pariwisata. (PDAM)
3. Mengurangi disparitas cakupan pelayanan SPAM antar kawasan. (PDAM dan DPUTRP)
Strategi 3
Meningkatkan dan memperluas akses air minum yang aman melalui SPAM bukan jaringan
perpipaan terlindungi dan berkelanjutan, Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai
berukut :
1. Meningkatkan prasarana dan sarana SPAM bukan jaringan perpipaan tidak terlindungi
menjadi terlindungi. (DPUTRP)
3. Melaksanakan pembangunan SPAM bukan jaringan perpipaan yang sesuai dengan kondisi
potensi dan permasalahan setempat. (DPUTRP)
4. Melakukan pembinaan dan pengawasan teknis prasarana dan sarana SPAM bukan jaringan
perpipaan, antara lain melalui pemanfaatan sanitarian. (PU dan Dinas Kesehatan)
Strategi 4
Meningkatkan kualitas air minum yang memenuhi persyaratan baku mutu yang berlaku Strategi
ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menegakkan control kualitas melalui pengaplikasian standar teknis dan regular monitoring
terhadap kualitas air yang diterima masyarakat. (Dinas Kesehatan, PDAM)
2. Melakukan pembinaan kepada penyelenggara PDAM dan non PDAM untuk meningkatkan
pengawasan kualitas air minum secara berkala melalui penugasan SKPD yang membidangi
pengawasan kualitas air dan pemanfaatan sanitarian. (Dinas Kesehatan)
4. Memfasilitasi pelaksanaan rencana pengamanan air minum (water safety plan). (DPUTRP)
Strategi 5
Menurunkan tingkat kehilangan air
Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Melakukan bimbingan teknis kepada Penyelenggara SPAM dalam penanganan masalah
kehilangan air.(Pusat dan PDAM)
3. Memberikan disinsentif kepada Penyelenggara SPAM yang memiliki tingkat kehilangan air
tinggi dan tidak memiliki program penurunan tingkat kehilangan air.
4. Memfasilitasi Penyelenggara SPAM untuk melakukan kampanye pencegahan pencurian
air. (DPUTRP)
Strategi 6
Mengembangkan sistem informasi dan pendataan dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja
pelayanan air minum , Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menyusun dan memvalidasi database serta menyusun manajemen sistem informasi
penyediaan air minum. (PDAM, PU, Dinas Kesehatan dan Koordinator Bappelitbangda)
4. Meningkatkan peran pemerintah daerah dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang bidang tugasnya menangani air minum untuk menyediakan data penyediaan
air minum. (DPUTRP dan Bappelitbangda)
5. Melaksanakan bimbingan teknis SDM dalam rangka pemutakhiran data penyediaan air
minum. (Pusat, Bappelitbangda, DPUTRP)
6. Melakukan sinkronisasi dalam hal penentuan indikator penilaian dengan instansi penyedia
data dan pelaksana kegiatan statistik. (Bappelitbangda)
Kebijakan 2 :
Peningkatan kemampuan pendanaan operator dan Penyelenggaraan alternatif sumber
pembiayaan.
Strategi 1
Meningkatkan kemampuan financial internal Penyelenggara SPAM.
Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Memfasilitasi upaya peningkatan pendapatan. (Pusat, PDAM)
3. Memfasilitasi penerapan tarif dengan prinsip pemulihan biaya penuh (FCR) oleh PDAM
dan non PDAM;
Strategi 2
Meningkatkan komitmen Pemerintah dalam pendanaan Penyelenggaraan SPAM, Strategi ini
dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Mengalokasikan dana APBD ataupun sumber pembiayaan lainnya bagi Penyelenggaraan
SPAM. (Bappelitbangda, DPUTRP)
Strategi 3
Mengembangkan pola pembiayaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Membangun forum komunikasi untuk sinkronisasi program antara perusahaan swasta
dengan pemerintah. (Bappelitbangda)
2. Memetakan kebutuhan pengembang SPAM yang dapat di danai oleh dana CSR.
Strategi 4
Meningkatkan pendanaan melalui perolehan dana non pemerintah, seperti pinjaman dan hibah
dalam dan luar negeri, pinjaman perbankan, pinjaman non-perbankan, dan obligasi perusahaan.
Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Meningkatkan pemahaman Penyelenggara untuk memanfaatkan kebijakan pendanaan
dalam Penyelenggaraan SPAM. (Pusat, Bappelitbangda, PU, PDAM)
2. Menyusun skenario SPAM dan Penyelenggara yang di danai dengan berbagai alternatif
pembiayaan seperti pinjaman dan hibah dalam dan luar negeri, pinjaman perbankan,
pinjaman Pusat Investasi Pemerintah dan lembaga keuangan lainnya, serta obligasi
perusahaan. ( Bappelitbangda)
7. Mempercepat proses pemberian jaminan dalam subsidi bunga pinjaman dan perbankan
sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2009. ((Setda, Bappelitbangda)
Kebijakan 3 :
Peningkatan kapasitas kelembagaan penyelenggaraan Penyelenggaraan SPAM
Strategi 1
Memperkuat kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam Penyelenggaraan SPAM, Strategi
ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan kapasitas SDM yang terkait dengan
penyelenggaraan Penyelenggaraan SPAM, baik SDM dari kalangan pemerintah,
penyelenggara, pelaksana konstruksi, dan penyedia jasa konsultasi, antara lain melalui
pendidikan dan pelatihan. ( Pusat, PU, Bappelitbangda, PDAM)
Strategi 2
Memperkuat peran dan Fungsi dinas/instansi/SKPD dalam Penyelenggaraan SPAM. Strategi ini
dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut:
1. Mengefektifkan peran regulator sehingga mampu mempunyai target capaian dalam
Penyelenggaraan SPAM. (Setda, PU)
a) Perencanaan,
b) Pelaksanaan
PU
c) Pengawasan, dan
3. Menyusun pedoman dan pelaksanaan evaluasi kinerja pengelolaan SPAM secara periodik.
(DPUTRP dan PDAM)
Strategi 4
Mengembangkan kapasitas SDM dengan pola Center of Excellent, Strategi ini dilaksanakan
melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menyusun mekanisme yang efektif untuk mengembangkan kapasitas SDM dengan pola
Center of Excellent (CoE). (Pusat dan Setda)
Strategi 5
Mengembangkan manajemen asset SPAM dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pengelolaan, Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menyusun pedoman penerapan manajemen asset yang efisien. (Pusat, DPUTRP)
Kebijakan 4;
Penyelenggaraan dan penerapan NSPK di Pusat dan di daerah
Strategi 1
Melengkapi produk peraturan perundangan dalam penyelenggaraan Penyelenggaraan SPAM.
Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menyusun dan menetapkan NSPK yang terkait dengan penyelenggaraan Penyelenggaraan
SPAM ( amanat UU 23/2014 dan PP no 122 tahun 2015 )
Strategi 2
Menerapkan NSPK yang telah tersedia, Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai
berikut :
1. Melakukan pembinaan melalui sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan penerapan NSPK;
(Pusat, DPUTRP)
Strategi 3
Menyelenggarakan Penyelenggaraan SPAM sesuai dengan kaidah teknis, Strategi ini
dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Melaksanakan perencanaan SPAM baru sesuai dengan kaidah teknis yang benar dan
lengkap serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku. ( PDAM)
3. Melaksanakan kegiatan konstruksi sesuai dengan kaidah teknis. (PDAM & DPUTRP)
6. Melaksanakan optimalisasi dan rehabilitasi SPAM yang belum optimal. (PDAM &
DPUTRP)
7. Melakukan pengawasan kualitas air minum secara berkala sesuai ketentuan yang berlaku
(Permenkes). (Dinas Kesehatan & PDAM)
8. Memanfaatkan Rencana Induk Penyelenggaraan SPAM sebagai alat control untuk setiap
tahapan pembangunan. (Bappelitbangda, DPUTRP, PDAM)
Kebijakan 5 :
Peningkatan penyediaan air baku untuk air minum secara berkelanjutan.
Strategi 1
Meningkatkan konservasi wilayah sungai dan perlindungan sumber air baku.
Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menetapkan sumber air baku utama dalam Rencana Tata Ruang Provinsi dan Rencana Tata
Ruang Kota dalam rangka perlindungan dan pelestarian daerah tangkapan air oleh PDAM
dan BWS.
2. Meningkatkan upaya perlindungan dan pelestarian sumber air, antara lain dengan
perlindungan air baku berbasis kearifan lokal, melaksanakan rehabilitasi hutan dan DAS
kritis, perlindungan air baku dari pencemaran, pengendalian laju kegiatan tambang
inkonvensional, keterpaduan antara penyelenggaraan SPAM dengan sanitasi oleh instansi
terkait dan koordinator Bappelitbangda.
3. Meningkatkan tampungan air dan mengendalikan alih fungsi lahan sesuai Rencana Tata
Ruang Wilayah.
4. Meningkatkan upaya penghematan air serta pengendalian penggunaan air tanah. (ESDM)
Strategi 2
Meningkatkan upaya penyediaan air baku untuk air minum. Strategi ini dilaksanakan melalui
rencana tindak sebagai berikut :
1. Menetapkan rencana alokasi dan hak guna air bagi pengguna yang sudah ada dan yang baru
sesuai dengan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai.
(bersama Balai Wilayah Sungai/BWS)
2. Memastikan pengelolaan sumber air terpadu dalam rangka memenuhi kebutuhan air
minum.
6. Mengembangkan konsep pemanenan air terutama di kawasan permukiman skala besar dan
kawasan industri. (dimulai dengan pemerintahan)
Strategi 3
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya air melalui pendekatan berbasis
wilayah sungai. Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Menyediakan informasi neraca air (Water balance). (Bersama BWS terkait)
2. Menyediakan data kebutuhan air baku untuk air minum per Kota sampai 20 tahun
mendatang.
4. Menyelaraskan peraturan perizinan pemanfaatan air baku di daerah dengan peraturan yang
lebih tinggi.
Strategi 4
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air baku melalui sistem regional. Strategi ini
dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Melakukan pemetaan kebutuhan regionalisasi pemanfaatan air baku.
Strategi 1
Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan Penyelenggaraan SPAM, Strategi
ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Melakukan kampanye menuju perilaku hidup bersih dan sehat sebagai penciptaan
kebutuhan pelayanan air minum yang layak dan berkelanjutan. (oleh Dinas Kesehatan)
7. Mendorong pembentukan forum pelanggan air minum untuk setiap Penyelenggara SPAM
yang berdiri secara independen. (oleh PDAM)
10. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perlindungan daerah tangkapan air.
Kebijakan 7 :
Penyelenggaraan inovasi teknologi SPAM
Strategi 1
Mendorong penelitian untuk mengembangkan teknologi bidang air minum. Strategi ini
dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Melakukan kerjasama dengan lembaga penelitian/swasta/perguruan tinggi untuk
mengembangkan :
b) Inovasi teknologi pengelolaan air minum untuk mencapai efisiensi dan berwawasan
lingkungan khususnya dalam pemakaian energy dan penurunan kehilangan air fisik.
(membangun unit pengolahan lumpur) oleh PDAM pada awal tahun 2019;
Strategi 2
Memasarkan hasil inovasi teknologi, Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai
berikut :
1. Melakukan sosialisasi hasil inovasi teknologi.
4. Mengembangkan pasar yang dapat memanfaatkan inovasi teknologi antara lain melalui
Penyelenggaraan kebijakan pemanfaatan inovasi teknologi.
Strategi 3
Menerapkan teknologi tepat guna dalam Penyelenggaraan SPAM pada daerah dengan
keterbatasan kualitas air baku, Strategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Melakukan pembangunan SPAM baru yang menggunakan teknologi tepat guna,
khususnya pada daerah dengan keterbatasan air baku/belum terlayani PDAM terutama
untuk proyek-proyek DAK.
3. Melakukan pengelolaan SPAM yang efisien khususnya dalam pemakaian energy dan
penurunan kehilangan air fisik. Oleh PDAM
4. Mendorong pemanfaatan air hasil daur ulang dari IPAL untuk penggunaan nonkonsumsi.
Strategi 4
Menyusun rencana implementasi prinsip pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan SPAM,
Srategi ini dilaksanakan melalui rencana tindak sebagai berikut :
1. Memfasilitasi lembaga peneliti/swasta untuk melakukan mengembangkan life cycle
assessment dalam pengelolaan air minum mulai tahun 2016.
2. Memfasilitasi lembaga peneliti/swasta untuk mengembangkan design for sustainability
pada pengelolaan air minum pada tahun 2017.
Bab V
RENCANA AKSI PERCEPATAN INVESTASI
BIDANG AIR MINUM
5.1 Umum
Sesuai Business plan PDAM KABUPATEN BANGKA TENGAH untuk mencapai sasaran
tersebut diatas, Penyelenggaraan SPAM KABUPATEN BANGKA TENGAH ini
memerlukan dana Rp. 31.637.144.980,- (2020-2021) dengan rencana investasi (SKENARIO
PEMBIAYAAN) sebagai berikut (Rp)
Biaya untuk peningkatan BJP tidak terlindungi menjadi terlindungi dari dana APBD, APBN
dan P.S Masyarakat.
5.2 Alternatif Sumber Pendanaan
Selama ini pemerintah daerah dan PDAM mempunyai keterbatasan dalam mengakses sumber
pendanaan lain diluar dana pemerintah. Hal tersebut menjadi kendala dalam pencapaian target
cakupan pelayanan air minum. Di sisi lain, terdapat berbagai potensi sumber pendanaan yang
cukup besar untuk dimanfaatkan dalam Penyelenggaraan SPAM, diantaranya melalui pinjaman
perbankan bersubsidi untuk PDAM, pinjaman pemerintah daerah kepada pusat investasi
peemrintah (PIP), business to business (B to B), pemanfaatan dana corporate social responsibility
(CSR)/program kementerian dan bina lingkungan (PKBL) dan obligasi;
3. Melakukan fasilitasi kepada PDAM dalam mengakses pendanaan dari perbankan nasional,
investasi swasta, PKBL BUMN pedili, PIP dan sumber pembiayaan lainnya untuk
Penyelenggaraan SPAM;
4. Melakukan fasilitasi percepatan penyediaan air baku, peningkatan kualitas air baku dan
pembangunan infrastruktur penyediaan air baku untuk air minum;
5. Melakukan fasilitasi kepada pengelola SPAM dalam pemenuhan kebutuhan air minum,
diutamakan pelayanan SPAM bagi MBR, daerah-daerah terpencil dan daerah rawan air;
Bab VI
PENUTUP